- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror) Diary [TAMAT]
...
TS
ayanokouji
(Horror) Diary [TAMAT]
![(Horror) Diary [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/12/8901141_20160812100754.jpg)
Illustration courtesy of Awayaye
Halo, dan salam kenal buat agan-agan semua.
Perkenalkan saya anggota lama kaskus tapi newbie di forum SFTH.
Nah, berhubung saya lihat banyak yang menceritakan pengalamannya terutama untuk yang berbau-bau mistis. kebetulan saya dekat dengan seseorang yang memang punya kemampuan lebih untuk melihat yang semacam itu.
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata, yang memang diambil langsung dari Diary dia
Langsung saja dimulai lah ya
Untuk Postingan pertama saya langsung Posting 2 part deh, karena prologue blum masuk ke cerita
Spoiler for Rules:
Atas permintaan yang punya Diary, mohon dibaca RULESnya sebelum membaca Diary ini ya :
1. Diary ini adalah hasil convert dari catatan di kertas menjadi bentuk elektronik. Jadi ini adalah benar-benar berasal dari Diary asli, kalau sampai ada yang baca dan tidak percaya, it's OK, tidak masalah tapi mohon jangan coba2 menantang apapun 'mahluk' yang disebutkan di Diary ini. Apabila terjadi sesuatu kami tidak bisa menolong.
2. Ini memang bukan urusan TS, tapi usahakan kalau sampai merasakan sesuatu yang tidak beres setelah baca isi Diary teman saya, harap dekatkan diri ke Tuhan segera. Karena seberapa besar Tuhan menolong itu tergantung dari iman kita ketika meminta. Dan percayalah, meminta saat belum melihat apapun dan ketika 'mereka' ada di depanmu itu akan menyebabkan bedanya besar Iman bagi yang tidak terbiasa.
Terimakasih sebelumnya, dan ingat baik2, jangan bermain-main dengan sesuatu dari dunia lain
Part I - Prologue (tanggal Diary - 3 September 2010)
Spoiler for Part I:
3 September 2010
Hallo Diary..
Mulai hari ini aku akan sedikit merubah apa yang aku tulis di dalam lembarmu yach..
Sebenarnya aku sih berniat tidak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan rahasia ini, karena aku pasti akan dicap sebagai orang aneh..
Hanya kamu yang mau mendengarkan semua cerita aku tanpa mengeluh, mulai dari aku menyukai siapapun sampai sendirian seperti sekarang (hiks..hiks.. yahh aku tau, trims anyway)
Okay, jadi aku akan menceritakan pengalaman hari ini.. yaah ini kesekian kalinya sudah terjadi padaku, dan untuk teman sejatiku yaitu kamu my Diary, aku akan menuliskan ini, rahasiakan ini yaah..
Ceritanya aku akan mulai dari pengalaman tadi pagi..
Oh ya, sebelumnya aku akan kasihtau sedikit rahasia kepada kamu..
Kamu tau.. ehm.. aku ini bisa melihat hantu atau semacamnya.. guru Agamaku berkata ini adalah anugrah, menurutku lebih seperti kutukan.
Kamu tau, Diary? Mungkin tidak banyak orang yang tau, tapi hantu itu berbeda dengan setan atau semacamnya. Kalau misalkan diumpamakan, hantu itu lebih ke arwah orang-orang yang meninggal atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ghost. Sedangkan setan bukan arwah, atau mungkin saja tadinya mereka arwah, yang pasti setan itu sudah lebih melewati tingkat keseraman dari Hantu. Dan diatas itu, masih ada lagi yang aku namakan jejadian. Nah, apabila setan itu bentuknya tidak dapat dikatakan bentuk apakah itu, kalau jejadian ini setidaknya sebagian besar dari bentuknya adalah bagian dari hewan-hewan.
Dan diary, dari kesialanku mendapatkan kutukan kemampuan ini, syukurlah aku hanya bisa melihat hantu saja. Yaah, kadang memang ada sedikit pengecualian, yang membuatku enggak tau kenapa bisa melihat yang lebih aneh daripada hantu.
But I tell you my Diary, melihat hantu saja sudah cukup menakutkan lho. Jangan dikira penampilan mereka itu normal-normal saja.. yahh, memang ada yang normal dan tersamar tapi hampir disetiap kejadian mereka akan menunjukkan wujud asli mereka kalau mereka tau kita bisa melihat mereka, dan mereka selalu tau kalau aku bisa melihat mereka.
Upps… sudah jam 11 ternyata, tadinya aku mau menceritakan kejadian penglihatan yang kulihat hari ini, tapi sudah terlalu malam nih, besok aku janji pasti akan cerita padamu dehhh, jangan ngambek yahh
See you tomorrow my Diary, Mulai hari ini aku akan melaporkannya padamu kalau aku melihat sesuatu yang aneh itu, hehe.. Nite
Part II - Misteri Toilet Wanita di lantai 7 - catatan tanggal 4 September 2010
Spoiler for Part II:
4 September 2010
Hallo friend,
As my promise stated, aku bakal ceritain hal yang kemarin terjadi sama aku. Jangan takut yaah, karena aku sudah cukup takut untuk mengingat-ingat ini, jadi tolong semangati aku (he..he..)
Oookay, cerita ini bermulai waktu aku bersama cindy sedang ada ditoilet di lantai 7 kampus kemarin siang setelah kuliah pak Zainul.
Ingatkan aku untuk memarahi Cindy nanti karena dia meninggalkan aku sendirian di toilet itu..
Kau dengar? Meninggalkan aku!
Berkat dia aku jadi melihat.. yahh, sesuatu yang jauh dari menyenangkan..
Sewaktu aku keluar dari bilik toilet dan mencari-cari Cindy, aku tidak menemukannya dimana-mana, aku rasa sih dia pergi buru-buru menemui pacarnya.. ya Tuhan, persahabatan kita hanya sebatas selama pacar tidak mengganggu.
Lalu aku berpikir, ya sudahlah, aku akan membetulkan make-up sebentar dan akan pergi ke food court, sepertinya #### belum datang menjemputku deh, setidaknya aku harus terlihat cantik kaan (he-he-he)
Tiba-tiba aku merasakan udara menjadi dingin, cukup untuk membuat bibirmu bergetar secara reflek.
Dan itu jelas-jelas tidak benar, toilet ini kan jelas-jelas pengap dan tanpa AC dimanapun. Dan otakku baru saja berpikir kalau ada yang tidak beres nih..
Tiba-tiba sudah berdiri seorang wanita dibelakangku, rambutnya panjang dan menutupi separuh mukanya, dia memakai baju kaus berwarna merah menyala dan celana jeans.
Aku langsung berbalik dan reflek berkata kalau dia membuatku kaget. Dan hal berikutnya yang terjadi membuatku hampir saja mengompol
Dia menempelkan mukanya tepat didepan mukaku, kulitnya benar-benar mengerikan, kau tau karpet yang ada tonjolan-tonjolannya begitu? Mukanya dan seluruh kulitnya penuh dengan seperti itu. Dan warna kulitnya sangat pucat, seperti warna krem kekuningan. Dan yang paling mengerikan dari semuanya adalah bola matanya, warna urat darah dibola matanya berwarna coklat kekuningan dan pupil matanya hitam dan bebercak merah.
Dari situ aku langsung tau kalau aku sedang bertemu dengan hantu, dan kali ini bukan hantu yang baik.
Perlahan-lahan dia mendekati aku, tapi tidak pernah menempel pada badanku, mukanya sangat dekat pada mukaku, dan tangannya yang dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan itu juga menggapai tubuhku seakan ingin menyentuhku, tapi sentuhan itu tidak pernah terjadi.
Aku merasakan bahwa sekitar 1 jam dia hanya memandangiku saja, berkali-kali berusaha menempelkan dirinya pada badanku, tapi tidak pernah berhasil. Jujur Diary, aku tidak tau kenapa dia tidak bisa menyentuhku, tapi syukurlah karena disaat itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak.
Setelah sekitar 1 jam itu, dia akhirnya mundur, kemudian matanya membelalak. Lebih besar dari lebar mata yang bisa dibuka oleh manusia normal, sepertinya seakan-akan semua kelopak matanya tertelan ke dalam rongga matanya. Kemudian warnanya bola matanya perlahan-lahan menjadi merah tua dan kemudian akhirnya menjadi hitam.
Kemudian dia berteriak sambil melompat kehadapanku, dan menghilang tepat didepan mukaku. Aku yakin aku mengompol sedikit kemarin.
Setelah itu suhu di toilet itu kembali pengap. Kakiku terasa kehilangan tulangnya dan aku terduduk di lantai toilet tanpa tenaga.
Kemudian suara handphoneku berbunyi mengagetkan aku, aku mengangkatnya dan #### ternyata menelponku. Dia mengatakan bahwa sudah 5 menit dia mencoba menelponku dan tidak diangkat-angkat. Aku meminta maaf dan berkata mungkin aku tidak mendengarnya tadi.
Ngomong-ngomong… waktu yang berlalu hanya 15 menit, tapi terasa seperti satu jam saat kejadian tadi..
Lain kali ingatkan aku jangan pernah lagi masuk di toilet lantai 7 sendirian ya.
UPDATED!!! PART XLV - "Serangan yang disengaja - II"
Spoiler for INDEX:
part III- Melayat
Part IV - Siapa yang mengikuti aku?
Part V - Bagaimana kutukan ini dimulai
Part VI - Perkemahan SMP
Part VII - Jurit Malam 1
Part VIII - Jurit Malam 2
Part IX - Penghuni Kampusku
Part X - Wanita dress putih
Part X (Final) - Wanita dress putih (lanjutan)
Part XI - Mereka ada di sekeliling kita
Part XII - Kalau kau jahat
Part XIII - Lauren dan ketiga anaknya
Part XIV- WARNING!! Baca catatan saya sebelum lanjut baca - Si Nenek dan Cucunya 1
Part XV - Si Nenek dan Cucunya 2
Part XVI - Wanita Dress Putih is back
Part XVII - Lift kampusku
Part XVIII - Tiga anak lauren kembali
Part XIX - Mahluk aneh
Part XX - Kampus sarang Kunti
Part XXI - Sang "dewa" jahat
Part XXII - Curiousity Kills the Cat
Part XXII - Bagian 2 - Robert and the Devil 1
Part XXII - Bagian 3 - Robert and the Devil 2
Part XXIII - Kembalinya si mahluk aneh
Part XXIV - Part I - si "dewa" jahat kembali 1
Part XXIV - Part II - si "dewa" jahat kembali 2
Part XXV - Robert
Part XXVI - aku dan kegelapan
part XXVII - Wewe Hitam
Part XXVIII - Wewe Hitam dan Wewe Putih
Part XXIX (bagian pertama) - He and Me (bag 1)
Part XXX (Bagian kedua) - He and Me (bag 2)
Part XXXI - sang pelindung
Part XXXII - Villa di gunung 1
Part XXXIII - Villa di gunung 2
Part XXXIV - Villa di gunung 3
Part XXXV - Villa di gunung (tamat) bag awal
Part XXXV - bagian akhir - Villa di gunung (tamat) bag akhir
Part XXXVI - Kutukan baru
Part XXXVI - Tambahan - Kutukan baru (tambahan)
Part XXXVII - Bagian Pertama - Iblis bag 1 -(Ketika dia terluka)
Part XXXVIII - bagian kedua - Iblis bag 2 - (si pemilik mata)
Part XXXIX - Cermin
Part XL - Ketika Ayano sakit
Part XLI - Goodbye
PART XLII - Mahluk di Jendela
PART XLIII - Akhir si "dewa" jahat
PART XLIII (lanjutan) - Akhir si "dewa" jahat (bag Akhir)
Part XLIV - Serangan yang disengaja - I
PART XLV - Serangan yang disengaja - 2 UPDATE
Bonus Story : Pengalaman TS dan yang punya Diary
Pengalaman bersama dia yang menulis Diary I
