- Beranda
- Stories from the Heart
Sales, salahkah?
...
TS
cgyp
Sales, salahkah?
Quote:
The First
Seminggu lagi gw diwisuda S1, bahagia rasanya, namun satu kekhawatiran muncul : trus setelah ini apa? Kemana?
Lowongan lowongan lowongan, cuma itu yang terbersit di otak gw sewaktu gw bolak balik Koran edisi Maret 2010 ini, sampai akhirnya gw menemukan
"Dibutuhkan tenaga bla bla bla (banyak banget), tdk butuh pengalaman, min sma/d3/s1"
You know what I do next lah ya... 😃
--
"Ibu Cindi melamar untuk bagian IT admin ya?" Tanya si calon boss gw sewaktu interview
"Iya pak"
Standard interview berlanjut hingga akhirnya,
"Baiklah, tidak apa meski masih minggu depan lulus kuliahnya, besok Mb Cindi kesini lagi ya untuk menjalani test awal", mungkin karena tahu gw masih unyu-unyu, gw jadinya dipanggil mbak
"Baik pak"
--
"Nanti Mb Cindi akan dipandu oleh Mb Neri (bukan nama sebenarnya), testnya berupa kegiatan lapangan"
"Baik pak"
Gw masih gak kepikiran mau kek gimana testnya, sampai akhirnya gw dibawa sama Mb Neri ini ke sebuah perumahan di kota surab#y#
'tok 'tok 'tok
Salah satu pintu penduduk diketuk oleh Mb Neri, gw masih diem
"Hai selamat pagi bu, saya dari relawan kesehatan mau mengadakan bakti sosial kesehatan gratis, masuk dulu ya bu..", ujar Mb Neri dengan semangatnya ketika pintu dibuka oleh empunya rumah
"Jadi bu, ini alatnya untuk bakti sosial ini, namanya bantal ajaib (disamarkan lagi yee), caranya gini (sambil Mb Neri praktekin), tapi inget lho bu ini ndak dijual, cuma untuk bakti sosial hari ini saja, gimana bu? Enak mboten?", Wah keren banget ini Mb Neri bisa sksd kek gini ke orang yang baru dikenal
"Ooo ndak di jual ya mbak? Nek beli gitu piroan harganya Mb?" Tanya si Ibu
"Wahhh mahal ini bu, 1,5 juta, lagipula kan saya bilang ndak dijual bu, nanti Ibu cari ke apotik aja" ujar Mb Neri
"Oh gitu ya Mb? Mahal ya... Apotik mana mbak yg jual? Enake bantal ajaibnya" sambil merem si Ibu ngomongnya
"Baiklah bu karena saya ndak bisa lama-lama, saya mau pamit dulu, nah tapi sebelumnya saya mau tanya, Ibu sekarang umur berapa?" Tanya Mb Neri
"63 mbak" jawab si Ibu
Lali tiba-tiba Mb Neri menyalami tangan si Ibu
"Wahhh kebetulan, alhamdullilah bu, kami lagi ada program pembagian bantal ajaibnya ini untuk 2 orang warga yang berusia di atas 60 tahun, kebetulan ini tinggal satu, tadi satunya dah kami bagi untuk mbah sardi di ujung jalan sana" dengan semangat dan masih menyalami tangan si Ibu, mb Neri berujar
Stop! Pause bentar!
Pikir gw, kapan ke mbah sardinya? Oh mungkin kemarin, tapi kok Mb neri bilang 'tadi'? Atau mungkin sebelum nganter gw, dy nganter pelamar kerja lainnya? Oh iya bisa bisa, masuk masuk, oke lanjut
Lalu Mata si Ibu berbinar-binar
"Beneran mbak? Bantal ajaibnya buat saya? Wahhh makasih lho mbak" kata si Ibu
"Iya bu beneran, nah bu Isi biodata ini ya..." kata Mb Neri sambil menyerahkan selembar kertas, lalu Mb Neri kelanjutan
"Nah bu coba lihat ini tulisannya, bantalnya beneran kan harganya 1,5juta?! Karena ini hadiah, Ibu tahu hadiah kan?! Yang seperti di tivi-tivi itu lho bu, jadi Ibu cuma harus bayar pajaknya aja 10% yaitu 150rb, sedikit thooo bu?"
