- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror) Diary [TAMAT]
...
TS
ayanokouji
(Horror) Diary [TAMAT]
![(Horror) Diary [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/12/8901141_20160812100754.jpg)
Illustration courtesy of Awayaye
Halo, dan salam kenal buat agan-agan semua.
Perkenalkan saya anggota lama kaskus tapi newbie di forum SFTH.
Nah, berhubung saya lihat banyak yang menceritakan pengalamannya terutama untuk yang berbau-bau mistis. kebetulan saya dekat dengan seseorang yang memang punya kemampuan lebih untuk melihat yang semacam itu.
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata, yang memang diambil langsung dari Diary dia
Langsung saja dimulai lah ya
Untuk Postingan pertama saya langsung Posting 2 part deh, karena prologue blum masuk ke cerita
Spoiler for Rules:
Atas permintaan yang punya Diary, mohon dibaca RULESnya sebelum membaca Diary ini ya :
1. Diary ini adalah hasil convert dari catatan di kertas menjadi bentuk elektronik. Jadi ini adalah benar-benar berasal dari Diary asli, kalau sampai ada yang baca dan tidak percaya, it's OK, tidak masalah tapi mohon jangan coba2 menantang apapun 'mahluk' yang disebutkan di Diary ini. Apabila terjadi sesuatu kami tidak bisa menolong.
2. Ini memang bukan urusan TS, tapi usahakan kalau sampai merasakan sesuatu yang tidak beres setelah baca isi Diary teman saya, harap dekatkan diri ke Tuhan segera. Karena seberapa besar Tuhan menolong itu tergantung dari iman kita ketika meminta. Dan percayalah, meminta saat belum melihat apapun dan ketika 'mereka' ada di depanmu itu akan menyebabkan bedanya besar Iman bagi yang tidak terbiasa.
Terimakasih sebelumnya, dan ingat baik2, jangan bermain-main dengan sesuatu dari dunia lain
Part I - Prologue (tanggal Diary - 3 September 2010)
Spoiler for Part I:
3 September 2010
Hallo Diary..
Mulai hari ini aku akan sedikit merubah apa yang aku tulis di dalam lembarmu yach..
Sebenarnya aku sih berniat tidak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan rahasia ini, karena aku pasti akan dicap sebagai orang aneh..
Hanya kamu yang mau mendengarkan semua cerita aku tanpa mengeluh, mulai dari aku menyukai siapapun sampai sendirian seperti sekarang (hiks..hiks.. yahh aku tau, trims anyway)
Okay, jadi aku akan menceritakan pengalaman hari ini.. yaah ini kesekian kalinya sudah terjadi padaku, dan untuk teman sejatiku yaitu kamu my Diary, aku akan menuliskan ini, rahasiakan ini yaah..
Ceritanya aku akan mulai dari pengalaman tadi pagi..
Oh ya, sebelumnya aku akan kasihtau sedikit rahasia kepada kamu..
Kamu tau.. ehm.. aku ini bisa melihat hantu atau semacamnya.. guru Agamaku berkata ini adalah anugrah, menurutku lebih seperti kutukan.
Kamu tau, Diary? Mungkin tidak banyak orang yang tau, tapi hantu itu berbeda dengan setan atau semacamnya. Kalau misalkan diumpamakan, hantu itu lebih ke arwah orang-orang yang meninggal atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ghost. Sedangkan setan bukan arwah, atau mungkin saja tadinya mereka arwah, yang pasti setan itu sudah lebih melewati tingkat keseraman dari Hantu. Dan diatas itu, masih ada lagi yang aku namakan jejadian. Nah, apabila setan itu bentuknya tidak dapat dikatakan bentuk apakah itu, kalau jejadian ini setidaknya sebagian besar dari bentuknya adalah bagian dari hewan-hewan.
Dan diary, dari kesialanku mendapatkan kutukan kemampuan ini, syukurlah aku hanya bisa melihat hantu saja. Yaah, kadang memang ada sedikit pengecualian, yang membuatku enggak tau kenapa bisa melihat yang lebih aneh daripada hantu.
But I tell you my Diary, melihat hantu saja sudah cukup menakutkan lho. Jangan dikira penampilan mereka itu normal-normal saja.. yahh, memang ada yang normal dan tersamar tapi hampir disetiap kejadian mereka akan menunjukkan wujud asli mereka kalau mereka tau kita bisa melihat mereka, dan mereka selalu tau kalau aku bisa melihat mereka.