Bonus Story II Ketika yang tidak biasa melihat diperlihatkan
BONUS STORY III - Pengalaman Horror ketika main game
BONUS STORY IV : Kejadian di Malam Jumat Kliwon[
*SPECIAL* Bonus Story IV - part 2 - Elisa's POV
Bonus Story V - Part I
Bonus Story V - Part 2
Bonus Story V - part 3
Bonus Story VI
Bonus Story VII #awasbebehplusplus
Bonus Story VIII
Bonus Story IX
Bonus Story X
Bonus Story XI
BONUS PART XII - Bagian ketiga (Elisa POV)
Kiriman cerita dari para pembaca :
Kiriman cerita dari agan Gent4r - 1 (Gent4r, Romi vs Miss K)
Pengalaman agan Gent4r kedua
Kiriman cerita dari pembaca
Thread lainnya tentang saya dan Elisa
Saya dan Gadis bermata Indigo
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 39 suara
Berhubung banyak yang nyaranin Untuk ganti judul Thread, mohon masukan terkait itu :
Judul Thread tetap, soalnya daripada ribet nyari Threadnya lagi
56%
Judul Thread diganti ke judul Thread yang di dalem
33%
Judul Thread kudu diganti ke judul Thread yang beda dan lebih menarik
10%
Diubah oleh ayanokouji 19-11-2016 12:18
radorada dan 23 lainnya memberi reputasi
24
1.1M
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanokouji
#1587
Hallo ini Elisa,
Berhubung banyak sekali PM yang masuk ke kami yang menanyakan perihal kemampuan ‘terawang’ yang kumiliki seperti yang disadur ulang pada part terakhir. Dan sepertinya banyak dari pembaca yang malahan tertarik untuk bisa mendapatkan mata seperti itu, karena itu update kali ini khusus aku cari dari catatan diary aku pada hari-hari setelah aku mendapatkan ‘kutukan’ itu. Bagaimana hal itu lebih aku sebut sebagai ‘kutukan’ daripada karunia.
Part ini aku ceritakan ulang, karena catatan Diaryku sendiri agak acak-acakan pada hari-hari depresi itu. Tapi dari coretan-coretan depresi itu, aku jadi mengingat alur cerita yang waktu itu aku alami dan menulisnya ulang dan menambahkan tambahan cerita selain cerita depresi saja agar lebih enak dibaca. Aku sengaja menceritakan ulang pengalaman ini supaya kalian yang merasa kemampuan ini keren, minta diajari, atau ingin memilikinya juga, jadi berpikir ulang untuk itu.
Kemudian, aku juga mohon setelah kalian membaca part ini, mungkin ada beberapa dari kalian yang tidak setuju atas tindakan yang kulakukan, atau yang KAMI lakukan. Tapi aku mohon jangan men-judge aku atau Ayano atas hal itu sebelum kalian bisa memahami apa yang aku alami. Thanks sebelumnya. Semoga catatan part ini bisa menjadi pertimbangan dan pembelajaran bagi kita semua.
====
Berhubung banyak sekali PM yang masuk ke kami yang menanyakan perihal kemampuan ‘terawang’ yang kumiliki seperti yang disadur ulang pada part terakhir. Dan sepertinya banyak dari pembaca yang malahan tertarik untuk bisa mendapatkan mata seperti itu, karena itu update kali ini khusus aku cari dari catatan diary aku pada hari-hari setelah aku mendapatkan ‘kutukan’ itu. Bagaimana hal itu lebih aku sebut sebagai ‘kutukan’ daripada karunia.
Part ini aku ceritakan ulang, karena catatan Diaryku sendiri agak acak-acakan pada hari-hari depresi itu. Tapi dari coretan-coretan depresi itu, aku jadi mengingat alur cerita yang waktu itu aku alami dan menulisnya ulang dan menambahkan tambahan cerita selain cerita depresi saja agar lebih enak dibaca. Aku sengaja menceritakan ulang pengalaman ini supaya kalian yang merasa kemampuan ini keren, minta diajari, atau ingin memilikinya juga, jadi berpikir ulang untuk itu.
Kemudian, aku juga mohon setelah kalian membaca part ini, mungkin ada beberapa dari kalian yang tidak setuju atas tindakan yang kulakukan, atau yang KAMI lakukan. Tapi aku mohon jangan men-judge aku atau Ayano atas hal itu sebelum kalian bisa memahami apa yang aku alami. Thanks sebelumnya. Semoga catatan part ini bisa menjadi pertimbangan dan pembelajaran bagi kita semua.
====
Spoiler for Part XXXVI :
Aku depresi…
Dan sepertinya aku juga gila…..
Itu adalah kesimpulan yang kudapat setelah hal yang terjadi kemarin…
Hanya karena seharian tidak tidur.. malam kemarin aku melakukan hal tergila pada hidupku…
Tidak sulit untuk mencapai kesimpulan itu sebenarnya….
Setiap kali aku menutup mataku, aku bisa ‘melihat’ kejadian-kejadian yang aku tidak ingin lihat, tidak ingin tau…..
Akupun tidak tau kenapa setelah lewat dua minggu kurang sehari dari kepulanganku dari perjalanan ke villa baru hal ini terjadi…
Hal ini diawali dua hari lalu ketika aku merasakan mataku sedikit panas pada sore hari setelah adzan berkumandang.
Dan kemudian, hal yang melebihi mimpi buruk terjadi….
Ketika aku memejamkan mataku untuk tidur pada malam harinya, aku ‘melihat’ kalau aku sedang berada di sebuah rumah yang tidak bisa dikatakan sebagai rumah yang layak. Sebuah gubuk kalau aku mau jujur…
Dinding dan atapnya sudah compang-camping tidak karuan. Aku melihat kain-kain kotor digantungkan di sepanjang dinding dan ditiup oleh angin yang kencang.
Cahaya dari rumah itu berasal dari lampu jalanan yang cukup terang untuk menerangi seluruh ruangan kecil itu.
Kemudian aku menoleh dan hampir saja muntah kalau saja itu tidak terjadi pada ‘mimpi’.
Tiga orang kurus kering berpelukan satu sama lain, tubuh mereka ditutupi oleh beberapa kardus yang ditumpuk, namun aku bisa melihat tangan yang hanya tinggal tulang dan kaki yang juga hanya tinggal tulang. Sebuah keluarga….
Salah satu tubuh itu adalah balita…
Diatas mereka lalat-lalat berterbangan. Tubuh mereka bertiga sudah berkeriput dan berwarna pucat.
Di samping mayat sang ayah, aku melihat bungkusan obat nyamuk bakar yang sudah remuk dengan retakan dan remahan obat nyamuk itu tergeletak di samping sebuah gelas pecah.
Seketika itu juga aku menyadarinya…
Aku melihat kembali mayat ketiga orang itu, kecuali bayi mereka sang ayah dan sang ibu mengeluarkan busa dari mulutnya.
Astaga…..
Aku merasakan mual tak tertahan pada perutku.
Dan detik kemudian aku tersadar di tempat tidurku dan langsung muntah… membasahi seluruh bed coverku dengan muntahan…
Sepanjang malam aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya sambil berlutut di dekat wastafel.
Hari itu adalah hari pertama aku tidak tidur.
Keesokannya aku terlalu lemas untuk datang ke bimbingan skripsiku. Dan Ayano langsung menelponku karena khawatir.
Pada saat itu aku hanya duduk lemas pada bangku di rumah kostku, bayangan atas ‘penglihatan’ kemarin malam masih terlihat jelas di depan mataku. Aku merasakan rasa kantuk, tapi perutku terlalu mual dan tidak nyaman untuk bisa tidur.
Tidak lama kemudian, Ayano sampai di rumah kostku dan melihat keadaanku yang berantakan.
Dia baru saja hendak mendekatiku ketika aku menyadari sesuatu “Stop!!!” teriakku menghentikannya mendekat lebih jauh.
Ayano terhenti pada langkahnya dengan ekspresi bingung “Kenapa Lis?”
Aku berdiri dengan gontai, Ayano buru-buru bergeser ke sampingku hendak memapahku agar tidak jatuh, namun aku mengangkat tanganku untuk menghentikannya.
“Lis?” tanyanya bingung.
Aku menelan ludah dan menahan rasa ingin muntahku “Aku ganti baju dulu… ini bekas kena muntahan kemarin…” bisikku sambil berusaha berjalan ke kamarku.
“Muntah? Kamu kenapa Lisa? Kamu sakit? Hei, Lisa….!?” Ayano berusaha memanggilku namun aku terlalu lemas untuk menjawabnya.
Nanti saja… pikirku…
Aku berusaha berganti baju dengan gontai dan keluar sesudah aku merasa baju yang kupakai cukup bersih dan cukup tidak memalukan untuk dilihat Ayano.
Ketika aku keluar, aku melihat Ayano sudah memegang mug kesayanganku. Asap putih mengepul dari mug itu.
“Koko buatin teh manis, kamu minum dulu..” katanya.
Dia memegang bahuku dan membantuku duduk di meja makan, kemudian memberikan teh manis hangat yang dia buatkan.
Wangi teh membuat perutku agak mendingan. Dan aku menyesapnya…..
Perasaan lega ketika teh itu masuk ke tenggorokanku dan kehangatannya mencapai perutku yang kosong membuatku lebih nyaman…
‘krukkk’
Dan itu membangunkan naga di perutku…
“Aku lapar ko…” gumamku.
Ayano tersenyum geli dan kemudian bangkit dan mengusap rambutku. “Koko masak dulu kalau gitu.. kamu mau mandi dulu? Koko udah buatin air hangat kalau kamu mau..”
Mataku terbelalak mendengar kata-katanya. Astaga cowok ini. Tanpa disadari aku tersenyum “Iya, aku mandi dulu deh, makasih mama” ledekku.
“Ckckckck” Ayano berdecak kemudian mendesah “Ya udah, buruan, bau acem soalnya” katanya sambil tertawa.
Aku memukul bahunya bercanda dan kemudian beranjak mandi.
Air hangat benar-benar manjur untuk mengatasi kelelahanku… baik tubuh maupun jiwaku…
Sesudah segar, aku mendapati Ayano sudah menghidangkan sup miso tahu andalannya dalam mangkuk kecil.
“Ini, minum dulu, baru makan nasi” katanya.
Aku menurutinya. Dan setelah aku meminum sup itu, naga di perutku benar-benar mengamuk “Aku tambah lapar…. “ gumamku yang disambut oleh tawa renyah Ayano.
Dan benar, aku menghabiskan sup ayam dengan anggur cina (salah satu masakan andalan Ayano setiap aku sakit) satu mangkuk besar meskipun tidak dengan nasi yang banyak. Dan semangkuk besar sup buah apel dan jelly yang dia buat hangat.
Aku sangat kekenyangan dan puas setelah selesai makan dan mulai merasa mengantuk….
“Hei… tidur jangan di sofa” kata Ayano yang terdengar bagai bisikan di telingaku.
Aku tidak mengacuhkannya, mataku sudah terlalu berat untuk itu.
Tapi aku masih bisa merasakan perasaan digendong sebelum mataku benar-benar menutup dan tidur.
Dan ‘mimpi’ buruk itu kembali….
Kali ini aku berada pada sebuah daerah perumahan yang tampak terbenam air sampai separuhnya.
Banjir besar… pikirku.
Air tampak mengalir bagaikan arus yang sangat deras di depan perumahan.
Dari belakangku, aku mendengar suara-suara teriakan dari jauh. Aku menengok dan melihat beberapa orang yang berada di atap sebuah rumah sedang berteriak-teriak.
Aku melihat beberapa orang ibu-ibu sedang ditahan oleh beberapa orang lainnya. Ibu-ibu itu sedang berusaha menggapai-gapai ke suatu arah di kejauhan.
Aku menengok ke arah itu…
Dan rasa mual kembali menyerangku….
Tiga anak kecil terlihat terbawa arus banjir yang sangat deras. Beberapa dari mereka tampak menggapai-gapai permukaan air untuk berusaha mendapatkan udara. Namun arus air terlalu kencang untuk mereka.
Kemudian pandanganku menjadi nanar dan pemandangan berganti.
Arus air sudah berhenti dan tampak sedikit lebih susut dari yang kulihat terakhir, tapi pemandangan yang lebih mengerikan lagi kini menggantikan pemandangan anak-anak yang hanyut tadi.
Yaitu pemandangan memilukan saat mayat-mayat yang basah dan tercabik-cabik diangkat dari air.
Tangisan sedih dan meraung-raung menggema.
Dan sekali lagi, mataku terbuka dan aku kembali di kamarku.
Air mataku tidak terbendung, aku menangis meraung-raung dengan membenamkan wajahku pada bantalku.
Aku tidak mau kemampuan ini!!!
Aku tidak suka ini!!!
Kenapa harus aku!!???
Bermacam pemikiran bermunculan di kepala sementara air mataku membanjir di pipiku.
Sampai aku merasa ada yang memelukku dari belakang.
“Lisa…” bisik Ayano. Detak jantung Ayano yang kurasakan dari dadanya yang menempel di punggungku membuat rasanya sedikit nyaman.
“Kamu nggak apa?” bisiknya lagi.
Aku menengok ke arahnya “Aku… a..aku…” aku tidak bisa bicara karena rasanya kata-kata itu tercekat di tenggorokanku. Ayano menggeleng dan memelukku ke dadanya.
Dan air mataku kembali keluar seperti banjir dan aku menangis seperti bayi di dadanya.
Aku merasa seperti mengeluarkan segalon air mata sebelum akhirnya tangisanku berhenti. Ayano mengusap-usap rambutku sementara aku masih berusaha menghentikan sesenggukanku.
“Sudah-sudah.. cup-cup-cup” bisik Ayano “Ntar laper lagi lho..” godanya.
Aku memukul tangannya dengan gemas sementara wajahku masih aku benamkan pada dadanya.
“Lis…” bisiknya “Koko ngerti kalau kamu sulit ngomongin soal ini, tapi koko perlu tau kamu kenapa, supaya koko bisa jagain kamu” katanya dengan lembut.
“Umm” aku mengangguk pelan “Nanti….” Kataku kemudian.
Aku bertahan pada posisi kepalaku di dekap oleh Ayano sampai beberapa saat.
Sampai aku benar-benar tenang.
Setelah itu barulah aku menceritakan apa yang kualami dengan susah payah karena beberapa kali kata-kataku tercekat setiap mendeskripsikan kengerian yang kulihat.
Dan seperti biasa juga, Ayano memandangku dengan khawatir. Uh… aku ini menyusahkan saja…
“Lisa…” panggil Ayano. Dan aku mendongakkan mukaku. Dia menyentuh pinggiran mataku dan membersihkan air mata yang masih membekas di sana. “Dalam mimpi itu, kamu bisa mengatur tubuh kamu?” tanyanya.
Aku berpikir sejenak sebelum menjawab “Kadang bisa kadang nggak bisa, sepertinya yang aku lihat itu sesuai apa yang mau diperlihatkan ke aku…” simpulku.
Ayano mengangguk dan kemudian mengacak-acak rambutku dengan tangannya. Seperti biasa ketika dia mencoba menghibur aku.
“Ya udah, kamu bisa makan? Sekarang kita makan dulu ya” ajaknya sambil mengulurkan tangan untuk membantuku berdiri. “Kamu mau langsung makan atau mandi dulu?” tanyanya.
Dengan reflek aku melihat pantulan diriku sendiri di cermin. Astaga aku berantakan sekali!!! “Mandi!!” kataku cepat.
“Ya udah, kalau gitu koko masakin air dlu” katanya.
“Aku ikut..” bisikku.
Ayano menatapku sebentar, kemudian tersenyum dan mengulurkan tangannya dan menarik tanganku untuk berdiri. “Jangan lupa ambil baju ganti..” katanya. Akupun mengikuti sarannya.
Astaga.. kalau aku ingat-ingat aku itu cengeng sekali….
Jadi aku duduk sementara Ayano memasakkan air hangat dan mempersiapkan air mandiku. Kemudian menuntunku ke kamar mandi dan membiarkanku mandi dan membersihkan diriku.
Setelah itu, sekali lagi aku disambut dengan sup ikan hangat sebagai makan malam.
“Ko... aku takut untuk tidur…” kataku sesaat sebelum waktunya Ayano pulang dan waktuku untuk tidur.
Ayano tampak berpikir sejenak, “Kamu mau koko nggak pulang?” tanyanya.
Aku mengangguk. Sebenarnya sudah sering Ayano menginap di rumah kostku yang kutinggali seorang diri. Jangan salah paham, kami tidak melakukan apa-apa. Dan biasanya Ayano menginap kalau ada pertanda akan ada gangguan dari ‘mereka’ atau bahkan setelah gangguan dari ‘mereka’ yang membuatku trauma.
Jadi kali ini juga termasuk waktu seperti itu….
Tapi kami tidak berdua di kamar yang sama. Tentu saja… bahkan akupun tidak berani untuk itu. Ayano akan tidur di sofa di depan kamarku untuk berjaga-jaga.
Namun tetap saja aku menolak untuk tidur. Pengalaman akan ‘penglihatan’ itu terlalu segar bercokol di ingatanku. Aku masih gemetar ketika melihat kematian yang begitu nyata dan dekat.
Tapi perut yang kenyang dan kenyataan kalau Ayano sedang berada di luar kamar ini membuatku sedikit lebih tenang… dan itu membuat kantuk menguasai mataku dan menang atasnya.
Tidak lama kemudian aku larut ke alam tidur…
Atau tepatnya..
Alam ‘mimpi’ buruk itu lagi….
Dalam ‘penglihatan’ku aku sedang berada di dalam hutan yang rimbun.
Kali ini aku ‘melihat’ seseorang yang kukenal.
Robert!!
Aku ‘melihat’ dia sedang berdiri di pinggir tebing yang sangat curam.
“ROBERT!!!” aku berusaha memanggilnya. Namun sosok Robert yang kulihat tidak mendengarku. Bahkan mungkin dia tidak mengetahui soal ‘penglihatan’ku ini.
Tiba-tiba aku ‘berpindah’ jadi berada di depannya, melayang-layang di atas jurang yang curam.
Dan aku ‘melihat’ puluhan bayangan berbentuk tangan merayapi kaki Robert. Sedangkan cowok itu sendiri berekspresi kosong. Dia mungkin tidak menyadari kalau posisinya berada di pinggir tebing itu.
“Robert!!!!” “Robert!!!” aku memanggil-manggil cowok itu dengan sia-sia.
Berkali-kali aku mencoba memukul diriku sendiri untuk membuatku terbangun dari mimpi buruk ini. Aku tidak perlu melihat hal ini…. Aku tidak mau melihat hal ini…. Ini terlalu berat untuk kutanggung…..
Please…. Buat aku terbangun dari ‘mimpi’ buruk ini… pintaku berulang-ulang tanpa hasil.
“Rob-…. Ahhh !!!!!!!” teriakku kaget ketika tiba-tiba Robert melompat ke jurang yang dalam.
Mataku melihatnya dalam ketakutan sementara seakan seluruh tubuhku bagai diremukkan dari dalam ketika aku melihat suatu sosok seakan menunggu tubuh Robert yang meluncur turun di jurang itu.
Sesosok wanita bergaun seperti warna pelangi menyambut tubuh Robert di dasar tebing, memeluknya dan menghilang bersama asap hitam yang mengepul.
“AHhh….AHhhhhhh!!!!” teriakku putus asa melihat nasib yang menimpa Robert.
Aku tidak pernah tau akan bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Robert pada hari dia menghilang di gunung. Pada hari di mana dia berubah sosok menjadi hantu yang mengikutiku…..
Dan setelah itu aku melihat sosok ‘Robert’ keluar dari pepohonan di dekat tebing itu dan menghampiri teman-temannya yang sedang berjalan ke arah jurang dengan ekspresi kosong juga.
Seketika itu, aku kembali ke dunia nyata.
Dan sepertinya aku juga gila…..
Itu adalah kesimpulan yang kudapat setelah hal yang terjadi kemarin…
Hanya karena seharian tidak tidur.. malam kemarin aku melakukan hal tergila pada hidupku…
Tidak sulit untuk mencapai kesimpulan itu sebenarnya….
Setiap kali aku menutup mataku, aku bisa ‘melihat’ kejadian-kejadian yang aku tidak ingin lihat, tidak ingin tau…..
Akupun tidak tau kenapa setelah lewat dua minggu kurang sehari dari kepulanganku dari perjalanan ke villa baru hal ini terjadi…
Hal ini diawali dua hari lalu ketika aku merasakan mataku sedikit panas pada sore hari setelah adzan berkumandang.
Dan kemudian, hal yang melebihi mimpi buruk terjadi….
Ketika aku memejamkan mataku untuk tidur pada malam harinya, aku ‘melihat’ kalau aku sedang berada di sebuah rumah yang tidak bisa dikatakan sebagai rumah yang layak. Sebuah gubuk kalau aku mau jujur…
Dinding dan atapnya sudah compang-camping tidak karuan. Aku melihat kain-kain kotor digantungkan di sepanjang dinding dan ditiup oleh angin yang kencang.
Cahaya dari rumah itu berasal dari lampu jalanan yang cukup terang untuk menerangi seluruh ruangan kecil itu.
Kemudian aku menoleh dan hampir saja muntah kalau saja itu tidak terjadi pada ‘mimpi’.
Tiga orang kurus kering berpelukan satu sama lain, tubuh mereka ditutupi oleh beberapa kardus yang ditumpuk, namun aku bisa melihat tangan yang hanya tinggal tulang dan kaki yang juga hanya tinggal tulang. Sebuah keluarga….
Salah satu tubuh itu adalah balita…
Diatas mereka lalat-lalat berterbangan. Tubuh mereka bertiga sudah berkeriput dan berwarna pucat.
Di samping mayat sang ayah, aku melihat bungkusan obat nyamuk bakar yang sudah remuk dengan retakan dan remahan obat nyamuk itu tergeletak di samping sebuah gelas pecah.
Seketika itu juga aku menyadarinya…
Aku melihat kembali mayat ketiga orang itu, kecuali bayi mereka sang ayah dan sang ibu mengeluarkan busa dari mulutnya.
Astaga…..
Aku merasakan mual tak tertahan pada perutku.
Dan detik kemudian aku tersadar di tempat tidurku dan langsung muntah… membasahi seluruh bed coverku dengan muntahan…
Sepanjang malam aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya sambil berlutut di dekat wastafel.
Hari itu adalah hari pertama aku tidak tidur.
Keesokannya aku terlalu lemas untuk datang ke bimbingan skripsiku. Dan Ayano langsung menelponku karena khawatir.
Pada saat itu aku hanya duduk lemas pada bangku di rumah kostku, bayangan atas ‘penglihatan’ kemarin malam masih terlihat jelas di depan mataku. Aku merasakan rasa kantuk, tapi perutku terlalu mual dan tidak nyaman untuk bisa tidur.
Tidak lama kemudian, Ayano sampai di rumah kostku dan melihat keadaanku yang berantakan.
Dia baru saja hendak mendekatiku ketika aku menyadari sesuatu “Stop!!!” teriakku menghentikannya mendekat lebih jauh.
Ayano terhenti pada langkahnya dengan ekspresi bingung “Kenapa Lis?”
Aku berdiri dengan gontai, Ayano buru-buru bergeser ke sampingku hendak memapahku agar tidak jatuh, namun aku mengangkat tanganku untuk menghentikannya.
“Lis?” tanyanya bingung.
Aku menelan ludah dan menahan rasa ingin muntahku “Aku ganti baju dulu… ini bekas kena muntahan kemarin…” bisikku sambil berusaha berjalan ke kamarku.
“Muntah? Kamu kenapa Lisa? Kamu sakit? Hei, Lisa….!?” Ayano berusaha memanggilku namun aku terlalu lemas untuk menjawabnya.
Nanti saja… pikirku…
Aku berusaha berganti baju dengan gontai dan keluar sesudah aku merasa baju yang kupakai cukup bersih dan cukup tidak memalukan untuk dilihat Ayano.
Ketika aku keluar, aku melihat Ayano sudah memegang mug kesayanganku. Asap putih mengepul dari mug itu.
“Koko buatin teh manis, kamu minum dulu..” katanya.
Dia memegang bahuku dan membantuku duduk di meja makan, kemudian memberikan teh manis hangat yang dia buatkan.
Wangi teh membuat perutku agak mendingan. Dan aku menyesapnya…..
Perasaan lega ketika teh itu masuk ke tenggorokanku dan kehangatannya mencapai perutku yang kosong membuatku lebih nyaman…
‘krukkk’
Dan itu membangunkan naga di perutku…
“Aku lapar ko…” gumamku.
Ayano tersenyum geli dan kemudian bangkit dan mengusap rambutku. “Koko masak dulu kalau gitu.. kamu mau mandi dulu? Koko udah buatin air hangat kalau kamu mau..”
Mataku terbelalak mendengar kata-katanya. Astaga cowok ini. Tanpa disadari aku tersenyum “Iya, aku mandi dulu deh, makasih mama” ledekku.
“Ckckckck” Ayano berdecak kemudian mendesah “Ya udah, buruan, bau acem soalnya” katanya sambil tertawa.
Aku memukul bahunya bercanda dan kemudian beranjak mandi.
Air hangat benar-benar manjur untuk mengatasi kelelahanku… baik tubuh maupun jiwaku…
Sesudah segar, aku mendapati Ayano sudah menghidangkan sup miso tahu andalannya dalam mangkuk kecil.
“Ini, minum dulu, baru makan nasi” katanya.
Aku menurutinya. Dan setelah aku meminum sup itu, naga di perutku benar-benar mengamuk “Aku tambah lapar…. “ gumamku yang disambut oleh tawa renyah Ayano.
Dan benar, aku menghabiskan sup ayam dengan anggur cina (salah satu masakan andalan Ayano setiap aku sakit) satu mangkuk besar meskipun tidak dengan nasi yang banyak. Dan semangkuk besar sup buah apel dan jelly yang dia buat hangat.
Aku sangat kekenyangan dan puas setelah selesai makan dan mulai merasa mengantuk….
“Hei… tidur jangan di sofa” kata Ayano yang terdengar bagai bisikan di telingaku.
Aku tidak mengacuhkannya, mataku sudah terlalu berat untuk itu.
Tapi aku masih bisa merasakan perasaan digendong sebelum mataku benar-benar menutup dan tidur.
Dan ‘mimpi’ buruk itu kembali….
Kali ini aku berada pada sebuah daerah perumahan yang tampak terbenam air sampai separuhnya.
Banjir besar… pikirku.
Air tampak mengalir bagaikan arus yang sangat deras di depan perumahan.
Dari belakangku, aku mendengar suara-suara teriakan dari jauh. Aku menengok dan melihat beberapa orang yang berada di atap sebuah rumah sedang berteriak-teriak.
Aku melihat beberapa orang ibu-ibu sedang ditahan oleh beberapa orang lainnya. Ibu-ibu itu sedang berusaha menggapai-gapai ke suatu arah di kejauhan.
Aku menengok ke arah itu…
Dan rasa mual kembali menyerangku….
Tiga anak kecil terlihat terbawa arus banjir yang sangat deras. Beberapa dari mereka tampak menggapai-gapai permukaan air untuk berusaha mendapatkan udara. Namun arus air terlalu kencang untuk mereka.
Kemudian pandanganku menjadi nanar dan pemandangan berganti.
Arus air sudah berhenti dan tampak sedikit lebih susut dari yang kulihat terakhir, tapi pemandangan yang lebih mengerikan lagi kini menggantikan pemandangan anak-anak yang hanyut tadi.
Yaitu pemandangan memilukan saat mayat-mayat yang basah dan tercabik-cabik diangkat dari air.
Tangisan sedih dan meraung-raung menggema.
Dan sekali lagi, mataku terbuka dan aku kembali di kamarku.
Air mataku tidak terbendung, aku menangis meraung-raung dengan membenamkan wajahku pada bantalku.
Aku tidak mau kemampuan ini!!!
Aku tidak suka ini!!!
Kenapa harus aku!!???
Bermacam pemikiran bermunculan di kepala sementara air mataku membanjir di pipiku.
Sampai aku merasa ada yang memelukku dari belakang.
“Lisa…” bisik Ayano. Detak jantung Ayano yang kurasakan dari dadanya yang menempel di punggungku membuat rasanya sedikit nyaman.
“Kamu nggak apa?” bisiknya lagi.
Aku menengok ke arahnya “Aku… a..aku…” aku tidak bisa bicara karena rasanya kata-kata itu tercekat di tenggorokanku. Ayano menggeleng dan memelukku ke dadanya.
Dan air mataku kembali keluar seperti banjir dan aku menangis seperti bayi di dadanya.
Aku merasa seperti mengeluarkan segalon air mata sebelum akhirnya tangisanku berhenti. Ayano mengusap-usap rambutku sementara aku masih berusaha menghentikan sesenggukanku.
“Sudah-sudah.. cup-cup-cup” bisik Ayano “Ntar laper lagi lho..” godanya.
Aku memukul tangannya dengan gemas sementara wajahku masih aku benamkan pada dadanya.
“Lis…” bisiknya “Koko ngerti kalau kamu sulit ngomongin soal ini, tapi koko perlu tau kamu kenapa, supaya koko bisa jagain kamu” katanya dengan lembut.
“Umm” aku mengangguk pelan “Nanti….” Kataku kemudian.
Aku bertahan pada posisi kepalaku di dekap oleh Ayano sampai beberapa saat.
Sampai aku benar-benar tenang.
Setelah itu barulah aku menceritakan apa yang kualami dengan susah payah karena beberapa kali kata-kataku tercekat setiap mendeskripsikan kengerian yang kulihat.
Dan seperti biasa juga, Ayano memandangku dengan khawatir. Uh… aku ini menyusahkan saja…
“Lisa…” panggil Ayano. Dan aku mendongakkan mukaku. Dia menyentuh pinggiran mataku dan membersihkan air mata yang masih membekas di sana. “Dalam mimpi itu, kamu bisa mengatur tubuh kamu?” tanyanya.
Aku berpikir sejenak sebelum menjawab “Kadang bisa kadang nggak bisa, sepertinya yang aku lihat itu sesuai apa yang mau diperlihatkan ke aku…” simpulku.
Ayano mengangguk dan kemudian mengacak-acak rambutku dengan tangannya. Seperti biasa ketika dia mencoba menghibur aku.
“Ya udah, kamu bisa makan? Sekarang kita makan dulu ya” ajaknya sambil mengulurkan tangan untuk membantuku berdiri. “Kamu mau langsung makan atau mandi dulu?” tanyanya.
Dengan reflek aku melihat pantulan diriku sendiri di cermin. Astaga aku berantakan sekali!!! “Mandi!!” kataku cepat.
“Ya udah, kalau gitu koko masakin air dlu” katanya.
“Aku ikut..” bisikku.
Ayano menatapku sebentar, kemudian tersenyum dan mengulurkan tangannya dan menarik tanganku untuk berdiri. “Jangan lupa ambil baju ganti..” katanya. Akupun mengikuti sarannya.
Astaga.. kalau aku ingat-ingat aku itu cengeng sekali….
Jadi aku duduk sementara Ayano memasakkan air hangat dan mempersiapkan air mandiku. Kemudian menuntunku ke kamar mandi dan membiarkanku mandi dan membersihkan diriku.
Setelah itu, sekali lagi aku disambut dengan sup ikan hangat sebagai makan malam.
“Ko... aku takut untuk tidur…” kataku sesaat sebelum waktunya Ayano pulang dan waktuku untuk tidur.
Ayano tampak berpikir sejenak, “Kamu mau koko nggak pulang?” tanyanya.
Aku mengangguk. Sebenarnya sudah sering Ayano menginap di rumah kostku yang kutinggali seorang diri. Jangan salah paham, kami tidak melakukan apa-apa. Dan biasanya Ayano menginap kalau ada pertanda akan ada gangguan dari ‘mereka’ atau bahkan setelah gangguan dari ‘mereka’ yang membuatku trauma.
Jadi kali ini juga termasuk waktu seperti itu….
Tapi kami tidak berdua di kamar yang sama. Tentu saja… bahkan akupun tidak berani untuk itu. Ayano akan tidur di sofa di depan kamarku untuk berjaga-jaga.
Namun tetap saja aku menolak untuk tidur. Pengalaman akan ‘penglihatan’ itu terlalu segar bercokol di ingatanku. Aku masih gemetar ketika melihat kematian yang begitu nyata dan dekat.
Tapi perut yang kenyang dan kenyataan kalau Ayano sedang berada di luar kamar ini membuatku sedikit lebih tenang… dan itu membuat kantuk menguasai mataku dan menang atasnya.
Tidak lama kemudian aku larut ke alam tidur…
Atau tepatnya..
Alam ‘mimpi’ buruk itu lagi….
Dalam ‘penglihatan’ku aku sedang berada di dalam hutan yang rimbun.
Kali ini aku ‘melihat’ seseorang yang kukenal.
Robert!!
Aku ‘melihat’ dia sedang berdiri di pinggir tebing yang sangat curam.
“ROBERT!!!” aku berusaha memanggilnya. Namun sosok Robert yang kulihat tidak mendengarku. Bahkan mungkin dia tidak mengetahui soal ‘penglihatan’ku ini.
Tiba-tiba aku ‘berpindah’ jadi berada di depannya, melayang-layang di atas jurang yang curam.
Dan aku ‘melihat’ puluhan bayangan berbentuk tangan merayapi kaki Robert. Sedangkan cowok itu sendiri berekspresi kosong. Dia mungkin tidak menyadari kalau posisinya berada di pinggir tebing itu.
“Robert!!!!” “Robert!!!” aku memanggil-manggil cowok itu dengan sia-sia.
Berkali-kali aku mencoba memukul diriku sendiri untuk membuatku terbangun dari mimpi buruk ini. Aku tidak perlu melihat hal ini…. Aku tidak mau melihat hal ini…. Ini terlalu berat untuk kutanggung…..
Please…. Buat aku terbangun dari ‘mimpi’ buruk ini… pintaku berulang-ulang tanpa hasil.
“Rob-…. Ahhh !!!!!!!” teriakku kaget ketika tiba-tiba Robert melompat ke jurang yang dalam.
Mataku melihatnya dalam ketakutan sementara seakan seluruh tubuhku bagai diremukkan dari dalam ketika aku melihat suatu sosok seakan menunggu tubuh Robert yang meluncur turun di jurang itu.
Sesosok wanita bergaun seperti warna pelangi menyambut tubuh Robert di dasar tebing, memeluknya dan menghilang bersama asap hitam yang mengepul.
“AHhh….AHhhhhhh!!!!” teriakku putus asa melihat nasib yang menimpa Robert.
Aku tidak pernah tau akan bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Robert pada hari dia menghilang di gunung. Pada hari di mana dia berubah sosok menjadi hantu yang mengikutiku…..
Dan setelah itu aku melihat sosok ‘Robert’ keluar dari pepohonan di dekat tebing itu dan menghampiri teman-temannya yang sedang berjalan ke arah jurang dengan ekspresi kosong juga.
Seketika itu, aku kembali ke dunia nyata.
bakulmenyan dan anissa.rn memberi reputasi
2
Kutip
Balas