- Beranda
- Stories from the Heart
Even A Broken Star, You Still A Star...
...
TS
abhindee
Even A Broken Star, You Still A Star...
Halo Agan dan Sista penghuni SFTH Kaskus, aku mau share cerita yg bisa dibilang based on true story. Kisah hidupku sendiri tepatnya. Main rule thread ini adalah DILARANG KEPO AMA TS DAN PEMERAN DALAM KISAH INI. Ane kenal baik beberapa kaskuser disini meski belum pernah bertemu muka, mungkin diantara mereka dah ada yg tau aku, please keep silent guys

Sebelum membaca kisah ini, putarlah lagu diatas. Karena judul trit ini aku cuplik dari kalimat yang paling aku sukai dari lagu itu. Lirik aslinya adalah : TooTa huaa to kya sitaara tu, kisi ka ban sahaara tu.... (even if you a broken star, you still a star). Lagu ini memiliki arti dalam mengenai kehidupan. Meski hidup tak adil, tetaplah menjadi support bagi orang disekitar kita.
Dari kisahku ini, ambillah hikmah dan pelajarannya. Yang jelek jangan ditiru. Karena aku newbie, maaf kalo cerita ini agak garing dari percakapan. Setiap detail kisah hidupku aku ingat, namun apabila ada percakapan yg agak didramatisir, tolong dimengerti. Karena aku tidak menuliskan percakapan detail di buku harianku. Hanya garis besar peristiwa yang aku alami setiap hari di buku harianku.
Dan update gak tentu juga, karena aku sibuk kerja dari Senin sampe Sabtu, dan Minggu adalah family time untuk anak-anakku (hari ini mereka sedang ada acara sendiri) jadi sabarlah kalo aku telat update. Oke? Let's the story begin....
INDEX
PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
SIDE STORY
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26 (THE END)
SIDE STORY 2 : WASPADALAH DENGAN SOSMED
SIDE STORY 3 : HORROR
SIDE STORY 4 : SURAT CINTA ANAKKU
Diubah oleh abhindee 02-09-2017 14:20
galigulagalu dan 15 lainnya memberi reputasi
16
37.7K
268
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
abhindee
#25
PART 9
Tahun-tahun awal pernikahan kami masih diliputi kebahagiaan sebagai keluarga kecil yg masih serumah dengan orang tuaku. Saat anak pertama kami mulai berjalan, aku hamil lagi anak kedua dengan jarak 2 tahun dari anak pertamaku. Saat itu dokter sudah memperingatkanku bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat agak sedikit riskan karena aku melahirkan secara sesar. Tapi benih sudah tertanam, akankah aku menolaknya? Aku bilang ke dokter, akan mempertahankan kehamilanku yg kedua, apapun resikonya.
Memang kurasakan saat hamil anak keduaku, aku tak sesehat hamil anak pertama. Faktor luka dalam yg belum sembuh dari sesar pertama, sekaligus tempat kerja yg jauh dari rumah membuatku gampang lelah dan kepayahan. Dokter menyarankan agar aku kost didekat kantor, dan akhirnya aku menumpang tinggal di rumah temanku yang berada di depan kantorku. Hampir 6 bulan hingga masuk masa cuti melahirkan aku tinggal bersama temanku.
Tepat di hari Jumat bulan Juni 2003 lahirlah anak laki-lakiku sekaligus anak keduaku dengan berat 3,8 kg. Bayi laki-laki yang tampan. Dan lengkap sudah kebahagiaan kami dikaruniai sepasang anak yang sehat. Saat itu memasuki hari kelima, dokter memeriksa jahitan di perutku dan sudah menilai jahitanku waktunya dibuka. Dan jahitanku pun diambil benangnya siangnya. Saat itu aku sudah mulai belajar jalan, dan ke belakang sendiri. Aku tak mau merepotkan lama-lama ibuku dan suamiku yang menggantikan baju dan segalanya. Petaka datang saat aku ke belakang sendiri, dan saat membuka kain yang membalut tubuh bawahku, darah sudah berceceran dari jahitan diperutku yang terbuka. Aku panik dan menangis memanggil ibuku, yang segera memapahku dan memanggil suster jaga.
Pada saat itu hari Minggu, dan dokter kandunganku sedang tak ada ditempat. Namun karena keadaanku gawat, mau tidak mau hari itu juga aku kembali masuk ke ruang operasi untuk menjahit ulang lubang diperutku. Itulah awal kesakitan panjangku. Setelah dijahit ulang, jahitan itu terinfeksi dan total selama 3 minggu aku di Rumah Sakit. Karena bosan berkepanjangan di Rumah Sakit, aku meminta pulang paksa. Dan dokter mengijinkan asal aku bertanggung jawab dengan keadaanku sendiri. Mulailah jalan panjang menuju kesembuhan dari infeksi jahitan yang kujalani.
Tiap pagi dan sore aku sudah antri di dokter kandunganku dan perutku akan ditekan untuk mengeluarkan nanah dari dalamnya. Setelah dibersihkan dari nanah-nanah, dokter akan memberikan Betadine dan Nebacetine yang meluncur masuk ke dalam lubang di perutku. Lalu ditutup lagi dengan pembalut khusus untuk luka. Kalau lupa atau aku pas kelelahan tidak control ke dokter, maka luka di perutku akan mengeluarkan bau busuk karena nanah yang seharusnya dikeluarkan masih bersemayam disana. Soal biaya jangan ditanya, karena ASKES hanya menanggung biaya yg dikeluarkan di Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan resmi. Saat itu ASKES tidak menanggung biaya apapun bagi kontrol pribadi ke dokter. Total 8,5 bulan aku rutin ke dokter pagi dan sore. Pihak kantorku memberi keringanan agar aku bisa datang agak siang sepulang dari dokter.
Total selama 8,5 bulan aku tidak mandi sama sekali. Saat mandi, aku hanya dibersihkan dengan washlap sekujur tubuhku setelah membebat luka di perutku dengan lapisan khusus untuk luka jahit dan plastik khusus agar air tidak meluncur masuk ke perutku. Di bulan ke 8 aku mulai bosan dengan keadaanku. Lelah dan sakit berkepanjangan membuatku nekat tak mau periksa lagi ke dokter, jika sembuh ya sembuhlah. Toh kesembuhan adalah milik Allah semata.
Suatu malam, setelah 2 hari aku tak kontrol ke dokter, perutku terasa gatal dibagian yg berlubang. Aku tak mau mengeluh pada ibu atau suamiku. Dengan nekat, aku bangun dini hari, dan membersihkan perutku sendiri, mengelap pinggirannya dengan alcohol, dan bersiap menuangkan Betadine, namun aku melihat ada gumpalan hitam yang keluar dari lubang di perutku. Dengan pinset yang sudah aku bakar agar steril, aku mengambil gumpalan itu dan ternyata itu adalah benang berwarna hitam. Kalau kalian pernah melihat benang sepatu, seperti itulah benang yg keluar dari dalam perutku. Namun Qodarullah, sejak saat itu perlahan-lahan lubang diperutku menutup lagi dengan total.
Setelah aku memeriksakan diri lagi ke dokter kandunganku, dokterku sendiri juga heran dengan kenekatanku, namun aku dinyatakan sembuh total dan setelah seminggu kunjungan itu aku boleh mandi. Tahu rasanya tak mandi setahun??? Dan bisa mandi dengan bebas tanpa perlu membebat luka membuatku mandi hampir 1 jam
Story continued……
Memang kurasakan saat hamil anak keduaku, aku tak sesehat hamil anak pertama. Faktor luka dalam yg belum sembuh dari sesar pertama, sekaligus tempat kerja yg jauh dari rumah membuatku gampang lelah dan kepayahan. Dokter menyarankan agar aku kost didekat kantor, dan akhirnya aku menumpang tinggal di rumah temanku yang berada di depan kantorku. Hampir 6 bulan hingga masuk masa cuti melahirkan aku tinggal bersama temanku.
