- Beranda
- Supranatural
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
...
TS
adelaide.indri
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
Perkenalan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..
Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...
Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..

Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...

Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Diubah oleh adelaide.indri 05-05-2019 11:26
n3m0 dan ardie.soekamtu memberi reputasi
7
137.9K
719
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.8KThread•14KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adelaide.indri
#506
PART 23 – BOCAH KESASAR
Halo semuanya.. Setelah lama ga update, akhirnya ada juga waktu buat ngetik2 sedikit kisah, yang mungkin agak kurang menarik, tapi cukuplah sebagai hiburan
Kisah kali ini bukan soal ‘Ibu’ ataupun ‘leluhur’ saya dari Jawa Barat, cerita kali ini mengenai ‘hal’ yang keberadaannya tidak jauh dari saya. Bukan pula soal masak2 atau cuci baju seperti saran kangpuh Fredy (hihihi.. bercanda puh, #colek)
Kantor online kecil2an saya, kebetulan berada disebuah perumahan yang bersebelahan pas dengan sebuah kuburan tua yang hanya dibatasi oleh sebuah tembok yang cukup tinggi dan memanjang. Dulu saya pikir kuburan tersebut sudah tidak aktif menguburkan orang, tapi baru 2 bulanan yang lalu ternyata masih digunakan, mungkin untuk menguburkan orang2 yang sudah memesan sebelumnya.
Selain gapura depan, terdapat pintu keluar lainnya dibelakang perumahan, yang berbentuk seperti pertigaan kecil, tepat ditengah mentoknya pertigaan terdapat sebuah pohon talok / kersen. Dibawahnya ada dipan yang biasa dipakai warga perumahan untuk duduk2 bersantai . Bila kita melihat kearah kanan, hanya akan terlihat kebun2 dan ujung dari kuburan dengan sebuah pohon yang sangat besar. Apabila kekiri, sebuah jalan keluar dari perumahan melewati jalan kecil perkampungan.
Pernah suatu ketika suami saya iseng bertanya kepada salah 1 tetangga kami yang sedang jalan sore sembari menyuapi anaknya yang masih batita, sebut saja namanya Mba Diah mengenai ‘keisengan’ dari dunia sebelah.
“Ah, saya 8 tahun disini ga pernah liat apa2 itu mas.. Gak ngeri kok,” jawabnya santai.
“Kirain karena sebelahan sama kuburan sering ada penampakan mbak.”
“Yah, ada sih. Kalau ada orang pulang kerja malam pas apes paling ngeliat kunti dibawah gapura itu mas,” katanya sembari menangguk kearah gapura.”Terus, dipohon besar belakang tuh mas, suka ada yang cekikikan kalau bapak2 lagi kongko2 malem. Kan mereka biasa duduk2 disana sampai jam 12 apa 11 gitu..”
“Oh, pohon besar ujung belakang kuburan itu mb? Pada ngacir dong bapak2nya??”tanya saya.
“Wah, bapak2 sini tuh pada cengengesan mbak.. Kalau ada yang cekikikan mereka malah bilang ‘Ngapain kamu ketawa2, sini saya cium dulu’ gitu mbak..”
Sontak saya dan suami yang awalnya pengen ngeri malah langsung tertawa geli
“Bapak2 pada njarak (nyengajain) mba.. Pernah dibawah tu pohon pada ngebakar kemenyan, eh beneran keluar mbak kuntinya, berdiri aja dibawah pohon, lumayan lama katanya.”
“Kapok mbak bapak2?”tanya suami lagi.
“Enggak itu mas, masih pada kongko2 dibelakang kok.”
“Nah kamukan pengen liat Mas, gabung sama bapak2 aja gih, ntarkan bisa liat,” goda saya ke suami. Suami saya ini lumayan penakut kalau soal hantu, entah kenapa dia ini orangnya penasaran tapi gak peka sama sekali soal dunia lain.
Waktupun berlalu dan saya sudah melupakan mengenai cerita Mbak Diah. Suatu sore, mertua saya datang mampir ke kantor bersama salah seorang ponakan suami bernama Aril yang baru berusia 5 tahunan. Mertua menunggu temannya yang mau mampir melihat salah 1 rumah dijual diperumahan tersebut. Sebenarnya janjiannya sih pukul 2 siang, tapi dengan alasan macet mereka baru tiba dilokasi pukul 4an sore.
Sekitar setengah 4 sore, Aril merasa bosan menunggu dan mengajak saya jalan2 keliling perumahan.
“Boleh dek, sambil metik buah talok yuk, kemarin Mbak Indri lewat buahnya merah2 banyak,”jawab saya seraya mengambil plastik untuk wadah.
Setelah itu kamipun berangkat berjalan menuju pohon talok diujung belakang perumahan. Cukup banyak buah yang berada diposisi rendah, sehingga saya tidak kesulitan memetik buahnya. Walaupun asik memetik buah talok, tapi pohon besar diujung kuburan mengganggu pikiran saya. Sesekali saya melirik kearah sana karena merasa sedang diawasi. Namun saya membuang pikiran saya jauh2 dan menganggap bahwa itu hanya ketakutan saya karena cerita Mbak Diah.
Cukup banyak buah yang terkumpul dan posisi buah lainnya berada terlalu tinggi, saya tidak mau melompat2 bila sedang hamil gini, apalagi jalannya menurun dan licin. Akhirnya kami memutuskan kembali ke kantor untuk menikmati buah talok hasil petikan kami
Malam itu saya bermimpi, keadaan sekitar seperti sore hari, saya sedang berjalan disebuah jalan kecil yang berada disebuah kampung. Saya tidak memperhatikan keadaan sekitar, saya hanya berjalan lurus dan menatap kedepan. Seorang anak laki-laki berusia 7 / 8 tahunan berdiri mematung dipinggir jalan, dia terlihat seolah-olah menunggu saya. Ketika saya berada didepannya, tiba-tiba dia menyapa saya.
“Mbak..”
“Iya dek?” jawab saya sembari tersenyum kecil.
“Mbak, saya mau minta tolong bisa?”tanyanya setengah bingung dan malu-malu.
“Minta tolong apa dek?”
“Anterin saya pulang, bisa kan mbak??”tanyanya sembari menatap saya penuh harap.
Karena tidak tega terhadap anak-anak, akhirnya sayapun menjawab, “Boleh dek… Yuk Mbak anter.. Dimana rumahnya??”
“Di kuburan depan situ mbak..”katanya sembari menunjuk ke arah depan.
Deg… Sayapun melihat sekeliling sejenak, suasananya terasa perkampungan daerah perumahan kantor saya, hanya saja sepertinya keadaan beberapa tahun sebelumnya, masih terlihat seperti perkampungan yang agak kuno. Saya lihat jauh di depan ada sebuah areal perkuburan. Lalu saya memandangi anak kecil tersebut. Dia masih menatap saya.
‘Aduh… Jangan2 ada yang ikut main sampe ikut pulang tadi sore dan kagak bisa balik sendiri lagi..’ batin saya.
Karena sudah berjanji, sayapun mengangguk dan berjalan mengantarkannya hingga kedepan area perkuburan tanpa sepatah katapun keluar dari mulut saya.
“Makasih mbak,”katanya sembari masuk ke area perkuburan yang tidak saya jawab. Sayapun langsung putar balik arah tanpa melihat ke arah anak tersebut lagi (dibaca : ngabur)
.
Halo semuanya.. Setelah lama ga update, akhirnya ada juga waktu buat ngetik2 sedikit kisah, yang mungkin agak kurang menarik, tapi cukuplah sebagai hiburan

Kisah kali ini bukan soal ‘Ibu’ ataupun ‘leluhur’ saya dari Jawa Barat, cerita kali ini mengenai ‘hal’ yang keberadaannya tidak jauh dari saya. Bukan pula soal masak2 atau cuci baju seperti saran kangpuh Fredy (hihihi.. bercanda puh, #colek)

Kantor online kecil2an saya, kebetulan berada disebuah perumahan yang bersebelahan pas dengan sebuah kuburan tua yang hanya dibatasi oleh sebuah tembok yang cukup tinggi dan memanjang. Dulu saya pikir kuburan tersebut sudah tidak aktif menguburkan orang, tapi baru 2 bulanan yang lalu ternyata masih digunakan, mungkin untuk menguburkan orang2 yang sudah memesan sebelumnya.
Selain gapura depan, terdapat pintu keluar lainnya dibelakang perumahan, yang berbentuk seperti pertigaan kecil, tepat ditengah mentoknya pertigaan terdapat sebuah pohon talok / kersen. Dibawahnya ada dipan yang biasa dipakai warga perumahan untuk duduk2 bersantai . Bila kita melihat kearah kanan, hanya akan terlihat kebun2 dan ujung dari kuburan dengan sebuah pohon yang sangat besar. Apabila kekiri, sebuah jalan keluar dari perumahan melewati jalan kecil perkampungan.
Pernah suatu ketika suami saya iseng bertanya kepada salah 1 tetangga kami yang sedang jalan sore sembari menyuapi anaknya yang masih batita, sebut saja namanya Mba Diah mengenai ‘keisengan’ dari dunia sebelah.
“Ah, saya 8 tahun disini ga pernah liat apa2 itu mas.. Gak ngeri kok,” jawabnya santai.
“Kirain karena sebelahan sama kuburan sering ada penampakan mbak.”
“Yah, ada sih. Kalau ada orang pulang kerja malam pas apes paling ngeliat kunti dibawah gapura itu mas,” katanya sembari menangguk kearah gapura.”Terus, dipohon besar belakang tuh mas, suka ada yang cekikikan kalau bapak2 lagi kongko2 malem. Kan mereka biasa duduk2 disana sampai jam 12 apa 11 gitu..”
“Oh, pohon besar ujung belakang kuburan itu mb? Pada ngacir dong bapak2nya??”tanya saya.
“Wah, bapak2 sini tuh pada cengengesan mbak.. Kalau ada yang cekikikan mereka malah bilang ‘Ngapain kamu ketawa2, sini saya cium dulu’ gitu mbak..”
Sontak saya dan suami yang awalnya pengen ngeri malah langsung tertawa geli
“Bapak2 pada njarak (nyengajain) mba.. Pernah dibawah tu pohon pada ngebakar kemenyan, eh beneran keluar mbak kuntinya, berdiri aja dibawah pohon, lumayan lama katanya.”
“Kapok mbak bapak2?”tanya suami lagi.
“Enggak itu mas, masih pada kongko2 dibelakang kok.”
“Nah kamukan pengen liat Mas, gabung sama bapak2 aja gih, ntarkan bisa liat,” goda saya ke suami. Suami saya ini lumayan penakut kalau soal hantu, entah kenapa dia ini orangnya penasaran tapi gak peka sama sekali soal dunia lain.
Waktupun berlalu dan saya sudah melupakan mengenai cerita Mbak Diah. Suatu sore, mertua saya datang mampir ke kantor bersama salah seorang ponakan suami bernama Aril yang baru berusia 5 tahunan. Mertua menunggu temannya yang mau mampir melihat salah 1 rumah dijual diperumahan tersebut. Sebenarnya janjiannya sih pukul 2 siang, tapi dengan alasan macet mereka baru tiba dilokasi pukul 4an sore.
Sekitar setengah 4 sore, Aril merasa bosan menunggu dan mengajak saya jalan2 keliling perumahan.
“Boleh dek, sambil metik buah talok yuk, kemarin Mbak Indri lewat buahnya merah2 banyak,”jawab saya seraya mengambil plastik untuk wadah.
Setelah itu kamipun berangkat berjalan menuju pohon talok diujung belakang perumahan. Cukup banyak buah yang berada diposisi rendah, sehingga saya tidak kesulitan memetik buahnya. Walaupun asik memetik buah talok, tapi pohon besar diujung kuburan mengganggu pikiran saya. Sesekali saya melirik kearah sana karena merasa sedang diawasi. Namun saya membuang pikiran saya jauh2 dan menganggap bahwa itu hanya ketakutan saya karena cerita Mbak Diah.
Cukup banyak buah yang terkumpul dan posisi buah lainnya berada terlalu tinggi, saya tidak mau melompat2 bila sedang hamil gini, apalagi jalannya menurun dan licin. Akhirnya kami memutuskan kembali ke kantor untuk menikmati buah talok hasil petikan kami

Malam itu saya bermimpi, keadaan sekitar seperti sore hari, saya sedang berjalan disebuah jalan kecil yang berada disebuah kampung. Saya tidak memperhatikan keadaan sekitar, saya hanya berjalan lurus dan menatap kedepan. Seorang anak laki-laki berusia 7 / 8 tahunan berdiri mematung dipinggir jalan, dia terlihat seolah-olah menunggu saya. Ketika saya berada didepannya, tiba-tiba dia menyapa saya.
“Mbak..”
“Iya dek?” jawab saya sembari tersenyum kecil.
“Mbak, saya mau minta tolong bisa?”tanyanya setengah bingung dan malu-malu.
“Minta tolong apa dek?”
“Anterin saya pulang, bisa kan mbak??”tanyanya sembari menatap saya penuh harap.
Karena tidak tega terhadap anak-anak, akhirnya sayapun menjawab, “Boleh dek… Yuk Mbak anter.. Dimana rumahnya??”
“Di kuburan depan situ mbak..”katanya sembari menunjuk ke arah depan.
Deg… Sayapun melihat sekeliling sejenak, suasananya terasa perkampungan daerah perumahan kantor saya, hanya saja sepertinya keadaan beberapa tahun sebelumnya, masih terlihat seperti perkampungan yang agak kuno. Saya lihat jauh di depan ada sebuah areal perkuburan. Lalu saya memandangi anak kecil tersebut. Dia masih menatap saya.
‘Aduh… Jangan2 ada yang ikut main sampe ikut pulang tadi sore dan kagak bisa balik sendiri lagi..’ batin saya.
Karena sudah berjanji, sayapun mengangguk dan berjalan mengantarkannya hingga kedepan area perkuburan tanpa sepatah katapun keluar dari mulut saya.
“Makasih mbak,”katanya sembari masuk ke area perkuburan yang tidak saya jawab. Sayapun langsung putar balik arah tanpa melihat ke arah anak tersebut lagi (dibaca : ngabur)
.
0