Upps… sudah jam 11 ternyata, tadinya aku mau menceritakan kejadian penglihatan yang kulihat hari ini, tapi sudah terlalu malam nih, besok aku janji pasti akan cerita padamu dehhh, jangan ngambek yahh
See you tomorrow my Diary, Mulai hari ini aku akan melaporkannya padamu kalau aku melihat sesuatu yang aneh itu, hehe.. Nite
Part II - Misteri Toilet Wanita di lantai 7 - catatan tanggal 4 September 2010
Spoiler for Part II:
4 September 2010
Hallo friend,
As my promise stated, aku bakal ceritain hal yang kemarin terjadi sama aku. Jangan takut yaah, karena aku sudah cukup takut untuk mengingat-ingat ini, jadi tolong semangati aku (he..he..)
Oookay, cerita ini bermulai waktu aku bersama cindy sedang ada ditoilet di lantai 7 kampus kemarin siang setelah kuliah pak Zainul.
Ingatkan aku untuk memarahi Cindy nanti karena dia meninggalkan aku sendirian di toilet itu..
Kau dengar? Meninggalkan aku!
Berkat dia aku jadi melihat.. yahh, sesuatu yang jauh dari menyenangkan..
Sewaktu aku keluar dari bilik toilet dan mencari-cari Cindy, aku tidak menemukannya dimana-mana, aku rasa sih dia pergi buru-buru menemui pacarnya.. ya Tuhan, persahabatan kita hanya sebatas selama pacar tidak mengganggu.
Lalu aku berpikir, ya sudahlah, aku akan membetulkan make-up sebentar dan akan pergi ke food court, sepertinya #### belum datang menjemputku deh, setidaknya aku harus terlihat cantik kaan (he-he-he)
Tiba-tiba aku merasakan udara menjadi dingin, cukup untuk membuat bibirmu bergetar secara reflek.
Dan itu jelas-jelas tidak benar, toilet ini kan jelas-jelas pengap dan tanpa AC dimanapun. Dan otakku baru saja berpikir kalau ada yang tidak beres nih..
Tiba-tiba sudah berdiri seorang wanita dibelakangku, rambutnya panjang dan menutupi separuh mukanya, dia memakai baju kaus berwarna merah menyala dan celana jeans.
Aku langsung berbalik dan reflek berkata kalau dia membuatku kaget. Dan hal berikutnya yang terjadi membuatku hampir saja mengompol
Dia menempelkan mukanya tepat didepan mukaku, kulitnya benar-benar mengerikan, kau tau karpet yang ada tonjolan-tonjolannya begitu? Mukanya dan seluruh kulitnya penuh dengan seperti itu. Dan warna kulitnya sangat pucat, seperti warna krem kekuningan. Dan yang paling mengerikan dari semuanya adalah bola matanya, warna urat darah dibola matanya berwarna coklat kekuningan dan pupil matanya hitam dan bebercak merah.
Dari situ aku langsung tau kalau aku sedang bertemu dengan hantu, dan kali ini bukan hantu yang baik.
Perlahan-lahan dia mendekati aku, tapi tidak pernah menempel pada badanku, mukanya sangat dekat pada mukaku, dan tangannya yang dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan itu juga menggapai tubuhku seakan ingin menyentuhku, tapi sentuhan itu tidak pernah terjadi.
Aku merasakan bahwa sekitar 1 jam dia hanya memandangiku saja, berkali-kali berusaha menempelkan dirinya pada badanku, tapi tidak pernah berhasil. Jujur Diary, aku tidak tau kenapa dia tidak bisa menyentuhku, tapi syukurlah karena disaat itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak.
Setelah sekitar 1 jam itu, dia akhirnya mundur, kemudian matanya membelalak. Lebih besar dari lebar mata yang bisa dibuka oleh manusia normal, sepertinya seakan-akan semua kelopak matanya tertelan ke dalam rongga matanya. Kemudian warnanya bola matanya perlahan-lahan menjadi merah tua dan kemudian akhirnya menjadi hitam.
Kemudian dia berteriak sambil melompat kehadapanku, dan menghilang tepat didepan mukaku. Aku yakin aku mengompol sedikit kemarin.
