- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#827
Part 29
Hari-hari ujian sudah aku lewati.
Dan tiba dimana hari terakhir ujian semester sebelum aku libur.
Ujian kali ini sulit.
Karena mata pelajaran yang diujikan bukan mata pelajaran kesukaanku.
Dari mata pelajaran IPA atau IPS, aku lebih memilih bahasa.
Aku sangat suka belajar bahasa manapun.
Waktu pulangpun tiba.
Tak lupa aku antar Vania terlebih dahulu untuk pulang.
Lalu aku pergi ke warnet dekat rumahku untuk bermain bersama Adrian dan Reza.
Rea : "Roy.. 10 jam.."
Roy : "Eh nyuk.. Belajar.. Main mulu.."
Rea : "Belajar ga bikin level gw naik, njir.."
Adrian : "Yuk login.. Bikin partyan.."
Reza : "Level berapa sekarang lo, Re ?"
Rea : "120."
Reza : "Cupu lo.."
Adrian : "Lo berapa emang ?"
Reza : "169.. 30% lagi 170.."
Adrian : "Gokil.. Skripsi lo mending bikin tentang RAN.."
Rea : "Dikemplang dosen yang ada.. Hahahahahahaha.."
2 jam aku bermain.
Kemudian, datanglah Velina.
Dengan mata sembab memerah seperti habis menangis.
Dia langsung menuju keruangan belakang dan membanting pintu.
Adrian : "Bujug buset !!"
Rea : "Kenapa tuh anak ?"
Reza : "Ngambek.. Samperin gih.."
Rea : "Lah kok gw.."
Adrian : "Cuma lo yang paling bisa ngademin hati perempuan.."
Rea : "Apaan.. Ga ah.. Yang ada gw digampar, njir.."
Lalu, Roy keluar dari kandangnya.
Roy : "Re, adek lu kenapa tuh ?"
Rea : "Ga tau gw juga.."
Roy : "Dateng-dateng main banting pintu aja.."
Adrian : "Samperin dulu, Re.."
Reza : "Lo hamilin kali, Re.."
Rea : "Sue, sembarangan lo kalo ngomong.."
Roy : "Samperin, Re.. Jangan sampe gantung diri tuh anak orang.."
Rea : "Serem amat.. Ya udah nih maenin char gw.."
Roy : "Ya udah gw maenin.. Buru samperin si Velina.."
Aku masuk keruangan belakang.
Aku menemukan Velina sedang menangis dipojokan sambil menutup mukanya.
Aku hampiri dia.
Rea : "Adek.."
Velina : "...."
Rea : "Kamu kenapa, dek ?"
Velina : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Velina : "Kakak..", dia tiba-tiba memelukku.
Aku balas pelukannya supaya dia tenang.
Velina : "Ada yang jahat sama aku.."
Rea : "Siapa ?"
Velina : "....", dia menggelengkan kepalanya kembali.
Rea : "Sshhh.. cup cup.. Udah jangan nangis lagi ya..", sambil mengusap kepalanya.
Velina : "Ini kak.. Liat HPku.."
Rea : "....", aku lihat isi SMS di HPnya.
Astaga.
Kurang ajar sekali kata-kata yang dikeluarkan oleh nomor yang tak dikenal ini.
Sebenarnya masih banyak nomor yang menghubungi Velina.
Bahkan sampai ada yang menelpon.
Rea : "Kurang ajar ini, dek !!"
Velina : "....", dia kembali menangis dalam pelukanku.
Rea : "Ayo kita cari tau siapa yang berbuat.."
Velina : "Gimana caranya ?"
Rea : "Di website ini, pasti Roy tau.. Dia kan serba tau.."
Velina : "Aku malu, kak.."
Rea : "Ga usah malu.. Ada aku.."
Velina : "...."
Rea : "Dek.."
Velina : "Apa, Kak ?"
Rea : "Aku mau tanya sama kamu.."
Velina : "Ya.."
Rea : "Kenapa kalau ada masalah seperti ini, kamu malah lari ke warnet ini ? Bukan lapor ke papa atau mama mu ?"
Velina : "Jujur, Kak.. Disini seperti rumah kedua buat aku.. Ada bang Roy yang lucu, ada Kak Reza yang baik, Ada Kak Adrian.."
Velina : "Dan satu lagi, ada kakakku yang paling baik disini.."
Rea : "Siapa ?"
Velina : "Kak Andrea.."
