- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror) Diary [TAMAT]
...
TS
ayanokouji
(Horror) Diary [TAMAT]
![(Horror) Diary [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/12/8901141_20160812100754.jpg)
Illustration courtesy of Awayaye
Halo, dan salam kenal buat agan-agan semua.
Perkenalkan saya anggota lama kaskus tapi newbie di forum SFTH.
Nah, berhubung saya lihat banyak yang menceritakan pengalamannya terutama untuk yang berbau-bau mistis. kebetulan saya dekat dengan seseorang yang memang punya kemampuan lebih untuk melihat yang semacam itu.
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata, yang memang diambil langsung dari Diary dia
Langsung saja dimulai lah ya
Untuk Postingan pertama saya langsung Posting 2 part deh, karena prologue blum masuk ke cerita
Spoiler for Rules:
Atas permintaan yang punya Diary, mohon dibaca RULESnya sebelum membaca Diary ini ya :
1. Diary ini adalah hasil convert dari catatan di kertas menjadi bentuk elektronik. Jadi ini adalah benar-benar berasal dari Diary asli, kalau sampai ada yang baca dan tidak percaya, it's OK, tidak masalah tapi mohon jangan coba2 menantang apapun 'mahluk' yang disebutkan di Diary ini. Apabila terjadi sesuatu kami tidak bisa menolong.
2. Ini memang bukan urusan TS, tapi usahakan kalau sampai merasakan sesuatu yang tidak beres setelah baca isi Diary teman saya, harap dekatkan diri ke Tuhan segera. Karena seberapa besar Tuhan menolong itu tergantung dari iman kita ketika meminta. Dan percayalah, meminta saat belum melihat apapun dan ketika 'mereka' ada di depanmu itu akan menyebabkan bedanya besar Iman bagi yang tidak terbiasa.
Terimakasih sebelumnya, dan ingat baik2, jangan bermain-main dengan sesuatu dari dunia lain
Part I - Prologue (tanggal Diary - 3 September 2010)
Spoiler for Part I:
3 September 2010
Hallo Diary..
Mulai hari ini aku akan sedikit merubah apa yang aku tulis di dalam lembarmu yach..
Sebenarnya aku sih berniat tidak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan rahasia ini, karena aku pasti akan dicap sebagai orang aneh..
Hanya kamu yang mau mendengarkan semua cerita aku tanpa mengeluh, mulai dari aku menyukai siapapun sampai sendirian seperti sekarang (hiks..hiks.. yahh aku tau, trims anyway)
Okay, jadi aku akan menceritakan pengalaman hari ini.. yaah ini kesekian kalinya sudah terjadi padaku, dan untuk teman sejatiku yaitu kamu my Diary, aku akan menuliskan ini, rahasiakan ini yaah..
Ceritanya aku akan mulai dari pengalaman tadi pagi..
Oh ya, sebelumnya aku akan kasihtau sedikit rahasia kepada kamu..
Kamu tau.. ehm.. aku ini bisa melihat hantu atau semacamnya.. guru Agamaku berkata ini adalah anugrah, menurutku lebih seperti kutukan.
Kamu tau, Diary? Mungkin tidak banyak orang yang tau, tapi hantu itu berbeda dengan setan atau semacamnya. Kalau misalkan diumpamakan, hantu itu lebih ke arwah orang-orang yang meninggal atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ghost. Sedangkan setan bukan arwah, atau mungkin saja tadinya mereka arwah, yang pasti setan itu sudah lebih melewati tingkat keseraman dari Hantu. Dan diatas itu, masih ada lagi yang aku namakan jejadian. Nah, apabila setan itu bentuknya tidak dapat dikatakan bentuk apakah itu, kalau jejadian ini setidaknya sebagian besar dari bentuknya adalah bagian dari hewan-hewan.
Dan diary, dari kesialanku mendapatkan kutukan kemampuan ini, syukurlah aku hanya bisa melihat hantu saja. Yaah, kadang memang ada sedikit pengecualian, yang membuatku enggak tau kenapa bisa melihat yang lebih aneh daripada hantu.
But I tell you my Diary, melihat hantu saja sudah cukup menakutkan lho. Jangan dikira penampilan mereka itu normal-normal saja.. yahh, memang ada yang normal dan tersamar tapi hampir disetiap kejadian mereka akan menunjukkan wujud asli mereka kalau mereka tau kita bisa melihat mereka, dan mereka selalu tau kalau aku bisa melihat mereka.
