- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror) Diary [TAMAT]
...
TS
ayanokouji
(Horror) Diary [TAMAT]
![(Horror) Diary [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/12/8901141_20160812100754.jpg)
Illustration courtesy of Awayaye
Halo, dan salam kenal buat agan-agan semua.
Perkenalkan saya anggota lama kaskus tapi newbie di forum SFTH.
Nah, berhubung saya lihat banyak yang menceritakan pengalamannya terutama untuk yang berbau-bau mistis. kebetulan saya dekat dengan seseorang yang memang punya kemampuan lebih untuk melihat yang semacam itu.
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata, yang memang diambil langsung dari Diary dia
Langsung saja dimulai lah ya
Untuk Postingan pertama saya langsung Posting 2 part deh, karena prologue blum masuk ke cerita
Spoiler for Rules:
Atas permintaan yang punya Diary, mohon dibaca RULESnya sebelum membaca Diary ini ya :
1. Diary ini adalah hasil convert dari catatan di kertas menjadi bentuk elektronik. Jadi ini adalah benar-benar berasal dari Diary asli, kalau sampai ada yang baca dan tidak percaya, it's OK, tidak masalah tapi mohon jangan coba2 menantang apapun 'mahluk' yang disebutkan di Diary ini. Apabila terjadi sesuatu kami tidak bisa menolong.
2. Ini memang bukan urusan TS, tapi usahakan kalau sampai merasakan sesuatu yang tidak beres setelah baca isi Diary teman saya, harap dekatkan diri ke Tuhan segera. Karena seberapa besar Tuhan menolong itu tergantung dari iman kita ketika meminta. Dan percayalah, meminta saat belum melihat apapun dan ketika 'mereka' ada di depanmu itu akan menyebabkan bedanya besar Iman bagi yang tidak terbiasa.
Terimakasih sebelumnya, dan ingat baik2, jangan bermain-main dengan sesuatu dari dunia lain
Part I - Prologue (tanggal Diary - 3 September 2010)
Spoiler for Part I:
3 September 2010
Hallo Diary..
Mulai hari ini aku akan sedikit merubah apa yang aku tulis di dalam lembarmu yach..
Sebenarnya aku sih berniat tidak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan rahasia ini, karena aku pasti akan dicap sebagai orang aneh..
Hanya kamu yang mau mendengarkan semua cerita aku tanpa mengeluh, mulai dari aku menyukai siapapun sampai sendirian seperti sekarang (hiks..hiks.. yahh aku tau, trims anyway)
Okay, jadi aku akan menceritakan pengalaman hari ini.. yaah ini kesekian kalinya sudah terjadi padaku, dan untuk teman sejatiku yaitu kamu my Diary, aku akan menuliskan ini, rahasiakan ini yaah..
Ceritanya aku akan mulai dari pengalaman tadi pagi..
Oh ya, sebelumnya aku akan kasihtau sedikit rahasia kepada kamu..
Kamu tau.. ehm.. aku ini bisa melihat hantu atau semacamnya.. guru Agamaku berkata ini adalah anugrah, menurutku lebih seperti kutukan.
Kamu tau, Diary? Mungkin tidak banyak orang yang tau, tapi hantu itu berbeda dengan setan atau semacamnya. Kalau misalkan diumpamakan, hantu itu lebih ke arwah orang-orang yang meninggal atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ghost. Sedangkan setan bukan arwah, atau mungkin saja tadinya mereka arwah, yang pasti setan itu sudah lebih melewati tingkat keseraman dari Hantu. Dan diatas itu, masih ada lagi yang aku namakan jejadian. Nah, apabila setan itu bentuknya tidak dapat dikatakan bentuk apakah itu, kalau jejadian ini setidaknya sebagian besar dari bentuknya adalah bagian dari hewan-hewan.
