- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#277
Part 11
Alarm HPku berbunyi dipukul 5 pagi.
Aku segera bangun dan tak lupa membangunkan Vania.
Bisa gawat kalau dia marah.
Aku segera persiapkan diriku untuk kesekolah.
Setelah itu aku berjalan menuju meja makan untuk sarapan.
Kali ini aku sarapan sendiri karena aku terlalu pagi untuk bangun.
Tak lama kemudian, papaku keluar dari kamarnya.
Papa : "Rajin bener lo.."
Rea : "Iya.. ada janji pagi-pagi.."
Papa : "Sama cewek bukan ?"
Rea : "Iya.."
Papa : "Hahahahahahaha.. Yang kayak begini nih gw demen.. Ya udah buruan jalan sana.."
Rea : "Iya nih.. Ntar telat..", sambil melihat jam tanganku.
Papa : "Ya udah sana buruan.."
Rea : "Iya, Pa.. Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Aku segera berangkat menuju rumah Vania.
Dari rumahku tidak terlalu jauh.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit jika menggunakan kendaraan umum.
Sampailah aku didepan rumahnya, dan aku disambut olehnya.
Vania : "Masuk dulu, Re.."
Rea : "Iya.."
Aku masuk kedalam rumahnya.
Suasana masih sepi.
Aku duduk disofa ruang tamunya.
Vania : "Re, gw siap-siap dulu ya.."
Rea : "Buset, jam segini baru mau siap-siap ?"
Vania : "Gw udah mandi kok.. Tinggal ganti baju sama ambil tas doang.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah buruan.."
Vania : "Bentar ya.."
Vania naik menuju kamarnya.
Aku disini hanya duduk dan melihat isi rumahnya.
Ada sebuah foto keluarga disana.
Ada Vania yang masih kecil sedang bersama Ibu dan Bapaknya.
Vania mirip dengan ibunya.
Tak lama kemudian, Vania keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk menemuiku.
Aku lihat dia dan tersenyum karena dia cantik hari ini.
Vania : "Kenapa lo liatin gw ?"
Rea : "Eh.. Ngga kok.."
Vania : "Gw aneh ya ?"
Rea : "Ngga.. Udah jangan kebanyakan mikir yang aneh-aneh.. Ayo berangkat.."
Vania : "Iya iya.."
Aku dan Vania berangkat kesekolah bersama-sama.
Tak butuh waktu lama untuk sampai disekolah.
Kami berdua langsung duduk di meja kami.
Vania : "Gimana jawaban Nia ?"
Rea : "Dia janji hari ini ngasih jawaban ke gw.."
Vania : "Hhmm.. Ya udah sabar aja.."
Rea : "Lo sama Nando gimana ?"
Vania : "Ya gitu.. Sekarang malah gw jarang bales SMS dia.. Habis gw males banget.."
Tiba-tiba Adrian datang.
Adrian : "Re.. Gimana ?"
Rea : "Apaan ?"
Adrian : "Lo udah terima Nia ?"
Rea : "Gw terima dia dengan syarat.. Nanti dia mau kasih jawaban ke gw untuk syarat yang gw ajuin.."
Adrian : "Aduh, mau jadian aja ribet banget pake syarat segala.."
Rea : "Ya pokoknya apapun keputusannya gw terima.."
Adrian : "Kalo lo ragu mending lo tolak aja kemaren.. Kenapa jadi lo gantung begini ?"
Rea : "Gw ga gantungin.. Gw bilang gw terima dengan syarat.. Dan sekarang giliran dia yang jawab pertanyaan gw.. Sanggup apa ngga.. Gitu.."
Adrian : "Hhmm.. Ya udah.. Asli dah baru kali ini gw liat temen gw jadian ribet banget..", sambil pergi dan duduk di tempat duduknya.
Vania menatapku dan tersenyum kepadaku.
Aku juga membalas senyumnya.
HPku bergetar, ada tanda SMS masuk.
Vania : "Nia ?"
Rea : "Iya.."
Vania : "Apa katanya ?"
Rea : "Dia udah dapet jawaban dari tawaran gw.."
Vania : "Re.."
Rea : "Ya.."
Vania : "Lo kemarin jalan sama Nia kan ?"
Rea : "Iya.."
Vania : "Hhmm.. Enak ya jalan-jalan.."
Rea : "Enak.. Asik kok.."
Vania : "Rea.."
Rea : "Apa ?"
Vania : "....", dia memalingkan wajahnya dan menunduk.
