- Beranda
- Stories from the Heart
Belalang Kupu-Kupu (Story of Young Boy) [TAMAT]
...
TS
suboyxxx
Belalang Kupu-Kupu (Story of Young Boy) [TAMAT]
![Belalang Kupu-Kupu (Story of Young Boy) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/02/20/8768924_201702200412380277.jpg)
credit to agan quatzcoatlfor awesome cover
![Belalang Kupu-Kupu (Story of Young Boy) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/10/22/8901141_20161022083333.jpg)
credit to agan aweyayefor the awesome cover
![Belalang Kupu-Kupu (Story of Young Boy) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/11/30/9261325_20161130095434.jpg)
credit to agan kepo.lufor the awesome cover
![Belalang Kupu-Kupu (Story of Young Boy) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/01/16/9166190_201701161248300939.jpg)
credit to agan rizki.jahatfor the awesome cover
I really appreciate your works!!
Quote:
Spoiler for Rules:
Spoiler for Q & A:
PROLOG
Sekilas tentang gue..
Perkenalkan.. gue biasa dipanggil Boy. Nama penuh makna pemberian papa gue. Dari nama itu lah goresan cerita masa lalu gue tulis ulang disini. Gue adalah anak kebanggaan orang tua gue yang ditakdirkan Tuhan untuk menyapa dunia terlebih dahulu dibanding adik gue. Gue lahir, tinggal dan bersekolah di kota yang memiliki sejarah heroik dalam mengusir penjajah di negeri ini. Masa ini adalah masa paling absurd dan sanggup membuat gue senyum2 sendiri ketika gue mengingat2 lagi kenangan jaman itu
Akan ada beberapa pemikiran yg salah, filosofi ngawur, arogansi, dan sifat sok pahlawan khas anak abg labil dalam cerita ini. Tapi itu semua juga akan dibalut dengan manisnya cinta, sex ala anak muda, kehidupan remaja, persahabatan, solidaritas dan kecantikan bidadari yg lupa balik ke surga
Cerita ini bersetting waktu di masa kejayaan.. sebelum negara api menyerang dan sebelum Indonesia tampil di final piala dunia. Tepat nya berawal di jaman semasa SMA, masa-masa paling indah dalam sebuah fase kehidupan seorang remaja. Berlatar tempat di 2 kota berbeda yg penuh cerita cinta. 2 kota berseteru yg seakan selalu membawa gue larut dalam album nostalgia. Dimana itu? Semua tersirat di dalam cerita tanpa harus gue tunjukan dengan gamblang
Anggaplah cerita yg gue tulis adalah sebuah dongeng sebelum tidur. Cerita yg mungkin bisa lu ambil nilai positif nya bila ada dan acuhkan nilai negatif yg sangat kentara. Gue ga akan memaksa kalian untuk menganggap ini real story, kalo ada yg menganggap fiksi juga gapapa.. itu lebih baik karena yg mengalami adalah gue dan beberapa tokoh yg gue cantumkan, lebih dari itu harap diam dan jangan berisik ya..
Jadi, seperti apa kisah seorang Boy muda? Yuk ikutin keseharian gue
Perkenalkan.. gue biasa dipanggil Boy. Nama penuh makna pemberian papa gue. Dari nama itu lah goresan cerita masa lalu gue tulis ulang disini. Gue adalah anak kebanggaan orang tua gue yang ditakdirkan Tuhan untuk menyapa dunia terlebih dahulu dibanding adik gue. Gue lahir, tinggal dan bersekolah di kota yang memiliki sejarah heroik dalam mengusir penjajah di negeri ini. Masa ini adalah masa paling absurd dan sanggup membuat gue senyum2 sendiri ketika gue mengingat2 lagi kenangan jaman itu
Akan ada beberapa pemikiran yg salah, filosofi ngawur, arogansi, dan sifat sok pahlawan khas anak abg labil dalam cerita ini. Tapi itu semua juga akan dibalut dengan manisnya cinta, sex ala anak muda, kehidupan remaja, persahabatan, solidaritas dan kecantikan bidadari yg lupa balik ke surga
Cerita ini bersetting waktu di masa kejayaan.. sebelum negara api menyerang dan sebelum Indonesia tampil di final piala dunia. Tepat nya berawal di jaman semasa SMA, masa-masa paling indah dalam sebuah fase kehidupan seorang remaja. Berlatar tempat di 2 kota berbeda yg penuh cerita cinta. 2 kota berseteru yg seakan selalu membawa gue larut dalam album nostalgia. Dimana itu? Semua tersirat di dalam cerita tanpa harus gue tunjukan dengan gamblang
Anggaplah cerita yg gue tulis adalah sebuah dongeng sebelum tidur. Cerita yg mungkin bisa lu ambil nilai positif nya bila ada dan acuhkan nilai negatif yg sangat kentara. Gue ga akan memaksa kalian untuk menganggap ini real story, kalo ada yg menganggap fiksi juga gapapa.. itu lebih baik karena yg mengalami adalah gue dan beberapa tokoh yg gue cantumkan, lebih dari itu harap diam dan jangan berisik ya..
Jadi, seperti apa kisah seorang Boy muda? Yuk ikutin keseharian gue

Spoiler for index:
Spoiler for SIDE STORY:
Spoiler for chit chat:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 510 suara
Siapakah Perempuan Dibalik Sosok Permaisuri?
Amelia
36%
Farah
37%
Bela
16%
Ima
7%
Dewi
4%
Diubah oleh suboyxxx 22-02-2017 09:29
ugalugalih dan 50 lainnya memberi reputasi
45
3M
8.2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suboyxxx
#2493
Boy: The Childhood
Mungkin ada baik nya bila gue tulis tentang part masa kecil gue karena di tahun terakhir sekolah ini akan ada beberapa part yg mengharuskan gue jadi “Superhero”. Dan di part ini lah setidaknya bisa menjawab darimana awal sifat “sok pahlawan” gue berasal dan bagaimana pembentukan karakter gue sewaktu gue masih unyu2 nya walaupun kita ga pernah bisa menyadari kenapa kita dulu seperti itu. Ga perlu harus gue sesali.. gue anggap ini anugerah. Jelek tidak selama nya jelek.. Baik tidak selama nya baik..
Di malam hari.. tepat nya pukul 23:59 terdengar suara tangisan seorang bayi di salah satu sudut ruangan di Rumah Sakit milik AL. Bayi dengan bobot kurang lebih 2,9 kilogram itu terus menangis setelah dilantunkan suara adzan di telinga kanan nya oleh seorang pria berusia 25 tahun. Pria itu meneteskan air mata sambil menggendong bayi nya.. lalu dengan bangga nya beliau tunjukan bahwa anak yg terlahir adalah anak laki laki. Pria itu lah yg sampai saat ini gue panggil PAPA
Setelah itu bayi yg berkulit kemerahan itu bergantian digendong oleh sanak saudara nya. Tampak tangis gembira terpancar dari wajah mereka karena setelah sekian lama menunggu.. kehadiran bayi tersebut bak sebuah jawaban dari penantian panjang yg jadi kenyataan di dalam keluarga itu
Bayi tersebut adalah gue..
Beberapa hari setelah itu kakek memberi gue sebuah nama yg bagus banget. Diucapkan terdengar bagus, ditulis terlihat bagus dan diartikan bermakna sangat bagus. Gue diberi nama Bai(gon) huahaha.. yg berarti pemimpin laki laki. Tapi karena tuh nama aneh banget untuk dipanggil akhirnya sama papa diplesetin dikit. Bai.. jadi Boy yg berarti anak laki2 karena gue adalah anak laki2 pertama dalam keluarga
Ada alasan kenapa gue diberi nama seperti itu.. dalam silsilah keluarga kakek (ayah dari mama) gue adalah cucu laki pertama dalam keluarga. Tiga tahun setelah gue tumbuh menjadi balita unyu nan menggemaskan, lahirlah Dandy dan sepupu gue. Kakak sepupu gue berjumlah 5 orang.. semua nya cewe walaupun yg terakhir berusia lebih muda dari gue. Sewaktu gue masih jadi cucu laki satu satu nya, gue banyak habiskan waktu dengan 5 sepupu cewe gue. Gue selalu mengekor kemana pun mereka bermain.. karena sebagai adik paling kecil, kakak2 gue selalu ngajakin gue bermain karena ga ada lagi sodara di rumah.. semenjak kecil gue udah dikelilingin cewe coy
Waktu itu ortu masih tinggal di 1 tanah yg terdiri dari rumah pakde, ortu, dan kakek. Setiap hari curahan kasih sayang yg gue terima serasa tumpah2 karena gue lah cucu, ponakan dan anak laki2 pertama disana. Ibarat nya gue ini putra mahkota yg selalu keturutan dalam hal apapun
Sebagai cucu kesayangan, nenek sangat memanjakan gue.. apa yg gue minta saat itu juga bakal dikabulkan.. Nenek juga ga rela kalo gue dibawa pulang ke rumah oleh ortu jadi nya ortu gue yg mengalah. Hal itu lah yg membuat ortu gue lebih memilih untuk tinggal di rumah kakek karena mereka juga ga mau pisah dengan gue dan rumah yg gue tempatin sekarang itu sempat dikontrakan selama beberapa tahun
Gue juga menghabiskan masa sekolah selama 6 tahun disana.. mulai TK sampai kelas 4 SD barulah kelas 5-6 gue pindah rumah dengan orang tua gue
Semenjak kecil, kakek, pakde dan bude selalu menitipkan kakak sepupu ke gue karena gue lah satu2 nya anak laki2 yg ada dalam keluarga. Mereka berharap gue bisa melaksanakan amanat dengan baik karena selama para laki2 yg ada di rumah kakek kerja otomatis cuma gue lah satu2 nya laki2 disana. Gue yg bertanggung jawab atas sepupu gue
Di setiap mereka bermain, tugas gue cuma mengawasi dan menjaga mereka. Kadang gue juga ingin rasa nya bermain dengan anak laki2 lain yg sepantaran dengan gue hanya saja keluarga gue selalu aja menitipkan anak2 mereka. Kalo gue tinggal main terus siapa yg jagain sepupu gue? Kelima sepupu gue lahir dengan paras cantik jadi banyak banget yg godain hanya untuk sekedar cari perhatian. Ngerti sendiri kan bocah kalo naksir cewe kek gimana tingkah nya. Dan karena itu lah gue selalu stand by di deket sodara2 gue. Ga jarang gue dibully atau diejek lantaran lebih suka kumpul dengan perempuan. Timbulah rasa emosi karena sering dihina.. cuma karena kakak sepupu gue selalu berusaha menenangkan gue, lama kelamaan kuping gue kebal dengan hinaan itu
Kakek gue adalah orang yg tegas dalam mendidik.. kakek ga segan marah dan membentak cucu nya kalo lupa waktu, lupa belajar dan melakukan kesalahan. Untungnya beliau ga pernah ringan tangan.. di setiap kakek marah, gue dan sepupu perempuan gue selalu bersembunyi di balik nenek karena nenek lah yg selalu memberi kami perlindungan.. tertawa nya nenek merupakan ketentraman tersendiri bagi kami. Mungkin mirip lah sama nenek nya Upin Ipin yg selalu tertawa saat Ros memarahi Upin Ipin
Sebener nya ada mama juga sih yg waktu itu masih fokus selesai in tugas akhir nya tapi ntah kenapa gue lebih suka berlindung ke nenek gue. Se seram apa pun wajah kakek kalo gue dan sepupu gue udah liat wajah nenek yg suka tertawa rasa nya ilang sudah ketakutan kami. Nenek adalah Malaikat pelindung buat cucu nya
Tapi beberapa tahun berselang nenek harus pergi meninggalkan kami karena sakit yg di derita nya. Gue yg paling terpukul saat kepergian nenek. Bahkan gue sempet sawan beberapa jam setelah nenek dimakam kan dan sakit hampir seminggu lama nya. Semenjak itu gue jadi pendiam dan suka linglung.. mirip orang ga punya tujuan hidup.. ini serius ga bercanda
Tidak ada nya nenek sebagai tameng pelindung cucu nya membuat kakek ga segan memarahi kami. Berbeda dengan ortu dan pakde bude gue yg ga pernah memarahi gue. Di setiap malam sesudah magrib, kami selalu duduk berjejer dan belajar. Mungkin sepupu gue bisa aja belajar karena dalam tekanan.. tapi engga dengan gue. Gue seperti di kekang oleh kakek. Sedangkan ortu gue ga bakal bisa berkutik kalo berhadapan dengan kakek karena cuma nenek yg bisa ngalahin ego nya kakek. Di kala terkekang itu lah jiwa2 pemberontak gue mulai timbul
Gue mulai jadi anak yg suka membangkang kepada kakek.. cuma kepada kakek doang sedangkan kepada ortu, gue selalu patuh karena mereka ga pernah memarahi gue. Mereka lah yg sangat paham dengan watak gue. Gue ga bisa hidup dalam tekanan.. karena dari dulu gue terbiasa hidup bebas. Nenek ga pernah melarang gue.. ortu juga sama aja. Cuma kakek yg selalu mengatur2 gue
Imbas nya gue jadi anak yg mudah marah karena ga adanya pelampiasan emosi gue.. yg dulu nya gue cuma bertugas menjaga kakak sepupu gue dan cuma diam saat ada yg gangguin, kali ini enggak..