Setelah itu suhu di toilet itu kembali pengap. Kakiku terasa kehilangan tulangnya dan aku terduduk di lantai toilet tanpa tenaga.
Kemudian suara handphoneku berbunyi mengagetkan aku, aku mengangkatnya dan #### ternyata menelponku. Dia mengatakan bahwa sudah 5 menit dia mencoba menelponku dan tidak diangkat-angkat. Aku meminta maaf dan berkata mungkin aku tidak mendengarnya tadi.
Ngomong-ngomong… waktu yang berlalu hanya 15 menit, tapi terasa seperti satu jam saat kejadian tadi..
Lain kali ingatkan aku jangan pernah lagi masuk di toilet lantai 7 sendirian ya.
UPDATED!!! PART XLV - "Serangan yang disengaja - II"
Spoiler for INDEX:
part III- Melayat
Part IV - Siapa yang mengikuti aku?
Part V - Bagaimana kutukan ini dimulai
Part VI - Perkemahan SMP
Part VII - Jurit Malam 1
Part VIII - Jurit Malam 2
Part IX - Penghuni Kampusku
Part X - Wanita dress putih
Part X (Final) - Wanita dress putih (lanjutan)
Part XI - Mereka ada di sekeliling kita
Part XII - Kalau kau jahat
Part XIII - Lauren dan ketiga anaknya
Part XIV- WARNING!! Baca catatan saya sebelum lanjut baca - Si Nenek dan Cucunya 1
Part XV - Si Nenek dan Cucunya 2
Part XVI - Wanita Dress Putih is back
Part XVII - Lift kampusku
Part XVIII - Tiga anak lauren kembali
Part XIX - Mahluk aneh
Part XX - Kampus sarang Kunti
Part XXI - Sang "dewa" jahat
Part XXII - Curiousity Kills the Cat
Part XXII - Bagian 2 - Robert and the Devil 1
Part XXII - Bagian 3 - Robert and the Devil 2
Part XXIII - Kembalinya si mahluk aneh
Part XXIV - Part I - si "dewa" jahat kembali 1
Part XXIV - Part II - si "dewa" jahat kembali 2
Part XXV - Robert
Part XXVI - aku dan kegelapan
part XXVII - Wewe Hitam
Part XXVIII - Wewe Hitam dan Wewe Putih
Part XXIX (bagian pertama) - He and Me (bag 1)
Part XXX (Bagian kedua) - He and Me (bag 2)
Part XXXI - sang pelindung
Part XXXII - Villa di gunung 1
Part XXXIII - Villa di gunung 2
Part XXXIV - Villa di gunung 3
Part XXXV - Villa di gunung (tamat) bag awal
Part XXXV - bagian akhir - Villa di gunung (tamat) bag akhir
Part XXXVI - Kutukan baru
Part XXXVI - Tambahan - Kutukan baru (tambahan)
Part XXXVII - Bagian Pertama - Iblis bag 1 -(Ketika dia terluka)
Part XXXVIII - bagian kedua - Iblis bag 2 - (si pemilik mata)
Part XXXIX - Cermin
Part XL - Ketika Ayano sakit
Part XLI - Goodbye
PART XLII - Mahluk di Jendela
PART XLIII - Akhir si "dewa" jahat
PART XLIII (lanjutan) - Akhir si "dewa" jahat (bag Akhir)
Part XLIV - Serangan yang disengaja - I
PART XLV - Serangan yang disengaja - 2 UPDATE
Bonus Story : Pengalaman TS dan yang punya Diary
Pengalaman bersama dia yang menulis Diary I
Bonus Story II Ketika yang tidak biasa melihat diperlihatkan
BONUS STORY III - Pengalaman Horror ketika main game
BONUS STORY IV : Kejadian di Malam Jumat Kliwon[
*SPECIAL* Bonus Story IV - part 2 - Elisa's POV
Bonus Story V - Part I
Bonus Story V - Part 2
Bonus Story V - part 3
Bonus Story VI
Bonus Story VII #awasbebehplusplus
Bonus Story VIII
Bonus Story IX
Bonus Story X
Bonus Story XI
BONUS PART XII - Bagian ketiga (Elisa POV)
Kiriman cerita dari para pembaca :
Kiriman cerita dari agan Gent4r - 1 (Gent4r, Romi vs Miss K)
Pengalaman agan Gent4r kedua
Kiriman cerita dari pembaca
Thread lainnya tentang saya dan Elisa
Saya dan Gadis bermata Indigo
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 39 suara
Berhubung banyak yang nyaranin Untuk ganti judul Thread, mohon masukan terkait itu :
Judul Thread tetap, soalnya daripada ribet nyari Threadnya lagi
56%
Judul Thread diganti ke judul Thread yang di dalem
33%
Judul Thread kudu diganti ke judul Thread yang beda dan lebih menarik
10%
Diubah oleh ayanokouji 19-11-2016 12:18
radorada dan 23 lainnya memberi reputasi
24
1.1M
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanokouji
#1588
Sekali lagi please jangan judge aku setelah membaca lanjutan part XXXVI dibawah...