Rea : "Kenapa Van ?"
Vania : "Re.."
Rea : "Hhmm.."
Vania : "REAAA !!!"
Rea : "Iya apa, Van.."
Vania : "TAU AH !! GW BETE SAMA LO !!"
Rea : "Tuh kan.. Ada apa sih ? Tiba-tiba lo marah.."
Vania : "Tau ah !!"
Aduh, anak perempuan yang satu ini selalu saja membuatku bingung.
Dia tidak pernah memberi tahuku soal apa yang dirasa dan apa yang dia mau.
Mana bisa aku mengerti kalau begini.
Bel masuk berbunyi.
Aku belajar seperti biasa dikelas.
Dengan ditemani Vania yang dari tadi pagi hingga saat ini tak mau bersuara.
Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.
Aku segera turun kebawah untuk menemui Nia yang menungguku.
Rea : "Nia.. Udah nunggu lama ?"
Nia : "Ngga.. Sini duduk dulu.."
Rea : "Jadi gimana ?"
Nia : "Jujur, Re.. Ini berat buat aku.."
Rea : "Kalau ga sanggup, ga apa-apa.. Aku ngerti kok.."
Nia : "Aku ga bilang aku ga sanggup kan.. Hehehehehehe.."
Rea : "Jadi ?"
Nia : "Aku terima syarat dari kamu, asalkan juga kamu ga ngatur aku harus ini harus itu.."
Rea : "Hahahahahahaha.. Iya ga akan.."
Nia : "Jadi, mulai sekarang, kita resmi jadian ya, Andrea.."
Rea : "Iya.. Sekarang kamu itu adalah pacarku, Stefania.."
Hari ini aku resmi menjadi pacar dari Stefania Azni.
Aku seakan tak percaya, akhirnya aku bisa merasakan yang namanya pacaran.
Dan dia adalah pacar pertamaku.
Rea : "Ya udah kalo gitu, aku balik ke kelas dulu ya.."
Nia : "Iya.. Sampe ketemu nanti ya, Re.."
Rea : "Iya.. Daahh.."
Aku pergi untuk meninggalkan kantin ini.
Didepanku ada dua orang senior menghadangku.
Salah satunya ada Kevin.
Aku ditarik oleh mereka ke toilet lelaki yang ada disana.
Kevin : "Udah gw bilang kan lo ga usah nyari perkara disini !!"
Rea : "Apaan sih lo !! Gw nyari perkara gimana !!"
Kevin : "Lo udah rebut cewek gw !!"
Rea : "Gw ga pernah rebut cewek lo !! Nia itu sekarang cewek gw.. Bukan cewek lo !!"
.... : "Songong amat nih anak baru.. Gw tau lo temennya Zabir.. Gw ga takut sama lo dan temen-temen lo !!"
Rea : "Lo siapa ?"
Nando : "Gw Nando !! Lo ngapain deketin Vania juga !!"
Rea : "Eh, gw emang deket sama Vania !! Mau apa lo !!"
Nando : "Nyolot nih anak !!"
Kevin : "Bantai aja, Nan.."
Aku berkelahi dengan Nando dan Kevin ditoilet.
Mereka berhasil melukai wajahku tetapi tidak parah seperti mereka.
Aku hanya lecet dibagian pipiku.
Tak ada yang menang dan tak ada yang kalah dalam perkelahian ini.
Setelah itu, aku langsung kembali ke kelas dan duduk disamping Vania.
Vania melihatku dengan tatapan tajamnya.
Vania : "Kenapa mukanya ?"
Rea : "Ga apa-apa.."
Vania : "Berantem sama siapa ?"
Rea : "Kevin sama Nando.."
Vania : "Enak ?"
Rea : "Ngga.."
Vania : "Udah deh ga usah ngomong lagi lo sama gw.."
Rea : "Kok gitu ?"
Vania : "Gw ga suka sama cowok tukang ribut.."
Rea : "Terus gw dikeroyok mereka, gw diem aja ? Lo mikir dong, Van..", sambil beranjak dari mejaku lalu pindah ke belakang.
Aku pindah tempat duduk dan semeja dengan Adrian.
Teman semeja Adrian, aku minta untuk duduk didepan bersama Vania.
Adrian : "Lo ribut sama siapa ?"
Rea : "Kevin sama Nando.."
Adrian : "Kan.. Apa gw bilang.. Jangan deketin Vania.."
Rea : "Ya tapi kan Vania emang udah deket sama gw.."
Adrian : "Iya juga sih.. Eh terus lo sama Nia gimana ?"
Rea : "Gw udah resmi jadian sama dia.."
Adrian : "Serius lo ?"
Rea : "Iya.."
Adrian : "Hahahahahahaha.. Akhirnya.. Ayo kita rayakan di warnet.."
Rea : "Nanti ya.."
Adrian : "Eh terus lo dikeroyok Kevin sama Nando ?"
Rea : "Menurut lo ?"
Adrian : "Hhmm.. Terus kok lo cuma lecet doang ?"
Rea : "Gw emang biasa ribut sama orang.. Gw deket sama Zabir dulu juga gara-gara gw ribut sama dia.."
Adrian : "Gokil lo, Re.."
Bel masuk berbunyi dan aku lanjutkan pelajaranku.
Sampai akhirnya istirahat tiba.
Aku pergi ke masjid belakang sekolah untuk shalat dzuhur, setelah itu aku kembali ke kelas karena memang aku tak merasakan lapar saat itu.
Tak lama kemudian, muncul Vania dan duduk disampingku.
Posisinya masih sama seperti biasa, dia menundukkan kepalanya dan tak menatapku sedikitpun.
Rea : "Maafin gw, Van.."
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Gw.."
Vania : "Lo ga salah, Re.. Gw yang salah.."
Rea : "Maaf, Van.."
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya lagi.
Vania : "Gw ketemu Nando.."
Rea : "...."
Vania : "Dia nembak gw.."
Tiba-tiba hatiku terasa seperti tertusuk.
Jantungku berdebar kencang.
Perasaan apa sebenarnya ini ?
Rea : "Lo terima ?"
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya kembali.
Vania : "Gw malah ribut sama dia.."
Rea : "Kenapa ?"
Vania : "Karena dia udah nyakitin lo.. Dia udah mukulin lo.."
Rea : "Maafin gw, Van.. Gw ga maksud nyeret lo ke masalah gw.."
Vania : "Ga apa-apa kok, Re.."
Bel masuk berbunyi.
Aku lanjutkan belajar.
Kali ini aku duduk disamping Vania.
Tapi aku yakin, dia masih marah kepadaku karena dia hanya menjawab pertanyaanku seadanya.
Aku segera bangun dan tak lupa membangunkan Vania.
Bisa gawat kalau dia marah.
Quote:
Aku segera persiapkan diriku untuk kesekolah.
Setelah itu aku berjalan menuju meja makan untuk sarapan.
Kali ini aku sarapan sendiri karena aku terlalu pagi untuk bangun.
Tak lama kemudian, papaku keluar dari kamarnya.
Papa : "Rajin bener lo.."
Rea : "Iya.. ada janji pagi-pagi.."
Papa : "Sama cewek bukan ?"
Rea : "Iya.."
Papa : "Hahahahahahaha.. Yang kayak begini nih gw demen.. Ya udah buruan jalan sana.."
Rea : "Iya nih.. Ntar telat..", sambil melihat jam tanganku.
Papa : "Ya udah sana buruan.."
Rea : "Iya, Pa.. Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Aku segera berangkat menuju rumah Vania.
Dari rumahku tidak terlalu jauh.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit jika menggunakan kendaraan umum.
Sampailah aku didepan rumahnya, dan aku disambut olehnya.
Vania : "Masuk dulu, Re.."
Rea : "Iya.."
Aku masuk kedalam rumahnya.
Suasana masih sepi.
Aku duduk disofa ruang tamunya.
Vania : "Re, gw siap-siap dulu ya.."
Rea : "Buset, jam segini baru mau siap-siap ?"
Vania : "Gw udah mandi kok.. Tinggal ganti baju sama ambil tas doang.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah buruan.."
Vania : "Bentar ya.."
Vania naik menuju kamarnya.
Aku disini hanya duduk dan melihat isi rumahnya.
Ada sebuah foto keluarga disana.
Ada Vania yang masih kecil sedang bersama Ibu dan Bapaknya.
Vania mirip dengan ibunya.
Tak lama kemudian, Vania keluar dari kamarnya dan turun kebawah untuk menemuiku.
Aku lihat dia dan tersenyum karena dia cantik hari ini.
Vania : "Kenapa lo liatin gw ?"
Rea : "Eh.. Ngga kok.."
Vania : "Gw aneh ya ?"
Rea : "Ngga.. Udah jangan kebanyakan mikir yang aneh-aneh.. Ayo berangkat.."
Vania : "Iya iya.."