Rea : "Hahahahahaha.. Bisa aja kamu.."
Velina : "Tapi bener bisa ketemu pelakunya, Kak ?"
Rea : "Bisa.. Tapi kamu jangan nangis lagi.. Malu ah sama yang main didepan.."
Velina : "Iya kak aku ga nangis lagi.. Hehe.."
Rea : "Nah gitu dong senyum.. kan adikku cantik kalo senyum.. Hehehehehe.. Yuk masuk.."
Aku dan Velina kembali.
Aku langsung menanyakan Roy tentang masalah ini.
Rea : "Roy, lu tau web ini ?", sambil tunjukkan isi SMS di HP Velina.
Roy : "Buset.. Prostitusi Online.."
Adrian : "Mana mana.."
Roy : "Monyong ! Gitu-gituan aja cepet.."
Reza : "Kayak yang bisa tegang aja punya lo.."
Adrian : "Punya gw gede.. Emang lo kayak cuttenbud.."
Roy : "Anjir katenbat. Geli geli doang.. Hahahahahaha.."
Kami semua mencari tahu apa yang ada disitus tersebut.
Kami cari dengan kata kunci "Velina".
Ada satu kiriman yang ada kata "Velina" didalamnya.
Kami klik kiriman itu dan menemukan foto-foto Velina, nomor HPnya, dan kata-kata yang sangat menghina didalamnya.
Velina kembali menangis setelah melihat kiriman itu.
Rea : "Sshh.. Dek.. Udah ah nangis mulu..", sambil memeluk Velina dan mengusap kepalanya.
Velina : "Aku malu, Kak.."
Adrian : "Wah kacau nih.. Siapa yang posting nih.."
Reza : "Tenang aja Vel, kita percaya sama kamu.. Kamu ga kayak yang dibilang di web ini.."
Roy : "Ini ada yang posting.. Gw klik user accountnya nih.."
Adrian : "Coba cari emailnya, Roy.."
Roy : "Nih ada.."
Adrian : "Coba search di LC atau FS.."
Roy : "LC.. Ga nemu nih.."
Reza : "FS coba.."
Roy membuka situs FS, sebuah media sosial yang sedang tren saat itu.
Dia mencari nama pengguna dengan email tersebut.
Dan ditemukan.
Siapa pelakunya ?
Ya, kalian tahu sendiri.
Reza : "Widih.. Cantik bener ini cewek.."
Rea : "Ah !! Emang bajingan ini cewek !!", sambil memukul meja.
Roy : "Sabar sabar.. Dia siapa emang.."
Rea : "Mantan gw.. Stefania Azni.."
Reza : "Ajak kemari.. Kita pake asal-asalan dibelakang.. Ya ga Roy ?"
Roy : "Bener banget tuh.. Toss.."
Reza : "Pancing aja kemari.. Kita borgol tangannya.. Telanjangin.. Abisin udah.."
Adrian : "Bener tuh.. Bikin kapok sekalian.."
Rea : "Eh lo kampret pada.. Yang ada lo malah bikin masalah baru dihidup gw.."
Reza : "Iya juga sih.."
Aku ambil HPku dan langsung SMS Nia.
Rea : "Kurang ajar nih cewek !!"
Roy : "Kenapa ?"
Rea : "Lo liat nih isi SMSnya.."
Reza : "Waduh.. Kok gitu sih ?"
Adrian : "Ini cewek udah cinta mati sama Rea.."
Velina : "Sabar, Kak.. Aku ga akan mempan sama hasutannya sekarang.."
Rea : "Iya, dek.. Yang penting kamu udah tau siapa pelakunya.. Kamu ganti nomor aja ya.."
Velina : "Iya, Kak.. Terpaksa deh aku ganti nomorku.."
Roy : "Ya udah, Vel.. Main aja didalem.."
Rea : "Iya kamu main didalem aja.. Tenangin pikiranmu dulu.."
Velina : "Ya udah aku kedalem ya, Kak.."
Velina dan Roy masuk kembali ke ruangan dalam.
Aku, Reza, dan Adrian tetap main diluar.
Hari sudah malam, dan saatnya aku pulang.
Sesampainya dirumah, tak lupa aku untuk shalat isya dan mengabari Vania.
Aku taruh HPku diatas meja.
Lalu, aku rebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Semoga hari esok tak ada masalah apa-apa.
Aku jenuh dengan masalah yang tak kunjung selesai.
