Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#653
Part 25
Pagi hari aku terbangun.
Seperti biasa, adzan shubuh membangunkanku.
Aku ikuti kata-kata Zabir.
Jangan bangunkan Vania lagi.
Kita lihat biasa apa dia tanpa aku.

Aku dengan segera mengambil air wudhu lalu mengerjakan shalat shubuh.
Setelah itu aku bersiap menuju sekolahku.

Papa : "Gimana ujiannya ?"
Rea : "Lancar, Pa.."
Mama : "Kamu masih sama Vania, Re ?"
Rea : "Ngga.. Dia ga mau lanjutin hubungan.."
Mama : "Oh.. Ya udah.."
Papa : "Jangan nyerah ya.. Cari lagi.."
Mama : "Papa ini ngajarin ga bener.. Nanti dulu lah.. Nanti Vania kaget kalo tiba-tiba Rea dapet pasangan baru.."
Rea : "Aku ga mau mikirin itu.. Nanti pulang ujian, aku kewarnet lagi ya.."
Mama : "Iya.. Asal nilaimu bagus, ga apa-apa.."
Rea : "Tenang aja, Ma.. Aku jaga prestasiku juga disekolah.. Aku berangkat ya.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."

Aku berangkat menuju sekolahku.
Pagi ini cuaca mendung tetapi belum hujan.
Semoga hari ini tidak hujan karena aku ingin bermain dengan Adrian hingga malam nanti.
Setelah tiba disekolahku, aku langsung menuju kelas dan tidur-tiduran karena masih pagi dan sepi.
Tak lama kemudian, datang Adrian.

Adrian : "Pagi, Re.."
Rea : "Oi.. Pagi.."
Adrian : "Jadi kan ntar ?"
Rea : "Jadi.. Gw udah nyetok voucher.."
Adrian : "Sompret.. Lu mau balap level gw ?"
Rea : "Lo lama naiknya.. Hahahahahaha.."
Adrian : "Makin dewa aja dah itu karakter.."

Bel masuk berbunyi.
Aku dan teman-temanku disini mulai mengerjakan soal.
Hari ini aku merasa lebih baik dari kemarin.
Aku bisa fokus mengerjakan soal-soal ini.
Hingga waktu istirahatpun tiba.

Rea : "Dri, nongkrong yuk.."
Adrian : "Dimana ?"
Rea : "Dibawah.."
Adrian : "Yuk.."

Aku dan Adrian berjalan menuju markas besar gengku.
Disana sudah ada teman-temanku yang lain.
Ada Vian juga disana.

Zabir : "Nah ini dia baru diomongin udah dateng.."
Rea : "Lo ngomongin gw apaan ?"
Vian : "Lo bubaran sama Vania.. Hahahahahaha.."
Rea : "Yaelah masih aja.."
Farrel : "Lagi tren topik nih.."

Kami semua hanya mengobrol biasa disini.
Adrian juga mulai akrab dengan Zabir, Farrel, Kevin dan teman-temanku yang lain.
Bel masuk berbunyi dan kami semua masuk kekelas masing-masing.

Tak ada yang harus diceritakan ketika aku sedang mengerjakan soal ujian ini.
Hingga akhirnya waktu berakhir dan semua murid pulang.

Adrian : "Bareng ga, Re ?"
Rea : "Hhmm.. Gw ngangkot aja dah.."
Adrian : "Ya udah.. Gw duluan.. Jangan nangis sendirian disini lo.. Hahahahahaha.."
Rea : "Sue.. Sono minggat.. PC sebelah lo bookingin.."

Saat sedang membereskan barang-barangku.
Ada seseorang menghampiriku.

"Rea..", dia memanggilku.

Dia adalah sesosok perempuan.
Temanku yang duduk tepat dibelakangku jika dikelas pada saat jam pelajaran biasa.
Dia juga teman dari Vania.
Namanya Calista Candrarini.
Kebetulan dia satu kelas denganku pada saat ujian.

Rea : "Eh.. Lista.. Ada apa ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.

Lista : "Gw.. Duluan ya.."
Rea : "Oh.. Ya udah.."
Lista : "Bye, Re..", dia tersenyum dan melambaikan tangannya.
Rea : "Daahh..", aku balas lambaiannya.

Sedikit tentang dia.
Calista Candrarini.
Mempunyai tubuh yang lebih tinggi dari Vania, kulitnya putih bersih.
Rambutnya hitam dan lurus.
Tetapi, dia lebih suka rambutnya dikuncir dibandingkan dibiarkan lurus memanjang kebawah.
Tak sedikit juga dari kelas lain yang menyukainya.

