- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#773
Part 28
Rea : "Maaf, Van.. Hehehehehe.."
Vania : "Iihh.. Kamu ini.."
Rea : "Aku tiduran sebentar ya.. Kepalaku sakit liat angka.."
Vania : "Ya udah.. Aku juga agak ngantuk.."
Suasana menjadi hening.
Bodohnya aku melakukan tindakan itu.
Niatnya ingin belajar, malah melakukan hal lain.
Aku pejamkan mataku sebentar.
Vania sudah tak bersuara.
Aku pikir dia marah padaku.
Ternyata dia tertidur diatas tempat tidurku.
Ya, memang suasana kamarku dingin karena pendingin udara.
Ditambah lagi wewangian yang aku pasang untuk pengharum kamarku.
Dia terlihat cantik natural pada saat tidur.
Aku sampai tidak berani membangunkannya.
Aku putuskan untuk keluar kamarku dan keteras depan rumahku.
Aku cek HPku, ternyata ada SMS masuk dari Velina.
Tiba-tiba saja Velina marah kepadaku.
Aku tidak tahu apa maksud dari perkataannya.
Atau jangan-jangan..
Aku segera menyalakan PC ku dikamar.
Lalu aku login akun media sosialku.
Aku menemukan banyak keanehan.
Disitu akunku terlihat berbalas pesan dengan Velina yang isinya sangat tidak pantas.
"Velina, jujur aku sayang kamu. Kamu mau ga kita jadian ? Kamu cantik, badanmu sexy. Aku jadi nafsu. Kapan-kapan mau ga kerumahku ? Aku mau ngerasain badanmu itu.."
Kira-kira begitulah isinya.
Lalu, biografiku berubah menjadi "Andrea love Velina".
Astaga !!
Ada seseorang yang masuk kedalam akunku.
Memang ini adalah kebodohanku.
Kata sandi akun media sosialku memakai tanggal, bulan, dan tahun lahirku.
Begitu juga dengan email yang aku pakai.
Hanya ada satu orang yang mengetahui email dan tanggal kelahiranku.
Stefania Azni.
Ya, hanya dia.
Vania hanya tahu tanggal lahirku, tetapi untuk alamat emailku, dia tak pernah tahu dan tak pernah mau tahu.
Hanya orang itu yang tahu.
"Sialan !!", gumamku dalah hati.
"Nia.. Pasti dia..", tambahku.
Aku melihat di firendlistku, ada akun milik Nia disana.
Padahal aku tidak pernah sekalipun menambahkan atau menerima dia sebagai temanku disana.
Berarti dia sengaja menambahkanku sebagai teman, lalu dia sendiri yang menerimanya.
Aku segera menghapusnya dari pertemanan.
Aku membuat emailku yang baru dengan kata sandi yang baru.
Lalu aku mengganti kata sandi dan emailku di akun media sosialku.
Tak lupa aku rapihkan kembali profilku yang diacak-acak oleh Nia.
Setelah itu, aku SMS Adrian untuk meminta bantuan.
Aku lihat lagi akun media sosialku.
Sepertinya sudah aman.
Aku juga membuka profil Velina dan melihat Nia ada di daftar pertemanan milik Velina.
Gawat, ini gawat.
Bisa-bisa dia membuat fitnah lagi.
Aku ambil HPku dan SMS Velina.
Baru saja masalahku dengan Vania selesai.
Sekarang, Nia berulah kembali.
Dia membuat masalah dengan Velina.
Seandainya membunuh itu diperbolehkan, aku akan bunuh Nia ini.
Vania : "Andrea..", memanggilku pelan.
Rea : "....", sambil pindahkan pandanganku kearah Vania.
Vania : "Pelangi..."
Rea : "...."
Vania : "Diatas laut itu... Indah.."
Sepertinya Vania lelah.
Sampai-sampai dia mengigau dalam tidurnya.
Aku cek kembali akun media sosialku.
Dan harusnya sudah aman sekarang.
Tak ada nama Stefania Azni didaftar pertemananku.
Adzan ashar berkumandang.
Aku segera mengambil wudhu dan shalat.
Vania masih terlelap diatas tempat tidurku.
Tak lama kemudian, dia bangun dari tidurnya.
Rea : "Udah bangun, Van ?"
Vania : "Aduh.. Aku ketiduran.."
Rea : "Kalo masih ngantuk, tidur lagi aja.."
Vania : "Ngga kok.. Aku udah enakan.."
Rea : "Mau pulang ?"
Vania : "Iya.. Anterin aku ya.."
Rea : "Oke cantik.."
Aku mengantar Vania pulang dengan motor papaku.
Setelah itu, aku bergegas menuju warnet dekat rumahku.
Disana ada Adrian, Velina, Reza, dan Roy.
Rea : "Kenapa pada ngumpul didepan semua ?"
Roy : "Nah ini anaknya.."
Reza : "Lo ngirim-ngirim pesen apaan di LC ?"
Rea : "Suee.. Mantan gw itu kerjaannya.."
Reza : "Hahahahaha.. Iya udah tau gw.."
Adrian : "Kebangetan tuh orang.. Sekarang gimana akun lo ?"
Rea : "Aman, Dri.."
Velina : "Aku udah kasih nomor HPku ke dia.. Gimana dong ?"
Adrian : "Ganti aja.. Yakin aku pasti dia macem-macem mengatasnamakan Rea.."
Velina : "Yah.. Sayang banget ini.. Nomor ini pemberian mama sama papa.."
Rea : "Nanti aja kalo udah kejadian yang aneh-aneh, baru ganti.."
Karena sudah sampai diwarnet, aku bermain bersama Adrian hingga malam.
Velina juga sudah agak tenang dan diantar pulang oleh Reza.
Setelah itu, aku pulang kerumah.
Tak lupa untuk mengabarkan Vania.
Hari ini, Nia mulai menunjukkan eksistensinya kembali.
Dia kembali membuat masalah dihidupku.
Aku semakin bingung dengan masalah ini.
Hanya satu yang aku sesali.
Aku menyesal telah mengenal sesosk Stefania Azni.
Vania : "Iihh.. Kamu ini.."
Rea : "Aku tiduran sebentar ya.. Kepalaku sakit liat angka.."
Vania : "Ya udah.. Aku juga agak ngantuk.."
Suasana menjadi hening.
Bodohnya aku melakukan tindakan itu.
Niatnya ingin belajar, malah melakukan hal lain.
Aku pejamkan mataku sebentar.
Vania sudah tak bersuara.
Aku pikir dia marah padaku.
Ternyata dia tertidur diatas tempat tidurku.
Ya, memang suasana kamarku dingin karena pendingin udara.
Ditambah lagi wewangian yang aku pasang untuk pengharum kamarku.
Dia terlihat cantik natural pada saat tidur.
Aku sampai tidak berani membangunkannya.
Aku putuskan untuk keluar kamarku dan keteras depan rumahku.
Aku cek HPku, ternyata ada SMS masuk dari Velina.
Quote:
Tiba-tiba saja Velina marah kepadaku.
Aku tidak tahu apa maksud dari perkataannya.
Atau jangan-jangan..
Aku segera menyalakan PC ku dikamar.
Lalu aku login akun media sosialku.
Aku menemukan banyak keanehan.
Disitu akunku terlihat berbalas pesan dengan Velina yang isinya sangat tidak pantas.
"Velina, jujur aku sayang kamu. Kamu mau ga kita jadian ? Kamu cantik, badanmu sexy. Aku jadi nafsu. Kapan-kapan mau ga kerumahku ? Aku mau ngerasain badanmu itu.."
Kira-kira begitulah isinya.
Lalu, biografiku berubah menjadi "Andrea love Velina".
Astaga !!
Ada seseorang yang masuk kedalam akunku.
Memang ini adalah kebodohanku.
Kata sandi akun media sosialku memakai tanggal, bulan, dan tahun lahirku.
Begitu juga dengan email yang aku pakai.
Hanya ada satu orang yang mengetahui email dan tanggal kelahiranku.
Stefania Azni.
Ya, hanya dia.