Dan tiba dimana hari terakhir ujian semester sebelum aku libur.
Ujian kali ini sulit.
Karena mata pelajaran yang diujikan bukan mata pelajaran kesukaanku.
Dari mata pelajaran IPA atau IPS, aku lebih memilih bahasa.
Aku sangat suka belajar bahasa manapun.
Waktu pulangpun tiba.
Tak lupa aku antar Vania terlebih dahulu untuk pulang.
Lalu aku pergi ke warnet dekat rumahku untuk bermain bersama Adrian dan Reza.
Rea : "Roy.. 10 jam.."
Roy : "Eh nyuk.. Belajar.. Main mulu.."
Rea : "Belajar ga bikin level gw naik, njir.."
Adrian : "Yuk login.. Bikin partyan.."
Reza : "Level berapa sekarang lo, Re ?"
Rea : "120."
Reza : "Cupu lo.."
Adrian : "Lo berapa emang ?"
Reza : "169.. 30% lagi 170.."
Adrian : "Gokil.. Skripsi lo mending bikin tentang RAN.."
Rea : "Dikemplang dosen yang ada.. Hahahahahahaha.."
2 jam aku bermain.
Kemudian, datanglah Velina.
Dengan mata sembab memerah seperti habis menangis.
Dia langsung menuju keruangan belakang dan membanting pintu.
Adrian : "Bujug buset !!"
Rea : "Kenapa tuh anak ?"
Reza : "Ngambek.. Samperin gih.."
Rea : "Lah kok gw.."
Adrian : "Cuma lo yang paling bisa ngademin hati perempuan.."
Rea : "Apaan.. Ga ah.. Yang ada gw digampar, njir.."
Lalu, Roy keluar dari kandangnya.
Roy : "Re, adek lu kenapa tuh ?"
Rea : "Ga tau gw juga.."
Roy : "Dateng-dateng main banting pintu aja.."
Adrian : "Samperin dulu, Re.."
Reza : "Lo hamilin kali, Re.."
Rea : "Sue, sembarangan lo kalo ngomong.."
Roy : "Samperin, Re.. Jangan sampe gantung diri tuh anak orang.."
Rea : "Serem amat.. Ya udah nih maenin char gw.."
Roy : "Ya udah gw maenin.. Buru samperin si Velina.."
Aku masuk keruangan belakang.
Aku menemukan Velina sedang menangis dipojokan sambil menutup mukanya.
Aku hampiri dia.
Rea : "Adek.."
Velina : "...."
Rea : "Kamu kenapa, dek ?"
Velina : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Velina : "Kakak..", dia tiba-tiba memelukku.
Aku balas pelukannya supaya dia tenang.
Velina : "Ada yang jahat sama aku.."
Rea : "Siapa ?"
Velina : "....", dia menggelengkan kepalanya kembali.
Rea : "Sshhh.. cup cup.. Udah jangan nangis lagi ya..", sambil mengusap kepalanya.
Velina : "Ini kak.. Liat HPku.."
Rea : "....", aku lihat isi SMS di HPnya.
Quote:
Astaga.
Kurang ajar sekali kata-kata yang dikeluarkan oleh nomor yang tak dikenal ini.
Sebenarnya masih banyak nomor yang menghubungi Velina.
Bahkan sampai ada yang menelpon.
Rea : "Kurang ajar ini, dek !!"
Velina : "....", dia kembali menangis dalam pelukanku.
Rea : "Ayo kita cari tau siapa yang berbuat.."
Velina : "Gimana caranya ?"
Rea : "Di website ini, pasti Roy tau.. Dia kan serba tau.."
Velina : "Aku malu, kak.."
Rea : "Ga usah malu.. Ada aku.."
Velina : "...."
Rea : "Dek.."
Velina : "Apa, Kak ?"
Rea : "Aku mau tanya sama kamu.."
Velina : "Ya.."
Rea : "Kenapa kalau ada masalah seperti ini, kamu malah lari ke warnet ini ? Bukan lapor ke papa atau mama mu ?"
Velina : "Jujur, Kak.. Disini seperti rumah kedua buat aku.. Ada bang Roy yang lucu, ada Kak Reza yang baik, Ada Kak Adrian.."
Velina : "Dan satu lagi, ada kakakku yang paling baik disini.."
Rea : "Siapa ?"
Velina : "Kak Andrea.."
Rea : "Hahahahahaha.. Bisa aja kamu.."
