- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#96
Spoiler for Bab 19 A:

Malam itu badai juga mengamuk. Ada lebih dari tiga puluh kapal bajak laut yang berlabuh di garis pantai Shadow Village. Semua kapten mereka seakan mengetahui bahwa adalah mimpi buruk jika masih berada di lautan pada saat seperti itu. Tapi bukan itu alasannya dia berlabuh di Shadow Village. Dia yang seharusnya sudah kembali ke Eightlyst State Ship setelah menyelesaikan penemuan harta karunnya di perairan Karibia, justru mengalihkan kapalnya ke Shadow Village, semua karena dia menerima pesan dari Kapten Bombersfish Junior.
Para krunya tidak ada yang protes, mungkin karena setelah ketegangan berbulan-bulan bersaing dan bertempur dengan DST, jadi bagi mereka Shadow village menjadi seperti surga saat itu. Tapi dia, mengikuti petunjuk dari pesan yang diterimanya, justru bukan bersenang-senang di salah satu tempat hiburan, melainkan dengan kuda sewaan menuju ke sebuah rumah besar misterius yang terletak beberapa kilometer setelah hutan Brown Can.
Di sana dia bertemu dengan kapten yang sudah dirindukan dan telah hampir sepuluh tahun tidak dilihatnya. Tapi pertemuan itu bukanlah untuk bernostalgia. Kaptennya yang biasa sangat tenang dan terkendali terlihat sangat gugup malam itu. Dia memperkenalkan Tom dengan pemilik rumah dan seluruh anggota keluarga. Lalu mengajak Tom ke salah satu ruangan yang sepertinya telah ditinggalinya beberapa lama. Di ruangan itu setelah melewati basa-basi tentang kabar dan cuaca, kaptennya yang terlihat tidak sehat menyerahkan beberapa buku besar bersama ratusan kertas yang kusut dan beberapa dua buah kotak kecil dari kulit buaya.
“Ini adalah barang-barang dan salinan catatan moyangku dan catatan aku selama menjadi SOS pirates. Aku ingin kamu menyimpannya untukku hingga saatnya nanti kau dapat menyerahkan kepada keturunanku. Tunggu, Tom. Dengarkan saja dulu kata-kataku. Mulai saat ini aku mungkin akan sering memintamu kemari. Bagaimanapun menurutku ini adalah tempat teraman dimuka bumi selain rumahku sendiri. Tapi aku tak mungkin membicarakan ini di rumahku.” Kapten Bombersfish Junior menenggak minumannya dengan gugup “Ini adalah kediaman Yariftlai. Dia dapat dikatakan adalah kepala suku Fuskeamal di sini saat ini. Yah, kau sudah tahu tentang mereka kan? Aku tahu kamu sedang di promosikan untuk menjadi kapten kapal induk Eightlys State. Oh, itu kabar yang sangat bagus temanku. Aku sangat bangga padamu. Dan aku sangat yakin kau akan menempati posisi itu suatu saat nanti. Cepat atau lambat. Tapi untuk itulah aku mengatakan ini padamu. Aku ingin kamu menjaga keluargaku dan itu artinya termasuk SOS. Berjanjilah. Berjanjilah kau akan melakukannya”
Tom waktu itu hanya tersenyum bingung dan mengangguk pelan.
“Mungkin ini bukan apa-apa. Mungkin hanya kabar burung. Tapi aku mendengar sesuatu saat berada di tempat-tempat gelap itu. Bisik-bisik tentang sesuatu yang buruk dan aku berbulan-bulan lamanya berdoa itu tidak benar. Tapi aku semakin mendekati kebenaran, dan kebenaran itu amat sangat kelam dan menakutkan. Tidak, jangan dulu kau bertanya. Ini masih memerlukan kepastian. Kalau aku salah, dan aku berdoa semoga demikian maka kau dan aku akan bertemu lagi di sini dan tertawa bersama atas sikapku yang paranoid ini. Tapi jika ini benar, maka hanya sedikit bukti-bukti lagi maka semua akan jelas. Dan……” Kapten Bombersfish Junior menatap matanya dengan tajam “Dan SOS tidak akan sama lagi. Oh, Tuhan semoga saja ini tidak benar. Namun aku tak bisa mengambil resiko. Terlalu banyak yang dipertaruhkan. Para Nytes yang tidak berdosa, ribuan orang yang menggantungkan hidup di SOS, Negara-negara sekutu dan entah apa lagi. Dengarkan aku, Tom. Dengar baik-baik. SOS telah menyelamatkan aku, kamu dan ribuan anak. Di masa akan datang ada ribuan bahkan jutaan anak yang akan SOS selamatkan. Jadi pastikan. Pastikan SOS selamat. Singkirkan mereka yang mencoba menghancurkannya. Singkirkan semua. Sebab jika SOS hancur, begitu pula dunia ini.”
“Aku akan mengirimkan pesan secepatnya bila ini benar dan semoga ini salah, temanku. Tapi sebagai jaga-jaga aku memintamu membawa dua atau tiga pemuda dari suku Fuskeamal ke Eightlyst State dengan diam-diam. Aku tahu itu tidak sesuai. SOS dan para sekutu akan banyak bertanya dan mungkin mereka akan memanfaatkan suku ini. Jadi itu sebabnya kuminta kau lakukan secara diam-diam. Jadikan mereka pasukan khususmu untuk ruangan Harta karun. Kau dan aku tahu benar dimana ruangan itu, tapi mereka, ya, mereka yang penuh dengan kegelapan belum mengetahui ruangan itu dan semoga tidak akan pernah mengetahuinya. Karena bila ini benar, kuncinya ada di ruangan itu. Kunci keselamatan dan kehancuran dunia ini.” Kapten Bombersfish Junior membuka pintu ruangan itu dan tampaklah selusin pria perkasa suku Fuskeamal “Mereka sudah berjanji pada moyang mereka, dimana moyang mereka telah berjanji pada moyangku bahwa mereka akan menjaga seluruh anggota keluargaku. Itu berarti mereka akan menjaga SOS. Mungkin tidak sebagai individu tapi sebagai sebuah kelompok yang harus dijaga eksistensinya hingga kapanpun.”
Tom Silverbond muda mengerutkan kening dengan gusar. Sebelas tahun lalu ketika Kapten Bombersfish junior mengundurkan diri dari SOS Pirates dan bergabung dengan Red Dolphin, secara jelas dia membebaskan Suku Fuskeamal dari kewajiban apapun yang mengikat mereka dengan dirinya. Tapi kini pria yang terlihat sepuluh tahun lebih tua dari umurnya itu kembali ke suku Fuskeamal dan meminta mereka melakukan sesuatu untuk SOS, yang tentu saja tidak akan mereka tolak. Ini artinya sesuatu sedang terjadi. Sesuatu yang sangat serius.
“Apa yang kau pikirkan?” Harold ternyata telah duduk di sampingnya.
Sesuatu yang telah terlalu lama dia abaikan. Sesuatu yang dipikirnya hanya imajinasi seseorang yang telah terlalu lama membenamkan diri dalam kegelapan dunia. Sesuatu yang disebut kebodohan dan itu adalah dirinya, bisik Tom dalam hatinya.
Tom memandang sahabatnya dengan lesu. Apakah semua ini ada hubungannya dengan Fuskeamal? Apakah para DST sudah mengetahuinya? Tapi bagaimana mereka tahu? Dan bagaimana dia harus menceritakan semua ini? Darimana dia harus memulainya? Apakah ada cukup waktu di masa tuanya ini untuk menebus keteledorannya karena mengabaikan perintah terakhir kaptennya? Sudah siapkah dia?
“Badai mungkin akan mereda nanti beberapa saat lagi. Kau beristirahatlah” Bisik Tom “Kita butuh semua yang terbaik yang ada pada kita untuk semua kemungkinan nanti”
*********************
Aramos membuka matanya setelah bunyi klik yang menandakan Boche telah menutup dan mengunci pintu. Tadi mereka berempat langsung berpura-pura masih terikat dan jatuh tertidur bersandar dinding setelah mendengar teriakan Azank.