Widih sadis.. jadi ini maksudnya bagi-bagi subsidi gitu Kali ya ke masyarakat, tapi kok mirip jualan ya.. ah positif positif, gw pengen lulus Tes lapangan ini
"Jadi saya harus bayar Mb?" Tanya si Ibu
"Pajaknya aja bu 150rb, ayo bu saya tunggu, ini subsidi terbatas lho bu, Ibu kan sudah ngisi biodata juga"
Tuh kan bener subsidi, apa kata gw, mungkin gw diuji untuk berpikir positif Dan tahu cara berkomunikasi dengan orang lain, sip sip
Kira-kira subsidi ini harus di ambil gak yah? Trus kalau si Ibu gak mau gimana? Ini kok si Ibu diem aja? Ini subsidi apa jualan sih? Eh iya harus positif, ini subsidi!
Dan kami masih menunggu keputusan si Ibu....
Diubah oleh cgyp 18-02-2017 15:09
weihaofei dan 16 lainnya memberi reputasi
17
48.1K
315
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cgyp
#173
The 30th
Jujur situasi ini membuat gw merasa gak nyaman dengan kondisi di sekeliling gw, tapi di sisi lain gw punya goal dan cita-cita, tidak mungkin gw berhenti di tengah jalan, gw harus kerja dimana lagi nanti, gw masih ingin lanjut di bisnis ini meski harus menelan fitnah pahit seperti yang saat ini gw alami
Otomatis sejak kejadian itu hubungan gw semakin jauh dengan Fina, mami Ike, dan babeh Muklas, mereka menganggap gw pembohong yang kurang kerjaan, setidaknya hal itu yang terbersit di pikiran gw, namun gw tetap melakukan aktivitas seperti biasa, bangun pagi, aktivitas pagi, pitching, aktivitas malam, dan pulang ke kosan, kali ini tidak ada lagi haha hihi bersama mami Ike dan Fina, sedih rasanya, apalagi semuanya gw pendam sendiri, gw gak punya teman untuk sekedar berbagi keresahan gw, karena ya well gw termasuk orang yang susah untuk mempercayai orang lain
Hari demi hari gw jalanin, sekarang Fina sudah punya kru sedangkan gw masih sendiri saja, mungkin memang belum saatnya, ketika berpapasan pun seolah dia gak kenal gw, tanpa sapa dan tanpa tutur kata, sepertinya seluruh kantor membenci gw, tapi kenapa, kenapa gw jadi pesimistis seperti ini, gw yakin pasti hal ini akan segera berlalu, biasanya waktu itu penyembuh luka yang ajaib, jadi saat ini gw hanya bisa sabar aja
Saat ini gw gak punya teman dekat, dalam artian teman untuk sekedar sharing tentang pekerjaan dan suka duka dalam bisnis ini, akhirnya gw memutuskan untuk sekedar mengobrol lebih jauh dengan 2 asisten manager dari kru Soli, yaitu Sugeng dan Widi, yang notabene kedua asisten manager ini tidak terlalu akur juga antara satu sama lain dalam kesehariannya, dalam artian sangat terlihat sekali persaingan target penjualan di antara kru mereka
Bersahabat dengan cowok itu gw rasa lebih bisa santai, karena mayoritas cowok itu cuek dan tidak terlalu ikut campur mengenai urusan pribadi gw, gw pun mulai pitching bersama-sama dengan kru mereka, unik-unik karakternya, dan mayoritas umurnya di bawah gw semua
