Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

herdimeidiantoAvatar border
TS
herdimeidianto
The Third Eyes (Sebuah Rahasia Di balik Kematian) 17+ Horor,Misteri dan Romance

Assallamualaikum, Selamat Siang dan Hey Yo Whats Up!!!emoticon-Haiemoticon-I Love Kaskus

Setelah sekian lama vakum menulis di Kaskus. Sekarang saatnya diriku kembali lagi untuk membuat beberapa cerita Horor, Misteri atau pun Thriller. Setelah sebelumnya sukses dengan Harimau Penjaga, aku berharap cerita kali ini dapat sesukses cerita sebelumnya emoticon-Matabelo

Sebelum itu mau nulisin dikit Rules di cerita kali ini : emoticon-Jempol emoticon-Jangan ribut disini

1. Boleh saja menanyakan bocoran spoiler cerita ke depan. Jika memang sudah ditulis oleh Penulis sendiri.
2. Cerita ini tidak nyata atau Based On True Story. Melainkan hanya fiksi semata. Semoga pembelajaran hidup dari cerita ini tersampaikan buat pembaca semua.
3. Tolong untuk tidak menggunakan kata Junk atau kasar di dalam cerita ini.
4. Tidak dianjurkan untuk menanyakan hal ini di kolom koment : "Kak, kapan update?" "Kak, kok belum update?". Hal ini dikarenakan TS sendiri berkerja di dunia nyata dan tentunya punya kesibukan hehe. Tapi diusahakan akan selalu update dalam 1 minggu 2-3 part.
5. Yang ingin kontak ke TS bisa melalui Line di : Mayhard20 atau instagram : Mayhard20
Baiklah untuk pembuka cerita ini aku kira cukup itu dahulu.
Perkara Sinopsis dan pengenalan karakter akan aku tuliskan di bagian selanjutnya.

Selamat membaca dan salam hormat.

Mayhard20

Mampir juga dicerita ane yang lain di sini :
1.Story Of My Life (Berdasarkan Kisah Nyata 17+)
Genre : Romance, Comedy, Slice of life and Drama

2.DUNIA GAME UNIVERSE (TAMAT)
Genre :MMORPG, Drama, misteri, and fantasy.

3.HARIMAU PENJAGA(TAMAT)
Genre :Misteri, Romance, Horor.

4.JOGJA IN LOVE (BASED ON TRUE STORY) (ON GOING)
Genre : Romance, Drama, Slice of life.

5.Harimau Penjaga II (Based On Urban Legend)
Status: On Going
Genre : horor, misteri dan paranormak
Bila suka cerita ini silakan diberi emoticon-Cendol (S) dan kalau tidak berkenan jangan diberi bata ya emoticon-2 Jempol

Thanks untuk appresiasi kalian dengan cerita ini. Alhamdulillah sejauh ini positif dan spesial thanks untuk postingan yang langsung masuk Top Threads setelah 10 jam di share.


Yang ngasih abu gosok dan cendol juga terima kasih banget. Atensi dan suport kalian, ane hargai sepenuhnya.

Link Cerita :

1. Sinopsis Cerita

2. Pengenalan Tokoh Utama Cerita

3.Part 1

4.Part 2

5.Part 3

6.Maaf untuk Hak Publisitas Karya ini telah di kontrak oleh MangaToon.
Jika ingin membaca kelanjutannya silahkan menuju link berikut : https://mangatoon.mobi/id/watch/46286/200405

Diubah oleh herdimeidianto 31-01-2020 09:44
tien212700
samsung66
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 27 lainnya memberi reputasi
26
456.8K
1.6K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
herdimeidiantoAvatar border
TS
herdimeidianto
#240
Part 39
Serangan

Part sebelumnya :
Hanes memutuskan untuk berjalan kaki ke arah TPU (Tempat Pemakaman Umum) yang berada tidak jauh dari rumah. Dengan berjalan sekitar 500 meter akhirnya Hanes sampai di tempat yang dimaksud.
Langit siang itu cukup mendung tanpa adanya matahari yang tertutup awan gelap. Hanes melangkahkan kakinya ke arah TPU (Tempat Pemukiman Umum) dan mulai memasuki gapura besar itu. Tempat itu terlihat sepi hari ini, tidak banyak adanya pelayat ataupun warga yang melintas. Hanes mulai mencari di mana letak kuburan Kakek Purnadi, tidak beberapa lama kemudian Hanes segera menemukan batu nisan berwarna putih dengan bertuliskan nama Purnadi.

Hanes segera berjongkok dan mulai membersihkan dedaunan yang berada di sekitar makam Kakek Purnadi. Ia mulai menyapu dan mencabuti rumput-rumput liar yang mulai menjalar di tepi makam Kakek Purnadi. Hanes kemudian segera membuka buku yasin, yang ia bawa dan mulai membaca surat yasin untuk Kakek Purnadi. Hanes mulai mengenang saat-saat di mana Kakek Purnadi masih hidup, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup Hanes, jika tanpa Kakek Purnadi. Kakek Purnadi adalah sosok yang begitu Hanes cintai dan hormati setelah kedua orangtua yang sangat ia hormati.

Setelah selesai membaca surat yasin, Hanes segera menuangkan air yang ia bawa untuk membasahi tanah makam yang mulai mengering. Hal terakhir yang ia lakukan adalah membaca doa kubur dan doa selamat untuk Kakek Purnadi. Baru saja Hanes akan meninggalkan tempat ini tiba-tiba saja langit menjadi lebih gelap dari biasanya dan seperti akan turun hujan. Hanes dengan cepat segera berlari ke arah pintu keluar Tempat Pemakaman Umum (TPU) ini, namun tiba-tiba langkah Hanes dihentikan oleh seseorang.

"Berhenti kau!!" teriak seseorang dari arah belakang. Hanes segera menoleh ke belakang dan melihat siapa yang memanggilnya tadi, apa yang Hanes lihat sekarang adalah seorang pria muda dengan seekor macan hitam di balik punggungnya. Lelaki ini menatap sinis ke arah Hanes dengan tatapan seolah akan membunuh. Hanes mencoba bersikap santai ketika menghadapi pria ini. "Kau ada perlu apa denganku?" tanya Hanes ramah. Lelaki ini hanya tersenyum dan kemudian berkata, "Hmm ... aku cukup salut denganmu yang tidak takut dengan peliharaanku ini," terlihat lelaki ini mengelus kepala macan hitam yang ada di sampingnya. "Haha ... kau ini bercanda ya? Buat apa aku takut dengan sesama ciptaan Tuhan?" balas Hanes setengah meledek.

"baik kau!!" lelaki ini terlihat segera mengarahkan tangannya dan kejadian aneh mulai terjadi. Sebuah papan nisan tercabut dan kini melayang di udara, dengan cepat papan nisan ini bergerak dan menuju ke arah Hanes. Hanes yang memahami bahwa ini adalah serangan, segera menghindar ke arah kiri. Hanes sudah mengerti benar apa yang akan terjadi, beruntung sejak umur 5 tahun Hanes sudah diajari oleh Kakek Purnadi dengan berbagai macam ilmu bela diri, dari karate, taekwondo dan bahkan ilmu silat. Dengan cepat Hanes segera meliukkan badannya ke arah kiri untuk menghindari serangan papan nisan tersebut.

"Hoo ... menakjubkan! Ternyata kau bisa menghindar dari seranganku barusan. Luar biasa!! Luar biasa!! Tampaknya kau bisa bermain-main denganku sebentar. Kali ini terlihat lelaki ini memejamkan matanya dan sesuatu hal yang lebih besar terjadi lagi. Kini sebuah batu sebesar kepala manusia yang sedang ada di udara dan dengan cepat batu besar itu ikut melesat menuju ke arah Hanes. Lysa sebenarnya sudah memperhatikan hal ini dari tadi, kini adalah saat yang tepat untuknya muncul pikir Lysa. Batu yang melayang ke arah Hanes, dengan cepat segera dihalau oleh Lysa dengan jubahnya yang berwarna hitam dan batu itu mendadak pecah dan jatuh ke tanah.

"Hihihi!! Hihih!! Hihih!! Aku tidak menyangka ada bocah Indigo yang memiliki kemampuan Telekinesis sedang mencoba menyerang anak yang aku lindungi," ucap Lysa sarkas. Macan hitam yang berada di belakang lelaki ini mulai bereaksi dengan kehadiran Lysa di tempat ini. "Grr!! Rawrr!! Grr!! Siapa kau ini!" bentak macan hitam itu yang kini sudah berada di hadapan Lysa. "Haha ... setelah menyerang sekarang kau malah bertanya aku ini siapa? Kau ini sungguh hewan yang bodoh!" ucapan kasar mulai terdengar mulut Lysa ketika menghadapi lelaki dengan macan di belakangnya ini.

Hanes mencoba untuk bersikap bijak dan maju ke arah lelaki ini. "Sudah hentikan semua ini! Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" terlihat Hanes mulai kesal dengan apa yang terjadi. Lysa segera mundur ketika melihat Hanes mulai marah dan berada di belakangnya. Lelaki ini hanya tersenyum sinis dan kemudian membalas perkataan Hanes barusan, "Hoo ... ternyata kau ini bisa bersuara juga? Aku pikir kau ini seperti kodok yang hanya bisa bersuara ketika hujan," lelaki ini mulai mengolok-olok Hanes. Hanes terlihat mulai meremat kedua tangannya dan mulai merasa bahwa orang ini sudah keterlaluan. Pertama ia menyerang Hanes dan mencoba membunuhnya dan kini ia memancing-mancing emosi Hanes. Hal ini sungguh tidak dapat diterima, pikir Hanes.

"Aku terlalu malas berurusan dengan orang yang terlalu banyak bicara. Jika memang tidak ada yang ingin kau sampaikan lagi! Aku akan meninggalkan tempat ini," ujar Hanes sembari melangkah melewati lelaki itu. Tapi tiba-tiba kerah kemeja Hanes ditarik ke belakang oleh lelaki ini dan hal itu membuat Hanes terjatuh ke tanah yang mulai becek. "Brak!" tarikan di kerah kemeja Hanes membuat kemeja itu robek. Tampaknya lelaki ini menggunakan tenaga dalam, pikir Hanes. Hanes segera berkelit dari tubuhnya yang terjatuh dan segera berdiri kembali. Tanpa banyak bicara lagi, Hanes segera melayangkan tinjunya ke arah lelaki ini. "Bruk!!" sebuah pukulan sukses Hanes layangkan ke muka lelaki itu.

Terlihat darah segar mulai mengalir dari bibir lelaki ini. "Haha ... kau ini hebat juga ternyata!" ejek lelaki tersebut. Di lain sisi macan hitam yang mengikuti lelaki ini, kini sedang bertarung dengan Lysa. Lysa masih mencoba menghindar ke sana kemari karena pola serangan macan hitam ini yang begitu liar. Terlihat mereka berdua sama-sama belum mendaratkan serangan mereka ke tubuh satu sama lain.

Hanes mulai memperagakan apa yang ia bisa untuk menghalau semua serangan lelaki ini. Lelaki tersebut tampaknya juga ahli dalam menggunakan beberapa macam gerakan silat, yang paling Hanes ketahui adalah silat ini adalah silat macan atau silek harimau. Silat harimau adalah silat yang diturunkan turun-temurun kepada orang-orang yang memiliki kemampuan khusus. Hanes tidak menyangka musuhnya kali ini akan cukup sukar ditaklukkan. Lelaki ini berkelit dan bertingkah seperti macan yang sedang lapar, gerakan-gerakan tubuhnya benar-benar sulit untuk diprediksi. Terkadang ia akan menyerang dari samping, depan dan bahkan menyeruduk dari bawah.

