- Beranda
- Stories from the Heart
Cold Cold Ice Love
...
TS
rajifggwp
Cold Cold Ice Love

Intro :
Permisi Mimin, momod dan kaskuser sejagat raya, ane izin mau share cerita karena terinspirasi dari para sepuh2 sfth yang sering share ceritanya, jadi ane disini nubie yang ingin share cerita apa adanya, makasih
Spoiler for CCIL:
Spoiler for Index:
Diubah oleh rajifggwp 03-11-2016 11:53
anasabila memberi reputasi
1
60.2K
444
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rajifggwp
#151
Part 14
Quote:
Hmm, kalo gw pikir-pikir mayan juga nih kerjaannya cuma nagih-nagih utang ntar kalo gak dapat ya tinggal nagih ke pengutang lain, tapi.... kalo dalam sehari gak ada yang mau bayar, gw dapat apa
? Yang namanya utang kan itu wajib harus dilunasi kalo gak mau ngelunasi yang jangan ngutang. Akhirnya gw bersedia menerima tawaran Arif sebagai Debt Collector buat cari pengalaman sekaligus uang saku, sambil menyelam minum air.Setelah berbasa-basi kami pun sepakat menuju kantin buat sarapan, kalo gak sarapan gak bakalan konsen belajaranya ntar apalagi ditambah cewek semeja gw, makin gak konsen ntar
. Gw menikmati sepiring nasi goreng hangat ditemani teh manis bersama Arif yang juga konsen dengan lontongnya. Gw menghirup aroma parfum yang familiar, parfum khas cewek semeja gw yang terus membuat hati gw bergejolak selama berada di dekatnya. Silvi duduk di depan gw sambil meletakkan sepiring nasi goreng. Gw sudah tahu kehadirannya tanpa harus melihat maka gw terus melanjutkan aktivitas santap menyantap.Quote:
Jadilah kami hanya suara dentingan piring beradu dengan sendok dianatara kami, gw sengaja mempercepat makan gw smpai gw tersedak, Huek... huek beberapa detik gw merasa gak bisa nafas.
Quote:
Pelajaran berlangsung seperti biasa, selama pelajaran gw berusaha untuk fokus menyimak semua penjelasan guru tetapi selalu sedikit terganggu oleh wangi parfum Silvi, gw pun curi-curi pandang ke arah Silvi, dia terlihat fokus sekali hari ini, matanya yang kebiruan tak berhenti menatap papan tulis. Hati gw selalu berdesir ketika melihatnya diam-diam bukan secara terang-terangan.
Quote:
Pelajaran pun berlanjut meninggalkan konflik kecil yang cukup membuat gw bungkam begitu juga dengan Silvi. Dia tidak menyangkal atau marah atas ledekan Arif tadi, mungkin dia marah tapi malu karena dicengin anak sekelas. Gw pun merasa gak enak. Selama Istirahat pun gw selalu ke luar kelas ngumpul bersama Arif dan Mingo, males gw di kelas paling ntar dicengin lagi.
Pulang sekolah gw udah janjian sama Arif akan bertemu teman pamannya untuk membahas soal pekerjaan Debt Collector ini. Saat akan hendak berdiri gw serasa ditahan Silvi agar jangan pergi dulu.
Quote:
Gw pun langsung pergi tanpa membalas tatapannya, gw tahu apa maksudnya, tapi ya gw harus tahan dong secara gw secret admirer, masa gw ngaku, bisa hancur dunia persilatan
.Kami pun menuju markas teman pamannya Arif, tak sampai 15 menit kami sampai di sana, markasnya berupa sebuah ruko 3 lantai dan tingginya lumayan. Kami pun masuk ke dalam dan apa yang gw lihat, orang-orang di dalamnya mirip seperti Yakuza, para preman berjas parlente dengan tato-tato sangar mendominasi lengan mereka. Dalam satu sudut ruangan gw melihat lemari penuh dengan berbagai jenis senjata tajam salah satunya Karambit. Kami pun terus naik ke lantai tiga dengan diiringi tatapan sangar mereka, gw merasa bergidik.
Sampailah kami di sebuah ruangan dengan pendiding batas gypsum, kami pun mengetuk pintu lalu dari dalam terdengar suara orang mempersilahkan. Gw pun melihat orang yang dibilang Arif teman pamannya. Kepalanya botak dengan tiga tindik dihidungnya, perawakannya besar dan sangar, sama seperti bawahannya ada tato disekujur lengannya. Dia pun mempersilahkan kami duduk.
Quote:
Orang ini pun melihati gw dari atas ke bawah dengan tatapan kurang yakin melihat penampilan gw yang rada kurus dan wajah yang kurang sangar.
Quote:
Gw pun diberikan alamat beserta foto sang pengutang yang katanya sudah sukses tapi enggan buat membayar hutang beserta bunganya, gw agak dongkol dengan orang seperti ini kala susah banyak janjinya dan sudah sukses lupa semuanya.
Quote:
Gw pun berpisah dengan Arif setelah gw diantar ke depan perumahan K** G* perumahannya orang elit, gw pun berjalan memasuki perumahan tersebut, perumahan ini tampak lengang jarang ada aktivitas di luar rumah, beginilah kehidupan orkay, jenjang sosialnya tinggi. Setelah berkeliling selama 20 menit mencari nomor alamat rumah akhirnya sampailah gw di depan rumah sesuai dengan alamat yang tertulis. Gw pun memata-matai rumah ini dari pos ronda yang terletak tak jauh dari rumahnya.
Benar kata Bang Udin sekumpulan pria berjas tampak berjaga di depan rumah mewah 2 lantai tersebut, ada yang duduk santai dan ada juga berdiri sambil mengobrol dan mereka memegang golok, Gleek. Tak lama berhentilah sebuah mobil hitam berlogo kuda. Gw semakin menyipitkan mata agar semakin jelas siapa yang turun dari mobil itu.
Seorang pria paruh baya berkumis lebat dengan rambut yang panjang disisir kebelakang, gestur bibirnya melengkung ke bawah menandakan dia susah buat sekedar senyum. Sesuai dengan foto yang diberi Bang Udin.
Setelah itu dibelakangnya keluar seorang cewek berseragam SMA daaan sepertinya gw familiar dengan cewek ini, rambutnya yang dikuncir kuda, matanya yang kebiruan, bibir merah jambunya,
Quote:
0
) kulit agak putih(mungkin karena jarang maen keluar
pokoknya lumayanlah katanya kalo gw sendiri mah biasa aja. Kalian pernah denger lagu "Kece"-bong gak. Nah, seperti itulah gw kece dari lahir apa adanya tapi sayang gw gak bisa mastiin apa emang gw kece semenjak lahir taunya pas SD
. Sejak SD gw suka tuh yang namanya silat karena Kakek gw nyatanya ahli bela diri pencak silat, gw belajar dari beliau sampai sekarang.
. Gw dari kecil tinggal di rumah sederhana bersama dengan nenek dan kakek dan paman yang masih zomblo padahal udah 30-an
. Ortu gw udah pisah, bapak gak tau sosoknya entah di mana(udah jadi makhluk gaib mungkin
) dan Ibu udah nikah lagi semenjak gw SD lalu pergi ninggalin gw dan tinggal dengan nenek-kakek
(bagi yang keluarganya masih utuh bersyukurlah kalian sebanyak mungkin, ok)
mau ceweknya para bidadari pun ane sekuatnya tahan dulu demi masa depan yang lebih cerah secerah mata hari
. Gw sih kalem aja liat tuh geng-geng. Gw liat beberapa anak cowok ngerubutin cewek"bidadari" Mingo, sekedar merayu atau cari perhatian, gw liat muka si mingo udah kusut.
.