Kamipun saling sharing tentang suka duka menjalani activity di perusahaan ini, dan gw jadi tahu, Widi dan Sugeng sudah bertahun-tahun bertahan disini dan masih stuck di posisi asisten manager, dan mereka juga sudah jatuh bangun membangun kru, gw kagum dengan kegigihan mereka, gw aja yang baru beberapa bulan di sini rasanya ingin keluar dan memulai hidup baru, Cuma memang untuk saat ini gw belum memiliki pilihan lain
Sedikit banyak, Widi dan Sugeng cukup bisa memotivasi gw untuk terus maju, walau apapun yang terjadi di depan kita, karena disitulah kita bisa belajar untuk menghadapi masa-masa sulit kita sendiri, dan mungkin juga agar kita lebih siap untuk menghadapi masa yang lebih sulit di depan, mereka bilang disini tempat yang bagus untuk menempa mental dan mendewasakan pola pikir kita, karena selain tidak ada target penjualan (kita yang menentukan targetnya sendiri, dengan konsekuensi tidak menjual=tidak ada uang), disini kita dituntut untuk bisa menjadi leader yang memberi contoh pada kru, dan menjadi seseorang yang bisa mengayomi kru serta belajar menjaga loyalitas kru
Karena tidak jarang, banyak orang yang berpindah leader karena mereka menganggap leadernya tidak cukup kompeten untuk menjadi leader mereka, ya bisnis ini kejam, siapapun bisa menarik siapapun, dari situ gw tahu kenapa mami Ike sangat khawatir ketika mendengar kabar tentang Fina dan Soli, karena bisa saja Fina pindah kru menjadi kru Soli, padahal yang mendidik Fina dari awal dia bergabung di perusahaan ini adalah mami Ike, sedikit banyak gw bisa membayangkan apa yang mami Ike rasakan, tapi sekarang entah mami Ike masih percaya gw atau lebih percaya Fina, dia mendiamkan gw, gak ngajak gw ngomong semenjak kejadian itu, entah apa yang ada di benaknya
Kadang gw kangen untuk bisa akrab lagi dengan Fina dan mami Ike seperti dulu, pergi ke warnet bareng, bercanda bareng, dan melakukan semuanya bersama-bersama, yeah that was great time, tapi sepertinya susah, kenapa ya sulit sekali bagi gw untuk menjaga sebuah relationship entah itu terkait pacar atau sahabat, selalu saja ada masalah yang membuat gw jadi jauh dengan orang-orang terdekat gw
Tapi ya sudahlah, nikmati saja momennya, gw yakin badai pasti berlalu, dan keadaan ini Cuma sementara aja kok, bukan selamanya
Saat itu hari minggu, gw memutuskan untuk santai saja di kosan, karena memang gw tidak punya teman lagi untuk menghabiskan weekend ini, persediaan uang pun terbatas, tiba-tiba handphone gw berbunyi, gw pikir mungkin orang tua gw atau babeh Muklas yang telpon, tapi ternyata
Gw : halo mih
Mami Ike : Cin kamu dimana?
Gw : aku di kosan aja, ada apa mih?
Mami Ike : kamu gak kemana-mana kan? Mami mau kesana sekarang
Gw : ok, gak kemana-kemana kok
Wah ada apa ya? Tumben sekali mamih Ike telpon gw, pasti ada situasi genting atau apalah yang membuat mami Ike tergerak untuk nelpon gw bahkan sampai mau ke kosan gw, oke gw akan simpan pertanyaan ini dalam hati, banyak hal juga yang ingin gw sampaikan ke mami Ike nanti, mengenai semuanya, dan gw ingin bersahabat kembali dengan dia
Mami Ike pun datang
Gw : weh ada apa mih? Kok kusut gitu wajahnya?
Mami Ike : mami sebel cin, mami gak habis pikir
Gw : ada apa tho? Coba pelan-pelan mih ceritanya
Mami Ike : jadi gini…
--||--
Hari itu hari Jumat, para leader dan trainer sudah berangkat pitching dari sejak pagi, namun entah kenapa aku ingin melakukan inspeksi dengan mengunjungi kontrakan tempat anak-anak kru Soli dan aku tinggal, aku hanya ingin memastikan bahwa tidak ada yang bermalas-malasan di kontrakan itu, dan kalaupun ada, aku ingin tahu alasannya, mungkin ada yang kurang enak badan atau harus aku bawa ke dokter
Setibanya di kontrakan, aku langsung masuk saja, karena memang aku dan Soli memegang kunci utamanya, seperti yang sudah ku duga, suasana kontrakan sepi, tidak ada orang, baguslah, itu berarti setiap orang berangkat pitching sesuai dengan jadwalnya
Karena kontrakannya cukup luas, aku bermaksud untuk berkeliling dan menumpang cuci muka sebentar, namun alangkah kagetnya aku mendengar suara yang berasal dari loteng, bulu kudukku langsung berdiri, yang kubayangkan adalah ada makhluk astral dari dunia lain yang menemaniku disini, karena jujur kuakui, aku penakut orangnya terhadap alam ghaib, syukurlah sampai detik ini aku tidak pernah melihat satupun sosok penampakan, hingga hari ini
Akupun terdiam, berusaha mengatur degub jantungku yang mulai tak teratur, apakah aku harus ke loteng? Lalu bagaimana nanti jika yang muncul adalah…….
Aduh bagaimana ini, aku sedang cuci muka lagi, lebih baik ku selesaikan cuci mukaku terlebih dahulu, kemudian naik untuk memeriksa
Singkat cerita aku beranikan diriku naik ke loteng dan mengintip dari bilah pintu, dan betapa kagetnya aku akan penglihatanku sendiri, sungguh aku gak menyangka, ternyata Cindi benar, Fina memang ada hubungan khusus dengan Soli, selama ini kukira Cindi lah yang mengada-ada karena aku lebih percaya Fina daripada Cindi
Namun dengan pemandangan ini, terbuka lebarlah semua mataku, aku kacau, marah, kecewa, aku ingin bercerita pada orang yang aku percaya tapi siapa…
--||--
Gw : serius mih? Jumat kemarin?
Mami Ike : iya
Gw : trus mamih sudah cerita sama siapa aja?
Mami Ike : babeh Muklas dan Babeh Dani
Gw : trus apa kata babeh Muklas
Mami Ike : besok senin dipanggil mereka berdua
Gw : ohh…
Mami Ike : sorry ya kalo selama ini mami kira kamu yang bohong dan suka sama Soli
Gw : heheheh santai aja mih
Jadi singkat cerita, hari senin, Fina dan Soli disidang habis-habisan di ruangan babeh Muklas, bahkan gw denger Fina sempat di ancam dikeluarkan, tapi memang itu adalah kata-kata clise babeh Muklas sih kalau lagi marah
Mami Ike dan Babeh Dani pun turut ada di ruangan, tapi untungnya gw engga dipanggil ke ruangan juga, gw cukup mengamati dari jauh dan mendengar cerita langsung dari Mami Ike setelah kejadian itu, bahwa Fina dan Soli sama-sama mengakui kalau mereka saling mencinta, tapi mereka masih ingin mengejar impian di sini, sehingga babeh Muklas memberikan opsi :
1. Putuskan tali percintaan dan lanjut di perusahaan ini
2. Lanjutkan tali percintaan dan keluar dari perusahaan ini
Akhirnya mereka berdua sepakat memilih opsi pertama, sedih juga ya kalau menurut gw, tapi gw gak yakin mereka bakal putus beneran, paling juga nanti backstreet di belakang babeh Muklas, tapi whatever gw gak mau lagi ikut campur hubungan mereka daripada nanti gw yang kena getahnya sendiri
Gw pernah membaca sebuah pepatah ada teman yang memelukmu erat untuk menancapkan pisaunya lebih dalam, dan gw sudah rasakan itu dengan Fina, gak pernah sangka dengan apa yang dia lakukan terhadap gw, menyakitkan
Happy ending bagi gw, sekarang gw bisa hidup tenang lagi meski diiringi dengan pandangan kebencian Soli dan Fina, gw gak peduli, gw masih mau tetap disini dan akan bangun kru gw disini, gw yakin gw bisa jadi Manager seperti yang gw impikan dan nanti gw akan membuka kantor gw sendiri
Anyway sebagai hukuman Fina dan Soli dalam pengawasan ketat Babeh Muklas dan Mami Ike, selama seminggu Pitchingnya di awasin, dan harus lapor kegiatan 24 x 7, hehehe
Beginilah Cinta deritanya tiada akhir….
Jujur situasi ini membuat gw merasa gak nyaman dengan kondisi di sekeliling gw, tapi di sisi lain gw punya goal dan cita-cita, tidak mungkin gw berhenti di tengah jalan, gw harus kerja dimana lagi nanti, gw masih ingin lanjut di bisnis ini meski harus menelan fitnah pahit seperti yang saat ini gw alami
Otomatis sejak kejadian itu hubungan gw semakin jauh dengan Fina, mami Ike, dan babeh Muklas, mereka menganggap gw pembohong yang kurang kerjaan, setidaknya hal itu yang terbersit di pikiran gw, namun gw tetap melakukan aktivitas seperti biasa, bangun pagi, aktivitas pagi, pitching, aktivitas malam, dan pulang ke kosan, kali ini tidak ada lagi haha hihi bersama mami Ike dan Fina, sedih rasanya, apalagi semuanya gw pendam sendiri, gw gak punya teman untuk sekedar berbagi keresahan gw, karena ya well gw termasuk orang yang susah untuk mempercayai orang lain
Hari demi hari gw jalanin, sekarang Fina sudah punya kru sedangkan gw masih sendiri saja, mungkin memang belum saatnya, ketika berpapasan pun seolah dia gak kenal gw, tanpa sapa dan tanpa tutur kata, sepertinya seluruh kantor membenci gw, tapi kenapa, kenapa gw jadi pesimistis seperti ini, gw yakin pasti hal ini akan segera berlalu, biasanya waktu itu penyembuh luka yang ajaib, jadi saat ini gw hanya bisa sabar aja
Saat ini gw gak punya teman dekat, dalam artian teman untuk sekedar sharing tentang pekerjaan dan suka duka dalam bisnis ini, akhirnya gw memutuskan untuk sekedar mengobrol lebih jauh dengan 2 asisten manager dari kru Soli, yaitu Sugeng dan Widi, yang notabene kedua asisten manager ini tidak terlalu akur juga antara satu sama lain dalam kesehariannya, dalam artian sangat terlihat sekali persaingan target penjualan di antara kru mereka
Bersahabat dengan cowok itu gw rasa lebih bisa santai, karena mayoritas cowok itu cuek dan tidak terlalu ikut campur mengenai urusan pribadi gw, gw pun mulai pitching bersama-sama dengan kru mereka, unik-unik karakternya, dan mayoritas umurnya di bawah gw semua
Kamipun saling sharing tentang suka duka menjalani activity di perusahaan ini, dan gw jadi tahu, Widi dan Sugeng sudah bertahun-tahun bertahan disini dan masih stuck di posisi asisten manager, dan mereka juga sudah jatuh bangun membangun kru, gw kagum dengan kegigihan mereka, gw aja yang baru beberapa bulan di sini rasanya ingin keluar dan memulai hidup baru, Cuma memang untuk saat ini gw belum memiliki pilihan lain
Sedikit banyak, Widi dan Sugeng cukup bisa memotivasi gw untuk terus maju, walau apapun yang terjadi di depan kita, karena disitulah kita bisa belajar untuk menghadapi masa-masa sulit kita sendiri, dan mungkin juga agar kita lebih siap untuk menghadapi masa yang lebih sulit di depan, mereka bilang disini tempat yang bagus untuk menempa mental dan mendewasakan pola pikir kita, karena selain tidak ada target penjualan (kita yang menentukan targetnya sendiri, dengan konsekuensi tidak menjual=tidak ada uang), disini kita dituntut untuk bisa menjadi leader yang memberi contoh pada kru, dan menjadi seseorang yang bisa mengayomi kru serta belajar menjaga loyalitas kru