Tepat di hari Jumat bulan Juni 2003 lahirlah anak laki-lakiku sekaligus anak keduaku dengan berat 3,8 kg. Bayi laki-laki yang tampan. Dan lengkap sudah kebahagiaan kami dikaruniai sepasang anak yang sehat. Saat itu memasuki hari kelima, dokter memeriksa jahitan di perutku dan sudah menilai jahitanku waktunya dibuka. Dan jahitanku pun diambil benangnya siangnya. Saat itu aku sudah mulai belajar jalan, dan ke belakang sendiri. Aku tak mau merepotkan lama-lama ibuku dan suamiku yang menggantikan baju dan segalanya. Petaka datang saat aku ke belakang sendiri, dan saat membuka kain yang membalut tubuh bawahku, darah sudah berceceran dari jahitan diperutku yang terbuka. Aku panik dan menangis memanggil ibuku, yang segera memapahku dan memanggil suster jaga.
Pada saat itu hari Minggu, dan dokter kandunganku sedang tak ada ditempat. Namun karena keadaanku gawat, mau tidak mau hari itu juga aku kembali masuk ke ruang operasi untuk menjahit ulang lubang diperutku. Itulah awal kesakitan panjangku. Setelah dijahit ulang, jahitan itu terinfeksi dan total selama 3 minggu aku di Rumah Sakit. Karena bosan berkepanjangan di Rumah Sakit, aku meminta pulang paksa. Dan dokter mengijinkan asal aku bertanggung jawab dengan keadaanku sendiri. Mulailah jalan panjang menuju kesembuhan dari infeksi jahitan yang kujalani.
Tiap pagi dan sore aku sudah antri di dokter kandunganku dan perutku akan ditekan untuk mengeluarkan nanah dari dalamnya. Setelah dibersihkan dari nanah-nanah, dokter akan memberikan Betadine dan Nebacetine yang meluncur masuk ke dalam lubang di perutku. Lalu ditutup lagi dengan pembalut khusus untuk luka. Kalau lupa atau aku pas kelelahan tidak control ke dokter, maka luka di perutku akan mengeluarkan bau busuk karena nanah yang seharusnya dikeluarkan masih bersemayam disana. Soal biaya jangan ditanya, karena ASKES hanya menanggung biaya yg dikeluarkan di Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan resmi. Saat itu ASKES tidak menanggung biaya apapun bagi kontrol pribadi ke dokter. Total 8,5 bulan aku rutin ke dokter pagi dan sore. Pihak kantorku memberi keringanan agar aku bisa datang agak siang sepulang dari dokter.
Total selama 8,5 bulan aku tidak mandi sama sekali. Saat mandi, aku hanya dibersihkan dengan washlap sekujur tubuhku setelah membebat luka di perutku dengan lapisan khusus untuk luka jahit dan plastik khusus agar air tidak meluncur masuk ke perutku. Di bulan ke 8 aku mulai bosan dengan keadaanku. Lelah dan sakit berkepanjangan membuatku nekat tak mau periksa lagi ke dokter, jika sembuh ya sembuhlah. Toh kesembuhan adalah milik Allah semata.
Suatu malam, setelah 2 hari aku tak kontrol ke dokter, perutku terasa gatal dibagian yg berlubang. Aku tak mau mengeluh pada ibu atau suamiku. Dengan nekat, aku bangun dini hari, dan membersihkan perutku sendiri, mengelap pinggirannya dengan alcohol, dan bersiap menuangkan Betadine, namun aku melihat ada gumpalan hitam yang keluar dari lubang di perutku. Dengan pinset yang sudah aku bakar agar steril, aku mengambil gumpalan itu dan ternyata itu adalah benang berwarna hitam. Kalau kalian pernah melihat benang sepatu, seperti itulah benang yg keluar dari dalam perutku. Namun Qodarullah, sejak saat itu perlahan-lahan lubang diperutku menutup lagi dengan total.
Setelah aku memeriksakan diri lagi ke dokter kandunganku, dokterku sendiri juga heran dengan kenekatanku, namun aku dinyatakan sembuh total dan setelah seminggu kunjungan itu aku boleh mandi. Tahu rasanya tak mandi setahun??? Dan bisa mandi dengan bebas tanpa perlu membebat luka membuatku mandi hampir 1 jam

Story continued……
pavidean memberi reputasi
1