b.SIDE STORY 2




Saat itu aku bener2 kehilangan sosok yang selama ini selalu memotivasi kehidupan ku,sosok yang bisa mengayomi perempuan dan menghargai perempuan layaknya seperti gelas kaca yang selalu dijaga agak tidak jatuh dan pecah.

Namun perasaan ini lambat laun harus aku kubur hidup hidup karna dia bukan lah jodoh ku,aku harus menghargai lelaki yang sekarang kelak menjadi suami ku,perjodohan itu pun kemudian dimulai dengan dipertemukannya aku dengan sesosok pria yang mungkin bagi wanita muslimah adalah sosok yang sangat diidamkan,dari segi fisik pria ini sangat berwibawa,santun,berpakaian layaknya seperti kebanyakan Ustadz dan sopan kepada orang tua dan juga menjaga pandangannya saat melihatku,hati ini mulai tumbuh perasaan suka kepadanya entah mungkin dari pembawaannya yang lembut dan pandai membuat hati perempuan terpikat.

Ayah "Nak kenalin ini Dedi,anak teman Ayah yang tempo hari sudah Ayah ceritakan sama kamu"

Aku "Ummi"

"Dedi"ujarnya seraya mengangguk seraya tersenyum

Ayah "kapan Nak Dedi berencana melamar Anak Bapak?"

Dedi "insya Allah minggu ini Pak kalau bisa dipercepat dikarnakan jadwal aku masuk kuliah bulan ini"

Ayah "Wah bagus itu,semakin cepat semakin baik"

Dan aku pun kembali masuk kamar karna pembicaraan Ayah dengan Dedu membahas sesuatu hal di luar pernikahan jadi bukan lagi urusanku,dalam hati ini bertanya tanya,apakah dia jodoh ku?apakah dia kelak menjadi Ayah dari anak2 ku.

Aku hanya berpasrah kepadaNya karna Dia lah yang berhak menentukan Takdirku,"kalau Dedi memang jodoh hamba jadikan lah keluarga kami,keluarga yang Engkau inginkan dan selalu menjalankan sunnah RasulMu dikehidupan kami kelak setelah menikah"

Hari berganti hari sampailah pada prosesi hijab qobul,proses pengalihan tanggung jawab yang hanya di ucapkan memakan waktu beberapa detik namun menjalankannya seumur hidup.

Disela sela acara tersebut datang lah orang yang pernah membuat diri ini terjatuh dalam dosa zina yaitu zina hati,orang yang membuat aku kagum,suka,dan membuat aku terpesona bukan karna dari fisiknya namun dari sikap dan perbuatannya,iyah dialah Bang Nur yang berdiri di dekat pintu seraya tersenyum,entah senyuman apa yang dia dia maksudkan,aku tidak tahu apakah dibalik senyumnya tersimpan luka,itu lah hari2 terakhir aku melihatnya berdiri tersenyum,karna setalah ini aku akan pergi dari kota ini menuju negara seberang

Aku bener2 gak sanggup melihatnya meskipun dirinya begiti tegar tapi aku gak tahu bagaimana hatinya.

Setelah prosesi ijab qobul tersebut sah,sah pula lah aku sebagai istri dari Dedi,pria yang membuat aku kagum,masa mudanya yang hanya dia isi dengan agama,jarang pemuda yang seperti dia saat itu.

Malam pun tiba seperti layaknya pengantin baru diri ini sudah halal disentuh oleh dedi suami sah aku,namun dia sama sekali tak menyentuh ku hanya belaian lembut dari tangannya yang menyentuh pipi ku,bukannya yang diinginkan pernikahan itu adalam malam pembenihan cinta,namun kenapa dia begitu kaku terhadapku.

Tiba2 dia pamit ingin keluar sebentar ingin membeli keperluannya,tak ada rasa curiga sama sekali saat itu ketika Dedi tidak menggauliku,karna mungkin pasangan baru layaknya seperti malu malu gitu lah.

Dedi "Dek,mas mau keluar sebentar yah"

Aku "mau kemana Mas?"

Dedi "ada urusan bentar sama ada yang mau di beli"ujarnya seraya pergi meninggalkan aku dikamar

Aku pun membiarkannya pergi beberapa saat,karna Dedi terlalu lama pergi aku pun tertidur.

TOK...TOK...TOK...pintu kamar diketok dan mengagetkanku,aku pun membukakan pintu ternyata Dedi dengan wajah pucat,badan gemetaran tanpa ngomong satu patah kata pun dia langsung tidur diranjangnya seraya menyelimuti tubuhnya denga selimut,aku heran ada apa dengannya?kenapa dia begitu takut seperti melihat setan,karna penasaran aku pun menanyakan prihal yang terjadi dengannya.

Aku "mas...kamu kenapa?kok tiba2 wajah mu pucat gitu?kamu habis liat apa?"tanya ku

Dedi "aku habis lihat setan"ujarnya terbata bata

Aku "hah...mama ada setan nampakin diri kemanusia Mas...mas kamu ya aneh2 aja"

Dedi "dia itu manusia tapi berwajah setan"ujarnya dengan nada tinggi


Karna aku gak mau berdebat,aku pun membiarkannya tertidur,entah siapa yang dia lihat?manusia seperti setan itu bagaimana aku masih bingung.