Karena tidak jarang, banyak orang yang berpindah leader karena mereka menganggap leadernya tidak cukup kompeten untuk menjadi leader mereka, ya bisnis ini kejam, siapapun bisa menarik siapapun, dari situ gw tahu kenapa mami Ike sangat khawatir ketika mendengar kabar tentang Fina dan Soli, karena bisa saja Fina pindah kru menjadi kru Soli, padahal yang mendidik Fina dari awal dia bergabung di perusahaan ini adalah mami Ike, sedikit banyak gw bisa membayangkan apa yang mami Ike rasakan, tapi sekarang entah mami Ike masih percaya gw atau lebih percaya Fina, dia mendiamkan gw, gak ngajak gw ngomong semenjak kejadian itu, entah apa yang ada di benaknya
Kadang gw kangen untuk bisa akrab lagi dengan Fina dan mami Ike seperti dulu, pergi ke warnet bareng, bercanda bareng, dan melakukan semuanya bersama-bersama, yeah that was great time, tapi sepertinya susah, kenapa ya sulit sekali bagi gw untuk menjaga sebuah relationship entah itu terkait pacar atau sahabat, selalu saja ada masalah yang membuat gw jadi jauh dengan orang-orang terdekat gw
Tapi ya sudahlah, nikmati saja momennya, gw yakin badai pasti berlalu, dan keadaan ini Cuma sementara aja kok, bukan selamanya
Saat itu hari minggu, gw memutuskan untuk santai saja di kosan, karena memang gw tidak punya teman lagi untuk menghabiskan weekend ini, persediaan uang pun terbatas, tiba-tiba handphone gw berbunyi, gw pikir mungkin orang tua gw atau babeh Muklas yang telpon, tapi ternyata
Gw : halo mih
Mami Ike : Cin kamu dimana?
Gw : aku di kosan aja, ada apa mih?
Mami Ike : kamu gak kemana-mana kan? Mami mau kesana sekarang
Gw : ok, gak kemana-kemana kok
Wah ada apa ya? Tumben sekali mamih Ike telpon gw, pasti ada situasi genting atau apalah yang membuat mami Ike tergerak untuk nelpon gw bahkan sampai mau ke kosan gw, oke gw akan simpan pertanyaan ini dalam hati, banyak hal juga yang ingin gw sampaikan ke mami Ike nanti, mengenai semuanya, dan gw ingin bersahabat kembali dengan dia
Mami Ike pun datang
Gw : weh ada apa mih? Kok kusut gitu wajahnya?
Mami Ike : mami sebel cin, mami gak habis pikir
Gw : ada apa tho? Coba pelan-pelan mih ceritanya
Mami Ike : jadi gini…
--||--
Hari itu hari Jumat, para leader dan trainer sudah berangkat pitching dari sejak pagi, namun entah kenapa aku ingin melakukan inspeksi dengan mengunjungi kontrakan tempat anak-anak kru Soli dan aku tinggal, aku hanya ingin memastikan bahwa tidak ada yang bermalas-malasan di kontrakan itu, dan kalaupun ada, aku ingin tahu alasannya, mungkin ada yang kurang enak badan atau harus aku bawa ke dokter
Setibanya di kontrakan, aku langsung masuk saja, karena memang aku dan Soli memegang kunci utamanya, seperti yang sudah ku duga, suasana kontrakan sepi, tidak ada orang, baguslah, itu berarti setiap orang berangkat pitching sesuai dengan jadwalnya
Karena kontrakannya cukup luas, aku bermaksud untuk berkeliling dan menumpang cuci muka sebentar, namun alangkah kagetnya aku mendengar suara yang berasal dari loteng, bulu kudukku langsung berdiri, yang kubayangkan adalah ada makhluk astral dari dunia lain yang menemaniku disini, karena jujur kuakui, aku penakut orangnya terhadap alam ghaib, syukurlah sampai detik ini aku tidak pernah melihat satupun sosok penampakan, hingga hari ini
Akupun terdiam, berusaha mengatur degub jantungku yang mulai tak teratur, apakah aku harus ke loteng? Lalu bagaimana nanti jika yang muncul adalah…….
