Kaskus

Story

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Quote:
cover by: bgs93


Quote:
poetry by: junker007

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
junti27Avatar border
ugalugalihAvatar border
afrizal7209787Avatar border
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#15
Part 5
Sudah hampir satu jam latihan karate tersebut berjalan, dan apa yang ane takutkan nggak terjadi. Shela melatih anak-anak itu dengan ramah namun tegas, dan sepertinya dia memang sudah pengalaman. Dan anak-anak didiknya semua patuh pada instruksi-instruksi gerakan yang diberikan Shela. Dia nggak bosan-bosannya menegur anak didiknya yang melakukan kesalahan dalam memasang kuda-kuda atau gerakan lainnya. Dan dia melakukannya dengan ramah dan sabar. Pantas saja Dina dan teman-temannya terlihat menyukai Shela. Sebenarnya ane malas mengakuinya, tapi dia benar-benar instruktur karate yang sangat ideal.

“Oke semuanya, kita istirahat dulu sepuluh menit. “ teriak Shela sambil bertepuk tangan.

Wah rupanya ada jeda istirahat sepuluh menit. Ya wajar aja sih, soalnya pesertanya anak-anak sehingga porsi latihan juga tidak terlalu berat. Shela kemudian berjalan menuju ke arah ane. Waduh mau apa lagi nih cewek, tanya ane dalam hati. Ternyata ane duduk di dekat sport bag milik dia, yang berada sekitar dua meter dari posisi ane duduk. Walah bego banget sih, tahu gitu ane pindah duduk dari tadi. Shela membuka sport bag-nya dan mengeluarkan sebotol air mineral. Sambil minum, sempat-sempatnya dia melirik lagi ke arah ane, dengan pandangan sinis dan meremehkan. Bener-bener belagu nih cewek. Ane melihat ke arah Dina, dan dia lagi asyik ngobrol dengan teman-temannya. Kebetulan nih, ane mau bikin perhitungan dengan nih cewek belagu. Ane kemudian berdiri dan mendekati Shela.

“Gara-gara kamu, aku nyaris digebukin di halte. “ kata ane dengan ketus.
“Oh gitu ya. “ jawab Shela sambil menutup botol air mineralnya.
“Enak banget kamu jawab. Nggak sadar apa kamu hampir bikin celaka orang ?! “ kata ane agak keras. Soalnya ane udah emosi banget.
“Memang kenapa ? Siapa tahu kan kamu memang usil. “ jawab Shela enteng.
“Usil apaan ? Kamu aja yang kege’eran. Dasar cewek gatel. “ jawab ane.
“Apa kamu bilang ?! Bilang sekali lagi aku tonjok mukamu. “ jawab Shela agak keras. Ahaa.. rupanya Shela juga kepancing.
“Tuh kan. Belum apa-apa udah main ancam. Cewek kalau ikut karate emang biasanya belagu sih. “ jawab ane sambil tersenyum mengejek.
“Udah ah. Terserah kamu. Buang-buang waktu aja meladeni orang kayak kamu. “ jawab Shela dengan ketus sambil memalingkan muka.
“Lho yang bikin masalah siapa yang marah siapa. Dasar aneh. “ kata ane gak mau kalah.
“Terus sekarang apa maumu ? “ tanya Shela.
“Yaa orang kalau salah ya minta maaf lah. “ jawab ane.
“Apa ? Minta maaf ? Kenapa aku harus minta maaf sama kamu ? “ tanya Shela lagi.
“Bener kan makin kelihatan sifat asli kamu. Sebagai seorang guru karate, ternyata akhlak kamu nol. “ kata ane sambil mengacungkan jempol ke bawah.
“Jangan ngomong sembarangan ya ! Tahu apa kamu soal akhlak aku ? “ bentak Shela.

Ane nggak menjawab, tapi tetap tersenyum mengejek. Ternyata gampang banget memprovokasi Shela. Makin kelihatan kalau ternyata dia nggak sebaik dan seramah saat melatih anak-anak tadi.

“Baiklah aku akan minta maaf ke kamu. Tapi ada satu syarat. “ kata Shela sambil mengacungkan jari telunjuk.
“Syarat apaan ? “ tanya ane penasaran.
“Aku bakal minta maaf jika kamu bisa menjatuhkan aku dalam latihan sparring. “ jawab Shela.
“Apa ? Aku bertanding melawan kamu ? “ tanya ane lagi.
“Yang bener saja, aku nggak mau berantem melawan cewek. Bisa turun harga diriku. “ kata ane lagi.
“Alaaa.. bawa harga diri segala. Bilang aja kamu takut. “ tanya Shela dengan nada mengejek.

Tapi ane memang rada keder juga. Meskipun postur Shela lebih kecil daripada ane tapi dia penyandang sabuk hitam. Setahu ane seorang instruktur biasanya tingkatannya udah DAN 2 keatas. Dan ane lihat di ujung sabuk Shela ada dua garis emas yang menunjukkan kalau dia memang udah DAN 2. Buset, ane yang nggak pernah berlatih beladiri melawan penyandang sabuk hitam DAN 2 mah sama saja bunuh diri. Lalu pas ane lihat dia memberi contoh gerakan jurus tendangan dan pukulan pada anak-anak, gerakannya sangat mantab dan gesit sekali, menandakan kalau Shela memang benar-benar terlatih.

“Kenapa diam saja ? Kamu takut ? “ tanya Shela lagi.
“Siapa takut ? Ayo, kapan waktunya. “ ane menantang balik.
“Baik, aku tunggu kamu di sini jam 7. Kalau kamu nggak datang berarti kamu memang takut. “ kata Shela sambil ketawa sinis.

Shela kemudian kembali berkumpul dengan anak-anak didiknya dan kembali memulai latihan. Ya ampun, apa yang harus ane lakukan ? Kenapa juga ane harus menerima tantangan Shela. Sepertinya dia memang berniat mempermalukan ane. Lagipula kalo ane nggak datang, udah pasti ane bertindak pengecut. Tapi kalau ane sampai kalah melawan cewek, pasti malu juga. Akhirnya ane bulatkan tekad, terserah apapun hasilnya yang penting ane bakalan memenuhi tantangan Shela.
Diubah oleh gridseeker 18-11-2016 02:39
JabLai cOY
junti27
Opiknh
Opiknh dan 17 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.