Akupun nggak tau apa yang kupikirkan saat itu...
Seketika itu aku kembali ke dunia 'nyata'....
“Hei…” panggil sebuah suara lembut dari sisiku “Kamu nggak apa Lis?” kata suara itu lagi.
Aku menengok dan menyadari kalau Ayano sedang setengah memelukku “Kamu nangis dan histeris sambil tidur Lis…” jelasnya padaku.
“Hmm…. Kamu mimpi soal.. Robert? Kalau nggak salah denger ya..” katanya lagi sementara aku hanya memandanginya dalam diam.
“Lis? Kamu kenapa?” tanyanya lagi sambil sebelah tangannya menyeka air mataku dengan jempolnya dengan lembut di pipiku.
Dan itulah saat tangisku kembali meledak.
Dalam tangisanku aku menceritakan apa yang kulihat dalam mimpi. Meskipun setelah kuingat-ingat sepertinya aku tidak menceritakannya dengan baik karena diselingi oleh tangisanku yang cenderung histeris saat itu.
Tapi Ayano tidak berkomentar apa-apa dan hanya memelukku sambil menepuk-nepuk punggungku lembut.
Kemudian aku melakukan hal yang masih kusesali sampai sekarang.
Dalam tangisan histerisku, perutku terasa sangat mual…
Dan aku memuntahkan semuanya di dada Ayano.
Aku menyadari kekacauan yang kubuat setelah melihat wajah dan tubuh Ayano kotor karena muntahanku.
“Maaf…” kataku sambil masih terisak.
Ayano hanya tersenyum. “Ayo, kita bersihkan dulu kamunya, nanti kamu masuk angin” katanya lembut.
Mendapat perlakukan seperti itu, yang bisa kulakukan hanyalah menangis lagi. Sampai akhirnya Ayano menggendongku dan membawaku ke kamar mandi.
“Lisa, bersihkan dulu kamu ya, bisa kan? Supaya kamu nggak masuk angin” bujuknya.
Tapi aku tetap saja menangis dengan keras. “Maaf… maaf ko…” kataku diseling tangisanku.
“Lisa, lihat koko…” panggilnya.
“Koko nggak apa, gak usah dipikirin. Tapi kamu harus bersihin diri dan ganti baju, nanti masuk angin…”
Dan entah setan apa yang merasuk ke diriku saat itu yang membuat aku berkata “Aku nggak bisa mandi sendiri…” kataku.
Jujur, aku benar-benar tidak tau apa yang kupikirkan saat itu. Tapi itu belum hal yang paling gila yang kulakukan malam itu.
Tapi biar kulanjutkan dulu..
Ayano menatapku dengan kaget. Tapi otakku tidak bekerja dengan baik karena aku malah berkata “Please ko…” pintaku.
Aku melihat ekspresi Ayano seperti bingung harus berbuat apa. Tapi kemudian dia berkata “Kalau gitu, kamu berbaliklah ke sana, dan tutupi tubuh kamu dengan handuk ini ya” katanya sambil menyerahkan handuknya yang biasa digunakannya apabila terpaksa menginap di tempatku.
Aku mengangguk dan membalikkan badanku.
“Koko buka baju kamu ya…” katanya.
Dan kemudian Ayano benar-benar membantuku membuka baju dan braku. Entah mengapa rasa malu sama sekali tidak terpikir olehku saat itu.