Dan diary, dari kesialanku mendapatkan kutukan kemampuan ini, syukurlah aku hanya bisa melihat hantu saja. Yaah, kadang memang ada sedikit pengecualian, yang membuatku enggak tau kenapa bisa melihat yang lebih aneh daripada hantu.
But I tell you my Diary, melihat hantu saja sudah cukup menakutkan lho. Jangan dikira penampilan mereka itu normal-normal saja.. yahh, memang ada yang normal dan tersamar tapi hampir disetiap kejadian mereka akan menunjukkan wujud asli mereka kalau mereka tau kita bisa melihat mereka, dan mereka selalu tau kalau aku bisa melihat mereka.
Upps… sudah jam 11 ternyata, tadinya aku mau menceritakan kejadian penglihatan yang kulihat hari ini, tapi sudah terlalu malam nih, besok aku janji pasti akan cerita padamu dehhh, jangan ngambek yahh
See you tomorrow my Diary, Mulai hari ini aku akan melaporkannya padamu kalau aku melihat sesuatu yang aneh itu, hehe.. Nite
Part II - Misteri Toilet Wanita di lantai 7 - catatan tanggal 4 September 2010
Spoiler for Part II:
4 September 2010
Hallo friend,
As my promise stated, aku bakal ceritain hal yang kemarin terjadi sama aku. Jangan takut yaah, karena aku sudah cukup takut untuk mengingat-ingat ini, jadi tolong semangati aku (he..he..)
Oookay, cerita ini bermulai waktu aku bersama cindy sedang ada ditoilet di lantai 7 kampus kemarin siang setelah kuliah pak Zainul.
Ingatkan aku untuk memarahi Cindy nanti karena dia meninggalkan aku sendirian di toilet itu..
Kau dengar? Meninggalkan aku!
Berkat dia aku jadi melihat.. yahh, sesuatu yang jauh dari menyenangkan..
Sewaktu aku keluar dari bilik toilet dan mencari-cari Cindy, aku tidak menemukannya dimana-mana, aku rasa sih dia pergi buru-buru menemui pacarnya.. ya Tuhan, persahabatan kita hanya sebatas selama pacar tidak mengganggu.
Lalu aku berpikir, ya sudahlah, aku akan membetulkan make-up sebentar dan akan pergi ke food court, sepertinya #### belum datang menjemputku deh, setidaknya aku harus terlihat cantik kaan (he-he-he)
Tiba-tiba aku merasakan udara menjadi dingin, cukup untuk membuat bibirmu bergetar secara reflek.
Dan itu jelas-jelas tidak benar, toilet ini kan jelas-jelas pengap dan tanpa AC dimanapun. Dan otakku baru saja berpikir kalau ada yang tidak beres nih..
Tiba-tiba sudah berdiri seorang wanita dibelakangku, rambutnya panjang dan menutupi separuh mukanya, dia memakai baju kaus berwarna merah menyala dan celana jeans.
Aku langsung berbalik dan reflek berkata kalau dia membuatku kaget. Dan hal berikutnya yang terjadi membuatku hampir saja mengompol
Dia menempelkan mukanya tepat didepan mukaku, kulitnya benar-benar mengerikan, kau tau karpet yang ada tonjolan-tonjolannya begitu? Mukanya dan seluruh kulitnya penuh dengan seperti itu. Dan warna kulitnya sangat pucat, seperti warna krem kekuningan. Dan yang paling mengerikan dari semuanya adalah bola matanya, warna urat darah dibola matanya berwarna coklat kekuningan dan pupil matanya hitam dan bebercak merah.
Dari situ aku langsung tau kalau aku sedang bertemu dengan hantu, dan kali ini bukan hantu yang baik.
Perlahan-lahan dia mendekati aku, tapi tidak pernah menempel pada badanku, mukanya sangat dekat pada mukaku, dan tangannya yang dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan itu juga menggapai tubuhku seakan ingin menyentuhku, tapi sentuhan itu tidak pernah terjadi.
Aku merasakan bahwa sekitar 1 jam dia hanya memandangiku saja, berkali-kali berusaha menempelkan dirinya pada badanku, tapi tidak pernah berhasil. Jujur Diary, aku tidak tau kenapa dia tidak bisa menyentuhku, tapi syukurlah karena disaat itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak.
Setelah sekitar 1 jam itu, dia akhirnya mundur, kemudian matanya membelalak. Lebih besar dari lebar mata yang bisa dibuka oleh manusia normal, sepertinya seakan-akan semua kelopak matanya tertelan ke dalam rongga matanya. Kemudian warnanya bola matanya perlahan-lahan menjadi merah tua dan kemudian akhirnya menjadi hitam.
Kemudian dia berteriak sambil melompat kehadapanku, dan menghilang tepat didepan mukaku. Aku yakin aku mengompol sedikit kemarin.
Setelah itu suhu di toilet itu kembali pengap. Kakiku terasa kehilangan tulangnya dan aku terduduk di lantai toilet tanpa tenaga.
Kemudian suara handphoneku berbunyi mengagetkan aku, aku mengangkatnya dan #### ternyata menelponku. Dia mengatakan bahwa sudah 5 menit dia mencoba menelponku dan tidak diangkat-angkat. Aku meminta maaf dan berkata mungkin aku tidak mendengarnya tadi.
Ngomong-ngomong… waktu yang berlalu hanya 15 menit, tapi terasa seperti satu jam saat kejadian tadi..
Lain kali ingatkan aku jangan pernah lagi masuk di toilet lantai 7 sendirian ya.
UPDATED!!! PART XLV - "Serangan yang disengaja - II"
Spoiler for INDEX:
part III- Melayat
Part IV - Siapa yang mengikuti aku?
Part V - Bagaimana kutukan ini dimulai
Part VI - Perkemahan SMP
Part VII - Jurit Malam 1
Part VIII - Jurit Malam 2
Part IX - Penghuni Kampusku
Part X - Wanita dress putih
Part X (Final) - Wanita dress putih (lanjutan)
Part XI - Mereka ada di sekeliling kita
Part XII - Kalau kau jahat
Part XIII - Lauren dan ketiga anaknya
Part XIV- WARNING!! Baca catatan saya sebelum lanjut baca - Si Nenek dan Cucunya 1
Part XV - Si Nenek dan Cucunya 2
Part XVI - Wanita Dress Putih is back
Part XVII - Lift kampusku
Part XVIII - Tiga anak lauren kembali
Part XIX - Mahluk aneh
Part XX - Kampus sarang Kunti
Part XXI - Sang "dewa" jahat
Part XXII - Curiousity Kills the Cat
Part XXII - Bagian 2 - Robert and the Devil 1
Part XXII - Bagian 3 - Robert and the Devil 2
Part XXIII - Kembalinya si mahluk aneh
Part XXIV - Part I - si "dewa" jahat kembali 1
Part XXIV - Part II - si "dewa" jahat kembali 2
Part XXV - Robert
Part XXVI - aku dan kegelapan
part XXVII - Wewe Hitam
Part XXVIII - Wewe Hitam dan Wewe Putih
Part XXIX (bagian pertama) - He and Me (bag 1)
Part XXX (Bagian kedua) - He and Me (bag 2)
Part XXXI - sang pelindung
Part XXXII - Villa di gunung 1
Part XXXIII - Villa di gunung 2
Part XXXIV - Villa di gunung 3
Part XXXV - Villa di gunung (tamat) bag awal
Part XXXV - bagian akhir - Villa di gunung (tamat) bag akhir
Part XXXVI - Kutukan baru
Part XXXVI - Tambahan - Kutukan baru (tambahan)
Part XXXVII - Bagian Pertama - Iblis bag 1 -(Ketika dia terluka)
Part XXXVIII - bagian kedua - Iblis bag 2 - (si pemilik mata)
Part XXXIX - Cermin
Part XL - Ketika Ayano sakit
Part XLI - Goodbye