Setelah selesai membereskan barang-barangku, aku segera menuju halte untuk menunggu angkutan umum yang akan mengantarku ke warnet dekat rumahku.
Aku melewati kelas dimana Vania mengerjakan soal ujiannya.
Ternyata dia sudah tidak ada.
Semua murid sudah pulang.
Sekolah mendadak sepi.
Hanya menunggu kelas lain masuk untuk ujian di jam berikutnya.

Pantas saja Vania tidak ada dikelasnya.
Dia sudah duduk menunggu dihalte dekat sekolah.
Sepertinya tempat itu menjadi tempat favoritnya.
Aku hampiri dia dan duduk disebelahnya karena angkutan umum belum datang.

Vania : "Kenapa ga bangunin aku ?"
Rea : "...."
Vania : "Udah ga mau ya ? Ya udah deh.."
Rea "Aku pikir kamu udah ga mau ngomong lagi sama aku.."
Vania : "...."

Vania : "Dia hubungin aku kemarin.."
Rea : "Siapa ? Nando ?"
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Aku pikir Nando.."
Vania : "Re.."
Rea : "Ya.."
Vania : "Hari ini mau kemana ?"
Rea : "Main diwarnet sampai malam.."
Vania : "Emang ga apa-apa ?"
Rea : "Ga apa-apa.. Hanya main game sama temen-temenku yang bisa lupain aku sejenak akan masalahku, Van.."
Vania : "Temen-temenmu atau Velina ?"
Rea : "Velina.. Dia teman mainku, teman mainnya Adrian, Roy, Reza, dan yang lain.. Bukan cuma aku.."
Vania : "...."

Vania : "Besok, ikut aku bisa ?"
Rea : "Kemana ?"
Vania : "Aku cuma mau ngomong sesuatu sama kamu.."
Rea : "Jangan minggu ini.. Aku mau fokus nge game.."
Vania : "Sebentar aja, Re.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah.. Janji ya sebentar.."
Vania : "Iya.."
Rea : "Itu udah dateng angkotnya.. Yuk.."

Aku dan Vania naik angkutan umum bersama.
Ada rasa senang ketika dia mengajakku bicara.
Dia turun dijalan dekat rumahnya dan aku lanjutkan perjalananku.
Sampai diwarnet, aku langsung duduk disebelah Adrian.

Adrian : "Lama lu.."
Rea : "Hehehehehehe.."
Adrian : "Buruan.. Keburu penuh nih partyan.."
Rea : "Iya iya.."

Aku bergegas untuk login kedalam game dan bermain bersama Adrian.
Tak lama kemudian, datang Velina.
Rumahnya Velina lumayan jauh dari sini, tetapi dia lebih nyaman bermain di warnet ini karena anak-anaknya asyik.
Apa lagi, dia senang digoda oleh Reza.
Hahahahahaha.
Velina duduk disampingku.

Rea : "Tumben dek main diluar.."
Velina : "Bosen didalem liatnya bang Roy mulu.."
Adrian : "Pikirin tuh UN.. Main mulu.."
Velina : "Kak Adrian bawel ih.. Biarin napa.. Lagian masih lama.."
Rea : "Kamu rencana mau masuk SMA mana ?"
Velina : "Di SMA nya kakak.."
Adrian : "Hah ? Ngapain ?"
Rea : "Kan yang lebih baik ada.."
Velina : "Kan biar deket sama Kak Adrian sama Kak Rea.. Enak ada kenalan senior.. Biar ga diapa-apain pas MOS.. Hahahahahahaha.."

Dan tiba-tiba internet terputus.
Para pengguna kecewa.

Adrian : "Anjrit DC.. Roy !!"
Rea : "Kampret.. Lagi seru.."

Tiba-tiba Roy keluar.

Roy : "Tenang saudara-saudara.."
Rea : "Saudara ? Lo aja sama Adrian.."
Adrian : "Males juga gw.."
Velina : "Bang Roy, ini gimana ? Aku masih sisa banyak.."
Rea : "Tau nih.."
Roy : "Gw aja ga tau kenapa tiba-tiba putus.. Gini aja dah.. Sisanya besok lagi maenin.."
Velina : "Gimana caranya ?"
Roy : "Gw loginin pake admin.."
Adrian : "Ya udahlah.. Yang penting duit gw ga kebuang sia-sia.."
Roy : "Udah sana lo balik.. Lo sih balik sekolah malah maen.. Sue.."
Adrian : "Hahahahahaha.. Ya udah gw lanjut dirumah.. Duluan gw, Re.."
Rea : "Okeh.. Besok lanjut lagi.."