Velina : "Tapi bener bisa ketemu pelakunya, Kak ?"
Rea : "Bisa.. Tapi kamu jangan nangis lagi.. Malu ah sama yang main didepan.."
Velina : "Iya kak aku ga nangis lagi.. Hehe.."
Rea : "Nah gitu dong senyum.. kan adikku cantik kalo senyum.. Hehehehehe.. Yuk masuk.."
Aku dan Velina kembali.
Aku langsung menanyakan Roy tentang masalah ini.
Rea : "Roy, lu tau web ini ?", sambil tunjukkan isi SMS di HP Velina.
Roy : "Buset.. Prostitusi Online.."
Adrian : "Mana mana.."
Roy : "Monyong ! Gitu-gituan aja cepet.."
Reza : "Kayak yang bisa tegang aja punya lo.."
Adrian : "Punya gw gede.. Emang lo kayak cuttenbud.."
Roy : "Anjir katenbat. Geli geli doang.. Hahahahahaha.."
Kami semua mencari tahu apa yang ada disitus tersebut.
Kami cari dengan kata kunci "Velina".
Ada satu kiriman yang ada kata "Velina" didalamnya.
Kami klik kiriman itu dan menemukan foto-foto Velina, nomor HPnya, dan kata-kata yang sangat menghina didalamnya.
Velina kembali menangis setelah melihat kiriman itu.
Rea : "Sshh.. Dek.. Udah ah nangis mulu..", sambil memeluk Velina dan mengusap kepalanya.
Velina : "Aku malu, Kak.."
Adrian : "Wah kacau nih.. Siapa yang posting nih.."
Reza : "Tenang aja Vel, kita percaya sama kamu.. Kamu ga kayak yang dibilang di web ini.."
Roy : "Ini ada yang posting.. Gw klik user accountnya nih.."
Adrian : "Coba cari emailnya, Roy.."
Roy : "Nih ada.."
Adrian : "Coba search di LC atau FS.."
Roy : "LC.. Ga nemu nih.."
Reza : "FS coba.."
Roy membuka situs FS, sebuah media sosial yang sedang tren saat itu.
Dia mencari nama pengguna dengan email tersebut.
Dan ditemukan.
Siapa pelakunya ?
Ya, kalian tahu sendiri.
Reza : "Widih.. Cantik bener ini cewek.."
Rea : "Ah !! Emang bajingan ini cewek !!", sambil memukul meja.
Roy : "Sabar sabar.. Dia siapa emang.."
Rea : "Mantan gw.. Stefania Azni.."
Reza : "Ajak kemari.. Kita pake asal-asalan dibelakang.. Ya ga Roy ?"
Roy : "Bener banget tuh.. Toss.."
Reza : "Pancing aja kemari.. Kita borgol tangannya.. Telanjangin.. Abisin udah.."
Adrian : "Bener tuh.. Bikin kapok sekalian.."
Rea : "Eh lo kampret pada.. Yang ada lo malah bikin masalah baru dihidup gw.."
Reza : "Iya juga sih.."
Aku ambil HPku dan langsung SMS Nia.
Quote:
Rea : "Kurang ajar nih cewek !!"
Roy : "Kenapa ?"
Rea : "Lo liat nih isi SMSnya.."
Reza : "Waduh.. Kok gitu sih ?"
Adrian : "Ini cewek udah cinta mati sama Rea.."
Velina : "Sabar, Kak.. Aku ga akan mempan sama hasutannya sekarang.."
Rea : "Iya, dek.. Yang penting kamu udah tau siapa pelakunya.. Kamu ganti nomor aja ya.."
Velina : "Iya, Kak.. Terpaksa deh aku ganti nomorku.."
Roy : "Ya udah, Vel.. Main aja didalem.."
Rea : "Iya kamu main didalem aja.. Tenangin pikiranmu dulu.."
Velina : "Ya udah aku kedalem ya, Kak.."
Velina dan Roy masuk kembali ke ruangan dalam.
Aku, Reza, dan Adrian tetap main diluar.
Hari sudah malam, dan saatnya aku pulang.
Sesampainya dirumah, tak lupa aku untuk shalat isya dan mengabari Vania.
Quote:
Aku taruh HPku diatas meja.
Lalu, aku rebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Semoga hari esok tak ada masalah apa-apa.
Aku jenuh dengan masalah yang tak kunjung selesai.
JabLai cOY memberi reputasi
2
