Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#417
Part 18
Jam istirahat tiba, tetapi Vania belum kembali kekelas.
Sudah dua mata pelajaran dia absen.
Tetapi, Bu Kania baik hati sekali.
Bu Kania membantu masalahku dengan Vania.
Bu Kania juga meminta izin dengan guru lain untuk menenangkan Vania.

Adrian : "Kantin ga ?"
Rea : "Yuk.. Gw mau beli cokelat buat Vania.."
Adrian : "Yuk.."

Aku dan Adrian berjalan kekantin.
Aku membeli sebatang cokelat untuk Vania yang sedang menangis.
Setelah itu, aku pergi ke perpustakaan bersama Adrian.
Tetapi, ditengah perjalanan, ada Dina, Nia, dan Nando.
Nando ?
Sedang apa dia bersama mereka berdua ?

Dina : "Mau kemana lo, Re ?"
Rea : "Perpus.."
Dina : "Itu cokelat buat siapa ? Vania ?"
Rea : "Iya.."
Nando : "Gw udah bilang jangan deketin Vania !"
Rea : "Urusan lo apa ?!"
Dina : "Adrian.. Bukannya lo mau bantu gw buat jadiin Rea cowoknya Nia ?"
Adrian : "Tadinya iya.. Sekarang, gw ada diposisi Andrea.. Sori Din.."

Dengan cepat, Nando mengambil cokelat dari tanganku.
Dan beruntungnya, dibelakang mereka ada Zabir, Valen, dan Farrel.

Zabir : "Weitz..", Zabir menggenggam tangan Nando dan mengambil cokelatnya dan memberikannya kepadaku.
Farrel : "Mau nyari masalah lo, Nan ?"
Nando : "Ada juga ini anak nyari masalah.."
Zabir : "Lo nyolek dia sekali lagi, gw pindahin hidung lo kebelakang."
Valen : "Buruan samperin permaisuri lo di perpus.. Gw tadi abis dari sana.. Dia masih nangis.."
Rea : "Makasih ya.. Gw cabut dulu.."

Cokelat ini kembali ketanganku.
Aku segera berlari ke perpustakaan sekolah.
Masih ada Vania disana.

Rea : "Nih..", sambil memberikan cokelat ini.
Vania : "....", dia mengambil cokelat dariku.
Rea : "Enak ga ?"
Vania : "....", dia hanya mengangguk pelan.
Rea : "Maafin gw, Van.."
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Lo ga mau maafin gw ?"
Vania : "Bukan gitu.."
Rea : "Terus ?"
Vania : "Bu Kania tadi kesini.."
Rea : "...."
Vania : "Aku ditanya, aku milih jauhin kamu atau deket sama kamu.. Aku jawab.."
Rea : "Jawab apa ?"
Vania : "Aku ga mau jauh sama kamu.."
Rea : "Bu Kania baik ya.."
Vania : "Iya.. Bu Kania bilang, jangan mau dibuat jauh sama orang lain.. Kita harus pertahankan yang udah ada.. Kalau Nia macam-macam, Bu Kania menyuruh untuk lapor langsung ke Bu Kania.."
Rea : "Jadi, apa keputusanmu ?"
Vania : "Aku mau tetep sama kamu, Re.."
Rea : "Ya udah kalo gitu.. Sekarang hapus air matamu.."
Vania : "....", dia menghapus airmatanya.
Rea : "Sekarang senyum dong.."

Vania tersenyum kepadaku.
Sungguh manisnya perempuan ini ketika sedang tersenyum.

Rea : "Nah.. Kalo gitu kan cantik.."
Vania : "Hehehehe.. Apa sih kamu ini.."
Rea : "Beneran, Van.. Kamu kalo senyum tuh cantik tau.."
Vania : "Udah ah.. Kamu emang paling bisa ya bikin aku ketawa-ketawa ga jelas.. Eh tadi ada temen kamu kesini.. Valen ya kalo ga salah namanya.."
Rea : "Dia nyamperin kamu ?"
Vania : "Ngga.. cuma papasan aja.."
Rea : "Oh.. ya udah.. Eh keluar yuk.. Nanti dimarahin makan disini.."
Vania : "Oh iya.. Yuk.."

Aku dan Vania keluar dari perpustakaan.
Syukurlah dia sudah tenang.
Kami berjalan menuju kelas.
Sesampainya disana, kami duduk dimeja kami.

