Kaskus

Story

carienneAvatar border
TS
carienne
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]


Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
(credit to : risky.jahatfor the beautiful cover)


PROLOG :


Gue selalu percaya, apapun yang kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan yang selalu mengiringi kita.

Gue menulis cerita ini, sebagai wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.

Cerita ini berawal pada tahun 2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak, yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang akan membawa gue ke ibukota.

Ketika angkutan umum yang membawa gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya, memberikan warna tersendiri di hati gue.

Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.


Quote:
Diubah oleh carienne 27-03-2017 21:48
afrizal7209787Avatar border
radoradaAvatar border
elbe94Avatar border
elbe94 dan 51 lainnya memberi reputasi
52
2M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
carienneAvatar border
TS
carienne
#2605
PART 59

Gw memandangi wajah yang tertidur dengan tenang di hadapan gw. Dia berselimut, dan sedikit pucat. Di tangan kanannya masih tergenggam sebuah tasbih berwarna gelap. Sepertinya doanya belum selesai tapi dia telah jatuh tertidur. Beberapa helai rambutnya jatuh menutupi sebagian mata hingga ke hidungnya. Gw menatapnya lekat-lekat, dengan napasnya yang tenang dan teratur. Dua tahun ini gw menatap wajah yang sama, tapi rasanya gw seperti telah mengenalnya selama gw hidup. Bagi gw, adalah seperti mimpi gw bisa melewati hari-hari bersamanya disini.

Gw tahu, di setiap perjalanan hidup kami disini, ga akan luput dari yang namanya konflik. Beberapa kali gw bertengkar dengannya, bahkan sampai mendiamkan satu sama lain. Tapi pada akhirnya kami akan saling mencari lagi. Terutama Ara, dia paling ga bisa lama mendiamkan seseorang. Sesuai dengan sifatnya yang ceria, dia selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan seseorang.

Siang tadi, gw dan Ara masih ke kampus, menjalani perkuliahan seperti biasa. Setelah kuliah gw mengajaknya langsung pulang ke kos, tapi dia menolak. Dia mau jalan-jalan dulu di kampus, katanya. Gw ga bisa berbuat apapun selain menuruti apa maunya. Sesekali dia ngobrol dengan teman-teman kuliahnya yang sebenarnya jarang berinteraksi. Gw melihatnya sangat menikmati itu semua. Yah, gw senang kalau dia juga senang.

Ketika dia sedang duduk di bangku dimana dia menyapa gw dulu untuk pertama kalinya, gw duduk disampingnya. Dia tersenyum memandangi selasar kampus yang penuh dengan mahasiswa berlalu-lalang.

“kenapa senyum-senyum dari tadi, Cha? Serem ih...” goda gw.

dia tertawa kemudian menonjok lengan gw pelan.

“bawel ah, asik tau liat kampus rame gini...” jawabnya. “kalo kampus sepi tuh baru serem...”

“ya kan dari dulu rame terus, Cha...”

“ya iya si, cuma gw ngerasa menikmatinya baru sekarang. Apa gara-gara gw udah nyaman banget yah di kampus ini?”

“yah mungkin, kan kita udah semester lima, Cha...”

“udah ada junior juga...” dia tertawa pelan.

“iya, udah tua juga ya kita...” gw menimpali.

“ah baru juga dua puluh tahun... tapi kepala dua deng, lumayan tua yak! Hahaha...”

“lo mah udah dua puluh lewat banyak, Cha...” gw tertawa. Ara memang beberapa bulan lebih tua daripada gw.

“tapi muka borosan elo deh...” dia mencibir.

“yah namanya juga cowok, Cha...”

dia tertawa, kemudian memandangi sekelilingnya sambil memainkan kakinya. Dia memandangi semuanya dengan tatapan penuh kerinduan. Sesekali dia tertawa pelan sendiri. Barangkali dia sedang bermain-main dengan memorinya.

“kita lucu yah...” katanya tiba-tiba.

“lucu kenapa?”

“ya lucu aja cara kita menyikapi sesuatu, kaya kuliah ini, misalnya...”

“maksud lo? gw ga paham deh, Cha...”

“ya dulu gw dan lo sama-sama males kuliah kan. Kalo kuliah bawaannya pengen bolos mulu. Ngerjain tugas juga ala kadarnya...” dia tertawa, “tapi sekarang gw malah seneng banget kuliah...”

“ya itu namanya lo udah nyaman, Cha... Baguslah kita jadi rajin gini, biar cepet lulus kan... hehehe....” kata gw.

“ya mungkin ya... atau mungkin itu perasaan gw aja...” katanya pelan. Mendadak wajahnya menjadi suram. Moodnya berubah seketika.

“maksudnya, Cha?”

“ah udahlah, ga usah dibahas lagi, Gil...” dia tersenyum ke gw. “lo mau makan? yuk makan.” ajaknya.

Gw tersenyum dan mengangguk, mengiyakan ajakannya. Tapi dibalik senyuman gw itu sebenarnya gw menyimpan kekhawatiran. Sedari tadi gw sudah khawatir ketika Ara mengajak gw untuk berjalan berputar-putar kampus. Gw semakin khawatir ketika dia duduk disamping gw, memandangi sekeliling dengan senyuman. Dan puncaknya, kekhawatiran gw semakin besar ketika dia selesai mengucapkan kata-kata barusan.

Gw merasa itu seperti sebuah pertanda, sebuah seruan peringatan untuk gw. Seruan peringatan yang hening. Entah kenapa, firasat gw mengatakan, dia sedang mengucapkan perpisahannya untuk kampus ini. Dia seperti sedang berusaha menikmati segalanya selama waktu yang dimilikinya. Dan di dalam hati, gw ga henti-hentinya berdoa dan memohon, agar semoga firasat gw itu salah.

Sore tadi, ketika kami berdua sudah berada di kosan, dia mendadak masuk ke kamar gw, dan berbaring disamping gw. Dia membawa sebuah album foto bersamanya. Sambil berbaring itu dia membuka album, yang ternyata berisi foto kenangan masa kecilnya. Dia begitu lucu, begitu menggemaskan.

“ini gw waktu ulang tahun keempat...” dia menunjuk foto seorang gadis kecil yang bertubuh agak gemuk, dengan pipi yang menggembul, dan mengenakan gaun mungil berwarna merah jambu.

gw tertawa. “pipi lo kaya bakso ya dulu...”

“iya dulu gw emang gendut, hahaha...”

“tapi cantik kok...”

dia tersenyum sambil membolak-balik album foto itu. Ada beberapa foto dia bersama gadis-gadis kecil lainnya di sebuah komplek rumah. Ada juga foto bersama di sebuah pentas acara lingkungan.

“gw kangen deh sama mereka...” katanya tiba-tiba.

“itu tetangga lo semua?”

dia mengangguk. “iya itu temen main gw waktu gw kecil dulu... entah dimana mereka sekarang...”

“ga ada kontak sama sekali?”

“ga ada deh, tapi ga ngerti juga si... Siapa tau gw masih nyimpen nomor telepon rumahnya. Barangkali ada yang belum pindah dari sana...”

“yaudah sok atuh dicari kontaknya...”

“nanti kalo ketemu temenin gw ya Gil ketemu mereka...” pintanya sambil tertawa pelan.

Gw mengangguk. “iya, pasti, Cha...”

Dalam sebuah pembicaraan setelah sholat isya, gw mendengarnya berkata sesuatu yang membuat gw merinding.

“hari-hari ini entah kenapa gw kangen banget ya tidur dirumah...”

“lo mau pulang, Cha?” tanya gw, setengah menawarkan.

dia menggeleng.

“belum. belum waktunya.” katanya pelan.

Kembali seperti di awal, setelah itu gw menemaninya hingga dia tertidur nyenyak di hadapan gw dengan wajah yang tenang. Gw memandanginya dengan perasaan tersayat-sayat. Ingin rasanya gw menukar segalanya untuk kesembuhannya. Bahkan di titik ini, gw rela menukar diri gw yang mengidap penyakit itu, agar dia bisa terbebas dari penderitaannya. Agar dia tetap bisa memiliki harapan untuk meraih cita-citanya.

Gw menyibakkan beberapa helai rambut yang menutupi mata hingga ke hidungnya perlahan. Kemudian dengan sangat lembut gw mencium keningnya. Apapun akan gw lakukan untuk lo, Cha.

Semoga gw dan Ara masih diperbolehkan untuk bermimpi lebih jauh lagi, satu diantara doa kami.
julian147
sormin180
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.