“Dia sudah pergi” bisik Aramos setelah bayangan Boche menghilang dari bawah pintu.
“Huh, dia yang paling menyebalkan dari semua. Tapi setidaknya kita menjadi tahu kenapa sepupu Lady bercadar, Madam Payit ikut-ikutan bercadar. Seharusnya dia tetap mengenakan cadarnya tadi ketika menemui kita. Wajahnya benar-benar mimpi buruk.” Julio segera duduk dan memandang heran Andrea yang masih terbaring, walaupun matanya telah terbuka lebar.
Bill yang terdekat dengan posisi Andrea mengguncang bahu gadis itu.
“Andrea, kamu baik-baik saja?”
“Rasanya aku melihat nama Kapten Alfred Bombersfish. Bukankah itu nama kakekmu, Aramos?” Andrea merangkak dan mencapai dua buku besar yang tertutupi beberapa gulungan kertas.
Tumpukan itu memang belum sempat mereka sentuh tadi, tapi ketika Andrea duduk dan mengangkat sebuah buku bertuliskan Alfred Bombersfish di sampul coklatnya yang kusam segera saja mereka berempat menyerbu tumpukan itu.
Ada tiga buku tua berbeda ukuran, tapi semuanya memiliki nama Alfred Bombersfish. Begitu pula beberapa lembar kertas tua, dua buah amplop tebal, beberapa peta kecil dan dua buah tas kulit tua. Semuanya menuliskan nama Alfred Bombersfish atau inisialnya.
Mereka langsung membagi tugas. Bill, Andrea, dan Aramos membaca dan meneliti ketiga buku itu dan sisanya adalah tugas Julio.
“Ini adalah Diary kakekmu. Tapi tampaknya setelah dia tidak lagi menjadi SOS pirates.” Andrea membalik halaman buku yang dipegangnya sambil terus membaca.
“Ini juga seperti Diary. Kakekmu pasti selalu mencatat perjalanannya sebagai Red Dolphin.” Bill terlihat sangat serius.
“Ini seperti agenda. Lihat ada banyak sekali tanggal perjalanan, nama-nama dan inisial” Aramos menunjukkan pada Julio yang duduk disampingnya.
Julio mengangguk dan membuka salah satu amplop “Kalau ini berisi foto-foto dan berbagai catatan. Catatannya mirip dengan yang tercecer ini. Mungkin sebenarnya mereka berada pada amplop yang sama.”
Mereka selama setengah jam meneliti tumpukan itu. Selain mencari tahu latar belakang kehidupan Alfred Bombersfish, mereka juga mencoba mencari jawaban. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka sendiri belum tahu bentuknya.
“Tulisan-tulisan ini sungguh membingungkan. Kakekmu seakan ingin mengatakan sesuatu. Dia seperti ingin berbagi tapi sekaligus juga takut. Dia menggunakan berbagai macam kata yang berarti ganda, ungkapan yang mengambang, inisial dan simbol-simbol yang banyak sekali. Terutama simbol ini. Ada yang tahu apa maksudnya?” Andrea membalikkan bukunya agar semua dapat melihat simbol yang ditemuinya seringkali dalam buku yang dibacanya.
Simbol itu berbentuk cangkir segitiga tidak sama sisi dengan pegangannya berbentuk s.
“Itu juga ada dibuku ini. Beberapa kali. Kalau dari kalimat yang mengikuti atau setelahnya, ini seperti menunjukkan seseorang atau sebuah kelompok. Contohnya yang dihalaman ini. Kakekmu menulis ‘Simbol itu’ adalah kartuku saat ini. Bila semua ini salah dan konyol ‘Simbol itu’ bisa tetap tenang, aku tak perlu lagi merepotkan” Bill mengangkat kepalanya dengan raut wajah bingung.
Julio mengeluarkan beberapa kertas “Lihat, ini mungkin seperti catatan-catatan kecil, tapi menurutku ini surat-surat pendek. Dan simbol itu juga ada selalu di bagian bawah. Tapi ukurannya besar.”
Aramos membalik agenda dan menunjukkan sebuah halaman. Di bagian bawah halaman itu ada tanggal, simbol yang mereka perbincangkan, inisial T.S. dan tulisan S. Village. Semuanya dilingkari dengan tinta Hitam tebal yang hampir buram karena waktu.
“Ada juga beberapa di halaman depan, tapi ini agenda kakek kurang lebih sebulan sebelum dia tidak lagi menulis apapun. Eh, apakah S. Village adalah Shadow Village?”
Bill mengangguk “Kurasa itu memang maksudnya. Dan berdasarkan semua kalimat yang kubaca di sini, cerita Julio tentang kakekmu dan berbagai perjalanannya di Shadow Village, kurasa aku tahu arti maksud dari simbol itu”
“Kurasa aku juga menarik kesimpulan yang sama” Andrea memandang Bill. Dan seperti dikomando, mereka berdua serempak berbisik “Suku Fuskeamal”
Aramos melotot dan ternganga secara bersamaan.
Julio mengerutkan kening “Aneh. Setahuku ayah bilang Kapten Bombersfish Junior setelah berhenti menjadi Kapten Sun Palace dan beralih ke Red Dolphin, telah menghentikan hubungan apapun dengan Suku Fuskeamal. Dia ingin suku itu tidak lagi terikat dengan janji mereka, dan dapat hidup sesuai dengan keinginan mereka. Tapi mengapa setelah lebih dari sepuluh tahun dia kembali berhubungan dengan Suku Fuskeamal?”
“Mungkin karena terjadi sesuatu yang luar biasa” Andrea menatap cemas buku yang dipegangnya “Bagaimanapun semua catatan ini menunjukkan kakekmu menemukan atau mengetahui sesuatu selama tugasnya menjadi Red Dolphin. Sesuatu yang tampaknya tidak baik dan bahkan menjurus ke berbahaya”
Aramos mendesah pelan. “Sebenarnya apa yang terjadi?” katanya pelan saat menyentuh salah satu tas kulit. Tas kulit itu sudah sangat tua dan memiliki noda.
“Eh, Aramos coba kulihat” Julio mengambil tas itu dan mengorek-ngorek noda di sudut bagian belakang tas dengan kukunya.
“Kenapa? Apa yang kau pikirkan?”
“Menurut kalian apa ini?” Julio menunjukkan sepenggal noda yang terkelupas.
“Kotoran. Mungkin lumpur” Kata Bill setengah yakin.
Julio menggeleng cepat “Ini darah. Darah yang sudah kering”
Suara gemuruh bersahutan dan jauh lebih kuat dari sebelumnya terdengar hampir semenit disusul beberapa suara lain yang cukup keras. Aramos merasakan badannya menggigil kuat.
“Maksudmu……..” Aramos tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
Bill dan Andrea menatap semua buku dan catatan yang tergeletak tidak beraturan di depan mereka. Noda-noda itu ada di sana juga.
“Apa yang kau tahu tentang kematian kakekmu?” Tanya Andrea pelan.
Aramos menelan ludah “Tidak banyak. Lagipula aku masih kecil ketika ibu bercerita tentang dia. Yang kuingat, ibuku meminta agar aku tidak dekat-dekat ketika terjadi perkelahian. Ibu bilang kakekku terlalu dekat dengan daerah perang geng, makanya dia terluka dan tak pernah kembali ke rumah”
Bill menatap Andrea dan Julio dengan gugup “Mungkinkah Kapten Bombersfish Junior disingkirkan karena mengetahui sesuatu?”
“Apapun itu, yang pasti barang-barangnya ada di sini. Kita tidak perlu menjadi seorang professor untuk menebak bagaimana barang orang yang sudah meninggal terbunuh bisa berada di ruangan data seorang DST” Julio meremas tali tas dengan erat.
Diubah oleh sun81 04-09-2019 22:29
0
Kutip
Balas