PART XLII - Mahluk di Jendela
PART XLIII - Akhir si "dewa" jahat
PART XLIII (lanjutan) - Akhir si "dewa" jahat (bag Akhir)
Part XLIV - Serangan yang disengaja - I
PART XLV - Serangan yang disengaja - 2 UPDATE
Bonus Story : Pengalaman TS dan yang punya Diary
Pengalaman bersama dia yang menulis Diary I
Bonus Story II Ketika yang tidak biasa melihat diperlihatkan
BONUS STORY III - Pengalaman Horror ketika main game
BONUS STORY IV : Kejadian di Malam Jumat Kliwon[
*SPECIAL* Bonus Story IV - part 2 - Elisa's POV
Bonus Story V - Part I
Bonus Story V - Part 2
Bonus Story V - part 3
Bonus Story VI
Bonus Story VII #awasbebehplusplus
Bonus Story VIII
Bonus Story IX
Bonus Story X
Bonus Story XI
BONUS PART XII - Bagian ketiga (Elisa POV)
Kiriman cerita dari para pembaca :
Kiriman cerita dari agan Gent4r - 1 (Gent4r, Romi vs Miss K)
Pengalaman agan Gent4r kedua
Kiriman cerita dari pembaca
Thread lainnya tentang saya dan Elisa
Saya dan Gadis bermata Indigo
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 39 suara
Berhubung banyak yang nyaranin Untuk ganti judul Thread, mohon masukan terkait itu :
Judul Thread tetap, soalnya daripada ribet nyari Threadnya lagi
56%
Judul Thread diganti ke judul Thread yang di dalem
33%
Judul Thread kudu diganti ke judul Thread yang beda dan lebih menarik
10%
Diubah oleh ayanokouji 19-11-2016 12:18
radorada dan 23 lainnya memberi reputasi
24
1.1M
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanokouji
#2067
Part XLIV
Spoiler for Part XLIV - "Serangan Yang Disengaja - I":
November 2016
Aku benar-benar tidak mengira kalau berbagi pengalamanku yang tercatat di Diary saja bisa membuatku mendapatkan masalah baru. Lebih buruk lagi, mendapatkan musuh baru.
Tadinya aku menyangka ini adalah gangguan dari ‘mereka’ seperti biasa.
Tapi anehnya, tidak ada penyebab sebelumnya, gangguan yang datang pun seakan dilakukan oleh beberapa ‘mahluk’ dan sepertinya gangguan itu seperti sengaja ditujukan padaku.
Gangguan itu dimulai dari pagi buta. Sekitar jam 4 pagi.
Tiba-tiba kamarku menjadi bau daging busuk dan bau karat besi atau bau darah, entahlah…
Tapi itu cukup untuk membuatku tidak nyaman. Perutku benar-benar mual.
Awalnya aku mengira apa mungkin ada tikus mati di saluran AC-ku. Tapi sepertinya tidak. Karena bulu kudukku berdiri.
Aku duduk di tempat tidurku dengan kepala pening dan perut yang mual. Baunya semakin parah.
Dengan mengantuk aku mengusap-usap mataku agar lebih terjaga.
“AHHH!!!”
Aku berteriak kaget! Aku melihat mahluk kecil yang sedang mengintipku dari ujung tempat tidurku. Wajahnya sangat pucat, rambutnya panjang namun jarang sehingga kepalanya cenderung botak, dia melotot sehingga bola matanya terlihat membulat, hidungnya pesek dan senyuman mengembang tampak di bibirnya.
Dia mengangkat tangannya yang berbentuk aneh, jemarinya terletak terbalik dari tempat seharusnya. Tempat seharusnya jempol berada, digantikan oleh jemari yang kecil, dan tempat seharusnya kelingking berada digantikan oleh jemari yang berbentuk seperti jempol… menjijikkan….
