- Beranda
- B-Log Personal
( ●ω●) tulisan ngga penting nisedogawa (●ω● )
...
TS
nisedogawa
( ●ω●) tulisan ngga penting nisedogawa (●ω● )
Diubah oleh nisedogawa 12-11-2016 13:11
someshitness dan tata604 memberi reputasi
2
8.6K
369
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
B-Log Personal 
6.7KThread•13.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nisedogawa
#353
Dongeng Kedokteran dari Ibu
*tulisan ini diambil dari blogane

Ibuku adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di kotaku. Seperti halnya dokter pada umumnya, Ibuku ingin ada anaknya yang meneruskan profesinya kelak. Mungkin karena alasan itu, Ibuku sering sekali berdongeng kepada kami tentang apa-apa saja yang beliau alami di rumah sakit; mulai dari dongeng tentang kondisi pasien-pasien yang beliau tangani, hingga cerita motivasi dan hidayah yang bisa kami petik hikmahnya. Aku sendiri, paling senang ketika Ibu bercerita tentang pasien-pasien yang mengalami kejadian unik—meskipun kadang terasa sangat tragis untuk dibayangkan oleh orang awam sepertiku. Oleh karena itu, aku berniat untuk menulis beberapa “dongeng” dari Ibuku untuk diceritakan kembali kepada orang-orang dan juga sebagai catatan tertulis supaya aku tidak lupa.
Rambut Masuk Penggilingan Padi
Di daerah Bondowoso, Jawa Timur, ada seorang anak perempuan anak pengusaha padi. Suatu hari, dia sedang bermain di dekat mesin penggiling padi milik orang tuanya yang sedang berfungsi. Rambutnya dikuncir kuda satu ikat. Tanpa sengaja, rambutnya masuk ke dalam mesin tersebut. Sontak, ia menarik rambutnya supaya tidak semakin terjebak masuk ke dalam mesin. Hasilnya? Jebret! Kata Ibu, rambutnya copot seperti wig. Literally copot sampai ke akarnya. Andaikan dia tidak sedang menggunakan ikat rambut, mungkin hanya sedikit rambutnya yang akan lepas. Bayangkan, karena dia sedang dikuncir, seluruh rambutnya pun tertarik masuk ke mesin. Sang anak kemudian dibawa ke rumah sakit tempat Ibuku bekerja, dan akhirnya diputuskan untuk “menanam” kembali rambutnya. Kini, dia sudah punya rambut kembali, namun hanya pada sebagian kepala saja. Sebagian lain masih belum berhasil tumbuh.
Tuding Ngaji Menusuk Mata
Kalian tahu tuding ngaji? Kalau tidak, biar aku tunjukkan gambarnya.
Spoiler for tuding ngaji:
Alat ini, sesuai namanya, digunakan untuk menunjuk bacaan di Al-Quran ketika kita sedang mengaji. Ujung tuding berbentuk lancip, dan biasanya terbuat dari plastik atau bambu. Sebagai anak solihah, aku pun punya banyak tuding yang beraneka warna di rumah. Tapi suatu cerita dari Ibuku membuatku sangat berhati-hati bahkan untuk menyentuhnya sekalipun. Begini ceritanya..
Sore itu, anak-anak kampung sedang bergegas menuju TPA untuk mengaji. Termasuk dua kakak beradik ini, sebut saja Doni, sang adik dan kakaknya, Dani. Pada saat mengaji, Doni dan Dani mengalami pertengkaran karena suatu hal sepele; namanya juga anak-anak, kakak beradik lagi. Namun tak disangka, Dani mengarahkan tuding yang dipegangnya ke arah adiknya. Entah sengaja atau tidak, tuding tersebut mengenai mata Doni. Ibuku bercerita, bahwa saat di rumah sakit, Doni berangsur pulih dan meminta dibelikan es krim. Akan tetapi, sebelum orang tuanya sempat membelikan es krim permintaan Doni, ia harus pergi menghadap Yang Mahakuasa.

Ibuku selalu mengandalkan cerita ini ketika aku dan adik atau kakakku sedang bertengkar karena sesuatu.
Rebutan Adzan, Jari Ditebas
Lagi-lagi kejadian unik yang terjadi di Bondowoso, sebut saja di kampung Sukamaju. Di kampung ini, ada seorang lelaki yang biasa mengumandangkan adzan di masjid. Sebut namanya si Fulan. Pada suatu hari, Fulan tak kunjung datang ke masjid ketika masuk waktu salat sehingga (sebut saja) Ahmad bermaksud menggantikannya adzan untuk kali ini. Tak disangka, Fulan merasa jengkel. Fulan merasa tak ada yang boleh adzan di masjid kampung selain dirinya. Ia pun bergegas pergi ke masjid sambil membawa parang. Sesampainya di sana, Fulan langsung menyerang Ahmad, dan jebret! Serangannya terkena jari-jari Ahmad, tidak sampai putus namun menggantung dan mengeluarkan banyak darah. Ahmad segera dibawa menuju rumah sakit.
Selama perjalanan, darah Ahmad banyak terbuang dan tentu saja itu membahayakan dirinya. Kalau kita terka sekilas, sudah pasti jari-jari Ahmad akan diamputasi oleh dokter. Akan tetapi, Ahmad menolak! Ia mengancam akan bunuh diri jika jari-jarinya tak kembali. Padahal, kondisi Ahmad saat itu sudah mulai kekurangan darah dan jari-jarinya sedikit lagi putus. Membayangkan saja ngeri..
Atas permintaan dari Ahmad dan keluarga, akhirnya dokter bedah plastik menyetujui untuk mencoba memasang kembali jari Ahmad, meskipun kemungkinannya hanya 50% berhasil. Untung saja, operasi berjalan lancar. Dengan bantuan dokter, jari-jari Ahmad pun bisa dijahit ke tempatnya semula, dan Ahmad tidak jadi bunuh diri! Aku tidak tahu bagaimana nasib si Fulan.. Mungkin saja dia sedang menyesali dirinya yang terlalu emosi bahkan kepada niat baik orang lain.
***
Masih banyak sebenarnya dongeng dari Ibuku yang tidak akan cukup bila ku tulis semuanya di sini, misalnya saja tentang anak kecil yang kejatuhan durian, atau seorang pria yang jarinya harus diamputasi gara-gara karet gelang. Tetapi ada satu cerita yang selalu diulang-ulang oleh Ibuku, yaitu cerita ini..
“Nak, ibu sudah banyak melihat orang-orang yang kesakitan dan sekarat di rumah sakit. Ketika kesakitan, beberapa dari mereka secara refleks mengucapkan nama-nama Allah SWT dan berdzikir. Namun, banyak juga orang-orang yang justru mengucapkan kata-kata kasar, keluhan, dan makian, bahkan ‘kebun binatang’ pun turut keluar dari mulut mereka. Kenapa bisa begitu? Apa yang kamu ucapkan ketika kesakitan dan sekarat itu, bergantung pada apa yang sering kamu ucapkan sehari-hari…”
0









scroll ke bawah buat yang pingin lebih tau tentang ane