Saat itu ada seorang anak laki2 kelas 6 SD yg suka dengan kakak sepupu gue. Ntah mereka cinta monyet atau cinta lutung ga paham gue.. karena tanggung jawab gue cuma jadi penjaga kakak gue. Hingga akhirnya ditengah keseruan bermain, kakak gue menangis karena tuh lutung me-remp*n kakak gue. Gue marah disitu, gue ga terima denger kakak gue nangis.. sebagai anak laki2 satu2nya.. gue selalu didoktrin untuk menjaga dan melindungi perempuan, kakak sepupu gue. Sadar gue kalah postur, gue mengambil kayu yg masih tertancap paku panjang lalu gue pukulkan kayu tersebut.. fatal nya paku nya menancap di betis tuh lutung dan gue tarik. Betisnya sobek sepanjang 1 jengkal telapak tangan orang dewasa dan malam nya ramai lah keributan antara ortu lutung dan pakde gue
Setelah kejadian itu.. gue hidup seperti seorang preman.. mereka berteman dengan gue lantaran mereka takut. Untuk pertama kali nya gue diajak bermain, dipinjemin mobil2an, dibeliin es potong, dll. Nikmat rasa nya..
Tapi hidup seperti itu diusia yg belum genap 10 tahun juga berdampak dengan banyak nya musuh yg mayoritas lebih tua umurnya dari gue. Ga tanggung2.. musuh gue waktu itu anak SMP. Dia adalah kakak nya lutung, sebut aja lutung Sr.
Gue bukan lah orang yg suka cari gara2.. bahkan gue cenderung anak yg pendiam dan ga ribet. Selama tugas gue menemani kakak gue kelar, yaudah pulang ke rumah. Tapi lutung Sr. lah yg selalu cari masalah.. bukan dengan gue tapi sepupu perempuan gue. Saat sepupu gue sedang menyantap es krim.. es krim nya sengaja di senggol hingga jatuh ke tanah. Ketika sepupu gue protes minta ganti rugi, lutung Sr. Malah mendorong sepupu gue hingga terjatuh dan menangis. Waktu itu gue lagi ga bersama mereka karena lagi pergi dengan ortu. Keesokan hari nya, sepupu gue paling kecil laporan ke gue dan saat itu juga gue cari lutung Sr. Anak kelas 3 SD lawan anak 1 SMP. Siapa yg menang? Gue!! gue pukulkan bambu panjang ke muka nya hingga membekas garis merah panjang di muka. Lutung Sr. nangis histeris karena kesakitan tapi gue belum puas.. gue malah memukulkan tuh bambu ke badan lutung Sr. hingga membekas di sekujur tubuh. Baru gue pulang dengan ekspresi datar. Mirip banget dengan psikopat
Lagi lagi.. ramai lah keributan antara ortu lutung vs keluarga gue..
Setahun berikutnya tepatnya pas gue kenaikan kelas 5 SD.. papa memutuskan pindah ke rumah gue yg sekarang ini karena masalah perhitungan efisiensi waktu dan pengeluaran. Kantor papa lebih deket dari rumah gue yg sekarang jadi nya gue juga terpaksa pindah. Sedih rasa nya bila harus berpisah dengan sepupu gue. Saat di “rumah baru” pun gue cuma menangis dan pengen kembali kesana
Di sekolah baru, gue ga punya temen.. gue jadi anak yg murung dan menyendiri. Lalu papa beliin gue PS 1.. barang yg sangat wah di jaman itu. Baru lah gue menemukan dunia gue sendiri.. gue sedikit lupa dengan sepupu gue karena setiap hari gue selalu main PS. Tapi di setiap sabtu siang sepulang sekolah gue dan Dandy selalu dikirim ke rumah kakek untuk bertemu dengan sepupu gue. Nah.. di setiap sabtu dan minggu itu gue yg pegang 1 gang di tempat kakek tinggal. Para lutung bisa aja gangguin sepupu gue dari hari senin sampe sabtu pagi.. tapi kalo sabtu siang sampe minggu mereka ga ada yg berani nongol. Karena mereka takut bernasib sama seperti lutung bersodara yg luka parah saat melawan gue
Kebrutalan gue memuncak saat gue kelas 5 SD.. waktu itu lagi liburan setelah UTS atau dulu nyebutnya Ulangan Cawu 2 (kalo ga salah ingat). Di kala libur kakek masih aja nyuruh cucu nya belajar.. lagi2 gue hidup dalam tekanan kakek. Walaupun ga pernah memukul, tapi kakek membentak.. suaranya bak petir yg menyambar kuping gue. Gue risih dibentak mulu karena gue hidup ga terbiasa dibentak
Akhirnya.. karena gue bosan belajar, pagi hari nya buku belajar dari kakek gue bakar pas main masak2an bareng sepupu gue. Malem nya.. ketika semua belajar, gue cuma ikut nimbrung dan bersenda gurau dengan sepupu gue. Alhasil kakek pun murka dan membentak gue dan sepupu gue.. sepupu gue yg ketakutan pun menangis dan terjadilah kebrutalan ala anak kelas 5 SD. Gue menghantam mulut kakek pake asbak kaca hingga gigi kakek patah. Gue mengamuk dan hampir aja memukul kepala kakek.. beruntung ada pakde yg datang. Papa pun dikabari berita itu dan saat itu juga gue langsung dideportasi dari rumah kakek
Sejak saat itu kakek adalah orang yg sangat gue benci. Setiap kakek ngomong gue selalu mengacungkan jari tengah.. ketika kakek melotot gue ga segan melempar barang yg ada disitu.. kadang juga nantangin kakek berantem bahkan gue pisuhin juga pernah. Ortu gue bingung.. karena kepada kakek doang gue begitu. Gue kembali jadi anteng ketika pakde, bude atau ortu yg nasehatin gue. Giliran kakek yg coba negur, muntap lagi gue. Ntah kenapa gue seperti itu.. sampe2 psikolog anak pun sempat didatangkan untuk nanganin gue saking aneh nya tingkah gue waktu itu
Kata mama, Psikolog itu bilang kalo gue ini tipe orang yg kalo udah benci sampe kapanpun akan tetap benci. Mungkin pendendam maksudnya.. tapi cuma orang tertentu aja yg gue gituin.. ga semua orang. Selama gue udah dibikin murka, tingkah gue ga akan bisa terkontrol lagi. Contoh nya saat gue menghajar Yunus.. kalo preman disana ga menahan gue udah pasti remuk kepala nya Yunus
Gue juga udah ga pernah main lagi ke rumah kakek dan kakek ga pernah main ke rumah. Karena keberadaan kakek bikin gue ga nyaman. Kadang gue lebih milih tidur di rumah tetangga yg di masa depan, putri nya jadi guru privat gue. Ntah lah.. dulu gue sebegitu benci nya sama kakek gue sendiri. Bahkan hanya dengan denger suara kakek aja.. barang2 di rumah bisa gue pecahin semua
Selama kelas 5-6 SD gue di sekolah kan di salah satu sekolah terbaik di kota gue. Anak2nya “baik” dan ga banyak tingkah.. bisa dibilang sekolah bonafid lah. Itu adalah sekolah pilihan mama. Efeknya.. gue seperti ga punya temen bermain. Mereka pada sibuk dengan dunia dan mainan nya sendiri karena mayoritas mereka anak orang kaya. Ga ada satupun yg mau main sama gue karena hanya gue lah satu2 nya anak yg ga bawa mainan mahal saat sekolah. Mau ngobrol juga sama sapa.. gue bukan level nya mereka, mau berantem juga sama sapa.. mereka lebih memilih ngadu duluan saat gue senggol dikit. Akhirnya gue jadi anak yg pendiam lagi di sekolah karena gue ga punya temen disana
Saat SMP mama mau daftarin gue ke sekolah yg masih sejenis dengan sekolah gue SD. Mama lebih memilih bayar mahal asal kualitas sekolah nya bagus.. bagus menurut mama tapi engga menurut gue. Gue menolak.. tapi mama memaksa. Untuk anak umur 12 tahun gue bisa dibilang nekat.. gue beri pilihan mama, biarin gue yg pilih sekolah atau gue ga mau sekolah. Mama ga bisa marah.. karena mama paham gimana efek nya kalo gue dimarahin. Akhir nya papa lah yg jadi penyelamat gue. Gue dimasukan ke salah satu SMP negeri di kota gue. Alasan nya.. di sekolah umum itu gue lebih bisa berinteraksi.. gue bisa paham bagaimana bersosialisasi dengan yg lain. Mungkin dimanja berlebih juga ga baik kali ya.. bisa seperti Boy kecil ntar anak lu coy..
Tapi saat masuk di SMP itu, gue mengalami culture shock.. yg dulu nya temen gue acuh dan diemin gue.. sekarang mereka suka usilin gue. Nyali gue ciut karena udah lama gue ga ngerasain rasa dendam pengen berantem. Gue serasa salah mulu disana.. bercanda salah, diem salah, usil salah, tingkah2 juga salah. Alhasil selama di kelas 1 SMP gue abis dibully dan dikerjain. Gue cuma bisa dongkol dan dendam doang tanpa berani membalas setiap perbuatan mereka karena mereka selalu keroyokan. Lha gue? mana punya temen.. wong kenalan aja langsung dicengin
Di kelas 2 gue ketemu Charles. Dialah satu satunya temen yg membela gue.. dia rela berantem demi gue. Sifat loyal nya itu yg bikin gue klop sama dia.. di kala ulangan harian pun gue ga ragu untuk ngerjain ulangan nya Charles karena dia bego. Prinsip gue saat itu, kalo gue dapet 9, Charles juga harus 9. Kalo gue dapet 6, Charles juga 6
Filosofi ngawur Charles pun memenuhi otak gue. Dulu dia bangga menyebut dirinya sebagai anak punk. Anak punk itu gini Boy.. anak punk itu gitu Boy.. dan gue percaya. 1 hal yg gue sukai dari sifat Charles. Dia selalu menjunjung tinggi perempuan walaupun cara memperlakukan nya ga sepenuh nya bener. Ambil contoh aja gimana gue memperlakukan Amel. Gue puja dia dan perlakukan dia layak nya ratu.. apa yg dia pengen, saat itu juga akan gue kabulkan. Rasa nya ga ada yg lebih berharga dari seorang Amel.. tapi tengok gimana tingkah kenakalan remaja yg gue perbuat. Gue lepas segel gue sama dia, udah berapa kali kita indehoy, baru punya KTP udah ngamar di hotel. Seperti itu lah Charles..
Semenjak ketemu Charles itulah gue mulai bisa merasakan enak nya hidup normal.. gue bisa berantem, mukulin orang yg gangguin cewe, cabut saat pelajaran, nantang guru, dijemur dilapangan, bersenda gurau, dan melakukan hal gila lain nya. Ini kehidupan yg gue suka.. Bukan untuk gaya2 an sebagai anak nakal tapi kehidupan sekolah yg seru dan penuh canda tawa ini yg selalu gue cari. Cara hidup yg melekat dalam diri gue.. sama persis ketika gue guyon bareng geng bedebah dan berantem rame2 ngelawan musuh2 kita. Gue bener2 ngerasa jadi diri gue sendiri.. hidup penuh kebebasan dengan aturan yg gue buat sendiri dan bisa langsung sikat di tempat kalo ada orang yg cari masalah
Gue yg dulu dibully cuma diem, kali ini berontak.. karena gue ga biasa terbully di rumah. Di rumah gue selalu diperlakukan bak raja oleh ortu. Gue juga ga pernah sekalipun bully orang yg frontal banget jadi begitu ada yg menghina atau membully gue dengan ngawur, penggaris kayu pun bisa patah saat gue hantamkan ke kepala mereka
Saat gue jadi musuh di perumahan gue juga ada ikut andil dari Charles. Dia yg manas2in gue sampe akhirnya gue jadi brutal.. 1 orang gue kirim ke rumah sakit karena kepala nya bocor. Andai papa terlambat datang mungkin RT gue juga akan nyusul masuk ke RS karena saat itu paving udah siap gue lemparkan
Tapi dari semua kebrutalan gue.. semua nya berujung dari sifat gue yg (katanya) selalu melindungi temen2 gue terutama cewe karena sedari kecil, gue didoktrin untuk melindungi orang yg kita sayang. Kadang gue takut sendiri bila gue ngamuk.. suka ga ke kontrol bray. Kalo seandai nya temen gue telat datang sepersekian detik aja mungkin gue udah bacok temen sekolah gue di sekolahan gue sendiri. Itu adalah kebrutalan gue yg paling ngawur saat sekolah
Sifat gue yg susah diatur, keras kepala dan suka beranggapan bahwa apa yg gue lakukan itu adalah suatu kebenaran, terbawa hingga gue dewasa.. ntah sudah berapa orang yg ngerasa dirugikan oleh gue.. tapi gue juga ga peduli. Selama gue anggap itu salah yaudah salah.. karena pada inti nya gue ga suka cari gara2. Tapi semua nya berubah saat perempuan cantik itu bisa menaklukan gue.. MAU GUE BENER ATAU SALAH TETEP AJA SALAH DI MATA DIA. Gue bener2 mati kutu kalo lawan dia. Hanya dengan pelototin gue doang plus rengekan suara manja nya.. gue langsung menyerah dan nyengir kuda. Jadi mendadak kalem gue. Dia lah permaisuri gue yg cantik jelita.. icikiwiiirrr..
Gue berdamai dengan kakek saat ada kakek salah seorang temen gue yg meninggal. Dia menangis saat dia dikabarin ortu kalo kakek nya meninggal. Baru lah gue merasa ketakutan akan kehilangan satu2 nya kakek yg gue punya (papa yatim piatu)
Ga ada angin ga ada hujan gue ijin sekolah ke ortu. Gue pengen ke rumah kakek.. gue ga mau tau. Ini juga salah satu sifat jelek nya gue. Gue selalu terbiasa hidup serba keturutan jadi gue selalu pengen apa yg gue minta harus diturutin walaupun gue bisa memilah mana yg penting mana yg engga. Saat itu buat gue ketemu kakek adalah hal yg sangat penting.. tapi mama menolak.. akhirnya gue minggat sendiri ke rumah kakek. Gue naik taksi karena gue gatau kalo naik angkot. Kalo taksi kan bisa langsung turun depan rumah
Sampe sana ya pakde gue yg bayarin masa gue? uang saku aja 5000 sedangkan taksi bisa 100 ribu lebih
Gue sungkem dan minta maaf dengan kakek.. kakek pun juga minta maaf ke gue. Semenjak itu kakek udah ga pernah marahin gue.. kakek lebih ikutin cara papa mendidik gue yg selalu diberi kebebasan dan tanggung jawab aja. Percuma ada nama Bai kalo ujung2 nya masih hidup dalam kekangan. “Pemimpin” tumbuh karena dikelilingi keras nya kehidupan bukan yg tumbuh dalam kenikmatan. Kasih dia kebebasan dan ajarkan bagaimana cara nya mempertanggung jawabkan setiap perbuatan. Itu lah cara didik papa gue ke anak2 nya..
Nama gue emang simpel, Boy.. tapi makna nya dalam.. banyak sekali tanggung jawab yg gue pikul semenjak gue kecil.. terdapat juga lingkungan yg membentuk perangai gue. tapi.. senakal2 nya gue cuma ada 2 hal yg paling gue takutin.. air mata perempuan dan kopi pait.. nangis gue kalo udah berhadapan dengan 2 hal itu
Mungkin ada baik nya bila gue tulis tentang part masa kecil gue karena di tahun terakhir sekolah ini akan ada beberapa part yg mengharuskan gue jadi “Superhero”. Dan di part ini lah setidaknya bisa menjawab darimana awal sifat “sok pahlawan” gue berasal dan bagaimana pembentukan karakter gue sewaktu gue masih unyu2 nya walaupun kita ga pernah bisa menyadari kenapa kita dulu seperti itu. Ga perlu harus gue sesali.. gue anggap ini anugerah. Jelek tidak selama nya jelek.. Baik tidak selama nya baik..
Di malam hari.. tepat nya pukul 23:59 terdengar suara tangisan seorang bayi di salah satu sudut ruangan di Rumah Sakit milik AL. Bayi dengan bobot kurang lebih 2,9 kilogram itu terus menangis setelah dilantunkan suara adzan di telinga kanan nya oleh seorang pria berusia 25 tahun. Pria itu meneteskan air mata sambil menggendong bayi nya.. lalu dengan bangga nya beliau tunjukan bahwa anak yg terlahir adalah anak laki laki. Pria itu lah yg sampai saat ini gue panggil PAPA
Setelah itu bayi yg berkulit kemerahan itu bergantian digendong oleh sanak saudara nya. Tampak tangis gembira terpancar dari wajah mereka karena setelah sekian lama menunggu.. kehadiran bayi tersebut bak sebuah jawaban dari penantian panjang yg jadi kenyataan di dalam keluarga itu
Bayi tersebut adalah gue..
Beberapa hari setelah itu kakek memberi gue sebuah nama yg bagus banget. Diucapkan terdengar bagus, ditulis terlihat bagus dan diartikan bermakna sangat bagus. Gue diberi nama Bai(gon) huahaha.. yg berarti pemimpin laki laki. Tapi karena tuh nama aneh banget untuk dipanggil akhirnya sama papa diplesetin dikit. Bai.. jadi Boy yg berarti anak laki2 karena gue adalah anak laki2 pertama dalam keluarga
Ada alasan kenapa gue diberi nama seperti itu.. dalam silsilah keluarga kakek (ayah dari mama) gue adalah cucu laki pertama dalam keluarga. Tiga tahun setelah gue tumbuh menjadi balita unyu nan menggemaskan, lahirlah Dandy dan sepupu gue. Kakak sepupu gue berjumlah 5 orang.. semua nya cewe walaupun yg terakhir berusia lebih muda dari gue. Sewaktu gue masih jadi cucu laki satu satu nya, gue banyak habiskan waktu dengan 5 sepupu cewe gue. Gue selalu mengekor kemana pun mereka bermain.. karena sebagai adik paling kecil, kakak2 gue selalu ngajakin gue bermain karena ga ada lagi sodara di rumah.. semenjak kecil gue udah dikelilingin cewe coy

Waktu itu ortu masih tinggal di 1 tanah yg terdiri dari rumah pakde, ortu, dan kakek. Setiap hari curahan kasih sayang yg gue terima serasa tumpah2 karena gue lah cucu, ponakan dan anak laki2 pertama disana. Ibarat nya gue ini putra mahkota yg selalu keturutan dalam hal apapun
Sebagai cucu kesayangan, nenek sangat memanjakan gue.. apa yg gue minta saat itu juga bakal dikabulkan.. Nenek juga ga rela kalo gue dibawa pulang ke rumah oleh ortu jadi nya ortu gue yg mengalah. Hal itu lah yg membuat ortu gue lebih memilih untuk tinggal di rumah kakek karena mereka juga ga mau pisah dengan gue dan rumah yg gue tempatin sekarang itu sempat dikontrakan selama beberapa tahun
Gue juga menghabiskan masa sekolah selama 6 tahun disana.. mulai TK sampai kelas 4 SD barulah kelas 5-6 gue pindah rumah dengan orang tua gue
Semenjak kecil, kakek, pakde dan bude selalu menitipkan kakak sepupu ke gue karena gue lah satu2 nya anak laki2 yg ada dalam keluarga. Mereka berharap gue bisa melaksanakan amanat dengan baik karena selama para laki2 yg ada di rumah kakek kerja otomatis cuma gue lah satu2 nya laki2 disana. Gue yg bertanggung jawab atas sepupu gue
Di setiap mereka bermain, tugas gue cuma mengawasi dan menjaga mereka. Kadang gue juga ingin rasa nya bermain dengan anak laki2 lain yg sepantaran dengan gue hanya saja keluarga gue selalu aja menitipkan anak2 mereka. Kalo gue tinggal main terus siapa yg jagain sepupu gue? Kelima sepupu gue lahir dengan paras cantik jadi banyak banget yg godain hanya untuk sekedar cari perhatian. Ngerti sendiri kan bocah kalo naksir cewe kek gimana tingkah nya. Dan karena itu lah gue selalu stand by di deket sodara2 gue. Ga jarang gue dibully atau diejek lantaran lebih suka kumpul dengan perempuan. Timbulah rasa emosi karena sering dihina.. cuma karena kakak sepupu gue selalu berusaha menenangkan gue, lama kelamaan kuping gue kebal dengan hinaan itu
Kakek gue adalah orang yg tegas dalam mendidik.. kakek ga segan marah dan membentak cucu nya kalo lupa waktu, lupa belajar dan melakukan kesalahan. Untungnya beliau ga pernah ringan tangan.. di setiap kakek marah, gue dan sepupu perempuan gue selalu bersembunyi di balik nenek karena nenek lah yg selalu memberi kami perlindungan.. tertawa nya nenek merupakan ketentraman tersendiri bagi kami. Mungkin mirip lah sama nenek nya Upin Ipin yg selalu tertawa saat Ros memarahi Upin Ipin
Sebener nya ada mama juga sih yg waktu itu masih fokus selesai in tugas akhir nya tapi ntah kenapa gue lebih suka berlindung ke nenek gue. Se seram apa pun wajah kakek kalo gue dan sepupu gue udah liat wajah nenek yg suka tertawa rasa nya ilang sudah ketakutan kami. Nenek adalah Malaikat pelindung buat cucu nya
Tapi beberapa tahun berselang nenek harus pergi meninggalkan kami karena sakit yg di derita nya. Gue yg paling terpukul saat kepergian nenek. Bahkan gue sempet sawan beberapa jam setelah nenek dimakam kan dan sakit hampir seminggu lama nya. Semenjak itu gue jadi pendiam dan suka linglung.. mirip orang ga punya tujuan hidup.. ini serius ga bercanda
Tidak ada nya nenek sebagai tameng pelindung cucu nya membuat kakek ga segan memarahi kami. Berbeda dengan ortu dan pakde bude gue yg ga pernah memarahi gue. Di setiap malam sesudah magrib, kami selalu duduk berjejer dan belajar. Mungkin sepupu gue bisa aja belajar karena dalam tekanan.. tapi engga dengan gue. Gue seperti di kekang oleh kakek. Sedangkan ortu gue ga bakal bisa berkutik kalo berhadapan dengan kakek karena cuma nenek yg bisa ngalahin ego nya kakek. Di kala terkekang itu lah jiwa2 pemberontak gue mulai timbul
Gue mulai jadi anak yg suka membangkang kepada kakek.. cuma kepada kakek doang sedangkan kepada ortu, gue selalu patuh karena mereka ga pernah memarahi gue. Mereka lah yg sangat paham dengan watak gue. Gue ga bisa hidup dalam tekanan.. karena dari dulu gue terbiasa hidup bebas. Nenek ga pernah melarang gue.. ortu juga sama aja. Cuma kakek yg selalu mengatur2 gue
Imbas nya gue jadi anak yg mudah marah karena ga adanya pelampiasan emosi gue.. yg dulu nya gue cuma bertugas menjaga kakak sepupu gue dan cuma diam saat ada yg gangguin, kali ini enggak..
Saat itu ada seorang anak laki2 kelas 6 SD yg suka dengan kakak sepupu gue. Ntah mereka cinta monyet atau cinta lutung ga paham gue.. karena tanggung jawab gue cuma jadi penjaga kakak gue. Hingga akhirnya ditengah keseruan bermain, kakak gue menangis karena tuh lutung me-remp*n kakak gue. Gue marah disitu, gue ga terima denger kakak gue nangis.. sebagai anak laki2 satu2nya.. gue selalu didoktrin untuk menjaga dan melindungi perempuan, kakak sepupu gue. Sadar gue kalah postur, gue mengambil kayu yg masih tertancap paku panjang lalu gue pukulkan kayu tersebut.. fatal nya paku nya menancap di betis tuh lutung dan gue tarik. Betisnya sobek sepanjang 1 jengkal telapak tangan orang dewasa dan malam nya ramai lah keributan antara ortu lutung dan pakde gue
Setelah kejadian itu.. gue hidup seperti seorang preman.. mereka berteman dengan gue lantaran mereka takut. Untuk pertama kali nya gue diajak bermain, dipinjemin mobil2an, dibeliin es potong, dll. Nikmat rasa nya..
Tapi hidup seperti itu diusia yg belum genap 10 tahun juga berdampak dengan banyak nya musuh yg mayoritas lebih tua umurnya dari gue. Ga tanggung2.. musuh gue waktu itu anak SMP. Dia adalah kakak nya lutung, sebut aja lutung Sr.
Gue bukan lah orang yg suka cari gara2.. bahkan gue cenderung anak yg pendiam dan ga ribet. Selama tugas gue menemani kakak gue kelar, yaudah pulang ke rumah. Tapi lutung Sr. lah yg selalu cari masalah.. bukan dengan gue tapi sepupu perempuan gue. Saat sepupu gue sedang menyantap es krim.. es krim nya sengaja di senggol hingga jatuh ke tanah. Ketika sepupu gue protes minta ganti rugi, lutung Sr. Malah mendorong sepupu gue hingga terjatuh dan menangis. Waktu itu gue lagi ga bersama mereka karena lagi pergi dengan ortu. Keesokan hari nya, sepupu gue paling kecil laporan ke gue dan saat itu juga gue cari lutung Sr. Anak kelas 3 SD lawan anak 1 SMP. Siapa yg menang? Gue!! gue pukulkan bambu panjang ke muka nya hingga membekas garis merah panjang di muka. Lutung Sr. nangis histeris karena kesakitan tapi gue belum puas.. gue malah memukulkan tuh bambu ke badan lutung Sr. hingga membekas di sekujur tubuh. Baru gue pulang dengan ekspresi datar. Mirip banget dengan psikopat
Lagi lagi.. ramai lah keributan antara ortu lutung vs keluarga gue..
Setahun berikutnya tepatnya pas gue kenaikan kelas 5 SD.. papa memutuskan pindah ke rumah gue yg sekarang ini karena masalah perhitungan efisiensi waktu dan pengeluaran. Kantor papa lebih deket dari rumah gue yg sekarang jadi nya gue juga terpaksa pindah. Sedih rasa nya bila harus berpisah dengan sepupu gue. Saat di “rumah baru” pun gue cuma menangis dan pengen kembali kesana
Di sekolah baru, gue ga punya temen.. gue jadi anak yg murung dan menyendiri. Lalu papa beliin gue PS 1.. barang yg sangat wah di jaman itu. Baru lah gue menemukan dunia gue sendiri.. gue sedikit lupa dengan sepupu gue karena setiap hari gue selalu main PS. Tapi di setiap sabtu siang sepulang sekolah gue dan Dandy selalu dikirim ke rumah kakek untuk bertemu dengan sepupu gue. Nah.. di setiap sabtu dan minggu itu gue yg pegang 1 gang di tempat kakek tinggal. Para lutung bisa aja gangguin sepupu gue dari hari senin sampe sabtu pagi.. tapi kalo sabtu siang sampe minggu mereka ga ada yg berani nongol. Karena mereka takut bernasib sama seperti lutung bersodara yg luka parah saat melawan gue
Kebrutalan gue memuncak saat gue kelas 5 SD.. waktu itu lagi liburan setelah UTS atau dulu nyebutnya Ulangan Cawu 2 (kalo ga salah ingat). Di kala libur kakek masih aja nyuruh cucu nya belajar.. lagi2 gue hidup dalam tekanan kakek. Walaupun ga pernah memukul, tapi kakek membentak.. suaranya bak petir yg menyambar kuping gue. Gue risih dibentak mulu karena gue hidup ga terbiasa dibentak
Akhirnya.. karena gue bosan belajar, pagi hari nya buku belajar dari kakek gue bakar pas main masak2an bareng sepupu gue. Malem nya.. ketika semua belajar, gue cuma ikut nimbrung dan bersenda gurau dengan sepupu gue. Alhasil kakek pun murka dan membentak gue dan sepupu gue.. sepupu gue yg ketakutan pun menangis dan terjadilah kebrutalan ala anak kelas 5 SD. Gue menghantam mulut kakek pake asbak kaca hingga gigi kakek patah. Gue mengamuk dan hampir aja memukul kepala kakek.. beruntung ada pakde yg datang. Papa pun dikabari berita itu dan saat itu juga gue langsung dideportasi dari rumah kakek
Sejak saat itu kakek adalah orang yg sangat gue benci. Setiap kakek ngomong gue selalu mengacungkan jari tengah.. ketika kakek melotot gue ga segan melempar barang yg ada disitu.. kadang juga nantangin kakek berantem bahkan gue pisuhin juga pernah. Ortu gue bingung.. karena kepada kakek doang gue begitu. Gue kembali jadi anteng ketika pakde, bude atau ortu yg nasehatin gue. Giliran kakek yg coba negur, muntap lagi gue. Ntah kenapa gue seperti itu.. sampe2 psikolog anak pun sempat didatangkan untuk nanganin gue saking aneh nya tingkah gue waktu itu
Kata mama, Psikolog itu bilang kalo gue ini tipe orang yg kalo udah benci sampe kapanpun akan tetap benci. Mungkin pendendam maksudnya.. tapi cuma orang tertentu aja yg gue gituin.. ga semua orang. Selama gue udah dibikin murka, tingkah gue ga akan bisa terkontrol lagi. Contoh nya saat gue menghajar Yunus.. kalo preman disana ga menahan gue udah pasti remuk kepala nya Yunus
Gue juga udah ga pernah main lagi ke rumah kakek dan kakek ga pernah main ke rumah. Karena keberadaan kakek bikin gue ga nyaman. Kadang gue lebih milih tidur di rumah tetangga yg di masa depan, putri nya jadi guru privat gue. Ntah lah.. dulu gue sebegitu benci nya sama kakek gue sendiri. Bahkan hanya dengan denger suara kakek aja.. barang2 di rumah bisa gue pecahin semua
Selama kelas 5-6 SD gue di sekolah kan di salah satu sekolah terbaik di kota gue. Anak2nya “baik” dan ga banyak tingkah.. bisa dibilang sekolah bonafid lah. Itu adalah sekolah pilihan mama. Efeknya.. gue seperti ga punya temen bermain. Mereka pada sibuk dengan dunia dan mainan nya sendiri karena mayoritas mereka anak orang kaya. Ga ada satupun yg mau main sama gue karena hanya gue lah satu2 nya anak yg ga bawa mainan mahal saat sekolah. Mau ngobrol juga sama sapa.. gue bukan level nya mereka, mau berantem juga sama sapa.. mereka lebih memilih ngadu duluan saat gue senggol dikit. Akhirnya gue jadi anak yg pendiam lagi di sekolah karena gue ga punya temen disana
Saat SMP mama mau daftarin gue ke sekolah yg masih sejenis dengan sekolah gue SD. Mama lebih memilih bayar mahal asal kualitas sekolah nya bagus.. bagus menurut mama tapi engga menurut gue. Gue menolak.. tapi mama memaksa. Untuk anak umur 12 tahun gue bisa dibilang nekat.. gue beri pilihan mama, biarin gue yg pilih sekolah atau gue ga mau sekolah. Mama ga bisa marah.. karena mama paham gimana efek nya kalo gue dimarahin. Akhir nya papa lah yg jadi penyelamat gue. Gue dimasukan ke salah satu SMP negeri di kota gue. Alasan nya.. di sekolah umum itu gue lebih bisa berinteraksi.. gue bisa paham bagaimana bersosialisasi dengan yg lain. Mungkin dimanja berlebih juga ga baik kali ya.. bisa seperti Boy kecil ntar anak lu coy..
Tapi saat masuk di SMP itu, gue mengalami culture shock.. yg dulu nya temen gue acuh dan diemin gue.. sekarang mereka suka usilin gue. Nyali gue ciut karena udah lama gue ga ngerasain rasa dendam pengen berantem. Gue serasa salah mulu disana.. bercanda salah, diem salah, usil salah, tingkah2 juga salah. Alhasil selama di kelas 1 SMP gue abis dibully dan dikerjain. Gue cuma bisa dongkol dan dendam doang tanpa berani membalas setiap perbuatan mereka karena mereka selalu keroyokan. Lha gue? mana punya temen.. wong kenalan aja langsung dicengin
Di kelas 2 gue ketemu Charles. Dialah satu satunya temen yg membela gue.. dia rela berantem demi gue. Sifat loyal nya itu yg bikin gue klop sama dia.. di kala ulangan harian pun gue ga ragu untuk ngerjain ulangan nya Charles karena dia bego. Prinsip gue saat itu, kalo gue dapet 9, Charles juga harus 9. Kalo gue dapet 6, Charles juga 6
Filosofi ngawur Charles pun memenuhi otak gue. Dulu dia bangga menyebut dirinya sebagai anak punk. Anak punk itu gini Boy.. anak punk itu gitu Boy.. dan gue percaya. 1 hal yg gue sukai dari sifat Charles. Dia selalu menjunjung tinggi perempuan walaupun cara memperlakukan nya ga sepenuh nya bener. Ambil contoh aja gimana gue memperlakukan Amel. Gue puja dia dan perlakukan dia layak nya ratu.. apa yg dia pengen, saat itu juga akan gue kabulkan. Rasa nya ga ada yg lebih berharga dari seorang Amel.. tapi tengok gimana tingkah kenakalan remaja yg gue perbuat. Gue lepas segel gue sama dia, udah berapa kali kita indehoy, baru punya KTP udah ngamar di hotel. Seperti itu lah Charles..
Semenjak ketemu Charles itulah gue mulai bisa merasakan enak nya hidup normal.. gue bisa berantem, mukulin orang yg gangguin cewe, cabut saat pelajaran, nantang guru, dijemur dilapangan, bersenda gurau, dan melakukan hal gila lain nya. Ini kehidupan yg gue suka.. Bukan untuk gaya2 an sebagai anak nakal tapi kehidupan sekolah yg seru dan penuh canda tawa ini yg selalu gue cari. Cara hidup yg melekat dalam diri gue.. sama persis ketika gue guyon bareng geng bedebah dan berantem rame2 ngelawan musuh2 kita. Gue bener2 ngerasa jadi diri gue sendiri.. hidup penuh kebebasan dengan aturan yg gue buat sendiri dan bisa langsung sikat di tempat kalo ada orang yg cari masalah
Gue yg dulu dibully cuma diem, kali ini berontak.. karena gue ga biasa terbully di rumah. Di rumah gue selalu diperlakukan bak raja oleh ortu. Gue juga ga pernah sekalipun bully orang yg frontal banget jadi begitu ada yg menghina atau membully gue dengan ngawur, penggaris kayu pun bisa patah saat gue hantamkan ke kepala mereka
Saat gue jadi musuh di perumahan gue juga ada ikut andil dari Charles. Dia yg manas2in gue sampe akhirnya gue jadi brutal.. 1 orang gue kirim ke rumah sakit karena kepala nya bocor. Andai papa terlambat datang mungkin RT gue juga akan nyusul masuk ke RS karena saat itu paving udah siap gue lemparkan
Tapi dari semua kebrutalan gue.. semua nya berujung dari sifat gue yg (katanya) selalu melindungi temen2 gue terutama cewe karena sedari kecil, gue didoktrin untuk melindungi orang yg kita sayang. Kadang gue takut sendiri bila gue ngamuk.. suka ga ke kontrol bray. Kalo seandai nya temen gue telat datang sepersekian detik aja mungkin gue udah bacok temen sekolah gue di sekolahan gue sendiri. Itu adalah kebrutalan gue yg paling ngawur saat sekolah
Sifat gue yg susah diatur, keras kepala dan suka beranggapan bahwa apa yg gue lakukan itu adalah suatu kebenaran, terbawa hingga gue dewasa.. ntah sudah berapa orang yg ngerasa dirugikan oleh gue.. tapi gue juga ga peduli. Selama gue anggap itu salah yaudah salah.. karena pada inti nya gue ga suka cari gara2. Tapi semua nya berubah saat perempuan cantik itu bisa menaklukan gue.. MAU GUE BENER ATAU SALAH TETEP AJA SALAH DI MATA DIA. Gue bener2 mati kutu kalo lawan dia. Hanya dengan pelototin gue doang plus rengekan suara manja nya.. gue langsung menyerah dan nyengir kuda. Jadi mendadak kalem gue. Dia lah permaisuri gue yg cantik jelita.. icikiwiiirrr..
Gue berdamai dengan kakek saat ada kakek salah seorang temen gue yg meninggal. Dia menangis saat dia dikabarin ortu kalo kakek nya meninggal. Baru lah gue merasa ketakutan akan kehilangan satu2 nya kakek yg gue punya (papa yatim piatu)
Ga ada angin ga ada hujan gue ijin sekolah ke ortu. Gue pengen ke rumah kakek.. gue ga mau tau. Ini juga salah satu sifat jelek nya gue. Gue selalu terbiasa hidup serba keturutan jadi gue selalu pengen apa yg gue minta harus diturutin walaupun gue bisa memilah mana yg penting mana yg engga. Saat itu buat gue ketemu kakek adalah hal yg sangat penting.. tapi mama menolak.. akhirnya gue minggat sendiri ke rumah kakek. Gue naik taksi karena gue gatau kalo naik angkot. Kalo taksi kan bisa langsung turun depan rumah
Sampe sana ya pakde gue yg bayarin masa gue? uang saku aja 5000 sedangkan taksi bisa 100 ribu lebih
Gue sungkem dan minta maaf dengan kakek.. kakek pun juga minta maaf ke gue. Semenjak itu kakek udah ga pernah marahin gue.. kakek lebih ikutin cara papa mendidik gue yg selalu diberi kebebasan dan tanggung jawab aja. Percuma ada nama Bai kalo ujung2 nya masih hidup dalam kekangan. “Pemimpin” tumbuh karena dikelilingi keras nya kehidupan bukan yg tumbuh dalam kenikmatan. Kasih dia kebebasan dan ajarkan bagaimana cara nya mempertanggung jawabkan setiap perbuatan. Itu lah cara didik papa gue ke anak2 nya..
Nama gue emang simpel, Boy.. tapi makna nya dalam.. banyak sekali tanggung jawab yg gue pikul semenjak gue kecil.. terdapat juga lingkungan yg membentuk perangai gue. tapi.. senakal2 nya gue cuma ada 2 hal yg paling gue takutin.. air mata perempuan dan kopi pait.. nangis gue kalo udah berhadapan dengan 2 hal itu
Diubah oleh suboyxxx 29-10-2016 20:00
yuaufchauza dan 3 lainnya memberi reputasi
4