Aku dan Vania berangkat kesekolah bersama-sama.
Tak butuh waktu lama untuk sampai disekolah.
Kami berdua langsung duduk di meja kami.
Vania : "Gimana jawaban Nia ?"
Rea : "Dia janji hari ini ngasih jawaban ke gw.."
Vania : "Hhmm.. Ya udah sabar aja.."
Rea : "Lo sama Nando gimana ?"
Vania : "Ya gitu.. Sekarang malah gw jarang bales SMS dia.. Habis gw males banget.."
Tiba-tiba Adrian datang.
Adrian : "Re.. Gimana ?"
Rea : "Apaan ?"
Adrian : "Lo udah terima Nia ?"
Rea : "Gw terima dia dengan syarat.. Nanti dia mau kasih jawaban ke gw untuk syarat yang gw ajuin.."
Adrian : "Aduh, mau jadian aja ribet banget pake syarat segala.."
Rea : "Ya pokoknya apapun keputusannya gw terima.."
Adrian : "Kalo lo ragu mending lo tolak aja kemaren.. Kenapa jadi lo gantung begini ?"
Rea : "Gw ga gantungin.. Gw bilang gw terima dengan syarat.. Dan sekarang giliran dia yang jawab pertanyaan gw.. Sanggup apa ngga.. Gitu.."
Adrian : "Hhmm.. Ya udah.. Asli dah baru kali ini gw liat temen gw jadian ribet banget..", sambil pergi dan duduk di tempat duduknya.
Vania menatapku dan tersenyum kepadaku.
Aku juga membalas senyumnya.
HPku bergetar, ada tanda SMS masuk.
Quote:
Vania : "Nia ?"
Rea : "Iya.."
Vania : "Apa katanya ?"
Rea : "Dia udah dapet jawaban dari tawaran gw.."
Vania : "Re.."
Rea : "Ya.."
Vania : "Lo kemarin jalan sama Nia kan ?"
Rea : "Iya.."
Vania : "Hhmm.. Enak ya jalan-jalan.."
Rea : "Enak.. Asik kok.."
Vania : "Rea.."
Rea : "Apa ?"
Vania : "....", dia memalingkan wajahnya dan menunduk.
Rea : "Kenapa Van ?"
Vania : "Re.."
Rea : "Hhmm.."
Vania : "REAAA !!!"
Rea : "Iya apa, Van.."
Vania : "TAU AH !! GW BETE SAMA LO !!"
Rea : "Tuh kan.. Ada apa sih ? Tiba-tiba lo marah.."
Vania : "Tau ah !!"
Aduh, anak perempuan yang satu ini selalu saja membuatku bingung.
Dia tidak pernah memberi tahuku soal apa yang dirasa dan apa yang dia mau.
Mana bisa aku mengerti kalau begini.
Bel masuk berbunyi.
Aku belajar seperti biasa dikelas.
Dengan ditemani Vania yang dari tadi pagi hingga saat ini tak mau bersuara.
Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.
Aku segera turun kebawah untuk menemui Nia yang menungguku.
Rea : "Nia.. Udah nunggu lama ?"
Nia : "Ngga.. Sini duduk dulu.."
Rea : "Jadi gimana ?"
Nia : "Jujur, Re.. Ini berat buat aku.."
Rea : "Kalau ga sanggup, ga apa-apa.. Aku ngerti kok.."
Nia : "Aku ga bilang aku ga sanggup kan.. Hehehehehehe.."
Rea : "Jadi ?"
Nia : "Aku terima syarat dari kamu, asalkan juga kamu ga ngatur aku harus ini harus itu.."
Rea : "Hahahahahahaha.. Iya ga akan.."
Nia : "Jadi, mulai sekarang, kita resmi jadian ya, Andrea.."
Rea : "Iya.. Sekarang kamu itu adalah pacarku, Stefania.."
Hari ini aku resmi menjadi pacar dari Stefania Azni.
Aku seakan tak percaya, akhirnya aku bisa merasakan yang namanya pacaran.
Dan dia adalah pacar pertamaku.
Rea : "Ya udah kalo gitu, aku balik ke kelas dulu ya.."
Nia : "Iya.. Sampe ketemu nanti ya, Re.."
Rea : "Iya.. Daahh.."
Aku pergi untuk meninggalkan kantin ini.
Didepanku ada dua orang senior menghadangku.
Salah satunya ada Kevin.
Aku ditarik oleh mereka ke toilet lelaki yang ada disana.
Kevin : "Udah gw bilang kan lo ga usah nyari perkara disini !!"
Rea : "Apaan sih lo !! Gw nyari perkara gimana !!"
Kevin : "Lo udah rebut cewek gw !!"
Rea : "Gw ga pernah rebut cewek lo !! Nia itu sekarang cewek gw.. Bukan cewek lo !!"
.... : "Songong amat nih anak baru.. Gw tau lo temennya Zabir.. Gw ga takut sama lo dan temen-temen lo !!"
Rea : "Lo siapa ?"
Nando : "Gw Nando !! Lo ngapain deketin Vania juga !!"
Rea : "Eh, gw emang deket sama Vania !! Mau apa lo !!"
Nando : "Nyolot nih anak !!"
Kevin : "Bantai aja, Nan.."
Aku berkelahi dengan Nando dan Kevin ditoilet.
Mereka berhasil melukai wajahku tetapi tidak parah seperti mereka.
Aku hanya lecet dibagian pipiku.
Tak ada yang menang dan tak ada yang kalah dalam perkelahian ini.
Setelah itu, aku langsung kembali ke kelas dan duduk disamping Vania.
Vania melihatku dengan tatapan tajamnya.
Vania : "Kenapa mukanya ?"
Rea : "Ga apa-apa.."
Vania : "Berantem sama siapa ?"
Rea : "Kevin sama Nando.."
Vania : "Enak ?"
Rea : "Ngga.."
Vania : "Udah deh ga usah ngomong lagi lo sama gw.."
Rea : "Kok gitu ?"
Vania : "Gw ga suka sama cowok tukang ribut.."
Rea : "Terus gw dikeroyok mereka, gw diem aja ? Lo mikir dong, Van..", sambil beranjak dari mejaku lalu pindah ke belakang.
Aku pindah tempat duduk dan semeja dengan Adrian.
Teman semeja Adrian, aku minta untuk duduk didepan bersama Vania.
Adrian : "Lo ribut sama siapa ?"
Rea : "Kevin sama Nando.."
Adrian : "Kan.. Apa gw bilang.. Jangan deketin Vania.."
Rea : "Ya tapi kan Vania emang udah deket sama gw.."
Adrian : "Iya juga sih.. Eh terus lo sama Nia gimana ?"
Rea : "Gw udah resmi jadian sama dia.."
Adrian : "Serius lo ?"
Rea : "Iya.."
Adrian : "Hahahahahahaha.. Akhirnya.. Ayo kita rayakan di warnet.."
Rea : "Nanti ya.."
Adrian : "Eh terus lo dikeroyok Kevin sama Nando ?"
Rea : "Menurut lo ?"
Adrian : "Hhmm.. Terus kok lo cuma lecet doang ?"
Rea : "Gw emang biasa ribut sama orang.. Gw deket sama Zabir dulu juga gara-gara gw ribut sama dia.."
Adrian : "Gokil lo, Re.."
Bel masuk berbunyi dan aku lanjutkan pelajaranku.
Sampai akhirnya istirahat tiba.
Aku pergi ke masjid belakang sekolah untuk shalat dzuhur, setelah itu aku kembali ke kelas karena memang aku tak merasakan lapar saat itu.
Tak lama kemudian, muncul Vania dan duduk disampingku.
Posisinya masih sama seperti biasa, dia menundukkan kepalanya dan tak menatapku sedikitpun.
Rea : "Maafin gw, Van.."
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Gw.."
Vania : "Lo ga salah, Re.. Gw yang salah.."
Rea : "Maaf, Van.."
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya lagi.
Vania : "Gw ketemu Nando.."
Rea : "...."
Vania : "Dia nembak gw.."
Tiba-tiba hatiku terasa seperti tertusuk.
Jantungku berdebar kencang.
Perasaan apa sebenarnya ini ?
Rea : "Lo terima ?"
Vania : "....", dia menggelengkan kepalanya kembali.
Vania : "Gw malah ribut sama dia.."
Rea : "Kenapa ?"
Vania : "Karena dia udah nyakitin lo.. Dia udah mukulin lo.."
Rea : "Maafin gw, Van.. Gw ga maksud nyeret lo ke masalah gw.."
Vania : "Ga apa-apa kok, Re.."
Bel masuk berbunyi.
Aku lanjutkan belajar.
Kali ini aku duduk disamping Vania.
Tapi aku yakin, dia masih marah kepadaku karena dia hanya menjawab pertanyaanku seadanya.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
3
