- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#673
Part 26
Hari ini adalah hari ketiga dimana ujian semester berlangsung.
Seperti biasa, aku hanya mengerjakan soal, berkumpul dengan Zabir dan kawan-kawan, lalu masuk kembali.
Tidak ada yang spesial disini.
Hingga akhirnya waktu pulang tiba.
Aku bereskan barang-barangku lalu menuju kelasnya Vania.
Rea : "Jadi, Van ?"
Vania : "Disini aja ya.."
Rea : "Ya udah ga apa-apa.. Emang kamu mau ngomong apa ?"
Vania : "Kemarin, Velina PM aku di LC.."
Rea : "Dia bilang apa ?"
Vania : "Dia bilang, dia mau kita hubungan lagi kayak kemarin.. Dia juga bilang, kamu dan dia hanya sebatas temen di warnet aja.."
Rea : "Terus apa lagi ?"
Vania : "Aku bingung.."
Rea : "...."
Vania : "Aku bener-bener ga bisa hilangin kamu dari pikiranku, Re.."
Rea : "Aku juga.. Susah rasanya mau lupain kamu.."
Vania : "Kita.. Kaya biasa lagi ya.."
Rea : "...."
Vania : "Itu juga kalo kamu mau.."
Rea : "Kaya biasa gimana ?"
Vania : "Kita temenan lagi.."
Jujur, saat itu perasaanku dengan Vania masih sama.
Aku masih mencintainya.
Aku bingung ingin menjawab apa.
Rea : "Temenan ?"
Vania : "Iya.. Temenan.. Tapi.. Tetep mesra kaya biasa.. Hehehehehehe.."
Rea : "Kamu yakin ?"
Vania : "Ya kalo kamu mau.."
Rea : "Hehehehehe.. Ya aku mau lah.. Masa ga mau.. Tapi, jangan salah paham lagi ya.."
Vania : "Iya.. Sekarang aku udah ngerti kok.."
Rea : "Oke kalo gitu.. Sekarang aku bener-bener lega.."
Vania : "Lega ? Enak aja.. Udah berapa hari kamu ga ngabarin aku ?"
Rea : "Baru dua hari, Van.."
Vania : "Oke.. Dua es krim.."
Rea : "Ya ampun, Van.. Iya nanti aku beliin.."
Vania : "Enak aja.. SEKARANG !!"
Rea : "Iya iya sekarang.. Galak banget sih kamu.."
Aku dan Vania langsung pergi menuju tempat dimana dia ingin dibelikan es krim kesukaannya.
Sesampainya disana, kami memakan es krim berdua.
Vania : "Gimana ujiannya, Re ?"
Rea : "Bisa kok.."
Vania : "Bahasa Inggris nih besok.. Aku ga bisa.."
Rea : "Bisa pasti.."
Vania : "Mau ajarin aku ga ?"
Rea : "Ajarin apa ?"
Vania : "Bahasa inggris lah.. Masa bahasa arab.."
Rea : "Mau aja sih aku.. Tapi, hari ini aku udah janji sama Adrian.."
Vania : "Ah kamu mah main terus.. Lagi ujian juga.. Pokoknya ajarin aku.."
Rea : "Habis main ya aku ajarin kamu.."
Vania : "Ga mau.."
Rea : "Ya terus gimana dong.."
Vania : "Habis ini ajarinnya.."
Rea : "Adrian gimana ?"
Vania : "Bodo ah.. Kamu ngeselin..", dia memalingkan wajahnya.
Rea : "Tapi Van.."
Vania : "Jangan ngomong sama aku sebelum kamu mau ngajarin aku habis ini !!"
Rea : "...."
Vania : "Tuh kan kamu emang lebih mentingin game daripada aku !!"
Rea : "Bukan gitu.."
Vania : "Jangan ngomong sama aku !"
Rea : "Aku udah janji sama Adrian.."
Vania : "Bodo !!"
Disatu sisi aku ingin sekali mengajarkan bahasa inggris.
Tapi, aku tidak enak hati dengan Adrian karena aku sudah janji ingin main bersama minggu ini.
Vania : "Kelamaan mikir kamu.. Aku pulang aja..", dia berdiri ingin meninggalkanku.
Rea : "Eh iya iya aku ajarin..", sambil menahan tangannya.
