- Beranda
- Stories from the Heart
Sad Love Stories ~and happy endings~
...
TS
Citronelle
Sad Love Stories ~and happy endings~

Greetings Kaskusers and welcome to my thread.
Hello, my name is Citronelle. In French it means lemongrass (sereh).
One of the most used spices in cooking, therapy, and even medicine.
I love healing people with my advice, jadi yang mau curhat atau cerita love life nya silahkan asal masih dalam aturan SFTH.
Sad love stories, to me it's the most powerful stories.
Why?
Because it moves you. Makes you wonder how great it could be when true happiness exists.
Because love, above all, is the most powerful thing in the world.
Because it gives you hope, even when everything falls apart.
Because it's the reason we all cry watching movies and reading novels.
Because it makes us feel. As a human being.
and as for happy endings? They exists, but not always.
INDEX
Sad Love Story About
GRIEF
Part 1
Part 2 ~end~
ISOLATION
Part 1
Part 2
DENIAL
Part 1
Last updated 22/11/2016
Happy Reading
One of the most used spices in cooking, therapy, and even medicine.
I love healing people with my advice, jadi yang mau curhat atau cerita love life nya silahkan asal masih dalam aturan SFTH.
Sad love stories, to me it's the most powerful stories.
Why?
Because it moves you. Makes you wonder how great it could be when true happiness exists.
Because love, above all, is the most powerful thing in the world.
Because it gives you hope, even when everything falls apart.
Because it's the reason we all cry watching movies and reading novels.
Because it makes us feel. As a human being.
and as for happy endings? They exists, but not always.
Spoiler for Questions and Answers (Read this first):
INDEX
Sad Love Story About
GRIEF
Part 1
Part 2 ~end~
ISOLATION
Part 1
Part 2
DENIAL
Part 1
Last updated 22/11/2016
Happy Reading
Diubah oleh Citronelle 28-11-2016 10:33
anasabila memberi reputasi
1
6.9K
45
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Citronelle
#34

Part 2
He was the first guy who actually loves me.
Masa PDKT berlangsung cukup singkat, sejak pertama kali kami dicomblangin sama teman-teman hingga proses penembakan berlangsung sekitar satu minggu saja. Sebenarnya aku sudah lama mengenal dia, seringkali karena pada saat aku bermain di rumah teman baik ku, Tika (bukan nama sebenarnya), kami sering bertemu dan mengobrol bersama. Moment paling berkesan adalah pada saat kami bermain ke Dufan bersama-sama dengan Tika, kakaknya, dan beberapa teman kami yang lainnya. Disitu aku mulai dekat dan merasakan kecocokan dengannya dan pada akhirnya dia menyatakan perasaan sukanya padaku.
Namanya Jaya (bukan nama sebenarnya). Dia tidak tampan. Perawakannya tinggi namun canggung. Wajahnya yang putih berjerawat ala anak sekolah yang masih dalam masa puber. Dia lebih tua satu tahun dariku dan bersekolah di sekolah yang berbeda. Namun, awal mula kedekatan kami adalah karena hobi kami yang sama. Pada saat itu aku hanyalah seorang anak SMP yang masih belum tau apa arti pacaran, dan aku memang cuma ingin mencoba sekaligus menjalani.
Saat itu sangat jarang sekali anak perempuan bermain di warnet. Pada masa-masa itu, game online Ragnarok masih baru-barunya rilis dan aku sangat menyukai permainan itu. Aku berbohong kepada orang tuaku bahwa aku pulang sore karena ada kegiatan ekstra kulikuler. Padahal hanya satu ekstra kulikuler yang benar-benar aku ikuti, yaitu Bahasa Jepang. Aku dan Tika selalu senang karena disaat kami bertemu dalam ekstra kulikuler tersebut, kami bisa duduk sebangku. Ya, karena kami memang berbeda setahun angkatan jadi kami tidak pernah merasakan menjadi teman sekelas. Tika juga sering bermain Ragnarok online, namun karena dia memiliki laptop, seringkali dia bermain dirumah. Jaya yang menemaniku sekaligus mengajariku bermain game-game lainnya.
Merasa diperhatikan adalah hal utama yang membuatku senang berpacaran dengannya.
Hobinya yang sama denganku membuat kami semakin akrab. Seringkali dia menemaniku ke warnet, atau sekedar nongkrong sepulang sekolah. Aku yang memang tidak memiliki teman dekat selain Tika yang selalu langsung pulang ke rumah setelah bel tanda selesai sekolah berbunyi, merasa akhirnya memiliki orang yang setia menemani. Pada saat itu aku benar-benar muak dengan keadaan dirumah. Aku tidak betah dirumah karena ayahku yang mengerikan dan ibuku yang sering marah-marah. Jadwal kehidupanku saat itu adalah bangun dipagi hari saat semuanya masih belum bangun tidur, hingga pada saat ayahku solat subuh aku berangkat pergi ke sekolah.
Dengan seragam khas putih dan rok merah kotak-kotak, perjalananku ke sekolah kulalui dengan berjalan kaki sekitar 2 kilometer, dilanjutkan dengan menaiki angkot biru, turun dan berganti angkot merah, hingga akhirnya sampai ke sekolah. Aku selalu datang paling pagi di sekolahku. Walaupun sekolah masuk pukul 7.00 aku selalu sampai pukul 6.00. Penjaga sekolah pun sampai hafal denganku yang memang selalu menyapanya setiap pagi. Aku juga senang bermain dengan anjing-anjing liar yang seringkali berkeliaran di area sekolah. Jam pulang sekolah aku selalu kabur ke warnet, tapi aku tidak pernah membolos sekolah sekalipun. Aku pulang sekitar pukul 5 atau 6 sore, kemudian dilanjutkan dengan makan, mandi, belajar, atau pekerjaan rumah lainnya dan aku tidur pukul 8 malam. Menghindari bertemu dengan orang tuaku.
Jaya selalu menyemangati aku, aku mulai merasa bahwa hidupku membaik. dia membanjiri aku dengan perhatian, hingga kami sering sekali SMS-an. Hampir setiap menit hingga aku tidak lagi merasakan kesepian. Pada waktu itu belum ada android atau semacamnya, satu-satunya media komunikasi hanyalah SMS. Dia juga sering menemaniku pulang walau tidak sampai rumah karena takut orang tuaku tau. Pada awalnya itu semua menyenangkan, hingga pada akhirnya muncul sikap posesifnya terhadapku.
He tries to control everything.
Hingga saat aku berpacaran dengannya, seringkali masih ada cowok yang menyatakan perasaannya kepadaku. Ini terjadi beberapa kali. Mungkin bila di total, selama masa SMP aku pernah ditembak 15 kali oleh cowok yang berbeda. Rasa cemburu Jaya menjadi semakin kuat dan dia melarangku berbicara dengan pria manapun selain guru dan ayahku. Bodohnya pada waktu itu aku merasa bersalah apabila aku melanggar apa yang dia perintahkan padaku. Pernah suatu ketika ada guru olah raga yang genit, menepuk bokongku, membuatku naik pitam. Tapi aku takut menceritakan hal ini padanya. Hingga suatu ketika aku sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan guruku ini, aku bercerita pada Jaya dan tuntutannya menjadi semakin tidak masuk akal. Bukannya membelaku dia malah melarangku berbicara dengan guru. Dia juga memerintahkan aku untuk memakai jaket setiap hari ke sekolah walaupun itu panas aku dilarang keras untuk melepaskan jaket. Aku juga menuruti itu semua karena kupikir dia hanya ingin melindungiku, karena memang ukuran payudaraku yang diatas rata-rata membuat seringkali menjadi pembicaraan yang tidak sedap di sekolah. Aku bahkan sering difitnah oleh teman-teman sekelas yang tidak suka denganku hingga mereka membuat cerita yang tidak-tidak.
Orang tuaku tidak menyukai hubunganku dengan Jaya, mereka melarangku menemuinya. Namun aku tetap berhubungan dengan Jaya diam-diam. Hingga saat usia jadian kami yang ke 8 bulan, aku merasa muak dan ingin putus dengan Jaya, dia menolak keras dan marah besar. Aku yang lemah pada saat itu tidak bisa berbuat banyak.
How to get out of this abusive relationship?
Jaya melarangku bertemu dengan teman-temanku. Dia selalu menjemputku dan mengawalku pulang. Aku takut dengannya. Satu-satunya orang yang bisa aku ajak bicara hanyalah dia, dan satu orang teman terdekatku di sekolah Retta. Retta pada saat itu berpacaran dengan teman baik Jaya yaitu Yanto. Aku dan Retta kemudian merencakan bagaimana supaya aku bisa putus dari Jaya. Disatu sisi, aku takut kehilangan dan tidak yakin seperti apa hidupku apabila dia tidak ada disisiku lagi karena selama ini hanya dia lah yang betul-betul peduli denganku, sayang padaku, dan selalu setia menemaniku. Disisi lain, aku takut dengannya dan sadar bahwa hubungan seperti ini tidak boleh dilanjutkan. Dia selalu menolak dan semakin marah setiap kali aku meminta putus dengannya dan perlakuannya setelah itu serasa menghukumku. Ada-ada saja yang dia lakukan untuk membuatku menyesal setiap kali mengucapkan kata itu.
Dia menodongkan pisau ke lehernya di depan ku dan orang tuaku.
Dia serius ingin bunuh diri.
Dia serius ingin bunuh diri.
~ Bersambung ke Part 3 ~
0