Aduh bagaimana ini, aku sedang cuci muka lagi, lebih baik ku selesaikan cuci mukaku terlebih dahulu, kemudian naik untuk memeriksa
Singkat cerita aku beranikan diriku naik ke loteng dan mengintip dari bilah pintu, dan betapa kagetnya aku akan penglihatanku sendiri, sungguh aku gak menyangka, ternyata Cindi benar, Fina memang ada hubungan khusus dengan Soli, selama ini kukira Cindi lah yang mengada-ada karena aku lebih percaya Fina daripada Cindi
Namun dengan pemandangan ini, terbuka lebarlah semua mataku, aku kacau, marah, kecewa, aku ingin bercerita pada orang yang aku percaya tapi siapa…
--||--
Gw : serius mih? Jumat kemarin?
Mami Ike : iya
Gw : trus mamih sudah cerita sama siapa aja?
Mami Ike : babeh Muklas dan Babeh Dani
Gw : trus apa kata babeh Muklas
Mami Ike : besok senin dipanggil mereka berdua
Gw : ohh…
Mami Ike : sorry ya kalo selama ini mami kira kamu yang bohong dan suka sama Soli
Gw : heheheh santai aja mih
Jadi singkat cerita, hari senin, Fina dan Soli disidang habis-habisan di ruangan babeh Muklas, bahkan gw denger Fina sempat di ancam dikeluarkan, tapi memang itu adalah kata-kata clise babeh Muklas sih kalau lagi marah
Mami Ike dan Babeh Dani pun turut ada di ruangan, tapi untungnya gw engga dipanggil ke ruangan juga, gw cukup mengamati dari jauh dan mendengar cerita langsung dari Mami Ike setelah kejadian itu, bahwa Fina dan Soli sama-sama mengakui kalau mereka saling mencinta, tapi mereka masih ingin mengejar impian di sini, sehingga babeh Muklas memberikan opsi :
1. Putuskan tali percintaan dan lanjut di perusahaan ini
2. Lanjutkan tali percintaan dan keluar dari perusahaan ini
Akhirnya mereka berdua sepakat memilih opsi pertama, sedih juga ya kalau menurut gw, tapi gw gak yakin mereka bakal putus beneran, paling juga nanti backstreet di belakang babeh Muklas, tapi whatever gw gak mau lagi ikut campur hubungan mereka daripada nanti gw yang kena getahnya sendiri
Gw pernah membaca sebuah pepatah ada teman yang memelukmu erat untuk menancapkan pisaunya lebih dalam, dan gw sudah rasakan itu dengan Fina, gak pernah sangka dengan apa yang dia lakukan terhadap gw, menyakitkan
Happy ending bagi gw, sekarang gw bisa hidup tenang lagi meski diiringi dengan pandangan kebencian Soli dan Fina, gw gak peduli, gw masih mau tetap disini dan akan bangun kru gw disini, gw yakin gw bisa jadi Manager seperti yang gw impikan dan nanti gw akan membuka kantor gw sendiri
Anyway sebagai hukuman Fina dan Soli dalam pengawasan ketat Babeh Muklas dan Mami Ike, selama seminggu Pitchingnya di awasin, dan harus lapor kegiatan 24 x 7, hehehe
Beginilah Cinta deritanya tiada akhir….
0
