- Beranda
- Stories from the Heart
Sales, salahkah?
...
TS
cgyp
Sales, salahkah?
Quote:
The First
Seminggu lagi gw diwisuda S1, bahagia rasanya, namun satu kekhawatiran muncul : trus setelah ini apa? Kemana?
Lowongan lowongan lowongan, cuma itu yang terbersit di otak gw sewaktu gw bolak balik Koran edisi Maret 2010 ini, sampai akhirnya gw menemukan
"Dibutuhkan tenaga bla bla bla (banyak banget), tdk butuh pengalaman, min sma/d3/s1"
You know what I do next lah ya... 😃
--
"Ibu Cindi melamar untuk bagian IT admin ya?" Tanya si calon boss gw sewaktu interview
"Iya pak"
Standard interview berlanjut hingga akhirnya,
"Baiklah, tidak apa meski masih minggu depan lulus kuliahnya, besok Mb Cindi kesini lagi ya untuk menjalani test awal", mungkin karena tahu gw masih unyu-unyu, gw jadinya dipanggil mbak
"Baik pak"
--
"Nanti Mb Cindi akan dipandu oleh Mb Neri (bukan nama sebenarnya), testnya berupa kegiatan lapangan"
"Baik pak"
Gw masih gak kepikiran mau kek gimana testnya, sampai akhirnya gw dibawa sama Mb Neri ini ke sebuah perumahan di kota surab#y#
'tok 'tok 'tok
Salah satu pintu penduduk diketuk oleh Mb Neri, gw masih diem
"Hai selamat pagi bu, saya dari relawan kesehatan mau mengadakan bakti sosial kesehatan gratis, masuk dulu ya bu..", ujar Mb Neri dengan semangatnya ketika pintu dibuka oleh empunya rumah
"Jadi bu, ini alatnya untuk bakti sosial ini, namanya bantal ajaib (disamarkan lagi yee), caranya gini (sambil Mb Neri praktekin), tapi inget lho bu ini ndak dijual, cuma untuk bakti sosial hari ini saja, gimana bu? Enak mboten?", Wah keren banget ini Mb Neri bisa sksd kek gini ke orang yang baru dikenal
"Ooo ndak di jual ya mbak? Nek beli gitu piroan harganya Mb?" Tanya si Ibu
"Wahhh mahal ini bu, 1,5 juta, lagipula kan saya bilang ndak dijual bu, nanti Ibu cari ke apotik aja" ujar Mb Neri
"Oh gitu ya Mb? Mahal ya... Apotik mana mbak yg jual? Enake bantal ajaibnya" sambil merem si Ibu ngomongnya
"Baiklah bu karena saya ndak bisa lama-lama, saya mau pamit dulu, nah tapi sebelumnya saya mau tanya, Ibu sekarang umur berapa?" Tanya Mb Neri
"63 mbak" jawab si Ibu
Lali tiba-tiba Mb Neri menyalami tangan si Ibu
"Wahhh kebetulan, alhamdullilah bu, kami lagi ada program pembagian bantal ajaibnya ini untuk 2 orang warga yang berusia di atas 60 tahun, kebetulan ini tinggal satu, tadi satunya dah kami bagi untuk mbah sardi di ujung jalan sana" dengan semangat dan masih menyalami tangan si Ibu, mb Neri berujar
Stop! Pause bentar!
Pikir gw, kapan ke mbah sardinya? Oh mungkin kemarin, tapi kok Mb neri bilang 'tadi'? Atau mungkin sebelum nganter gw, dy nganter pelamar kerja lainnya? Oh iya bisa bisa, masuk masuk, oke lanjut
Lalu Mata si Ibu berbinar-binar
"Beneran mbak? Bantal ajaibnya buat saya? Wahhh makasih lho mbak" kata si Ibu
"Iya bu beneran, nah bu Isi biodata ini ya..." kata Mb Neri sambil menyerahkan selembar kertas, lalu Mb Neri kelanjutan
"Nah bu coba lihat ini tulisannya, bantalnya beneran kan harganya 1,5juta?! Karena ini hadiah, Ibu tahu hadiah kan?! Yang seperti di tivi-tivi itu lho bu, jadi Ibu cuma harus bayar pajaknya aja 10% yaitu 150rb, sedikit thooo bu?"
Widih sadis.. jadi ini maksudnya bagi-bagi subsidi gitu Kali ya ke masyarakat, tapi kok mirip jualan ya.. ah positif positif, gw pengen lulus Tes lapangan ini
"Jadi saya harus bayar Mb?" Tanya si Ibu
"Pajaknya aja bu 150rb, ayo bu saya tunggu, ini subsidi terbatas lho bu, Ibu kan sudah ngisi biodata juga"
Tuh kan bener subsidi, apa kata gw, mungkin gw diuji untuk berpikir positif Dan tahu cara berkomunikasi dengan orang lain, sip sip
Kira-kira subsidi ini harus di ambil gak yah? Trus kalau si Ibu gak mau gimana? Ini kok si Ibu diem aja? Ini subsidi apa jualan sih? Eh iya harus positif, ini subsidi!
Dan kami masih menunggu keputusan si Ibu....
Diubah oleh cgyp 18-02-2017 15:09
weihaofei dan 16 lainnya memberi reputasi
17
48.1K
315
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cgyp
#151
The 27th
Capeknya pitching hari ini, by the way gw dan Alfred masih tinggal di kantor, sedangkan Bunda Atin sudah pindah ke kosan dia sendiri, hari ini gw pulang tepat waktu jam 5, sengaja agar tidak terlalu lama menunggu jalannya aktivitas malam, lagipula gw lagi malas ngobrol sama babeh Muklas, gak ada apa-apa, Cuma lagi malas aja
Tiba-tiba disaat gw menikmati waktu kesendirian gw membaca-baca buku goal gw di rumah belakang, babeh Muklas manggil gw dari rumah depan
Babeh Muklas : oi ndok sini kau
Gw : apaan sih beh
Babeh Muklas : udah sini dululah
Gw pun menghampiri babeh yang demanding ini
Babeh Muklas : nih kenalin, Babeh Solichul
Gw : Cindy
Babeh Solichul : Solichul, panggil aja Soli
Aneh juga sih manggil Soli, tapi ya sudahlah, dia yang minta, sejenak gw memperhatikan, orangnya hitam manis, tapi gak sehitam negro sih Cuma ya untuk standar cowok, dia termasuk hitam, badan tinggi, berisi namun perut tidak buncit, punya lesung pipit ketika senyum dan bulu matanya bagus, panjang gitu
Ya bisa diibilang okelah untuk tahap awal, ini seleksi apa sih, maksudnya lumayan untuk pemandangan mata gw, tapi gw masih dalam tahap analisa, masih belum ada ketertarikan apa-apa terhadap dia, mungkin karena baru kenal, tapi dulu kenapa sama babeh Candra dan Dion meskipun baru kenal, gw udah bisa suka ya
Ok lupakan perihal itu
Babeh Muklas : krumu kapan datang?
Babeh Soli : besok beh
Babeh Muklas : total berapa orang?
Babeh Soli : kira-kira 10 orang, ada 2 asmen (asisten manager), Sugeng dan Widi
Babeh Muklas : oh ok, awet juga ya mereka berdua
Babeh Soli : iya beh, strong strong orangku beh, maksimal 2 hari zero
Babeh Muklas : weish mantappp, ada kru babeh yang rekor sampe 5 hari zero (sambil lirik gw)
Babeh Soli : hahahahaha
Gw diem aja, karena masih belum masuk pembicaraannya, gw juga gak tahu harus ngomong apa sama orang baru ini
Babeh Muklas : diem aja kau ndok, ngobrollah dulu sama Soli, babeh mau telpon mamih Linda
Gw : iyo
Babeh Soli : udah berapa lama disini cin?
Gw : berapa ya mungkin 4 atau 5 bulanan
Babeh Soli : oh baru ya, udah ada kru berapa?
Gw : belum ada, ada sih Cuma ya sering give up gitu jadi masih belum strong
Babeh Soli : ohh.. ya sabar, nanti juga ketemu
Gw : iya
Babeh Soli : katanya mamih Ike mau kesini juga ya?
Gw : iya, babeh kenal?
Babeh Soli : ya kenallah, manager fenomenal itu, pitching sampai naik pagar hahahaha
Gw : hah? Naik pagar gimana?