Vania hanya tahu tanggal lahirku, tetapi untuk alamat emailku, dia tak pernah tahu dan tak pernah mau tahu.
Hanya orang itu yang tahu.
"Sialan !!", gumamku dalah hati.
"Nia.. Pasti dia..", tambahku.
Aku melihat di firendlistku, ada akun milik Nia disana.
Padahal aku tidak pernah sekalipun menambahkan atau menerima dia sebagai temanku disana.
Berarti dia sengaja menambahkanku sebagai teman, lalu dia sendiri yang menerimanya.
Aku segera menghapusnya dari pertemanan.
Aku membuat emailku yang baru dengan kata sandi yang baru.
Lalu aku mengganti kata sandi dan emailku di akun media sosialku.
Tak lupa aku rapihkan kembali profilku yang diacak-acak oleh Nia.
Quote:
Setelah itu, aku SMS Adrian untuk meminta bantuan.
Quote:
Aku lihat lagi akun media sosialku.
Sepertinya sudah aman.
Aku juga membuka profil Velina dan melihat Nia ada di daftar pertemanan milik Velina.
Gawat, ini gawat.
Bisa-bisa dia membuat fitnah lagi.
Aku ambil HPku dan SMS Velina.
Quote:
Quote:
Baru saja masalahku dengan Vania selesai.
Sekarang, Nia berulah kembali.
Dia membuat masalah dengan Velina.
Seandainya membunuh itu diperbolehkan, aku akan bunuh Nia ini.
Vania : "Andrea..", memanggilku pelan.
Rea : "....", sambil pindahkan pandanganku kearah Vania.
Vania : "Pelangi..."
Rea : "...."
Vania : "Diatas laut itu... Indah.."
Sepertinya Vania lelah.
Sampai-sampai dia mengigau dalam tidurnya.
Aku cek kembali akun media sosialku.
Dan harusnya sudah aman sekarang.
Tak ada nama Stefania Azni didaftar pertemananku.
Adzan ashar berkumandang.
Aku segera mengambil wudhu dan shalat.
Vania masih terlelap diatas tempat tidurku.
Tak lama kemudian, dia bangun dari tidurnya.
Rea : "Udah bangun, Van ?"
Vania : "Aduh.. Aku ketiduran.."
Rea : "Kalo masih ngantuk, tidur lagi aja.."
Vania : "Ngga kok.. Aku udah enakan.."
Rea : "Mau pulang ?"
Vania : "Iya.. Anterin aku ya.."
Rea : "Oke cantik.."
Aku mengantar Vania pulang dengan motor papaku.
Setelah itu, aku bergegas menuju warnet dekat rumahku.
Disana ada Adrian, Velina, Reza, dan Roy.
Rea : "Kenapa pada ngumpul didepan semua ?"
Roy : "Nah ini anaknya.."
Reza : "Lo ngirim-ngirim pesen apaan di LC ?"
Rea : "Suee.. Mantan gw itu kerjaannya.."
Reza : "Hahahahaha.. Iya udah tau gw.."
Adrian : "Kebangetan tuh orang.. Sekarang gimana akun lo ?"
Rea : "Aman, Dri.."
Velina : "Aku udah kasih nomor HPku ke dia.. Gimana dong ?"
Adrian : "Ganti aja.. Yakin aku pasti dia macem-macem mengatasnamakan Rea.."
Velina : "Yah.. Sayang banget ini.. Nomor ini pemberian mama sama papa.."
Rea : "Nanti aja kalo udah kejadian yang aneh-aneh, baru ganti.."
Karena sudah sampai diwarnet, aku bermain bersama Adrian hingga malam.
Velina juga sudah agak tenang dan diantar pulang oleh Reza.
Setelah itu, aku pulang kerumah.
Tak lupa untuk mengabarkan Vania.
Quote:
Hari ini, Nia mulai menunjukkan eksistensinya kembali.
Dia kembali membuat masalah dihidupku.
Aku semakin bingung dengan masalah ini.
Hanya satu yang aku sesali.
Aku menyesal telah mengenal sesosk Stefania Azni.
Diubah oleh .raffertha 24-11-2016 19:31
JabLai cOY memberi reputasi
2
