Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#6
Part 3
Setelah itu, aku diantar oleh teman-temanku kekelasku.
Semua mata murid-murid melihat kami.

Rea : "Lo ga belajar apa, dak ?"
Zabir : "Dak ?"
Farrel : "Badak.. Hahahahahaha.."
Zabir : "Eh sue nih anak emang.."
Rea : "Hahahahahahaha.. Lo galak banget kaya badak, Bir.."
Zabir : "Gw lagi ga mood belajar.."
Valen : "Mana kelas lo, Re ?"
Rea : "Tuh..", aku tunjukkan dimana letak kelasku.
Valen : "Wih.. Ada Nia, Rel.."
Farrel : "Hoki banget ini kampret satu.."
Rea : "Terus lo apa ? Bajing dua ?"

Begitulah percakapan kami.
Kalau kami sudah bertemu, sudah pasti saling ejek dan meledek.
Tetapi, diantara kami tidak ada yang marah atau tersinggung.
Malah tertawa bersama.
Aku suka dibilang tiang listrik oleh Zabir karena tubuhku yang tinggi.
Dan sampailah aku dikelasku.

Zabir : "Hai semua.."

"Hai Kak..", sorak murid-murid dikelasku.

Dina : "Lo ngapain bir ?"
Valen : "Diem aja lu udah.."
Zabir : "Gw cuma mau ngasih tau, ini Andrea temen gw.. Ga boleh ada yang apa-apain dia.. Termasuk lo dan lo (tunjuk Dina dan Nia).."
Nia : "I.. Iya.."
Farrel : "Dah Re, lo duduk aja.."
Zabir : "Kita cabut ya, Re.."
Rea : "Yo.."

Aku kembali ke bangkuku.
Aku dicecar beberapa pertanyaan oleh Azka, teman sebangkuku.

Azka : "Lo diapain ?"
Rea : "Ga di apa-apain.."
Azka : "Mereka siapa ?"
Rea : "Temen gw.."
Azka : "Kok bisa ?"
Rea : "Dia temen gw dari SMP.."
Azka : "Wah gokil.. Aman berarti lo disini.."
Rea : "Mudah-mudahan.."
Azka : "Gimana bisa kenal ?"
Rea : "Gw dulu biasa bandel ama mereka tuh.. Ngumpet di belakang sekolah.. Bolos pelajaran.. Banyak dah.."
Azka : "Sadis.."
Rea : "Biasa aja ah.."

MOS hari ini berjalan lancar.
Aku juga aman, tidak kena kejahilan para senior.
Aku keluar dari kelasku untuk mencari Vian.
Dia juga harus tau kalau ada Zabir dan kawan-kawan ada disini.
Kebetulan, aku lihat Vian ditangga sedang berjalan turun.
Aku langsung menghampirinya.

Rea : "Vian.."
Vian : "Oi, Re.."
Rea : "Ikut gw.."
Vian : "Kemana ?"
Rea : "Sini.."

Aku ajak Vian menuju kantin.
Dia terlihat ketakutan.

Vian : "Eh gila lo ya.. Kita ga boleh masuk ke sini.."
Rea : "Santai.. Lo pasti aman terlindungi.."

Benar saja, ada Zabir dan kawan-kawan disana.
Aku langsung menghampiri mereka.

Rea : "Woi, Badak.."
Zabir : "Sue lo, tiang.. Main panggil badak aja.. Eh ini siapa ?"
Rea : "Temen gw.. Satu SMP sama kita.."
Zabir : "Lah.. Ini mah Alvian.. Yang jago main bola itu.."
Valen : "Eh buset.. Ngapain lo di sini ?"
Vian : "Loh, ada Valen.. Hahahahahahaha.. Sama kaya Rea gw.."
Farrel : "Reunian aja kita sekalian. Hahahahahaha.."
Zabir : "Gini Ian.. Lo kalo laper atau haus, lo kesini aja.. Ga apa-apa.. Kalo lo diapa-apain panita MOS, bilang ke gw, Valen, atau Farrel.. Bakalan kita abisin tuh anak.."
Rea : "Yoi.."
Valen : "Gw balik duluan ya.. Cewek gw nungguin.."
Zabir : "Pacaran mulu lo, setan.."
Valen : "Makanya jangan jomblo kelamaan, Pak.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Gw juga mau balik.. Gw ditungguin orang nih.."
Vian : "Ditungguin Vania kali.."
Farrel : "Buset.. Vania yang biasa diomongin anak-anak tuh, Bir.."
Zabir : "Vania mana ?"
Farrel : "Vania Okalina.."
Zabir : "Yang kecil imut itu ?"
Farrel : "Iya.. Cantik itu.. Kok lo bisa deket sama dia, Re ?"
Zabir : "Ah lo kaya ga tau Rea aja.. Cewek paling cantik di SMP kita aja bisa kegebet sama dia.."
Rea : "Sok tau lu, Badak.. Gw sama dia biasa aja.."
Farrel : "Enak sih lo tampang udah mendukung.. Coba si Badak, cewek paling jelek disini juga ga suka sama dia.."
Rea : "Hahahahahahahaha.."
Zabir : "Songong nih anak.."
Rea : "Gw duluan ya.. Sampe jumpa besok.."
Zabir : "Sip.. Eh besok bawa HP.. kita tukeran nomor.."
Rea : "Okeh.."

Aku berjalan keluar dari kantin.
Sepertinya ada senior yang melihatku.
Tetapi dia menghiraukanku dan aku tetap berjalan keluar.
Digerbang sekolah, ada seorang perempuan seperti sedang menunggu seseorang.
Kak Nia, ada apa ?

Nia : "Rea.."
Rea : "Ya.."
Nia : "Mau pulang ?"
Rea : "Hhmm.. Kenapa ?"
Nia : "Ga apa-apa.. Tadi aku nungguin kamu disini.."
Rea : "Nunggu aku ? Ada apa ?"
Nia : "Pulang bareng, yuk.."
Rea : "Hhmm.. Rumahmu dimana ?"
Nia : "Rumahku dekat.. Disebrang sana.."
Rea : "Oh, kita ga searah.. Aku jalan ke halte sana.. Lagipula aku udah janjian sama yang lain.."
Nia : "Hhmm.. Ya udah deh.."

Dia pergi meninggalkanku.
Dia melangkah dengan cepat dan terlihat kecewa.
Aku coba untuk mengejarnya.

Rea : "Kak.. Tunggu.."
Nia : "Apa ?"
Rea : "Kalau hari ini ga bisa, kita janjian aja dihari lain untuk jalan.."
Nia : "Emang kamu mau ?"

"Siapa coba yang ngga mau jalan sama cewek cantik begini..", pikirku.

Nia : "Hei.."
Rea : "Eh.. iya aku mau, kok.. Aku sih terserah kamu aja.."
Nia : "Ya udah nanti aku pikirin lagi.. Daahh..", dia tersenyum sambil melambaikan tangan.

Aku lanjutkan kembali perjalananku.
Sesampai dihalte, aku lihat ada seorang anak perempuan sedang duduk sambil memainkan kakinya.

Rea : "Kok lo belom balik ?"
Vania : "Nungguin lo.."
Rea : "Lah.. Balik mah balik aja Van.."
Vania : "Jadi lo ga mau ditungguin ?"
Rea : "Ga perlu ditungguin lah.. Nanti lo...."
Vania : "Ya udah !! Gw balik !!", sambil berdiri dan berjalan menuju angkutan umum.
Rea : "Van.. Lah kok marah ?"

Aku berjalan mengejar Vania yang marah.
Aku juga tidak tahu mengapa dia bisa marah.
Apa karena perkataanku tadi ?
Aneh.

Aku dan Vania naik angkutan umum yang sama.
Disini, hanya aku berdua dengannya.
Karena anak-anak yang lain sudah pulang.

Rea : "Vania.."
Vania : "...."
Rea : "Marah ya ?"
Vania : "...."
Rea : "Ya maksud gw kalo gw kelamaan ya pulang duluan aja.. Daripada nungguin gw kelamaan.. Nanti lo diculik gimana.."
Vania : "...."
Rea : "Van.."

Vania terus diam.
Sampai akhirnya dia turun dari angkutan, tetap saja dia tak mau bicara padaku.
Akupun sampai dirumah.
Aku nyalakan HPku dan ada beberapa SMS masuk.

Quote:


Dina.
Aku malas menanggapinya.
Nia akhirnya menghubungiku.
Aku save nomornya dan aku balas pesannya.


Quote:


Aku pejamkan mataku.
Tetapi, kenapa aku tidak bisa tidur juga ?
Padahal aku lelah sekali.

Vania.
Ada dia dipikiranku sekarang.
Kenapa dia rela menungguku berlama-lama disana ya ?
Aku coba SMS dia.


Quote:


Aku coba menelpon dia.
Tetapi dia tidak angkat telepon dariku.
Aku coba hubungi lagi, tetapi panggilanku ditolak olehnya.


Quote:
Arsana277
Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.