- Beranda
- Supranatural
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
...
TS
adelaide.indri
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
Perkenalan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..
Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...
Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..

Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...

Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Diubah oleh adelaide.indri 05-05-2019 11:26
n3m0 dan ardie.soekamtu memberi reputasi
7
137.9K
719
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.8KThread•14KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adelaide.indri
#534
PART 24 – POHON TALOK
Tidak lama kejadian ini saya alami setelah terakhir kali bertemu dengan bocah cilik yang minta diantar pulang. Kurang dari 1 minggu, saya harus berurusan lagi dengan makhluk lainnya. Apa yang terjadi kemarin ini mungkin karena perpaduan antara keras kepala dan keluguan (ceileh lugu…kekurang pahaman kali ya lebih tepatnya) saya mengenai dunia lain.
Siang itu saya memutuskan pulang dari kantor lebih awal, pukul 2 siang. Biasa, kalau hamil begini, bawaan saya memang gampang lemas, apalagi siang2, jadi pinginnya sering2 berbaring. Suami dan Ax sudah siap diatas motor, namun Al, memang anak saya yang paling super. Bukannya naik keatas motor, tapi dengan PD-nya ngeloyor lari begitu saja kearah jalan keluar belakang perumahan. Saya otomatis bergegas ikut berlari untuk mengejarnya diikuti suami dan Ax dari belakang yang menggunakan motor. Berhentilah Al tepat didepan pohon Talok (Kersen) yang angker dan saya ceritakan di part 23.
Sebenarnya saya pernah menceritakan pengalaman saya diikuti anak2 gara2 memetik buah talok tersebut ke salah seorang teman saya yang tinggal di Jakarta, yang memang memiliki kelebihan. Akang yang 1 ini sebenarnya sudah mengingatkan saya untuk tidak berdekat2 lagi dengan pohon tersebut, namun karena masih siang dan ada suami, tanpa ragu saya memetik buah2an talok itu (lagi) walaupun dengan terburu-buru. Entah kenapa saya berpikir bahwa siang adalah waktu yang leih aman daripada sore apalagi malam. Itupun sambil berkata di dalam hati ‘Jangan ngikutin lowh dek, nanti gak bisa pulang lagi.’ Dalam bayangan saya, bocah kecil itulah yang berpotensi untuk mengikuti saya lagi, apalagi menginggat saya membawa 2 anak kecil. Tidak ada 2 menit, dan kamipun langsung meluncur pulang.
Sungguh saya tidak membayangkan siapa yang mengikuti saya saat itu. Kalau terpaksa memilih, saya lebih memilih mengantarkan bocah cilik kemarin kembali pulang ke kuburan. Lebih baik, daripada ‘dia’.
Seperti biasa, saya baru mampu berinteraksi dengan makhluk dari dunia sebelah hanya melalui mimpi. Malam itu juga saya langsung bermimpi bertemu dengan ‘dia’. Ya, sesosok kuntilanak yang (mungkin) pernah di ceritakan oleh tetangga kami diperumahan. Sesosok kuntilanak dari pohon besar dibelakang kuburan. Wajahnya sangat putih pucat dengan lingkar mata kehitaman disekitar matanya. Rambutnya hitam, panjang dan acak-acakan seperti sapu injuk. Badannya kurus, tinggi, pucat, dan menggunakan baju putih agak sedikit kumal. Ya, tidak jauh dari cerita-cerita kebanyakan orang mengenai sosok bernama kuntilanak. Mungkin tidak semenakutkan makhluk2 yang wajahnya hancur-hancur, namun entah mengapa aura mengerikan akan sosoknya begitu pekat. Dia terasa begitu menakutkan.
Dia hanya berjarak 2 langkah dibelakangku. Saya berjalan mengelilingi dalam rumah, berusaha menghindarinya namun kemanapun saya berjalan, dia selalu mengikuti. Tidak pernah jauh. Belum lagi dia sangat suka meniup-niupkan angin dari mulutnya kearah leher saya, bikin saya merinding, bahkan didalam mimpi sekalipun. Dia terus menip-niupkan angin dari mulutnya sambil sesekali mengatakan kata-kata yang menggiurkan, namun menakutkan.
“Ta bantune golek rejeki yo… (Saya bantuin cari rejeki ya)”
Kata-kata tersebut terus ia ucapkan secara berulang-ulang sambil terus meniupkan angin dan mengikuti saya. Menunggu sebuah peluang kelemahan hati saya untuk mengucapkan kata-kata “Iya”. Sebuah peluang yang sebenarnya sangat menggiurkan apalagi bila kita dalam posisi serba terjepit. Namun saya sangat merasa bersyukur, didalam mimpi tersebut, berapa kalipun dia berusaha membujuk saya, saya hanya terdiam. Saya tidak sekalipun mengucapkan kata iya atau kata apapun untuk menyetujui niatnya. Meskipun iman saya belum kuat, namun sampai saat ini saya masih sangat mempercayai bahwa saya hanya bisa meminta rejeki dari Tuhan, bukan dari makhluk seperti dia. Saya berusaha menunjukkan sikap bahwa saya tidak suka dia ikuti dengan sesekali menengok kearahnnya dengan raut wajah sebal.
Sampai akhirnya saya terbangun, dan jam menunjukan pukul 2 pagi lewat sedikit. Saya tidak berani memejamkan mata saya kembali, takut kalau-kalau ‘dia’ masih ada disekitar saya dan mencoba kembali berinteraksi melalui mimpi lagi. Sayapun pindah kekasur anak-anak dan tidur dengan mereka. Merapatkan diri, berdoa didalam hati mememohon perlindungan Gusti. Hingga akhirnya, setelah subuhan, saya bisa kembali terlelap untuk sesaat.
Hal2 apalagikah yang akan saya hadapi selanjutnya?
Sementara ini, saya hendak mencoba melakukan meditasi yang diajarkan dan diarahkan oleh salah satu sesepuh di forum supranatural ini. Meditasi tersebut bisa menjadi langkah awal untuk mempertajam mata ke 3.
Sebenarnya kalau ditanya apakah saya siap? Saya masih ragu. Mungkin kalau bertemu dengan penghuni dunia lain yang bersifat baik, saya tidak akan begitu takut, tapi ketakutan saya melihat wujud-wujud makhluk yang 'tidak wajar' (misalnya wajah hancur, pocong, dll) masih membayang2i saya.
Namun yang mengatakan saya harus memaksakan diri untuk siap, bukan hanya 1 sesepuh yang akan membimbing saya ini saja. Mungkin 3 atau 4 orang lainnya sudah beberapa kali mengatakan saya harus melakukan sebuah langkah permulaan. Karena beberapa 'Leluhur' yang selama ini datang ke mimpi saya, sudah ingin saya belajar agar bisa berinteraksi secara langsung dengan mereka. Serta untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang selama ini ada dibenak saya. Gusti Maha Pelindung.. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya
Tidak lama kejadian ini saya alami setelah terakhir kali bertemu dengan bocah cilik yang minta diantar pulang. Kurang dari 1 minggu, saya harus berurusan lagi dengan makhluk lainnya. Apa yang terjadi kemarin ini mungkin karena perpaduan antara keras kepala dan keluguan (ceileh lugu…kekurang pahaman kali ya lebih tepatnya) saya mengenai dunia lain.
Siang itu saya memutuskan pulang dari kantor lebih awal, pukul 2 siang. Biasa, kalau hamil begini, bawaan saya memang gampang lemas, apalagi siang2, jadi pinginnya sering2 berbaring. Suami dan Ax sudah siap diatas motor, namun Al, memang anak saya yang paling super. Bukannya naik keatas motor, tapi dengan PD-nya ngeloyor lari begitu saja kearah jalan keluar belakang perumahan. Saya otomatis bergegas ikut berlari untuk mengejarnya diikuti suami dan Ax dari belakang yang menggunakan motor. Berhentilah Al tepat didepan pohon Talok (Kersen) yang angker dan saya ceritakan di part 23.
Sebenarnya saya pernah menceritakan pengalaman saya diikuti anak2 gara2 memetik buah talok tersebut ke salah seorang teman saya yang tinggal di Jakarta, yang memang memiliki kelebihan. Akang yang 1 ini sebenarnya sudah mengingatkan saya untuk tidak berdekat2 lagi dengan pohon tersebut, namun karena masih siang dan ada suami, tanpa ragu saya memetik buah2an talok itu (lagi) walaupun dengan terburu-buru. Entah kenapa saya berpikir bahwa siang adalah waktu yang leih aman daripada sore apalagi malam. Itupun sambil berkata di dalam hati ‘Jangan ngikutin lowh dek, nanti gak bisa pulang lagi.’ Dalam bayangan saya, bocah kecil itulah yang berpotensi untuk mengikuti saya lagi, apalagi menginggat saya membawa 2 anak kecil. Tidak ada 2 menit, dan kamipun langsung meluncur pulang.
Sungguh saya tidak membayangkan siapa yang mengikuti saya saat itu. Kalau terpaksa memilih, saya lebih memilih mengantarkan bocah cilik kemarin kembali pulang ke kuburan. Lebih baik, daripada ‘dia’.
Seperti biasa, saya baru mampu berinteraksi dengan makhluk dari dunia sebelah hanya melalui mimpi. Malam itu juga saya langsung bermimpi bertemu dengan ‘dia’. Ya, sesosok kuntilanak yang (mungkin) pernah di ceritakan oleh tetangga kami diperumahan. Sesosok kuntilanak dari pohon besar dibelakang kuburan. Wajahnya sangat putih pucat dengan lingkar mata kehitaman disekitar matanya. Rambutnya hitam, panjang dan acak-acakan seperti sapu injuk. Badannya kurus, tinggi, pucat, dan menggunakan baju putih agak sedikit kumal. Ya, tidak jauh dari cerita-cerita kebanyakan orang mengenai sosok bernama kuntilanak. Mungkin tidak semenakutkan makhluk2 yang wajahnya hancur-hancur, namun entah mengapa aura mengerikan akan sosoknya begitu pekat. Dia terasa begitu menakutkan.
Dia hanya berjarak 2 langkah dibelakangku. Saya berjalan mengelilingi dalam rumah, berusaha menghindarinya namun kemanapun saya berjalan, dia selalu mengikuti. Tidak pernah jauh. Belum lagi dia sangat suka meniup-niupkan angin dari mulutnya kearah leher saya, bikin saya merinding, bahkan didalam mimpi sekalipun. Dia terus menip-niupkan angin dari mulutnya sambil sesekali mengatakan kata-kata yang menggiurkan, namun menakutkan.
“Ta bantune golek rejeki yo… (Saya bantuin cari rejeki ya)”
Kata-kata tersebut terus ia ucapkan secara berulang-ulang sambil terus meniupkan angin dan mengikuti saya. Menunggu sebuah peluang kelemahan hati saya untuk mengucapkan kata-kata “Iya”. Sebuah peluang yang sebenarnya sangat menggiurkan apalagi bila kita dalam posisi serba terjepit. Namun saya sangat merasa bersyukur, didalam mimpi tersebut, berapa kalipun dia berusaha membujuk saya, saya hanya terdiam. Saya tidak sekalipun mengucapkan kata iya atau kata apapun untuk menyetujui niatnya. Meskipun iman saya belum kuat, namun sampai saat ini saya masih sangat mempercayai bahwa saya hanya bisa meminta rejeki dari Tuhan, bukan dari makhluk seperti dia. Saya berusaha menunjukkan sikap bahwa saya tidak suka dia ikuti dengan sesekali menengok kearahnnya dengan raut wajah sebal.
Sampai akhirnya saya terbangun, dan jam menunjukan pukul 2 pagi lewat sedikit. Saya tidak berani memejamkan mata saya kembali, takut kalau-kalau ‘dia’ masih ada disekitar saya dan mencoba kembali berinteraksi melalui mimpi lagi. Sayapun pindah kekasur anak-anak dan tidur dengan mereka. Merapatkan diri, berdoa didalam hati mememohon perlindungan Gusti. Hingga akhirnya, setelah subuhan, saya bisa kembali terlelap untuk sesaat.
Hal2 apalagikah yang akan saya hadapi selanjutnya?
Sementara ini, saya hendak mencoba melakukan meditasi yang diajarkan dan diarahkan oleh salah satu sesepuh di forum supranatural ini. Meditasi tersebut bisa menjadi langkah awal untuk mempertajam mata ke 3.
Sebenarnya kalau ditanya apakah saya siap? Saya masih ragu. Mungkin kalau bertemu dengan penghuni dunia lain yang bersifat baik, saya tidak akan begitu takut, tapi ketakutan saya melihat wujud-wujud makhluk yang 'tidak wajar' (misalnya wajah hancur, pocong, dll) masih membayang2i saya.
Namun yang mengatakan saya harus memaksakan diri untuk siap, bukan hanya 1 sesepuh yang akan membimbing saya ini saja. Mungkin 3 atau 4 orang lainnya sudah beberapa kali mengatakan saya harus melakukan sebuah langkah permulaan. Karena beberapa 'Leluhur' yang selama ini datang ke mimpi saya, sudah ingin saya belajar agar bisa berinteraksi secara langsung dengan mereka. Serta untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang selama ini ada dibenak saya. Gusti Maha Pelindung.. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya
Diubah oleh adelaide.indri 08-03-2019 00:33
wayangking memberi reputasi
1