Vania : "Hehehehehehe.. Gitu dong.. Jangan main terus.."
Rea : "Haduh.. Kamu ngambek terus, Van.."
Vania : "Ya udah, yuk berangkat.."
Aku dan Vania segera berangkat menuju rumahnya.
Sesampainya disana, kami langsung naik dan masuk kekamarnya.
Rea : "Yang mana yang kamu ga bisa, Van ?"
Vania : "Semuanya.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Aduh kamu ini bisanya apa coba.."
Vania : "Matematika aku bisa.."
Rea : "Oh iya.. Berarti besok gantian kamu yang ajarin aku.. Hahahahahahaha.."
Vania : "Gampang itu mah asal kamu ajarin aku sekarang.."
Rea : 'Ya udah nih aku ajarin.."
Aku ajarkan Vania.
Ternyata dia benar-benar tidak mengerti sama sekali.
Dari tenses, bentuk kata kerja, dan kata sifat.
Sudah satu jam aku ajarkan dia tetapi dia tetap tidak paham.
Dasar Vania..
Hahahahahahaha.
Rea : "Aduh.. Van.. Aku tiduran dulu deh.. Pegel..", sambil merebahkan badanku ditempat tidurnya.
Vania : "Hihihihihihi.. Kapok ya ngajarin aku.."
Rea : "Habis kamu kapan ngertinya coba.."
Vania : "....", dia ikut merebahkan badannya disampingku.
Vania : "Hihihihihihi.."
Rea : "Kenapa ketawa ?"
Vania : "Kamu lucu sih ngajarinnya.."
Rea : "Biasa aja tuh aku ngajarinnya.."
Vania : "Re.."
Rea : "...."
Wajah kami saling berhadapan.
Mata kami saling bertatapan.
Vania begitu cantik.
Aku belai rambutnya yang hitam dan lurus.
Halus sekali rambutnya.
Dia juga mengusap pipiku dengan tangannya.
Kedua mataku terpejam.
Bibirku dan bibirnya kini bertemu.
Ciuman ini tak dapat aku hindari.
Semakin lama semakin memanas.
Tanganku mulai meraba tubuhnya.
Satu persatu kancing seragamnya aku lepas.
Hingga akhirnya seragamnya terlepas dari tubuhnya yang indah ini.
Mukanya memerah.
Sepertinya dia sudah nafsu berat.
Dan permainan ini tak bisa aku hindari lagi hingga selesai.
Rea : "Masih mau belajar, Van ?"
Vania : "Udah mau sore.. Aku juga ga bisa paham ini bahasa inggris.."
Rea : "Ya udah ga apa-apa.. Seenggaknya aku udah ajarin kamu.."
Rea : "Van, aku ke warnet ya.."
Vania : "Mau ketemu Velina ?"
Rea : "Ngga.. Mau main sama Adrian.. Kalo Velina mah sama siapa aja deket dia.."
Vania : "Ya udah.. Jangan lupa kabarin aku ya.."
Rea : "Iya.. Aku pergi dulu ya, Van.."
Aku pergi dari rumah Vania menuju warnet dekat rumahku.
Sesampainya disana, aku langsung menempati PC sebelah Adrian.
Adrian : "Buset.. Darimana lu ?"
Rea : "Rumahnya Vania.."
Adrian : "Lah ? Udah baikan ?"
Rea : "Udah.."
Adrian : "Ya udah buru login.."
Rea : "Okeh.. Yuk hajar.."
Aku bermain bersama Adrian hingga malam hari.
Karena masih ada sisa jam yang kemarin, aku memutuskan untuk memakainya sebagian dan akan melanjutkan esok hari.
Sesampainya dirumah, tak lupa aku mengabarkan Vania.
Hari sudah semakin malam.
Aku duduk dijendelaku sambil menatap langit.
Bulan bersinar terang.
Bintang bertebaran dan berkedip memancarkan keindahannya.
Aku tidak menyangka akan kembali lagi dengan Vania.
Aku berharap, hubungan ini tidak berakhir selamanya.
Mataku mulai mengantuk.
Aku memutuskan untuk tidur.
Karena besok akan menjadi hari yang melelahkan, dimana Vania akan mengajarkanku Matematika.
Pasti dia galak pada saat mengajarkanku.
Hahahahaha.
