- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#10
Part 4
Sampai di rumah ane langsung bawa motor ane yang mogok ke bengkel. Untung saja ada bengkel nggak jauh dari rumah ane. Ternyata penyebabnya sepele, cuma harus ganti busi. Tapi tetap aja bikin ane sial dua kali. Pertama ketemu dengan cewek kampungan di halte dan kedua bikin ane gagal boncengin Wulan. Ups.. ane masih aja ngarepin Wulan padahal mungkin aja sekarang dia lagi jalan-jalan sama Yovie. Sadar woii.. sadar..!! ane memaki-maki diri ane sendiri.
Pas lagi membayar di kasir tiba-tiba HP ane berbunyi. Rupanya ibu menelepon.
"Vin udah selesai motormu ? " tanya ibu ane.
"Udah bu, ini aku mau pulang. " jawab ane.
"Ya udah ini Dina udah siap, kamu cepet ke sini. " kata ibu ane.
"Iya bu. " jawab ane.
Dina adalah adik perempuan ane berumur 10 tahun. Anaknya sangat aktif dan menyukai olah raga sehingga sama bapak diikutkan les karate. Udah sebulan ini Dina ikut les tersebut dan sepertinya dia sangat antusias sekali. Selama ini bapak yang mengantar Dina, tapi kebetulan hari ini beliau ke luar kota sehingga ane yang dapet tugas mengantar. Awalnya bapak nawarin ane ikut karate juga tapi ane menolak. Soalnya ane lebih suka olahraga bola basket daripada beladiri.
Dari bengkel ane menuju rumah untuk menjemput Dina, kemudian langsung menuju ke tempat les karate tersebut. Lokasinya nggak jauh dari rumah sekitar 3 kilometer. Dina ikut kelas anak-anak seminggu dua kali dari jam 16.00 sampai jam 18.00. Saat sampai di depan gedung sasana tersebut, Dina langsung menarik tangan ane menuju ke dalam gedung. Ane rada canggung juga soalnya ini baru pertama kalinya ane masuk ke sasana tersebut. Meskipun gedung sasana dari luar terlihat nggak begitu besar tapi ternyata ada aula cukup luas di dalamnya. Di sana udah berkumpul anak-anak seumuran Dina memakai seragam karate bersabuk putih. Selain buat latihan karate, aula ini sepertinya juga digunakan untuk bermain bulu tangkis dan kegiatan lain soalnya selain ada court lines di lantai, juga ada speaker besar di pojok-pojok aula.
"Guru karatenya yang mana Din ? " tanya ane.
"Selamat sore Dina... " sapa seorang cewek dari belakang kami dengan ramah.
"Kak Shela, selamat sore kak. " jawab Dina dengan ceria.
Ane pun ikutan menoleh kebelakang dan .... anjrittt.. ane kaget setengah mati dan nggak percaya dengan siapa yang menyapa Dina barusan. Ternyata dia cewek sontoloyo di halte bis siang tadi, dan dia sekarang berdiri di depan ane dan Dina, memakai seragam karate dengan sabuk hitam dan rambutnya kini dikucir model ponytail. Ternyata dia instruktur karate Dina selama ini.
"Kamu ?? " dia pun nggak kalah kagetnya melihat ane.
"Kak kenalin ini Kak Shela, guru karate Dina. " kata Dina dengan polosnya.
"Ya udah ayo kita berkumpul Din. " kata cewek itu sambil menggandeng Dina, kemudian melirik dengan sinis ke ane.
Ane cuma bisa bengong. Pengen rasanya ane mengajak Dina pulang saat itu juga, tapi ntar pasti ane dimarahi orang tua ane. Rupanya dia pinter karate, pantes aja belagunya setengah mati. Sebenarnya Dina mau ane tinggal pulang ntar dua jam ane balik lagi, tapi nggak jadi soalnya ane rada kuatir Dina diapa-apain sama cewek itu. Akhirnya ane duduk di bangku di pinggir aula sambil memperhatikan latihan karate tersebut.