“Lis.. kamu buka celana kamu sendiri ya, celana dalam nggak usah dibuka” katanya. Aku menatapnya dan…. Memandangnya dengan ekspresi bingung. Benar, aku ingat sekali kebodohanku saat itu sampai kalau aku bisa mengubah masa lalu mungkin aku akan mengubah hal yang kulakukan waktu itu.
“Err… jangan Lis, nggak usah dibuka, nanti kamu ganti aja sama yang bersih kalau udah selesai..” katanya.
Aku menurut.
Jadi aku tidak mengenakan apapun kecuali celana dalam dan menutupi bagian depan tubuhku dengan handuk.
“Koko tuang airnya ya..” katanya.
Aku mengangguk.
Rasa air yang dingin membuatku gemetar ketika menyentuh punggungku, perlahan aku merasakan air turun dari bahuku dan aku menjauhkan handuk dari tubuhku.
“Kamu ngapain Lis?” tanya Ayano, suaranya terdengar kaget.
“Nanti handuknya basah dong” kataku.
“Nggak apa basah, nanti kamu ganti aja sama handuk kering kamu” katanya.
“Nggak usah” kataku sambil menggeleng dan tidak mengatakan apapun lagi.
Ayano juga tidak mengatakan apapun, dan kemudian aku merasakan aliran air dingin kembali menyentuh kulitku.
Kepalaku menjadi jauh lebih jernih seiring dengan aliran air yang menyentuh tubuhku.
“Sudah Lis.. kamu pakai keringin badan kamu terus pakai kimono mandi ya, koko keluar sebentar cariin baju buat kamu pake” katanya.
“Jangan lama-lama” balasku.
Ketika kudengar dia sudah keluar dari kamar mandi, aku berbalik dan menggapai kimono mandiku ketika aku menyadari sesuatu yang mengakibatkan mukaku merasa terbakar.
Cermin besar!!
Di sebelah kananku ternyata terdapat cermin besar separuh badan.
Astaga!! Jadi kalau Ayano mau dia bisa dengan jelas melihat tubuh telanjangku tadi!!
Pantas saja dia menyuruhku tetap menutupi bagian depan tubuhku dengan handuk.
Astaga!!!
Aku malu sekali tapi aku tetap memakai kimono mandiku.
“Lis… kamu udah selesai?” tanya Ayano dari luar.
“Sudah..” jawabku.
“Err… kamu cari baju sendiri ya… koko nggak bisa pilihin…. Err… dalamannya” katanya tergagap.
Astaga sekali lagi!!!
Dengan muka terasa terbakar, aku keluar dari kamar mandi, melewati Ayano dan masuk ke kamarku dan mengenakan baju sialan itu dengan cepat. Astaga apa sih yang terjadi padaku.
Namun rasa malu itu hilang beberapa saat setelah aku kembali teringat pada ‘mimpi’ku. Terutama yang terakhir.
Sekali lagi aku merasa sepertinya sesuatu dari dalam diriku seperti remuk redam.
Aku keluar dari kamarku dan Ayano sudah berada di depan, menungguku. Aku melihat dia sudah mengganti bajunya dengan salah satu kemeja yang sengaja dia tinggalkan di tempatku.
“Ya sudah, kamu tidur ya..” kata Ayano. “Koko akan jaga diluar..”
Dan, aku.menarik.lengan.baju.Ayano. Dan berkata “Temenin aku tidur”
Oh.ya.Tuhan!!! apa yang waktu itu aku lakukan….
Ayano juga terlihat bingung mendengarku. Tapi aku masih bersikeras….
Ayano mendesah namun memberikan senyuman padaku “Ya sudah… tidurlah…” katanya.
Dan malam itu dia tidur menemani aku.
Tidak selesai sampai di sana….. aku.bahkan.mengatakan.hal.paling.membuatku.malu.kemudian “Ko… pokoknya koko nggak boleh pergi… nggak boleh jauh-jauh… nggak boleh menghilang” kataku.
“Hah?” Ayano menatapku heran, ekspresinya mempelajari wajahku sebentar. Kemudian mengatakan “Iya, tenang aja” jawabnya.
“Janji?”
“Iya, koko janji”
“Pasti?”
“Iya, Pasti”
Setelah itu aku baru tidur dengan.memeluk.lengan.Ayano (astaga…. apa yang sudah kulakukan!?)
Dan itulah yang terjadi…..
Sehingga keesokan harinya aku bangun dan menyesali perbuatanku kemarin malam ketika melihat Ayano sedang tidur bersandar pada kepalanya di pinggir tempat tidurku.
Meskipun begitu, aku tetap harus ditemani oleh Ayano sepanjang malam dan setiap hari, sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencari nenek Elly untuk menanyakan hal ini…..
Akupun nggak tau apa yang kupikirkan saat itu...
Spoiler for Part XXXVI - tambahan:
Seketika itu aku kembali ke dunia 'nyata'....
“Hei…” panggil sebuah suara lembut dari sisiku “Kamu nggak apa Lis?” kata suara itu lagi.
Aku menengok dan menyadari kalau Ayano sedang setengah memelukku “Kamu nangis dan histeris sambil tidur Lis…” jelasnya padaku.
“Hmm…. Kamu mimpi soal.. Robert? Kalau nggak salah denger ya..” katanya lagi sementara aku hanya memandanginya dalam diam.
“Lis? Kamu kenapa?” tanyanya lagi sambil sebelah tangannya menyeka air mataku dengan jempolnya dengan lembut di pipiku.
Dan itulah saat tangisku kembali meledak.
Dalam tangisanku aku menceritakan apa yang kulihat dalam mimpi. Meskipun setelah kuingat-ingat sepertinya aku tidak menceritakannya dengan baik karena diselingi oleh tangisanku yang cenderung histeris saat itu.
Tapi Ayano tidak berkomentar apa-apa dan hanya memelukku sambil menepuk-nepuk punggungku lembut.
Kemudian aku melakukan hal yang masih kusesali sampai sekarang.
Dalam tangisan histerisku, perutku terasa sangat mual…
Dan aku memuntahkan semuanya di dada Ayano.
Aku menyadari kekacauan yang kubuat setelah melihat wajah dan tubuh Ayano kotor karena muntahanku.
“Maaf…” kataku sambil masih terisak.
Ayano hanya tersenyum. “Ayo, kita bersihkan dulu kamunya, nanti kamu masuk angin” katanya lembut.
Mendapat perlakukan seperti itu, yang bisa kulakukan hanyalah menangis lagi. Sampai akhirnya Ayano menggendongku dan membawaku ke kamar mandi.
“Lisa, bersihkan dulu kamu ya, bisa kan? Supaya kamu nggak masuk angin” bujuknya.
Tapi aku tetap saja menangis dengan keras. “Maaf… maaf ko…” kataku diseling tangisanku.
“Lisa, lihat koko…” panggilnya.
“Koko nggak apa, gak usah dipikirin. Tapi kamu harus bersihin diri dan ganti baju, nanti masuk angin…”
Dan entah setan apa yang merasuk ke diriku saat itu yang membuat aku berkata “Aku nggak bisa mandi sendiri…” kataku.
Jujur, aku benar-benar tidak tau apa yang kupikirkan saat itu. Tapi itu belum hal yang paling gila yang kulakukan malam itu.
Tapi biar kulanjutkan dulu..
Ayano menatapku dengan kaget. Tapi otakku tidak bekerja dengan baik karena aku malah berkata “Please ko…” pintaku.
Aku melihat ekspresi Ayano seperti bingung harus berbuat apa. Tapi kemudian dia berkata “Kalau gitu, kamu berbaliklah ke sana, dan tutupi tubuh kamu dengan handuk ini ya” katanya sambil menyerahkan handuknya yang biasa digunakannya apabila terpaksa menginap di tempatku.
Aku mengangguk dan membalikkan badanku.
“Koko buka baju kamu ya…” katanya.
Dan kemudian Ayano benar-benar membantuku membuka baju dan braku. Entah mengapa rasa malu sama sekali tidak terpikir olehku saat itu.
“Lis.. kamu buka celana kamu sendiri ya, celana dalam nggak usah dibuka” katanya. Aku menatapnya dan…. Memandangnya dengan ekspresi bingung. Benar, aku ingat sekali kebodohanku saat itu sampai kalau aku bisa mengubah masa lalu mungkin aku akan mengubah hal yang kulakukan waktu itu.
“Err… jangan Lis, nggak usah dibuka, nanti kamu ganti aja sama yang bersih kalau udah selesai..” katanya.
Aku menurut.
Jadi aku tidak mengenakan apapun kecuali celana dalam dan menutupi bagian depan tubuhku dengan handuk.
“Koko tuang airnya ya..” katanya.
Aku mengangguk.
Rasa air yang dingin membuatku gemetar ketika menyentuh punggungku, perlahan aku merasakan air turun dari bahuku dan aku menjauhkan handuk dari tubuhku.
“Kamu ngapain Lis?” tanya Ayano, suaranya terdengar kaget.
“Nanti handuknya basah dong” kataku.
“Nggak apa basah, nanti kamu ganti aja sama handuk kering kamu” katanya.
“Nggak usah” kataku sambil menggeleng dan tidak mengatakan apapun lagi.
Ayano juga tidak mengatakan apapun, dan kemudian aku merasakan aliran air dingin kembali menyentuh kulitku.
Kepalaku menjadi jauh lebih jernih seiring dengan aliran air yang menyentuh tubuhku.
“Sudah Lis.. kamu pakai keringin badan kamu terus pakai kimono mandi ya, koko keluar sebentar cariin baju buat kamu pake” katanya.
“Jangan lama-lama” balasku.
Ketika kudengar dia sudah keluar dari kamar mandi, aku berbalik dan menggapai kimono mandiku ketika aku menyadari sesuatu yang mengakibatkan mukaku merasa terbakar.
Cermin besar!!
Di sebelah kananku ternyata terdapat cermin besar separuh badan.
Astaga!! Jadi kalau Ayano mau dia bisa dengan jelas melihat tubuh telanjangku tadi!!
Pantas saja dia menyuruhku tetap menutupi bagian depan tubuhku dengan handuk.
Astaga!!!
Aku malu sekali tapi aku tetap memakai kimono mandiku.
“Lis… kamu udah selesai?” tanya Ayano dari luar.
“Sudah..” jawabku.
“Err… kamu cari baju sendiri ya… koko nggak bisa pilihin…. Err… dalamannya” katanya tergagap.
Astaga sekali lagi!!!
Dengan muka terasa terbakar, aku keluar dari kamar mandi, melewati Ayano dan masuk ke kamarku dan mengenakan baju sialan itu dengan cepat. Astaga apa sih yang terjadi padaku.
Namun rasa malu itu hilang beberapa saat setelah aku kembali teringat pada ‘mimpi’ku. Terutama yang terakhir.
Sekali lagi aku merasa sepertinya sesuatu dari dalam diriku seperti remuk redam.
Aku keluar dari kamarku dan Ayano sudah berada di depan, menungguku. Aku melihat dia sudah mengganti bajunya dengan salah satu kemeja yang sengaja dia tinggalkan di tempatku.
“Ya sudah, kamu tidur ya..” kata Ayano. “Koko akan jaga diluar..”
Dan, aku.menarik.lengan.baju.Ayano. Dan berkata “Temenin aku tidur”
Oh.ya.Tuhan!!! apa yang waktu itu aku lakukan….
Ayano juga terlihat bingung mendengarku. Tapi aku masih bersikeras….
Ayano mendesah namun memberikan senyuman padaku “Ya sudah… tidurlah…” katanya.
Dan malam itu dia tidur menemani aku.
Tidak selesai sampai di sana….. aku.bahkan.mengatakan.hal.paling.membuatku.malu.kemudian “Ko… pokoknya koko nggak boleh pergi… nggak boleh jauh-jauh… nggak boleh menghilang” kataku.
“Hah?” Ayano menatapku heran, ekspresinya mempelajari wajahku sebentar. Kemudian mengatakan “Iya, tenang aja” jawabnya.
“Janji?”
“Iya, koko janji”
“Pasti?”
“Iya, Pasti”
Setelah itu aku baru tidur dengan.memeluk.lengan.Ayano (astaga…. apa yang sudah kulakukan!?)
Dan itulah yang terjadi…..
Sehingga keesokan harinya aku bangun dan menyesali perbuatanku kemarin malam ketika melihat Ayano sedang tidur bersandar pada kepalanya di pinggir tempat tidurku.
Meskipun begitu, aku tetap harus ditemani oleh Ayano sepanjang malam dan setiap hari, sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencari nenek Elly untuk menanyakan hal ini…..
Diubah oleh ayanokouji 28-10-2016 14:49
sugomi0001 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas