Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#265
Part 10
Pelajaran hari ini sudah selesai.
Bel pulang sudah berbunyi.
Jantungku berdebar begitu kencang.
Apa benar Nia ingin menyatakan perasaannya padaku ?

Adrian : "Yuk, Re.."
Rea : "Apaan ?"
Adrian : "Kebawah.. Tempat Dina sama Nia suka ngumpul.."
Rea : "Besok aja deh, Dri.."
Adrian : "Ah cemen lo..", tanganku langsung ditarik oleh Adrian.

Aku ditarik keluar oleh Adrian.
Mataku menatap Vania dan dia juga menatapku.
Kenapa harus ada acara penembakan ?
Aku masih bingung ingin jawab ya atau tidak.
Atau bisa jadi, ini hanya akal-akalan Dina dan Adrian.

Sampailah aku ditempat dimana Dina dan Nia suka berkumpul dengan teman-temannya.
Ramai sekali disini.
Suasana ini membuatku tidak nyaman.
Apa lagi ledekan-ledekan kepada Nia dan aku, membuatku semakin ingin meninggalkan tempat ini.

Dina : "Nih, Andrea udah disini.."
Adrian : "Nia.. Ini cepetan.. Gw udah seret dia kesini.."
Rea : "Apaan sih ini ?"
Nia : "Tau nih.. Ada apaan coba ?"
Dina : "Lah kan lo yang minta buat ditemenin mau nembak Rea..."

Ternyata benar.
Nia ingin menyatakan perasaannya padaku.
Dia menghampiriku dan menatapku.
Jantungku berdebar semakin kencang.
Nafasku sesak dan tidak bisa berkata apa-apa.

Nia : "Re.."
Rea : "I.. Iya.."
Nia : "Duh.. Gimana ngomongnya ya.."
Rea : "Kenapa, Nia ?"
Nia : "A.. Aku.."
Rea : "Ya ?"
Nia : "Aku suka.. Sama kamu.."

"Cieee.. Tembak.. Tembak..", semua murid disini bersorak.

Nia : "Kamu mau ngga.. Jadi.. Pacarku ?"

"Cieee.. Terima.. Terima..", semua bersorak untukku agar menerima permintaan Nia.
"Jujur, gw suka sama lo, Nia.. Lo cantik.. Cantik banget.. Lo baik dan perhatian sama gw.. Tapi, gw masih ganjel soal Vania..", pikirku dalam hati.

Nia : "Re.."
Rea : "Oh.. Itu.. Aku pikirin dulu ya.. Hehehehehehe.."

"Yaa.. Kelamaan.. Terima aja udah..", teriak salah satu murid.

Aku melihat Vania.
Dia sedang melihatku bersama Nia yang baru saja menyatakan perasaannya kepadaku.
Dia langsung pergi begitu saja.
Aku masih terdiam disini.

Rea : "Maaf, Nia.. Aku mau pikirin ini dulu.."
Nia : "Kenapa ?"
Rea : "Ada masalah yang harus aku selesaikan.. Aku kasih jawabannya malam ini ya.."
Nia : "Hhmm.. Iya.. Aku tunggu ya.."
Rea : "Aku pergi dulu.. Daah semua.", aku lambaikan tanganku lalu berjalan keluar gerbang sekolah.

Disebuah halte dekat sekolahku, dimana tempat biasa angkutan umum menuju daerah rumahku terparkir.
Disana ada seorang anak perempuan sedang duduk sambil memainkan kakinya dengan kepala tertunduk.
Perempuan itu yang biasa membuatku jengkel dan juga tersenyum.
Dia adalah Vania Okalina.
Aku hampiri dia disana.

Rea : "Nungguin gw, Van ?"
Vania : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Rea : "Balik yuk.."
Vania : "Duluan aja.."
Rea : "Lo nungguin siapa ?"
Vania : "...."
Rea : "Gw temenin deh.."

Aku duduk disampingnya.
Dia masih tertunduk dan memainkan kakinya.

Vania : "Lo pulang aja.. Gw ga enak sama Nia.."
Rea : "Gw belom kasih jawaban ke dia.."

Sontak Vania mengangkat kepalanya dan menatapku.

Vania : "Loh ? Kenapa ?"
Rea : "Gw boleh ke rumah lo ga ? Kita ngobrol diteras kemarin.."
Vania : "Ya udah.. Yuk.. Hehehehehe.."

Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.
Ada apa dengannya ?
Pada saat aku bilang, aku belum jawab permintaan dari Nia, dia terlihat ceria dan tersenyum.
Vania.
Kamu adalah perempuan pertama yang membuatku seperti ini.
Dalam perjalanan menuju rumah Vania, ada SMS yang masuk ke HPku.


Quote:


Vania : "Nia ya ?"
Rea : "Dina.."
Vania : "Kenapa ?"
Rea : "Ngomel dia gara-gara gw ga jawab pas ditembak Nia.."
Vania : "Yuk turun.."

Tak lama kemudian, sampailah aku dirumah sederhana milih keluarganya Vania.
Aku masuk dan langsung naik keatas menuju teras.
Vania membawakan aku segelas minuman dingin.

Vania : "Jadi masalahnya apa ?"
Rea : "Masalahnya.. Kita, Van.."
Vania : "....", dia mengalihkan pandangannya dan tertunduk.
Rea : "Kalo gw jadian sama Nia dan kita jadi jauh, gw ga mau.. Gw ga mau ngorbanin seseorang untuk kepuasan diri gw.."
Vania : "Gw ga apa-apa, Re.. Kalo emang lo mau jadian ya jadian aja.. Ga usah mikirin gw gimana.."
Rea : "Tapi, gw ga mau lo jauhin gw.."
Vania : "Gw ga enak sama Nia kalo kita tetep deket, Re.."
Rea : "Gw juga dapet masukan dari Zabir.."
Vania : "Masukan apa ?"
Rea : "Kata dia, kalo gw jadian ya jadian aja.. Urusan gw deket sama siapa selain Nia ya bukan urusan Nia.. Karena gw berhak atur hidup gw mau deket dan nyaman sama siapa.."
Vania : "Jadi, mau lo gimana ?"
Rea : "Itu dia gw bingung.. Gw ga mau lo jauhin gw.."

Suasana hening sejenak.
Aku sambil meminum minuman yang disediakan Vania untukku.

Vania : "Sebenernya.. Gw juga kurang suka lo jadian sama Nia.."
Rea : "Kenapa ?"
Vania : "Pasti waktu lo lebih banyak untuk dia daripada sama gw.."
Rea : "Kan lo ada Nando.."
Vania : "Dia ga pinter untuk hibur gw.. Cuma lo yang bisa hibur gw.."
Rea : "Boleh ga, gw jadian sama Nia tapi gw tetep deket dan hibur lo ?"
Vania : "Gw sih seneng lo begitu.. Seneng banget malah.. Lo dapet pacar dan gw ga kehilangan sosok lo.."
Rea : "Ya udah.. Kalo gitu gw terima tawaran Nia jadi pacar gw.. Gw ikutin kata-kata Zabir.. Hidup gw, gw yang atur gimana mau gw.."
Vania : "Tapi, Nia gimana ?"
Rea : "Nanti gw yang bilang sama Nia.."
Vania : "Hhmm.. Oke deh.. Hehehehehe.."
Rea : "Nah gitu dong senyum.. Kan kalo kaya gitu lo cantik.."
Vania : "Hahahahahahaha.. Bisa banget lo bikin gw ketawa.."
Rea : "Es nya habis.. Cantiknya ga jadi, Van.. Hahahahaahahahaha.."
Vania : "Ngga, enak aja.. Gw udah buatin capek-capek juga.."
Rea : "Capek apaan, lo cuma nuang air sama es terus diaduk.. lo ngaduk pake barbel ?"
Vania : "Hahahahahahahaha.. ya udah cepetan sana lo kasih kabar buat Nia.."
Rea : "Ya udah.. Udah sore juga.. Gw balik ya.."
Vania : "Iya.. Kapan-kapan, nanti gw yang main kerumah lo ya.."
Rea : "Oke.."

Aku diantar oleh Vania hingga gerbang rumahnya.
Kenapa langkahku berat meninggalkan rumah ini ?
Ah sudahlah, mungkin aku lelah.
Sesampainya dirumah, aku langsung mandi dan shalat ashar.
Setelah itu, aku rebahkan tubuhku diatas tempat tidurku dan bersiap untuk SMS Nia atas jawabanku ini.


Quote:


Begitulah isi SMSku kepada Nia.
Lama dia tak balas pesanku.
Apa dia tidak bisa menerimanya ?
Tak lama kemudian, Nia membalas SMSku.


Quote:


Sudah kuduga.
Pasti dia berat untuk menerima syarat dariku.
Aku paham kalau dia cemburu aku dekat dengan perempuan lain, tetapi Vania adalah perempuan pertama yang aku jumpa sebelum Dina dan Nia.
Dia juga harus terima kalau aku memang dekat dengan Vania.

Quote:


Itulah isi SMS dari Vania, tak lama masuk dari SMS nya Nia.
Aku putuskan untuk beristirahat dulu karena besok pasti menjadi hari yang berbeda untukku dengan kehadiran Nia kehidupanku.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.