Selamat malam, Vania.
Seperti biasa, aku hanya mengerjakan soal, berkumpul dengan Zabir dan kawan-kawan, lalu masuk kembali.
Tidak ada yang spesial disini.
Hingga akhirnya waktu pulang tiba.
Aku bereskan barang-barangku lalu menuju kelasnya Vania.
Rea : "Jadi, Van ?"
Vania : "Disini aja ya.."
Rea : "Ya udah ga apa-apa.. Emang kamu mau ngomong apa ?"
Vania : "Kemarin, Velina PM aku di LC.."
Rea : "Dia bilang apa ?"
Vania : "Dia bilang, dia mau kita hubungan lagi kayak kemarin.. Dia juga bilang, kamu dan dia hanya sebatas temen di warnet aja.."
Rea : "Terus apa lagi ?"
Vania : "Aku bingung.."
Rea : "...."
Vania : "Aku bener-bener ga bisa hilangin kamu dari pikiranku, Re.."
Rea : "Aku juga.. Susah rasanya mau lupain kamu.."
Vania : "Kita.. Kaya biasa lagi ya.."
Rea : "...."
Vania : "Itu juga kalo kamu mau.."
Rea : "Kaya biasa gimana ?"
Vania : "Kita temenan lagi.."
Jujur, saat itu perasaanku dengan Vania masih sama.
Aku masih mencintainya.
Aku bingung ingin menjawab apa.
Rea : "Temenan ?"
Vania : "Iya.. Temenan.. Tapi.. Tetep mesra kaya biasa.. Hehehehehehe.."
Rea : "Kamu yakin ?"
Vania : "Ya kalo kamu mau.."
Rea : "Hehehehehe.. Ya aku mau lah.. Masa ga mau.. Tapi, jangan salah paham lagi ya.."
Vania : "Iya.. Sekarang aku udah ngerti kok.."
Rea : "Oke kalo gitu.. Sekarang aku bener-bener lega.."
Vania : "Lega ? Enak aja.. Udah berapa hari kamu ga ngabarin aku ?"
Rea : "Baru dua hari, Van.."
Vania : "Oke.. Dua es krim.."
Rea : "Ya ampun, Van.. Iya nanti aku beliin.."
Vania : "Enak aja.. SEKARANG !!"
Rea : "Iya iya sekarang.. Galak banget sih kamu.."
Aku dan Vania langsung pergi menuju tempat dimana dia ingin dibelikan es krim kesukaannya.
Sesampainya disana, kami memakan es krim berdua.
Vania : "Gimana ujiannya, Re ?"
Rea : "Bisa kok.."
Vania : "Bahasa Inggris nih besok.. Aku ga bisa.."
Rea : "Bisa pasti.."
Vania : "Mau ajarin aku ga ?"
Rea : "Ajarin apa ?"
Vania : "Bahasa inggris lah.. Masa bahasa arab.."
Rea : "Mau aja sih aku.. Tapi, hari ini aku udah janji sama Adrian.."
Vania : "Ah kamu mah main terus.. Lagi ujian juga.. Pokoknya ajarin aku.."
Rea : "Habis main ya aku ajarin kamu.."
Vania : "Ga mau.."
Rea : "Ya terus gimana dong.."
Vania : "Habis ini ajarinnya.."
Rea : "Adrian gimana ?"
Vania : "Bodo ah.. Kamu ngeselin..", dia memalingkan wajahnya.
Rea : "Tapi Van.."
Vania : "Jangan ngomong sama aku sebelum kamu mau ngajarin aku habis ini !!"
Rea : "...."
Vania : "Tuh kan kamu emang lebih mentingin game daripada aku !!"
Rea : "Bukan gitu.."
Vania : "Jangan ngomong sama aku !"
Rea : "Aku udah janji sama Adrian.."
Vania : "Bodo !!"
Disatu sisi aku ingin sekali mengajarkan bahasa inggris.
Tapi, aku tidak enak hati dengan Adrian karena aku sudah janji ingin main bersama minggu ini.
Vania : "Kelamaan mikir kamu.. Aku pulang aja..", dia berdiri ingin meninggalkanku.
Rea : "Eh iya iya aku ajarin..", sambil menahan tangannya.
Vania : "Hehehehehehe.. Gitu dong.. Jangan main terus.."