Vania : "Kamu mau ga ?"
Rea : "Mau dong.."
Vania : "Nih aku suapin..", sambil memainkan tangannya.
Rea : "Aduh !!", sambil memegang mataku.
Vania : "Hahahahahahaha.. Salah.."
Rea : "Gimana sih kamu.. Masa mataku yang di suapin.."
Vania : "Biar ga gatel mata kamu liat cewek lain.."
Rea : "Ya ampun.."

Vania menyuapiku cokelat.
Kami makan berdua cokelat itu hingga habis.
Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.
Adrian menghampiri kami sebelum dia kembali ke tempat duduknya.

Adrian : "Van, udah mendingan ?"
Vania : "Udah.."
Adrian : "Pokoknya lo berdua kalo ada apa-apa, kabarin gw.. Nia ngancem lo berdua soalnya.. Sama Nando juga.."
Rea : "Nando ? Ada urusan apa sih dia ?"
Adrian : "Lo tau ngga kenapa Nando nembak Vania kemarin ? Itu yang nyuruh Nia dan Dina supaya Vania jadian sama Nando dan Lo sama Nia.."
Rea : "Oh, gitu toh.."
Vania : "Untung gw tolak kemarin.."
Adrian : "Ya bagusnya lo tolak, Van.. Nando juga udah cinta mati sama lo kayaknya.. Makanya, gw takut Rea diapa-apain.."
Rea : "Makasih, Dri.. Lo emang the best lah.. Eh ada guru.. Nanti sambung lagi ya.."
Adrian : "Oke.."

Pelajaran dimulai.
Kali ini, aku dan Vania bisa berkonsenterasi dengan pelajaran.
Hingga akhirnya bel istirahat siang berbunyi.

Rea : "Mau sholat dulu, atau makan dulu ?"
Vania : "Sholat dulu, yuk.."
Rea : "Yuk.."

Aku dan Vania pergi menuju masjid belakang sekolah untuk shalat dzuhur.
Setelah itu, kami kekantin untuk makan siang.
Kami memesan makanan yang sama saat itu.
Lalu, duduk ditempat yang kosong.

Rea : "Laper banget ya ?"
Vania : "Iya.. Capek nangis terus.."
Rea : "Hahahahahahaha.. Pelan-pelan makannya.."

Vania makan dengan cepat saat itu.
Sepertinya memang dia menghabiskan banyak tenaga dan pikiran.
Lalu, datanglah Adrian.

Adrian : "Gw gabung ya.. Penuh pada.."
Rea : "Ye.. Santai aja.."
Vania : "Dri.. Mana kenalan lo ?"
Adrian : "Lo tau dari mana ?"
Vania : "Andrea.."
Adrian : "Sial gw.. Pulsa gw abis.. Gw mau SMS dia tadi pagi.."
Vania : "Cantik ga ?"
Adrian : "Jelas dong.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Ketemuan lah.."
Adrian : "Niatnya pas balik nanti.. Mau gw ajak ke net.."
Rea : "Gokil lo.. Pulsa lo udah ada kan ?"
Adrian : "Ada lah.. Gw bela-belain beli tadi.."
Vania : "Lo kenal dimana ?"
Adrian : "Dari game.. Ya ga, Re ?"
Rea : "Iya.."
Adrian : "Oi, ada Nia and the genk tuh.."

Adrian melihat Nia dan kawan-kawannya masuk ke area kantin.
Vania terlihat mulai tak nyaman dengan kehadiran mereka.
Seperti melihat putri raja, semua mata dikantin ini tertuju pada Nia.
Tetapi, pandanganku tak lepas dari Vania.

Rea : "Mau pergi dari sini, Van ?"
Vania : "Nanti aja.."
Adrian : "Zabir tuh.."

Aku melambaikan tanganku kearah Zabir dan kawan-kawanku.
Dan mereka berjalan kearahku.