Upps… sudah jam 11 ternyata, tadinya aku mau menceritakan kejadian penglihatan yang kulihat hari ini, tapi sudah terlalu malam nih, besok aku janji pasti akan cerita padamu dehhh, jangan ngambek yahh
See you tomorrow my Diary, Mulai hari ini aku akan melaporkannya padamu kalau aku melihat sesuatu yang aneh itu, hehe.. Nite
Part II - Misteri Toilet Wanita di lantai 7 - catatan tanggal 4 September 2010
Spoiler for Part II:
4 September 2010
Hallo friend,
As my promise stated, aku bakal ceritain hal yang kemarin terjadi sama aku. Jangan takut yaah, karena aku sudah cukup takut untuk mengingat-ingat ini, jadi tolong semangati aku (he..he..)
Oookay, cerita ini bermulai waktu aku bersama cindy sedang ada ditoilet di lantai 7 kampus kemarin siang setelah kuliah pak Zainul.
Ingatkan aku untuk memarahi Cindy nanti karena dia meninggalkan aku sendirian di toilet itu..
Kau dengar? Meninggalkan aku!
Berkat dia aku jadi melihat.. yahh, sesuatu yang jauh dari menyenangkan..
Sewaktu aku keluar dari bilik toilet dan mencari-cari Cindy, aku tidak menemukannya dimana-mana, aku rasa sih dia pergi buru-buru menemui pacarnya.. ya Tuhan, persahabatan kita hanya sebatas selama pacar tidak mengganggu.
Lalu aku berpikir, ya sudahlah, aku akan membetulkan make-up sebentar dan akan pergi ke food court, sepertinya #### belum datang menjemputku deh, setidaknya aku harus terlihat cantik kaan (he-he-he)
Tiba-tiba aku merasakan udara menjadi dingin, cukup untuk membuat bibirmu bergetar secara reflek.
Dan itu jelas-jelas tidak benar, toilet ini kan jelas-jelas pengap dan tanpa AC dimanapun. Dan otakku baru saja berpikir kalau ada yang tidak beres nih..
Tiba-tiba sudah berdiri seorang wanita dibelakangku, rambutnya panjang dan menutupi separuh mukanya, dia memakai baju kaus berwarna merah menyala dan celana jeans.
Aku langsung berbalik dan reflek berkata kalau dia membuatku kaget. Dan hal berikutnya yang terjadi membuatku hampir saja mengompol
Dia menempelkan mukanya tepat didepan mukaku, kulitnya benar-benar mengerikan, kau tau karpet yang ada tonjolan-tonjolannya begitu? Mukanya dan seluruh kulitnya penuh dengan seperti itu. Dan warna kulitnya sangat pucat, seperti warna krem kekuningan. Dan yang paling mengerikan dari semuanya adalah bola matanya, warna urat darah dibola matanya berwarna coklat kekuningan dan pupil matanya hitam dan bebercak merah.
Dari situ aku langsung tau kalau aku sedang bertemu dengan hantu, dan kali ini bukan hantu yang baik.
Perlahan-lahan dia mendekati aku, tapi tidak pernah menempel pada badanku, mukanya sangat dekat pada mukaku, dan tangannya yang dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan itu juga menggapai tubuhku seakan ingin menyentuhku, tapi sentuhan itu tidak pernah terjadi.
Aku merasakan bahwa sekitar 1 jam dia hanya memandangiku saja, berkali-kali berusaha menempelkan dirinya pada badanku, tapi tidak pernah berhasil. Jujur Diary, aku tidak tau kenapa dia tidak bisa menyentuhku, tapi syukurlah karena disaat itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak.
Setelah sekitar 1 jam itu, dia akhirnya mundur, kemudian matanya membelalak. Lebih besar dari lebar mata yang bisa dibuka oleh manusia normal, sepertinya seakan-akan semua kelopak matanya tertelan ke dalam rongga matanya. Kemudian warnanya bola matanya perlahan-lahan menjadi merah tua dan kemudian akhirnya menjadi hitam.
Kemudian dia berteriak sambil melompat kehadapanku, dan menghilang tepat didepan mukaku. Aku yakin aku mengompol sedikit kemarin.
Setelah itu suhu di toilet itu kembali pengap. Kakiku terasa kehilangan tulangnya dan aku terduduk di lantai toilet tanpa tenaga.
Kemudian suara handphoneku berbunyi mengagetkan aku, aku mengangkatnya dan #### ternyata menelponku. Dia mengatakan bahwa sudah 5 menit dia mencoba menelponku dan tidak diangkat-angkat. Aku meminta maaf dan berkata mungkin aku tidak mendengarnya tadi.
Ngomong-ngomong… waktu yang berlalu hanya 15 menit, tapi terasa seperti satu jam saat kejadian tadi..
Lain kali ingatkan aku jangan pernah lagi masuk di toilet lantai 7 sendirian ya.
UPDATED!!! PART XLV - "Serangan yang disengaja - II"
Spoiler for INDEX:
part III- Melayat
Part IV - Siapa yang mengikuti aku?
Part V - Bagaimana kutukan ini dimulai
Part VI - Perkemahan SMP
Part VII - Jurit Malam 1
Part VIII - Jurit Malam 2
Part IX - Penghuni Kampusku
Part X - Wanita dress putih
Part X (Final) - Wanita dress putih (lanjutan)
Part XI - Mereka ada di sekeliling kita
Part XII - Kalau kau jahat
Part XIII - Lauren dan ketiga anaknya
Part XIV- WARNING!! Baca catatan saya sebelum lanjut baca - Si Nenek dan Cucunya 1
Part XV - Si Nenek dan Cucunya 2
Part XVI - Wanita Dress Putih is back
Part XVII - Lift kampusku
Part XVIII - Tiga anak lauren kembali
Part XIX - Mahluk aneh
Part XX - Kampus sarang Kunti
Part XXI - Sang "dewa" jahat
Part XXII - Curiousity Kills the Cat
Part XXII - Bagian 2 - Robert and the Devil 1
Part XXII - Bagian 3 - Robert and the Devil 2
Part XXIII - Kembalinya si mahluk aneh
Part XXIV - Part I - si "dewa" jahat kembali 1
Part XXIV - Part II - si "dewa" jahat kembali 2
Part XXV - Robert
Part XXVI - aku dan kegelapan
part XXVII - Wewe Hitam
Part XXVIII - Wewe Hitam dan Wewe Putih
Part XXIX (bagian pertama) - He and Me (bag 1)
Part XXX (Bagian kedua) - He and Me (bag 2)
Part XXXI - sang pelindung
Part XXXII - Villa di gunung 1
Part XXXIII - Villa di gunung 2
Part XXXIV - Villa di gunung 3
Part XXXV - Villa di gunung (tamat) bag awal
Part XXXV - bagian akhir - Villa di gunung (tamat) bag akhir
Part XXXVI - Kutukan baru
Part XXXVI - Tambahan - Kutukan baru (tambahan)
Part XXXVII - Bagian Pertama - Iblis bag 1 -(Ketika dia terluka)
Part XXXVIII - bagian kedua - Iblis bag 2 - (si pemilik mata)
Part XXXIX - Cermin
Part XL - Ketika Ayano sakit
Part XLI - Goodbye
PART XLII - Mahluk di Jendela
PART XLIII - Akhir si "dewa" jahat
PART XLIII (lanjutan) - Akhir si "dewa" jahat (bag Akhir)
Part XLIV - Serangan yang disengaja - I
PART XLV - Serangan yang disengaja - 2 UPDATE
Bonus Story : Pengalaman TS dan yang punya Diary
Pengalaman bersama dia yang menulis Diary I
Bonus Story II Ketika yang tidak biasa melihat diperlihatkan
BONUS STORY III - Pengalaman Horror ketika main game
BONUS STORY IV : Kejadian di Malam Jumat Kliwon[
*SPECIAL* Bonus Story IV - part 2 - Elisa's POV
Bonus Story V - Part I
Bonus Story V - Part 2
Bonus Story V - part 3
Bonus Story VI
Bonus Story VII #awasbebehplusplus
Bonus Story VIII
Bonus Story IX
Bonus Story X
Bonus Story XI
BONUS PART XII - Bagian ketiga (Elisa POV)
Kiriman cerita dari para pembaca :
Kiriman cerita dari agan Gent4r - 1 (Gent4r, Romi vs Miss K)
Pengalaman agan Gent4r kedua
Kiriman cerita dari pembaca
Thread lainnya tentang saya dan Elisa
Saya dan Gadis bermata Indigo
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 39 suara
Berhubung banyak yang nyaranin Untuk ganti judul Thread, mohon masukan terkait itu :
Judul Thread tetap, soalnya daripada ribet nyari Threadnya lagi
56%
Judul Thread diganti ke judul Thread yang di dalem
33%
Judul Thread kudu diganti ke judul Thread yang beda dan lebih menarik
10%
Diubah oleh ayanokouji 19-11-2016 12:18
radorada dan 23 lainnya memberi reputasi
24
1.1M
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanokouji
#2000
PART XLII
Spoiler for PART XLII:
Xx Oktober 2016
Aku baru saja pindah ke apartement ini dan aku sudah didatangi oleh ‘mereka’. Meskipun aku tidak menyesal untuk bisa pindah lebih dekat dengan Ayano.
Tapi ‘sambutan hangat’ ini sejujurnya tidak kuduga sebelumnya.
Sialnya… Ayano masih belum pulang dari Bandung malam ini…
Sepertinya aku akan mencoba bersabar semalaman mendengar suara garukan yang mengganggu dari luar itu…
Awalnya ini semua terjadi sekitar jam 6 sore tadi. Setelah semua barang-barangku telah sampai di apartement. Setelah selesai mandi dan membuat secangkir coklat. Aku bermaksud untuk membaca buku sambil duduk di sisi jendela besar yang langsung berseberangan dengan jalanan yang diterangi oleh lampu-lampu di sana-sini.
Aku sedang membaca buku dengan asyik ketika dari sudut mataku aku melihat sesuatu sedang bergerak di gedung yang berada berseberangan dari apartementku.
Benar Diary… karena reflek, aku melihat ke ‘sesuatu’ itu dan mendapati sesuatu yang cukup besar sedang merayap di dinding gedung di seberangku.
Aku mengambil handphoneku dan memfokuskan kamera ponselku itu untuk dapat melihat ‘sesuatu’ itu dengan lebih jelas.
‘Sesuatu’ itu sepertinya memakai kain abu-abu atau semacamnya ketika kulihat dari jauh, karena pakaiannya terlihat berkibar-kibar. Tangan dan kaki ‘mahluk’ itu lebih panjang dari manusia biasa, malah mirip seperti laba-laba, aku tidak bisa melihat lebih jelas lagi karena batas zoom kamera handphoneku yang sudah mencapai batas maksimalnya.
Aku memperhatikan ‘sesuatu’ itu dengan keheranan seraya ‘mahluk’ apapun itu sedang merayap menaiki gedung yang cukup tinggi itu.
Kemudian ‘sesuatu’ itu berhenti… benar-benar berhenti dan sama sekali tidak bergerak.
Dan ‘sesuatu’ itu bergelantungan dengan satu tangan dan aku melihatnya seperti memutar tubuhnya kemudian merayap terbalik dengan punggungnya yang menempel pada sisi gedung.
‘Mahluk’ itu merayap naik dengan punggungnya menempel pada sisi gedung.
Dan kemudian ‘mahluk’ itu jatuh…
Atau melompat turun…
Entahlah..
Yang pasti tubuh ‘sesuatu mahluk’ entah apa itu meluncur dengan cepat ke dasar tanah dan menghilang tertutup deretan rumah dan bangunan yang seperti menelan tubuhnya.
Aku masih sedikit tercengang melihat pemandangan aneh itu. Namun tidak lama kemudian, aku kembali mencoba meneruskan untuk membaca buku yang entah mengapa seperti kehilangan rasa menariknya. Pemandangan yang baru saja berlangsung di depan mataku lebih membuatku penasaran dari buku yang kubaca.
Karena itulah aku melakukan kesalahan dengan membuka kaca jendelaku dan melihat ke bawah.
Aku hanya bermaksud untuk mencari angin sejenak ketika aku mendengar suara dari bawah.
‘srekk..srekk..srekk…’
Secara reflek aku melihat ke bawah dan mendapati ‘mahluk’ yang sedang merangkak naik di gedung apartementku.
“Ahh!!” teriakku kaget karena melihat sosok ‘mahluk’ itu dengan jelas ketika ‘mahluk’ itu sudah berada beberapa lantai di bawahku.
Benda yang kukira adalah baju abu-abu ‘mahluk’ itu ternyata adalah rambut yang sangat-sangat panjang dan lebat yang berkibar-kibar menutupi tubuh mahluk itu.
‘Mahluk’ itu berwajah merah, dengan gigi berbaris rapi seperti gigi ikan hiu, namun dengan dua gigi taring yang mencuat besar dari bibir bawah mahluk itu sehingga membuat mulutnya tidak bisa menutup rapat, hidungnya besar dan bulat, seperti hidung manusia pada umumnya kecuali adanya belahan lubang besar dari pangkal sampai ke ujung hidungnya yang membelah dua persis hidung ‘mahluk’ itu. Namun, yang paling mengerikan adalah mata mahluk itu yang membulat besar dan tidak memiliki kelopak mata. Pupil ‘mahluk’ itu juga berbentuk bulat dengan urat-urat merah yang memenuhi bagian putih dari mata ‘mahluk’ itu, menjadikannya berwajah murka.
‘BRAKK!!’ dengan cepat aku menutup jendela apartementku.
Seperti dugaanku, ‘Mahluk’ itu berhenti TEPAT.DI.DEPAN.JENDELAKU.
“AHH!!!” teriakku kaget ketika melihat sosok ‘mahluk’ itu dari dekat.
‘Mahluk’ itu adalah wanita. Terlihat dari bentuk tubuh telanjang ‘mahluk’ itu yang hanya ditutupi oleh rambut yang sangat tebal dan berkibar, dengan noda merah seperti riasan suku primitif di sekujur tubuhnya. Tungkai panjang ‘mahluk’ itu melebar dan menggapai sudut-sudut jendela yang cukup besar itu.
‘Mau masuuuuuuuuuuk…..’
“!!!”
Aku sangat terkejut bukan kepalang ketika ‘mahluk’ itu berbicara. Suaranya benar-benar terdengar jelas. Bagaikan suara seorang wanita muda.
‘KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK’
‘Mahluk’ itu mulai menggertak-gertakkan giginya sehingga membuat bunyi bising yang menyeramkan dan membuatku harus menutup telinga karenanya.
“Ahh!!” seruku sembari menutup telingaku dari bunyi kertak gigi yang kencang itu.
‘Mau masuuuuuuuuuuuukk…….’
Kata ‘mahluk’ itu kembali dengan suara yang lirih…
Kemudian, ‘mahluk’ itu mulai menggerak-gerakkan tangannya dan mencakar-cakar jendela tempatnya bertengger.
‘SRIIEETTT!! SRIIETTTT!! SRIIETTT!!’
“Ahhhhh!!!!” suara kaca yang di garuk membuat suaranya seperti merasuk ke kepalaku dan membuatnya berdenging dan sakit.
‘MAU MASUKKK!!!!!!’ jerit ‘mahluk’ itu lagi sambil tetap menggaruk-garuk jendela.
Akupun berlari dari ruangan itu dan masuk ke kamarku.
Sialnya, di sinipun terdapat jendela besar yang menatap langsung ke luar.
Aku tidak mendapat cukup perlindungan ketika sosok ‘mahluk’ itu kembali datang dari sudut jendela dan kembali berteriak
‘MAAAASUUUUUUUUUUUUUUKKKK!!!!!’
‘KRRIIIIIIIIIIIIIIIIEEEEEEE’
“Ahhhh!!!!”
‘Mahluk’ itu menggunakan kuku tajamnya untuk menggores kaca jendela kamarku. Meskipun tidak ada goresan yang terbentuk, namun suara bising dari goresan kaca itu membuat kepalaku hampir pecah rasanya.
Tapi setelah itu ‘mahluk’ itu terdiam. Kemudian kepalanya berputar 180 derajat menatap ke gedung lain yang berada bersebarangan.
‘Aaaaaaa…. Aaaaaaaaaa….. aaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!!’ teriaknya sebelum akhirnya dia kembali melompat dari jendela kamarku dan terjun.
Aku segera berlari mendekati jendela dan mendapati kalau ‘mahluk’ itu menghilang.
Aku mendesah lega… entah ‘mahluk’ apalagi yang tertarik untuk menggangguku itu, tapi untunglah….. dia sudah pergi, itu adalah hal yang kupikirkan saat itu.
Namun aku terlalu cepat senang.
Karena malam harinya, sekitar pukul delapan malam tadi, ketika aku sedang membaca novel kesukaanku, tiba-tiba terdengar suara pukulan kencang pada jendelaku.
‘BRAAAAAAAAKKK!!!’
Suara itu sontak membuatku melompat dari tempat tidur karena kaget.
Aku menatap waspada pada jendela yang kini kututup dengan gorden. Aku mendekat sedikit, dan aku melihat ‘mahluk’ itu kembali. Mata merahnya menatapku dari sela-sela gorden.
‘Mauuu masuuuuuuuuuuukk….’ Ucapnya lirih lagi.
“Ahhh!!! Ahhhhh!!!!” teriakku ketakutan. Tanpa pikir panjang, aku segera menelpon Ayano.
“Ko…” panggilku ketika telepon tersambung.
“Kenapa Lisa?”
“Koko pulang kan malam ini?”
Tidak terdengar apapun selama kurang lebih dua detik sebelum akhirnya Ayano menjawab dengan mantap “Ya, koko pulang malam ini. Tapi agak malam, kamu mau bersabar nunggunya?” kata Ayano dari seberang telepon.
“Iya ko”
“Kalau gitu koko jalan pulang sekarang, kalau ada apa-apa langsung telepon koko” kata Ayano lagi sebelum sambungan teleponnya diputus.
Aku tau aku sudah sangat egois.. baru tadi siang aku menjawab kepada Ayano ketika apa dia harus pulang malam ini?
Aku menjawab tidak perlu, karena aku tahu dengan jelas urusannya akan memakan waktu sampai malam, karena itu AKULAH yang menyarankannya untuk bermalam di hotel saja untuk hari ini.
Dan sekarang aku jugalah yang memintanya segera pulang…
Aku benar-benar egois…
Tapi… aku sudah tidak punya pilihan lain…
Aku masih mendengar suara ‘Srekk… srekkk…. Srekkk….’ dari luar jendela. Ditambah lagi panggilan lirih yang tidak henti-hentinya dari dua jam lalu ‘Mauuu masuuuuuuuuuuukkk….’
Sekarang sudah hampir jam 11 malam… masih sekitar 2 jam lagi sebelum Ayano sampai….
Dan aku sudah hampir gila mendengar ‘mahluk’ itu….