Sampai di rumah ane langsung bawa motor ane yang mogok ke bengkel. Untung saja ada bengkel nggak jauh dari rumah ane. Ternyata penyebabnya sepele, cuma harus ganti busi. Tapi tetap aja bikin ane sial dua kali. Pertama ketemu dengan cewek kampungan di halte dan kedua bikin ane gagal boncengin Wulan. Ups.. ane masih aja ngarepin Wulan padahal mungkin aja sekarang dia lagi jalan-jalan sama Yovie. Sadar woii.. sadar..!! ane memaki-maki diri ane sendiri.
Pas lagi membayar di kasir tiba-tiba HP ane berbunyi. Rupanya ibu menelepon.
"Vin udah selesai motormu ? " tanya ibu ane.
"Udah bu, ini aku mau pulang. " jawab ane.
"Ya udah ini Dina udah siap, kamu cepet ke sini. " kata ibu ane.
"Iya bu. " jawab ane.Dina adalah adik perempuan ane berumur 10 tahun. Anaknya sangat aktif dan menyukai olah raga sehingga sama bapak diikutkan les karate. Udah sebulan ini Dina ikut les tersebut dan sepertinya dia sangat antusias sekali. Selama ini bapak yang mengantar Dina, tapi kebetulan hari ini beliau ke luar kota sehingga ane yang dapet tugas mengantar. Awalnya bapak nawarin ane ikut karate juga tapi ane menolak. Soalnya ane lebih suka olahraga bola basket daripada beladiri.
Dari bengkel ane menuju rumah untuk menjemput Dina, kemudian langsung menuju ke tempat les karate tersebut. Lokasinya nggak jauh dari rumah sekitar 3 kilometer. Dina ikut kelas anak-anak seminggu dua kali dari jam 16.00 sampai jam 18.00. Saat sampai di depan gedung sasana tersebut, Dina langsung menarik tangan ane menuju ke dalam gedung. Ane rada canggung juga soalnya ini baru pertama kalinya ane masuk ke sasana tersebut. Meskipun gedung sasana dari luar terlihat nggak begitu besar tapi ternyata ada aula cukup luas di dalamnya. Di sana udah berkumpul anak-anak seumuran Dina memakai seragam karate bersabuk putih. Selain buat latihan karate, aula ini sepertinya juga digunakan untuk bermain bulu tangkis dan kegiatan lain soalnya selain ada court lines di lantai, juga ada speaker besar di pojok-pojok aula.
"Guru karatenya yang mana Din ? " tanya ane.
"Selamat sore Dina... " sapa seorang cewek dari belakang kami dengan ramah.
"Kak Shela, selamat sore kak. " jawab Dina dengan ceria.
Ane pun ikutan menoleh kebelakang dan .... anjrittt.. ane kaget setengah mati dan nggak percaya dengan siapa yang menyapa Dina barusan. Ternyata dia cewek sontoloyo di halte bis siang tadi, dan dia sekarang berdiri di depan ane dan Dina, memakai seragam karate dengan sabuk hitam dan rambutnya kini dikucir model ponytail. Ternyata dia instruktur karate Dina selama ini.
"Kamu ?? " dia pun nggak kalah kagetnya melihat ane.
"Kak kenalin ini Kak Shela, guru karate Dina. " kata Dina dengan polosnya.
"Ya udah ayo kita berkumpul Din. " kata cewek itu sambil menggandeng Dina, kemudian melirik dengan sinis ke ane.
Ane cuma bisa bengong. Pengen rasanya ane mengajak Dina pulang saat itu juga, tapi ntar pasti ane dimarahi orang tua ane. Rupanya dia pinter karate, pantes aja belagunya setengah mati. Sebenarnya Dina mau ane tinggal pulang ntar dua jam ane balik lagi, tapi nggak jadi soalnya ane rada kuatir Dina diapa-apain sama cewek itu. Akhirnya ane duduk di bangku di pinggir aula sambil memperhatikan latihan karate tersebut.
Diubah oleh gridseeker 18-12-2016 17:26
Opiknh dan 17 lainnya memberi reputasi
18
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan