Cerita ini merupakan kasus pertama yang pernah aku tangani. Mohon maaf bila ada kesalahan istilah atau ada kata yang kurang berkenan.

Red Eyed - Black Furred - Female Gorilla

Aku kenal temanku Vicky(bukan nama sebenarnya), dari teman baik ku, Mei (juga bukan nama sebenarnya). Dia anak yang sopan dan tergolong dewasa dan pintar untuk anak seusianya yang masih 19 tahun. Dia bahkan sudah belajar bermain saham dan mengelola bisnis. Perawakannya biasa saja, seperti anak kuliah pada umumnya, banyak teman dan suka hangout. Memang dia anak dari keluarga yang cukup berada, ke kampus pun dia sudah mengendarai mobil pribadi. Banyak temannya yang sering memanfaatkan dia untuk traktiran, cerita asmara masa lalunya juga kurang begitu baik karena sering menemukan cewek matre. Tapi dibalik semua itu aku bisa melihat bahwa dia adalah anak yang baik.

Vicky dimasa kecilnya suka berlatih taichi. Dia peka terhadap makhluk halus, tapi tidak bisa melihat. Hanya bisa merasakan. Seringkali saat kita membahas mengenai makhluk halus, dia bicara tentang kondisi rumahnya. Rumahnya ramai, terutama di area dapur seperti pasar yang padat pengunjung terkadang bisa mendengar suara celotehan dari sana. Tapi ketika didatangi selalu hilang. Sampai sempat dia mengajak aku dan Mei untuk bermain kerumahnya sekaligus uji nyali, tapi belum pernah kesampaian.

Suatu hari di kampusnya, ada teman Vicky bernama Agus yang merupakan teman sekelasnya, membicarakan mengenai hal goib. Setelah pembicaraan itu, Vicky merasa pada saat Agus menepuk punggungnya dari belakang, ada aliran energi yang masuk ke tubuhnya. Dia otomatis merasakan kejanggalan, tapi masih belum mengetahui itu apa hingga keesokan harinya. Agus kemudian bertanya,

"Oi Vic, lu mau lihat makhluk gaib gak? Kalau mau nanti malam lu lihat deh di mimpi lu."

Dengan polosnya Vicky menjawab, "Oh yaudah boleh. Gue penasaran."

Malam itu dia bermimpi masuk ke suatu ruangan dan disitu dia bertemu dengan seekor gorila hitam besar bermata merah.
Gorila itu menyuruhnya untuk mendekat dan tanpa berkata apa-apa makhluk besar yang baru pertama kali dilihat oleh Vicky itu mengajaknya berjabat tangan. Seperti refleks, Vicky pun menjabat tangan gorila itu. Dari sanalah gangguan pertama muncul.

Keesokan hariny Vicky merasakan bahwa ada yang salah. Badannya seperti berat di bagian kanan dan dia menjadi bungkuk seperti ada yang digendong. Di malam hari pun ia mengalami gangguan-gangguan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya walaupun memang rumahnya itu banyak penunggunya. Ia pun mengalami kesulitan tidur dan seringkali merasa ketindihan. Hal ini berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya dia memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada ibunya, yang kemudian memarahi dia untuk tidak percaya terhadap hal-hal supranatural. Hal ini menyebabkan Vicky merasa kecewa, ibunya seperti tidak peduli dengan alasan agama, padahal dia tau persis bahwa ibunya sendiri memiliki jimat. Ini adalah kejanggalan yang pertama.

Akhirnya Vicky mulai mengkontak aku dan Mei, melalui aplikasi chat LINE kami membahas masalah ini bertiga. Aku dan Mei yang sama-sama memiliki kemampuan untuk mendeteksi langsung meminta foto Vicky untuk diterawang. Aku melihat sosok hitam pekat di sekeliling Vicky namun masih belum yakin apa itu sebenarnya. Sosok yang aku lihat lebih dari satu. Tapi aku tau pasti bahwa ada gorila yang melekat di bahunya sebelah kanan. Aku kemudian mengkonfirmasi terawanganku ke Mei dan meminta teman-teman di grup WhatsApp juga serta sepuh Hebiryu yang merupakan guruku untuk mengecek foto tersebut. Beberapa mengatakan mereka melihat aura hitam dari sekeliling tubuh Vicky dan menanyakan apakah anak ini pembuat onar? I don't think so.

Aku pun memerintahkan tiga khodam untuk mengusir gorila itu dari tubuh Vicky dengan upah dua batang dupa. Namun apa daya, hal ini tidak berlangsung lama karena perjanjian yang sudah dilakukan olehnya pada saat berjabat tangan. Dan juga karena ukoro yang aku gunakan masih kurang pas dan kurang lengkap.

Kemudian aku melakukan penerawangan kedua untuk mencari dengan pasti sumber permasalahan yang membuat Vicky merasa tidak bisa tidur hingga berhari-hari. Yang kulihat adalah sebuah kotak berbentuk persegi panjang berwarna merah terang dan ditengah-tengahnya ada persegi merah pekat. Aku langsung menggambar bentuk yang kulihat ini di Ms Paint dan memberikan gambar tersebut kepada Vicky sambil bertanya,

"Eh Vic, lu tau nggak ini apa? Ada yang tersirat gak? Kok gw nerawang lu malah muncul kayak begini ya? Jimat? Atau apa?"

"Gw nggak tau tuh Cit, apaan ya gw gak pernah liat", ujarnya jujur.

"Coba deh lu tanya ke temen lu si Agus itu, gw rasa ada kaitannya sama omongan dia kemarin."

Setelah itu Vicky segera mencari Agus untuk menanyakan perihal gambar tersebut. Ternyata itu adalah sebuah kotak berbentuk seperti kotak perhiasan yang diperoleh Agus karena pemberian seseorang. Dia juga merasakan ketempelan tersebut dan menurunkannya kepada Vicky. Sungguh kurang ajar. Namun Vicky masih stay cool dan tidak serta-merta marah kepada Agus. Dia tau penderitaannya. Agus kemudian mengatakan, bahwa aku disuruh untuk membuka kotak tersebut.

Dengan penuh kepercayaan diri aku melakukan penerawangan lagi untuk melihat isi kotak tersebut. Kubuka kotak itu dalam benak astralku dan menemukan lingkaran bercahaya seperti berbentuk bola. Aku sebenernya kurang paham apa benda itu sebenernya sehingga kutanyakan lagi kepada Agus benda apa ini sebenarnya. Dengan sok galak aku pun bicara,

"Ini apaan sih? Kalau mau jahat gw sikat aja biar nggak bisa rese lagi."
Jawab Agus, "Ya udah kalau bisa disikat, sikat aja biar nggak nyusahin lagi."

Aku yang saat itu sedang di kantor, memanggil ketiga khodam sambil berkata,

"Tolong ya, nanti aku pulang kerja aku tancepin dupa dua buat kalian. Aku minta hilangkan doyo perbowo yang ada di kotak warna merah itu karena dia sudah berbuat jahat. Kodrat tan owal soko kersanipun gusti ingkang murbeng dumadi."

Setelah itu mereka berangkat, dan memberikan tanda bahwa tugas sudah selesai dijalankan. Aku melakukan penerawangan kembali dan melihat bahwa kotak merah itu sudah kosong isinya. Aku kemudian mengkonfirmasi hal ini ke Vicky yang kemudian menyampaikan kepada Agus. Agus pun mengiyakan sambil berkata bahwa sebenarnya itu adalah bola pusaka. Dia tidak mengetahui apa maunya dan untuk apa benda ini. Yang dia tau hanyalah dia ingin menyingkirkan benda ini, bahkan menawarkannya kepada Vicky. Namun dengan halus Vicky menolak.

Case closed. Semua dilakukan jarak jauh.
Tapi hal ini malah menguak misteri tentang aura hitam yang menyelimuti tubuh Vicky.

Gorila genit hanyalah permasalahan sepele, dibalik itu ada musibah yang jauh lebih besar mengganggu kehidupannya.
Kami pun merencakan pertemuan untuk membicarakan masalah ini bersama Mei dan puh Hebi.