===
Lanjutan cerita (tidak tercatat di Diary) :
Malamnya Ayano baru datang sekitar jam 2 pagi karena macetnya jalan tol dan mendapatiku sedang menangis histeris karena stress mendengar gangguan dari ‘mahluk’ itu yang tidak berhenti-berhenti.
Segera setelah Ayano tiba dan memelukku. Dia mengatakan kalau sayangnya dia tidak bisa melihat ‘mahluk’ itu, namun dia bisa merasakannya dan mendengar suara-suara yang dihasilkannya.
Ayano baru saja belajar cara-cara menangkal ‘mereka’ dari kepergian kami ke Ende. Dan diluar dugaanku yang tadinya mengira dia akan melakukan banyak ritual-ritual untuk mengusir ‘mereka’ seperti yang biasa terlihat di film-film hollywood, Ayano lebih banyak hanya menggunakan doa untuk mengatasi ‘mereka’. Dan hampir selalu manjur.
Kali inipun begitu. Dia hanya memintaku mengulang doa yang dia ucapkan. Berkali-kali..
Sampai akhirnya suara itu menghilang seluruhnya.
Ayano pernah mencari mengenai ‘mahluk’ itu, namun hasil yang dia dapat cukup aneh. Bagaimana mungkin ‘mahluk’ yang seharusnya tidak ada di sini dan berada di pulau lain yang jauh bisa datang ke tempat ini dan secara kebetulan menggangguku?
Dan jujur, sampai dengan aku menulis kembali cerita ini, aku masih belum paham pelajaran seperti apa yang dia dapat saat di Ende?
Yang pasti, apapun itu telah membuatnya terkuras secara mental. Aku melihatnya ketika dia terlihat sangat letih dan pucat selama seminggu itu. Ditambah lagi dengan berat badannya yang turun drastis sebanyak 8 kilo, membuatku separuh tidak menyetujui Ayano mendalami hal tersebut.
Apalagi karena aku tau, dia melakukannya untukku, semakin membuatku serba salah….
Aku baru saja pindah ke apartement ini dan aku sudah didatangi oleh ‘mereka’. Meskipun aku tidak menyesal untuk bisa pindah lebih dekat dengan Ayano.
Tapi ‘sambutan hangat’ ini sejujurnya tidak kuduga sebelumnya.
Sialnya… Ayano masih belum pulang dari Bandung malam ini…
Sepertinya aku akan mencoba bersabar semalaman mendengar suara garukan yang mengganggu dari luar itu…
Awalnya ini semua terjadi sekitar jam 6 sore tadi. Setelah semua barang-barangku telah sampai di apartement. Setelah selesai mandi dan membuat secangkir coklat. Aku bermaksud untuk membaca buku sambil duduk di sisi jendela besar yang langsung berseberangan dengan jalanan yang diterangi oleh lampu-lampu di sana-sini.
Aku sedang membaca buku dengan asyik ketika dari sudut mataku aku melihat sesuatu sedang bergerak di gedung yang berada berseberangan dari apartementku.
Benar Diary… karena reflek, aku melihat ke ‘sesuatu’ itu dan mendapati sesuatu yang cukup besar sedang merayap di dinding gedung di seberangku.
Aku mengambil handphoneku dan memfokuskan kamera ponselku itu untuk dapat melihat ‘sesuatu’ itu dengan lebih jelas.
‘Sesuatu’ itu sepertinya memakai kain abu-abu atau semacamnya ketika kulihat dari jauh, karena pakaiannya terlihat berkibar-kibar. Tangan dan kaki ‘mahluk’ itu lebih panjang dari manusia biasa, malah mirip seperti laba-laba, aku tidak bisa melihat lebih jelas lagi karena batas zoom kamera handphoneku yang sudah mencapai batas maksimalnya.
Aku memperhatikan ‘sesuatu’ itu dengan keheranan seraya ‘mahluk’ apapun itu sedang merayap menaiki gedung yang cukup tinggi itu.
Kemudian ‘sesuatu’ itu berhenti… benar-benar berhenti dan sama sekali tidak bergerak.
Dan ‘sesuatu’ itu bergelantungan dengan satu tangan dan aku melihatnya seperti memutar tubuhnya kemudian merayap terbalik dengan punggungnya yang menempel pada sisi gedung.
‘Mahluk’ itu merayap naik dengan punggungnya menempel pada sisi gedung.
Dan kemudian ‘mahluk’ itu jatuh…
Atau melompat turun…
Entahlah..
Yang pasti tubuh ‘sesuatu mahluk’ entah apa itu meluncur dengan cepat ke dasar tanah dan menghilang tertutup deretan rumah dan bangunan yang seperti menelan tubuhnya.
Aku masih sedikit tercengang melihat pemandangan aneh itu. Namun tidak lama kemudian, aku kembali mencoba meneruskan untuk membaca buku yang entah mengapa seperti kehilangan rasa menariknya. Pemandangan yang baru saja berlangsung di depan mataku lebih membuatku penasaran dari buku yang kubaca.
Karena itulah aku melakukan kesalahan dengan membuka kaca jendelaku dan melihat ke bawah.
Aku hanya bermaksud untuk mencari angin sejenak ketika aku mendengar suara dari bawah.
‘srekk..srekk..srekk…’
Secara reflek aku melihat ke bawah dan mendapati ‘mahluk’ yang sedang merangkak naik di gedung apartementku.
“Ahh!!” teriakku kaget karena melihat sosok ‘mahluk’ itu dengan jelas ketika ‘mahluk’ itu sudah berada beberapa lantai di bawahku.
Benda yang kukira adalah baju abu-abu ‘mahluk’ itu ternyata adalah rambut yang sangat-sangat panjang dan lebat yang berkibar-kibar menutupi tubuh mahluk itu.
‘Mahluk’ itu berwajah merah, dengan gigi berbaris rapi seperti gigi ikan hiu, namun dengan dua gigi taring yang mencuat besar dari bibir bawah mahluk itu sehingga membuat mulutnya tidak bisa menutup rapat, hidungnya besar dan bulat, seperti hidung manusia pada umumnya kecuali adanya belahan lubang besar dari pangkal sampai ke ujung hidungnya yang membelah dua persis hidung ‘mahluk’ itu. Namun, yang paling mengerikan adalah mata mahluk itu yang membulat besar dan tidak memiliki kelopak mata. Pupil ‘mahluk’ itu juga berbentuk bulat dengan urat-urat merah yang memenuhi bagian putih dari mata ‘mahluk’ itu, menjadikannya berwajah murka.
‘BRAKK!!’ dengan cepat aku menutup jendela apartementku.
Seperti dugaanku, ‘Mahluk’ itu berhenti TEPAT.DI.DEPAN.JENDELAKU.
“AHH!!!” teriakku kaget ketika melihat sosok ‘mahluk’ itu dari dekat.
‘Mahluk’ itu adalah wanita. Terlihat dari bentuk tubuh telanjang ‘mahluk’ itu yang hanya ditutupi oleh rambut yang sangat tebal dan berkibar, dengan noda merah seperti riasan suku primitif di sekujur tubuhnya. Tungkai panjang ‘mahluk’ itu melebar dan menggapai sudut-sudut jendela yang cukup besar itu.
‘Mau masuuuuuuuuuuk…..’
“!!!”
Aku sangat terkejut bukan kepalang ketika ‘mahluk’ itu berbicara. Suaranya benar-benar terdengar jelas. Bagaikan suara seorang wanita muda.
‘KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK-KLEK’
‘Mahluk’ itu mulai menggertak-gertakkan giginya sehingga membuat bunyi bising yang menyeramkan dan membuatku harus menutup telinga karenanya.
“Ahh!!” seruku sembari menutup telingaku dari bunyi kertak gigi yang kencang itu.
‘Mau masuuuuuuuuuuuukk…….’
Kata ‘mahluk’ itu kembali dengan suara yang lirih…
Kemudian, ‘mahluk’ itu mulai menggerak-gerakkan tangannya dan mencakar-cakar jendela tempatnya bertengger.
‘SRIIEETTT!! SRIIETTTT!! SRIIETTT!!’
“Ahhhhh!!!!” suara kaca yang di garuk membuat suaranya seperti merasuk ke kepalaku dan membuatnya berdenging dan sakit.
‘MAU MASUKKK!!!!!!’ jerit ‘mahluk’ itu lagi sambil tetap menggaruk-garuk jendela.
Akupun berlari dari ruangan itu dan masuk ke kamarku.
Sialnya, di sinipun terdapat jendela besar yang menatap langsung ke luar.
Aku tidak mendapat cukup perlindungan ketika sosok ‘mahluk’ itu kembali datang dari sudut jendela dan kembali berteriak
‘MAAAASUUUUUUUUUUUUUUKKKK!!!!!’
‘KRRIIIIIIIIIIIIIIIIEEEEEEE’
“Ahhhh!!!!”
‘Mahluk’ itu menggunakan kuku tajamnya untuk menggores kaca jendela kamarku. Meskipun tidak ada goresan yang terbentuk, namun suara bising dari goresan kaca itu membuat kepalaku hampir pecah rasanya.
Tapi setelah itu ‘mahluk’ itu terdiam. Kemudian kepalanya berputar 180 derajat menatap ke gedung lain yang berada bersebarangan.
‘Aaaaaaa…. Aaaaaaaaaa….. aaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!!’ teriaknya sebelum akhirnya dia kembali melompat dari jendela kamarku dan terjun.