Adrian sudah pulang kerumahnya.
Anak-anak yang lain juga.
Disini hanya ada aku, Velina, dan Roy tentunya.
Tak lama kemudian, Reza datang.

Reza : "Anjrit !! Sepi bener.."
Velina : "Disconnect Mas Reza.."
Reza : "Eh ada Velina.. Hai Manis.."
Velina : "Hehehehehe.. Hai Mas.."
Rea : "Najis banget lo berdua.."
Reza : "Mau banget dipanggil mas ? Mas Rea.. Hahahahahahahaha.."
Rea : "Geli gw kalo lo yang manggil, Za.."
Roy : "Balik sana lo.. Warnet disconnect.."
Reza : "Kenapa bisa putus sih ?"
Roy : "Gara-gara Andrea putus sama HTSan nya.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Apa hubungannya sama gw ? Sue lo.."
Reza : "Kita jalan aja yuk.."
Rea : "Kemana ?"
Reza : "Nongkrong aja di Tebet.."
Velina : "Ayo aja tapi anterin aku pulang dulu.. Mau ganti baju.. Ga enak masih pake seragam.."
Rea : "Sama.. Gw juga.."
Reza : "Ya udah buru.. Gw tunggu sini.."
Velina : "Mas Reza anterin aku pulang dulu ! Enak aja tunggu sini !"
Reza : "Sama Rea aja.."
Rea : "Gw ga ada motor, Pak.."
Reza : "Sompret.. Ya udah mas anter.."
Velina : "Hahahahahaha.. Gitu dong mas ojek.."

Aku segera pulang kerumah.
Berganti baju, lalu menyalakan motor papaku.
Setelah memanaskan motor, aku kembali ke warnet.

Roy : "Widih.. Bawa moge dia.."
Rea : "Punya bokap.."
Roy : "Gaul juga bokap lo.."
Rea : "Yang gaul mah nyokap gw.. mobil nya keren.."

Tak lama kemudian, Reza dan Velina datang.

Reza : "Lo yang bener aja.. Gw naek bebek, dia naek moge.."
Rea : "Punya bokap.. Nganggur.."
Reza : "Yuk jalan.. Roy.. Gw tinggal ya.."
Roy : "Sip.. Jangan balik lagi ya.."
Rea : "Sembarangan dia kalo ngomong.."

Kami bertiga langsung bergegas menuju kawasan Tebet.
Disana kami hanya mengobrol biasa hingga sore hari.
Setelah itu, kami pulang kerumah masing-masing.

Reza : "Re, anterin Velina ya.."
Rea : "Lah kok gw ?"
Reza : "Rumah gw ga jauh dari sini.. Lo kan searah tuh.."
Rea : "Ya udah deh.. Yuk, dek.."
Velina : "Mas aku duluan ya.."

Sore ini, Jakarta pasti macet karena jam orang pulang kerja.
Aku paling malas kalau terjebak macet.

Velina : "Kak, kita ke taman dulu yuk.."
Rea : "Ngapain ? Nanti kamu kemaleman pulangnya.."
Velina : "Ga apa-apa.. Aku udah izin kok.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah.."

Kami pergi ke taman di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Disana, kami mencari bangku yang kosong untuk duduk.

Rea : "Kesini mau ngapain, dek ?"
Velina : "Aku mau ngomong sesuatu, Kak.."
Rea : "Ngomong apa ?"
Velina : "Kemarin, aku udah hubungin Kak Vania ngomongin masalah Kakak sama dia.."
Rea : "...."
Velina : "Aku jelasin semua sama dia, Kak.. Biar ga salah paham.."
Rea : "Terus dia bilang apa ?"
Velina : "Dia marah sama aku, Kak.. Dia tetep ga mau rubah keputusannya.."
Rea : "Ya udah ga apa-apa.. Seenggaknya kamu udah mau bantu aku, Dek.."
Velina : "Iya, Kak.. Yang penting aku udah ngomong biar dia ga mikir yang macem-macem.."

Hari sudah menjelang malam.
Matahari sudah menghilang.
Saat nya aku mengantarkan Velina pulang kerumahnya.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.