Mahluk kecil itu menunjuk dengan kelingkingnya yang sebesar jempol itu.
Ke arah belakangku..
‘DEG!!...’
Jantungku serasa berhenti berdetak ketika aku merasakan sesuatu menyentuh pundakku.
Aku menengok perlahan ke belakang…
Rambut….
Aku menemukan rambut yang sangat tebal berwarna hitam menutupi ranjang dan bantal kepalaku.
Di antara rambut itu, aku melihat sesuatu yang panjang dan tajam…
Itu…
Tulang? Kerangka tulang punggung manusia?
‘kau lihat ke mana?’
Aku mendengar suara dari atas kepalaku.
Dan kemudian, rambut-rambut itu bergerak. Dan kemudian, kepala dengan wajah seorang wanita turun dan berhenti tepat di depan wajahku.
“AHHHH!!!”
Teriakku seraya jatuh dari tempat tidurku.
Aku berbalik dari tempatku terduduk di lantai untuk menghadap ke ‘mahluk’ itu.
‘Mahluk’ itu besar… atau mungkin lebih tepat aku katakan panjang…
Tubuh ‘mahluk’ itu tidak ada. Tapi sebagai gantinya, tubuhnya merupakan tulang belakang manusia yang panjang sekali. Di ujung tulang yang panjang itu, sebuah kepala dengan wajah wanita yang seharusnya cantik, namun sayangnya kepala itu berlumuran darah, tempat dimana leher sang wanita tersebut ad ada terlihat bekas cabikan-cabikan kulit, seakan-akan leher wanita itu dicabut paksa dari tempatnya berada.
Wanita itu menatapku dengan senyuman jahat. Darah menetes-netes dari rongga mata, hidung, mulut dan telinganya membuat pemandangan yang benar-benar membuat darah serasa membeku.
‘Drrrkkk…drrrkkkk…’ suara mengerikan tulang yang berderak terdengar jelas olehku ketika sosok ‘wanita ular’ itu bergerak mendekatiku.
‘Kamu cantik, tidak rugi aku dikirim begini’ katanya sambil tersenyum sadis. ‘Kebetulan wajah ini juga sudah hampir rusak’
‘AKU MAU WAJAHMU!!!!’ jeritnya sambil melesat maju ke arahku.
“BRAKKK!!”
“______________________!!!” Ayano tiba-tiba masuk dan berteriak sesuatu dalam bahasa yang sepertinya adalah bahasa Latin.
‘GRAOWW!!!’
Kepala ‘wanita ular’ itu terpental ke belakang bersamaan dengan suara raungan yang keluar dari kepala wanita itu.
Dan tau-tau, Ayano sudah mengangkat tubuhku untuk berdiri. “Elisa, tutup mata kamu sayang” katanya sambil memeluk kepalaku dan mendekapnya dalam dadanya.
‘PENGGANGGU!!!!’ teriak sebuah suara serak yang sepertinya adalah suara ‘wanita ular’ itu. Suaranya sudah tidak menyembunyikan niatan jahatnya. Aku bahkan bisa merasakannya tanpa perlu melihatnya.
Karena penasaran, aku mengintip dari pelukan Ayano.
“Ah..!” seruku tertahan.
Kulit wajah ‘wanita ular’ itu terkelupas, kini terlihat tengkorak berwarna hitam dan dipenuhi oleh belatung berada di balik kulit wajah cantik wanita itu. Sebelah wajahnya yang tidak terkelupas menatap kami dengan tatapan penuh kemarahan.
“___________________” “__________________” “___________________”
Dengan suara tetap tenang, Ayano tetap berbicara kalimat-kalimat latin yang aku tidak mengerti maksudnya. Sembari memelukku lebih erat sehingga aku tidak dapat melihat wanita itu.