Aku segera berlari mendekati jendela dan mendapati kalau ‘mahluk’ itu menghilang.
Aku mendesah lega… entah ‘mahluk’ apalagi yang tertarik untuk menggangguku itu, tapi untunglah….. dia sudah pergi, itu adalah hal yang kupikirkan saat itu.
Namun aku terlalu cepat senang.
Karena malam harinya, sekitar pukul delapan malam tadi, ketika aku sedang membaca novel kesukaanku, tiba-tiba terdengar suara pukulan kencang pada jendelaku.
‘BRAAAAAAAAKKK!!!’
Suara itu sontak membuatku melompat dari tempat tidur karena kaget.
Aku menatap waspada pada jendela yang kini kututup dengan gorden. Aku mendekat sedikit, dan aku melihat ‘mahluk’ itu kembali. Mata merahnya menatapku dari sela-sela gorden.
‘Mauuu masuuuuuuuuuuukk….’ Ucapnya lirih lagi.
“Ahhh!!! Ahhhhh!!!!” teriakku ketakutan. Tanpa pikir panjang, aku segera menelpon Ayano.
“Ko…” panggilku ketika telepon tersambung.
“Kenapa Lisa?”
“Koko pulang kan malam ini?”
Tidak terdengar apapun selama kurang lebih dua detik sebelum akhirnya Ayano menjawab dengan mantap “Ya, koko pulang malam ini. Tapi agak malam, kamu mau bersabar nunggunya?” kata Ayano dari seberang telepon.
“Iya ko”
“Kalau gitu koko jalan pulang sekarang, kalau ada apa-apa langsung telepon koko” kata Ayano lagi sebelum sambungan teleponnya diputus.
Aku tau aku sudah sangat egois.. baru tadi siang aku menjawab kepada Ayano ketika apa dia harus pulang malam ini?
Aku menjawab tidak perlu, karena aku tahu dengan jelas urusannya akan memakan waktu sampai malam, karena itu AKULAH yang menyarankannya untuk bermalam di hotel saja untuk hari ini.
Dan sekarang aku jugalah yang memintanya segera pulang…
Aku benar-benar egois…
Tapi… aku sudah tidak punya pilihan lain…
Aku masih mendengar suara ‘Srekk… srekkk…. Srekkk….’ dari luar jendela. Ditambah lagi panggilan lirih yang tidak henti-hentinya dari dua jam lalu ‘Mauuu masuuuuuuuuuuukkk….’
Sekarang sudah hampir jam 11 malam… masih sekitar 2 jam lagi sebelum Ayano sampai….
Dan aku sudah hampir gila mendengar ‘mahluk’ itu….
===
Lanjutan cerita (tidak tercatat di Diary) :
Malamnya Ayano baru datang sekitar jam 2 pagi karena macetnya jalan tol dan mendapatiku sedang menangis histeris karena stress mendengar gangguan dari ‘mahluk’ itu yang tidak berhenti-berhenti.
Segera setelah Ayano tiba dan memelukku. Dia mengatakan kalau sayangnya dia tidak bisa melihat ‘mahluk’ itu, namun dia bisa merasakannya dan mendengar suara-suara yang dihasilkannya.
Ayano baru saja belajar cara-cara menangkal ‘mereka’ dari kepergian kami ke Ende. Dan diluar dugaanku yang tadinya mengira dia akan melakukan banyak ritual-ritual untuk mengusir ‘mereka’ seperti yang biasa terlihat di film-film hollywood, Ayano lebih banyak hanya menggunakan doa untuk mengatasi ‘mereka’. Dan hampir selalu manjur.
Kali inipun begitu. Dia hanya memintaku mengulang doa yang dia ucapkan. Berkali-kali..
Sampai akhirnya suara itu menghilang seluruhnya.
Ayano pernah mencari mengenai ‘mahluk’ itu, namun hasil yang dia dapat cukup aneh. Bagaimana mungkin ‘mahluk’ yang seharusnya tidak ada di sini dan berada di pulau lain yang jauh bisa datang ke tempat ini dan secara kebetulan menggangguku?
Dan jujur, sampai dengan aku menulis kembali cerita ini, aku masih belum paham pelajaran seperti apa yang dia dapat saat di Ende?
Yang pasti, apapun itu telah membuatnya terkuras secara mental. Aku melihatnya ketika dia terlihat sangat letih dan pucat selama seminggu itu. Ditambah lagi dengan berat badannya yang turun drastis sebanyak 8 kilo, membuatku separuh tidak menyetujui Ayano mendalami hal tersebut.
Apalagi karena aku tau, dia melakukannya untukku, semakin membuatku serba salah….
marcellaal memberi reputasi
1
Kutip
Balas