Zabir : "Kenapa lo ? Mau neraktir ?"
Rea : "Yee, sue lo.. Sini aja.. Ada Nia dan kawan-kawan.. Males gw."
Farrel : "Sok cantik banget sih itu mereka.."
Valen : "Iya.. Enek gw.."
Adrian : "Bang, gw denger Rea mau diapa-apain sama Nando.."
Zabir : "Tenang aja.. Lo tau ga Rea kalo ribut kayak gimana ?"
Farrel : "Zabir aja kalah.."
Zabir : "Sembarangnan kalo ngomong.."
Adrian : "Serius bang ?"
Zabir : "Ngga.. Dulu gw ribut sama dia tuh seri.. Ga ada menang ama kalah.."
Vania : "Tapi, aku ga mau Rea berantem.."
Farrel : "Yang berantem kita-kita kok.. Rea mah kalem aja.."
Vania : "Kenapa masalah ini jadi panjang ?"
Zabir : "Yang bikin masalah kan si Nia sama Nando.. Lo tenang aja.."
Rea : "Kayaknya gw sama Vania mesti cabut ke kelas dah.. Mereka liatin kita.."
Valen : "Ya udah cabut sana.."
Zabir : "Inget.. Hubungin gw kalo lo diapa-apain.."
Rea : "Oke.. Gw duluan.."

Aku dan Vania berjalan bersama menuju kelas.
Vania terlihat mulai gelisah.

Rea : "Kamu kenapa ?"
Vania : "Aku takut.."
Rea : "Takut apa ?"
Vania : "Takut kenapa-napa.. Re, aku boleh ga ikut kamu nanti ?"
Rea : "Boleh aja.."
Vania : "Seenggaknya kalau ada aku, aku bisa tau keadaanmu gimana.."
Rea : "Iya, Van.. Tapi kamu ga usah khawatir.. Aku bisa jaga diri.."

Sesampainya dikelas, aku dan Vania hanya duduk.
Hingga akhirnya bel istirahat selesai.
Pelajaran kali ini aku lewati seperti biasa.
Dan bel pulang berbunyi.

Adrian : "Re.. Gw duluan.. Mau jemput si Velina.."
Rea : "Ya udah hati-hati lo.."
Adrian : "Lo duluan aja ke net.."
Vania : "Gw boleh ikutan ga, Dri ?"
Adrian : "Boleh banget.. Lo ikut aja sama Rea.."
Rea : "Ya udah yuk.."

Aku dan Vania bergegas menuju halte dimana aku dan Vania biasa naik angkutan umum dari sana.
Dengan tergesa-gesa kami naik.
Karena aku dan Vania tidak tenang jika masih berada dilingkungan sekolah.
Sampailah kami diwarnet dekat rumahku ini.

Aku login di salah satu PC disana.
Vania hanya melihatku bermain.
Dia hanya ingin memastikan keadaanku baik-baik saja.

Reza : "Wih, Re.. Bawa siapa lagi lo ?"
Rea : "Ini Vania.."
Reza : "Hai, Van.. Gw Reza..", sambil mengulurkan tangannya.
Vania : "Vania..", sambil bersalaman dengan Reza.
Reza : "Mana sohib lo ?"
Rea : "Lagi jemput cewek.."

Tak lama kemudian, Adrian datang membawa Velina.
Aku, Vania, dan Reza langsung menyambutnya.
Karena ramai, Roy sampai keluar dari kandangnya.

Roy : "Lo bawa anak siapa ini, Dri ?"
Adrian : "Kenalin dulu lah.."
Velina : "Velina.."
Roy : "Roy.."

Sama dengan difoto.
Velina memang cantik.

Velina : "Kak Rea yang mana ?"
Rea : "Aku, Andrea.."
Velina : "Oh ini.. Hahahahahaha.."
Rea : "Kenalin ini Vania.."
Vania : "Vania.."
Velina : "Hai, Kak.."

Dia masih menggunakan seragam SMPnya.
Jika dilihat, seragam itu dari SMP yang tak begitu jauh dari sini.
Sungguh beruntuk Adrian.
Kami bermain hingga malam.
Velina dan Vania terlihat sudah akrab, bahkan Vania diajarinya bermain walaupun tidak pernah bisa.
Saatnya Adrian mengantar pulang Velina dan aku antar Vania pulang.

Rea : "Aku antar ya.."
Vania : "Ga usah, Re.."
Rea : "Bener nih ?"
Vania : "Iya.. Aku pulang sendiri aja.. Lagian ga jauh.."
Rea : "Ya udah.. Kamu hati-hati ya.."
Vania : "Ya.. Sampe ketemu besok.."

Sebenarnya, aku tidak keberatan untuk mengantarnya pulang.
Tetapi, dia ingin aku langsung pulang saja kerumah.
Kadang, Vania ini ingin dimanja dan kadang juga dia mengerti situasi dan kondisiku.
Vania...
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.