Hanes masih mencoba membaca celah yang ada dan memanfaatkan hal tersebut untuk menyerang. Lelaki ini sedikit ceroboh dengan mengerahkan terkaman khas seorang macan ke arah depan. Hanes yang melihat bagian perut dari lelaki ini terbuka, segera memanfaatkan hal tersebut dan melakukan tendangan dengan kaki kirinya. "Tendangan sabit!" kaki Hanes melesat bagaikan sabit dan langsung menuju ke bagian perut yang terbuka, dengan cepat lelaki itu roboh dan jatuh ke tanah. "Hoeks!!" lelaki ini terlihat mulai memuntahkan darah dari mulutnya. "Hehe ... kau memang benar-benar hebat! Tidak hanya memiliki penjaga, tapi kau juga menguasai berbagai macam gerakan silat! Tampaknya aku akan sangat senang kalau bisa mengalahkanmu hari ini juga," ujar lelaki ini sombong.

Hanes mulai mengelap peluh yang terasa menganggu di bagian matanya, baru saja habis mengelap keringat itu. Tiba-tiba sebuah cakaran mendarat di dada Hanes, cakaran itu membuat luka yang cukup serius. Hanes tidak memperhatikan apa yang terjadi dengan tubuh lelaki itu, kini sekujur tubuhnya mulai tumbuh bulu-bulu halus dan bola matanya berwarna merah darah. Lysa yang melihat hal ini segera berteriak ke arah Hanes, "Hati-hati Hanes! Lelaki itu sedang mencoba bersatu dengan macan hitam tadi," Hanes segera menoleh ke arah Lysa, ternyata memang benar macan hitam yang tadi menjadi lawan Lysa sudah menghilang tanpa bekas.

Hanes masih memperhatikan perubahan apa yang akan terjadi, sesaat kemudian lelaki itu mulai kehilangan kesadarannya. Dari mulutnya hanya terdengar suara menggeram, "Grr!! Grr!!" Kuku-kukunya mulai memanjang dan berwarna hitam, kuku inilah yang tadi membuat tubuh Hanes terluka. Lysa segera melompat dan sudah berada di hadapan Hanes saat ini. "Berhati-hatilah! Aku rasa anak ini sudah cukup gila!" pesan Lysa. Hanes hanya diam tanpa memberikan reaksi apapun, ia mulai berpikir bagaimana caranya mengalahkan anak ini.

Lelaki ini kini sudah berlagak seperti seekor macan yang sedang mengintai mangsanya. Ia mengarahkan kedua tangan kanannya ke tanah dan merangkak bagaikan seekor macan. Bola matanya yang berwarna merah kini nanar menatap ke arah Lysa dan Hanes, seolah mereka berdua adalah santapan makan siang untuk makhluk ini. Hanes hanya bisa menelan ludah dalam-dalam sembari memperhatikan makhluk ini yang mulai kalap. Tiba-tiba makhluk ini melompat ke arah depan dan mencoba menerkam Lysa.

Lysa segera mencoba untuk menghalangi makhluk ini dan tiba-tiba terjadi sebuah benturan yang kasat mata. Lysa dan makhluk ini sama-sama berhenti di udara, seolah ada sebuah kekuatan lain yang menghalangi mereka berdua. Lysa mencoba mendorong dengan kuat dan berjaga-jaga dengan serangan balasan. Makhluk ini juga terlihat masih mencoba untuk menekan Lysa dengan kekuatan yang ia punya, saling dorong antara dua kekuatan gaib dari makhluk ini begitu terasa oleh Hanes.

Tubuh Hanes sudah basah kuyup sedari tadi, karena terkena air hujan yang turun dengan deras. Hanes memegangi dadanya yang terlihat mulai mengeluarkan darah. Serangan cakaran itu ternyata tidak main-main, kuku-kuku hitam itu ternyata menembus kulit Hanes sedalam 3 cm. Hanes terlihat mulai meringis dengan perihnya luka yang berdarah terkena tetesan air hujan. "Argh!!" teriak Hanes sembari menahan rasa sakit di dadanya. Lysa yang mendengarkan hal tersebut kehilangan fokus dan menoleh ke arah Hanes. "Kau tidak apa-apa, Nes?" sahut Lysa keras. Lysa tidak menyadari bahwa kesempatan ini digunakan oleh makhluk ini untuk menendang tubuhnya dan membuatnya jatuh ke tanah. "Brak!!" terdengar suara dentuman yang keras ketika tubuh Lysa menyentuh tanah.
Bersambung
andrian0509
black392
black392 dan andrian0509 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.