Rea : "Haduh.. Kamu ngambek terus, Van.."
Vania : "Ya udah, yuk berangkat.."
Aku dan Vania segera berangkat menuju rumahnya.
Sesampainya disana, kami langsung naik dan masuk kekamarnya.
Rea : "Yang mana yang kamu ga bisa, Van ?"
Vania : "Semuanya.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Aduh kamu ini bisanya apa coba.."
Vania : "Matematika aku bisa.."
Rea : "Oh iya.. Berarti besok gantian kamu yang ajarin aku.. Hahahahahahaha.."
Vania : "Gampang itu mah asal kamu ajarin aku sekarang.."
Rea : 'Ya udah nih aku ajarin.."
Aku ajarkan Vania.
Ternyata dia benar-benar tidak mengerti sama sekali.
Dari tenses, bentuk kata kerja, dan kata sifat.
Sudah satu jam aku ajarkan dia tetapi dia tetap tidak paham.
Dasar Vania..
Hahahahahahaha.
Rea : "Aduh.. Van.. Aku tiduran dulu deh.. Pegel..", sambil merebahkan badanku ditempat tidurnya.
Vania : "Hihihihihihi.. Kapok ya ngajarin aku.."
Rea : "Habis kamu kapan ngertinya coba.."
Vania : "....", dia ikut merebahkan badannya disampingku.
Vania : "Hihihihihihi.."
Rea : "Kenapa ketawa ?"
Vania : "Kamu lucu sih ngajarinnya.."
Rea : "Biasa aja tuh aku ngajarinnya.."
Vania : "Re.."
Rea : "...."
Wajah kami saling berhadapan.
Mata kami saling bertatapan.
Vania begitu cantik.
Aku belai rambutnya yang hitam dan lurus.
Halus sekali rambutnya.
Dia juga mengusap pipiku dengan tangannya.
Kedua mataku terpejam.
Bibirku dan bibirnya kini bertemu.
Ciuman ini tak dapat aku hindari.
Semakin lama semakin memanas.
Tanganku mulai meraba tubuhnya.
Satu persatu kancing seragamnya aku lepas.
Hingga akhirnya seragamnya terlepas dari tubuhnya yang indah ini.
Mukanya memerah.
Sepertinya dia sudah nafsu berat.
Dan permainan ini tak bisa aku hindari lagi hingga selesai.
Rea : "Masih mau belajar, Van ?"
Vania : "Udah mau sore.. Aku juga ga bisa paham ini bahasa inggris.."
Rea : "Ya udah ga apa-apa.. Seenggaknya aku udah ajarin kamu.."
Rea : "Van, aku ke warnet ya.."
Vania : "Mau ketemu Velina ?"
Rea : "Ngga.. Mau main sama Adrian.. Kalo Velina mah sama siapa aja deket dia.."
Vania : "Ya udah.. Jangan lupa kabarin aku ya.."
Rea : "Iya.. Aku pergi dulu ya, Van.."
Aku pergi dari rumah Vania menuju warnet dekat rumahku.
Sesampainya disana, aku langsung menempati PC sebelah Adrian.
Adrian : "Buset.. Darimana lu ?"
Rea : "Rumahnya Vania.."
Adrian : "Lah ? Udah baikan ?"
Rea : "Udah.."
Adrian : "Ya udah buru login.."
Rea : "Okeh.. Yuk hajar.."
Aku bermain bersama Adrian hingga malam hari.
Karena masih ada sisa jam yang kemarin, aku memutuskan untuk memakainya sebagian dan akan melanjutkan esok hari.
Sesampainya dirumah, tak lupa aku mengabarkan Vania.
Quote:
Hari sudah semakin malam.
Aku duduk dijendelaku sambil menatap langit.
Bulan bersinar terang.
Bintang bertebaran dan berkedip memancarkan keindahannya.
Aku tidak menyangka akan kembali lagi dengan Vania.
Aku berharap, hubungan ini tidak berakhir selamanya.
Mataku mulai mengantuk.
Aku memutuskan untuk tidur.
Karena besok akan menjadi hari yang melelahkan, dimana Vania akan mengajarkanku Matematika.
Pasti dia galak pada saat mengajarkanku.
Hahahahaha.
Selamat malam, Vania.
JabLai cOY memberi reputasi
2