‘Kau… tidak-tidak…!!!! jangan!!! Jangan!!! Aku tidak mau kembali!!! Jangan!!!! Aku tidak mau kembali ke lubang kotor itu!!! Hentikan!!! Hentikan!!!! HENTIKAAAAAAAAAAAAAN!!!!!’
‘wanita ular’ itu terdengar sangat ketakutan.
Dan kemudian ‘wanita ular’ itu mengeluarkan jeritan yang sangat nyaring. Cukup nyaring untuk membuatku menutup telinga.
Kemudian aku mendengar suara derak tulang yang membuat ngilu. Seakan ada ratusan tulang yang berderak dan patah.
Kemudian sunyi…
“____________________” sekali lagi Ayano mengulang kata-kata latin yang diucapkannya pertama kali saat masuk ke kamarku.
Aku mendegar suara dengusan dan langkah kaki sebelum akhirnya benar-benar hening kembali.
“Lis… udah selesai..” bisik Ayano sambil mengusap rambutku.
Aku mengeluarkan wajahku yang tersembunyi di dada Ayano. “Iya…” jawabku pelan. Rasanya masih lemas sekali…
“Kamu nggak apa kan?” tanya Ayano khawatir.
“Iya…” jawabku “Tapi koko kok tau?”
“Lupa ya? Separuh ‘mata’ kamu kan ada di koko. Tapi….”
“Tapi apa ko?”
“Sorry, tapi sebenernya tadi koko tidur nyenyak banget jadi nggak terasa mata koko panas…”
“Hahaha, lho, lalu gimana koko tau? Jangan ngomong firasat deh, basi” godaku.
“Oma Elly yang manggil” kata koko singkat.
Aku tertegun sejenak. Kemudian mengerti maksud Ayano. Semenjak dia mempelajari hal-hal itu, dia mengatakan sering mendengar suara dari nenek Elly yang sekadar memperingatkan atau kadang memberikan dia clue mengenai apa yang harus dia lakukan untuk melawan ‘mereka’. Sayangnya aku sendiri tidak bisa melihat nenek Elly, tapi terakhir kali saat Ayano sakit, dia mengatakan kalau dia melihat bayangan nenek Elly dan nenekku yang sudah meninggal berdiri di belakangku, melindungi aku.
“Lalu… mahluk apa itu tadi ko?” tanyaku.
“Menurut oma Elly, itu kiriman orang”
Aku terkejut “Hah? Kiriman orang?”
“Ya…”
“Kenapa? Aku tidak pernah bermasalah sama orang lain?” tanyaku terkejut dan panik.
Ayano sepertinya mengetahui perubahan emosiku. Karena dia memeluk dan berkata “Iya, koko tau, tenang kita pasti akan tau nanti, jangan takut ya..” bisiknya di telingaku.
Aku menurut. Meskipun masih tersisa tanda tanya besar di hatiku.
Ada yang mengirim ‘mereka’ ke aku? Apa salahku? Apa aku tanpa sadar sudah mencelakai orang? Kenapa ada yang bisa cukup membenciku untuk mengirim ‘mereka’?
Aku benar-benar tidak mengira kalau berbagi pengalamanku yang tercatat di Diary saja bisa membuatku mendapatkan masalah baru. Lebih buruk lagi, mendapatkan musuh baru.
Tadinya aku menyangka ini adalah gangguan dari ‘mereka’ seperti biasa.
Tapi anehnya, tidak ada penyebab sebelumnya, gangguan yang datang pun seakan dilakukan oleh beberapa ‘mahluk’ dan sepertinya gangguan itu seperti sengaja ditujukan padaku.
Gangguan itu dimulai dari pagi buta. Sekitar jam 4 pagi.
Tiba-tiba kamarku menjadi bau daging busuk dan bau karat besi atau bau darah, entahlah…
Tapi itu cukup untuk membuatku tidak nyaman. Perutku benar-benar mual.
Awalnya aku mengira apa mungkin ada tikus mati di saluran AC-ku. Tapi sepertinya tidak. Karena bulu kudukku berdiri.
Aku duduk di tempat tidurku dengan kepala pening dan perut yang mual. Baunya semakin parah.
Dengan mengantuk aku mengusap-usap mataku agar lebih terjaga.
“AHHH!!!”
Aku berteriak kaget! Aku melihat mahluk kecil yang sedang mengintipku dari ujung tempat tidurku. Wajahnya sangat pucat, rambutnya panjang namun jarang sehingga kepalanya cenderung botak, dia melotot sehingga bola matanya terlihat membulat, hidungnya pesek dan senyuman mengembang tampak di bibirnya.
Dia mengangkat tangannya yang berbentuk aneh, jemarinya terletak terbalik dari tempat seharusnya. Tempat seharusnya jempol berada, digantikan oleh jemari yang kecil, dan tempat seharusnya kelingking berada digantikan oleh jemari yang berbentuk seperti jempol… menjijikkan….
Mahluk kecil itu menunjuk dengan kelingkingnya yang sebesar jempol itu.
Ke arah belakangku..
‘DEG!!...’
Jantungku serasa berhenti berdetak ketika aku merasakan sesuatu menyentuh pundakku.
Aku menengok perlahan ke belakang…
Rambut….
Aku menemukan rambut yang sangat tebal berwarna hitam menutupi ranjang dan bantal kepalaku.
Di antara rambut itu, aku melihat sesuatu yang panjang dan tajam…
Itu…
Tulang? Kerangka tulang punggung manusia?
‘kau lihat ke mana?’
Aku mendengar suara dari atas kepalaku.
Dan kemudian, rambut-rambut itu bergerak. Dan kemudian, kepala dengan wajah seorang wanita turun dan berhenti tepat di depan wajahku.
“AHHHH!!!”
Teriakku seraya jatuh dari tempat tidurku.
Aku berbalik dari tempatku terduduk di lantai untuk menghadap ke ‘mahluk’ itu.
‘Mahluk’ itu besar… atau mungkin lebih tepat aku katakan panjang…
Tubuh ‘mahluk’ itu tidak ada. Tapi sebagai gantinya, tubuhnya merupakan tulang belakang manusia yang panjang sekali. Di ujung tulang yang panjang itu, sebuah kepala dengan wajah wanita yang seharusnya cantik, namun sayangnya kepala itu berlumuran darah, tempat dimana leher sang wanita tersebut ad ada terlihat bekas cabikan-cabikan kulit, seakan-akan leher wanita itu dicabut paksa dari tempatnya berada.
Wanita itu menatapku dengan senyuman jahat. Darah menetes-netes dari rongga mata, hidung, mulut dan telinganya membuat pemandangan yang benar-benar membuat darah serasa membeku.
‘Drrrkkk…drrrkkkk…’ suara mengerikan tulang yang berderak terdengar jelas olehku ketika sosok ‘wanita ular’ itu bergerak mendekatiku.
‘Kamu cantik, tidak rugi aku dikirim begini’ katanya sambil tersenyum sadis. ‘Kebetulan wajah ini juga sudah hampir rusak’
‘AKU MAU WAJAHMU!!!!’ jeritnya sambil melesat maju ke arahku.
“BRAKKK!!”
“______________________!!!” Ayano tiba-tiba masuk dan berteriak sesuatu dalam bahasa yang sepertinya adalah bahasa Latin.
‘GRAOWW!!!’
Kepala ‘wanita ular’ itu terpental ke belakang bersamaan dengan suara raungan yang keluar dari kepala wanita itu.
Dan tau-tau, Ayano sudah mengangkat tubuhku untuk berdiri. “Elisa, tutup mata kamu sayang” katanya sambil memeluk kepalaku dan mendekapnya dalam dadanya.
‘PENGGANGGU!!!!’ teriak sebuah suara serak yang sepertinya adalah suara ‘wanita ular’ itu. Suaranya sudah tidak menyembunyikan niatan jahatnya. Aku bahkan bisa merasakannya tanpa perlu melihatnya.
Karena penasaran, aku mengintip dari pelukan Ayano.
“Ah..!” seruku tertahan.
Kulit wajah ‘wanita ular’ itu terkelupas, kini terlihat tengkorak berwarna hitam dan dipenuhi oleh belatung berada di balik kulit wajah cantik wanita itu. Sebelah wajahnya yang tidak terkelupas menatap kami dengan tatapan penuh kemarahan.
“___________________” “__________________” “___________________”
Dengan suara tetap tenang, Ayano tetap berbicara kalimat-kalimat latin yang aku tidak mengerti maksudnya. Sembari memelukku lebih erat sehingga aku tidak dapat melihat wanita itu.
‘Kau… tidak-tidak…!!!! jangan!!! Jangan!!! Aku tidak mau kembali!!! Jangan!!!! Aku tidak mau kembali ke lubang kotor itu!!! Hentikan!!! Hentikan!!!! HENTIKAAAAAAAAAAAAAN!!!!!’
‘wanita ular’ itu terdengar sangat ketakutan.
Dan kemudian ‘wanita ular’ itu mengeluarkan jeritan yang sangat nyaring. Cukup nyaring untuk membuatku menutup telinga.
Kemudian aku mendengar suara derak tulang yang membuat ngilu. Seakan ada ratusan tulang yang berderak dan patah.
Kemudian sunyi…
“____________________” sekali lagi Ayano mengulang kata-kata latin yang diucapkannya pertama kali saat masuk ke kamarku.
Aku mendegar suara dengusan dan langkah kaki sebelum akhirnya benar-benar hening kembali.
“Lis… udah selesai..” bisik Ayano sambil mengusap rambutku.
Aku mengeluarkan wajahku yang tersembunyi di dada Ayano. “Iya…” jawabku pelan. Rasanya masih lemas sekali…
“Kamu nggak apa kan?” tanya Ayano khawatir.
“Iya…” jawabku “Tapi koko kok tau?”
“Lupa ya? Separuh ‘mata’ kamu kan ada di koko. Tapi….”
“Tapi apa ko?”
“Sorry, tapi sebenernya tadi koko tidur nyenyak banget jadi nggak terasa mata koko panas…”
“Hahaha, lho, lalu gimana koko tau? Jangan ngomong firasat deh, basi” godaku.
“Oma Elly yang manggil” kata koko singkat.
Aku tertegun sejenak. Kemudian mengerti maksud Ayano. Semenjak dia mempelajari hal-hal itu, dia mengatakan sering mendengar suara dari nenek Elly yang sekadar memperingatkan atau kadang memberikan dia clue mengenai apa yang harus dia lakukan untuk melawan ‘mereka’. Sayangnya aku sendiri tidak bisa melihat nenek Elly, tapi terakhir kali saat Ayano sakit, dia mengatakan kalau dia melihat bayangan nenek Elly dan nenekku yang sudah meninggal berdiri di belakangku, melindungi aku.
“Lalu… mahluk apa itu tadi ko?” tanyaku.
“Menurut oma Elly, itu kiriman orang”
Aku terkejut “Hah? Kiriman orang?”
“Ya…”
“Kenapa? Aku tidak pernah bermasalah sama orang lain?” tanyaku terkejut dan panik.
Ayano sepertinya mengetahui perubahan emosiku. Karena dia memeluk dan berkata “Iya, koko tau, tenang kita pasti akan tau nanti, jangan takut ya..” bisiknya di telingaku.
Aku menurut. Meskipun masih tersisa tanda tanya besar di hatiku.
Ada yang mengirim ‘mereka’ ke aku? Apa salahku? Apa aku tanpa sadar sudah mencelakai orang? Kenapa ada yang bisa cukup membenciku untuk mengirim ‘mereka’?
johny251976 memberi reputasi
1
Kutip
Balas