Babeh Soli : ya nanti kamu tahu sendiri orangnya kayak gimana
Gw : btw kelahiran taun berapa beh?
Babeh Soli : siapa? Aku?
Gw : bukan, tukang bubur yang di depan, ya iyalah babeh
Babeh Soli : hahahah tebak hayooo
Setelah sekian lama drama penebakan terjadi akhirnya gw tahu kalau dia berumur 1 tahun di bawah gw, fix, karena gw gak pernah suka sama cowok yang umurnya di bawah gw, jadi ya tahap ini gugur deh dia
Sedikit intro, Gw adalah anak pertama dari 3 bersaudara, adek gw 2 cowok semua, jadi kalau gw sampai pacaran sama orang yang umurnya di bawah gw, berasa kayak pacaran sama adek-adek gitu, masih bocah
Dengan keberadaan babeh Soli ini sepertinya gw harus segera pindah ke kosan, karena pasti dia and the kru akan tidur kantor untuk hari pertama dan entah sampai kapan, akhirnya gw putuskan dalam 2 hari ini gw akan pindahan, kebetulan gw juga sudah survey kosan yang sesuai dengan kepribadian gw dan bisa pulang malam, karena tahu sendiri kerja di sini pulangnya pasti malam-malam
Singkat cerita gw sudah pindah ke kosan baru, ibu kos gw ini sudah tua sekali, mungkin umurnya menginjak 70 tahun, namun masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik seperti memasak, mencuci, dan bersih-bersih rumah, dia tinggal sendiri, karena anaknya bekerja di luar kota
Gw tidur di kamar depan yang ada jendelanya jadi lumayan bisa merasakan angina semilir kalau sedang kepanasan, tidak jarang pula ibu kos gw ini berinisiatif masak buat gw karena mungkin dia merasa gak kesepian dengan adanya gw
Seminggu setelah kedatangan babeh Soli, datanglah mami Ike, perawakannya ya kurang lebih sama dengan gw tingginya, namun dia agak berisi alias gendut, tapi masih proposional lah, seksi mungkin kalau kata cowok
Orangnya ramah dan supel, saat itu dia yang menyapa gw duluan
Mami Ike : haii kamu cindi yaa
Gw : iya mih
Mami Ike : kru kesayangannya babeh Muklas, hahahahahah
Gw : halahhh
Mami Ike : iya loch, setiap meeting manager, kamu yang disebut-sebut
Gw : oh…
Mami Ike : nih kenalin kru mamih, ini babeh Dani asisten manager mamih, ini Fina krunya babeh Dani
Gw : hai, cindi, cindi
Babeh Dani : Dani
Fina : Fina
Dani ini ukurannya pendek untuk cowok, kulitnya sawo matang standar cowok, Soli masih lebih hitam dari Dani, senyumnya manis, tapi bukan tipe gw, sedangkan Fina anaknya tinggi, kurus, rambut pendek, ada bekas piercing di telinga dan hidungnya, yah cukup menjelaskan masa lalu dia dulunya anak seperti apa, dari segi wajah, Fina ini terlihat judes, karena jarang sekali senyum dan kalau bicara cepat sekali seperti rapper, Cuma gak ada nadanya
Ternyata mamih Ike Cuma bertiga, tapi ya lumayanlah untuk menambah keramaian kantor ini, jadi ketika aktivitas bisa lebih hidup, semenjak kedatangan mamih Ike, babeh Soli memutuskan untuk menyewa sebuah kontrakan untuk krunya, karena lumayan banyak krunya 10 orang
Tapi seiring berjalannya waktu, mami Ike and the kru pun ikut menginap di kontrakan yang di sewa babeh Soli di belakang kantor, karena memang kontrakannya luas, ada loteng di atasnya yang bisa ditiduri kurang lebih 5 orang
Pernah gw di ajak berkunjung ke sana, lumayan luas, dan ada bekas “minuman” plus rokok di sana sini, sepertinya mereka juga hobi minum ini, sama aja seperti babeh Muklas dan Alfred
Sedikit membahas kru babeh Soli, jadi babeh Soli memiliki 2 asisten manager yaitu Sugeng dan Widi dimana masing-masing asmen ini karakternya bertolak belakang, Sugeng keras dan cenderung otoriter, sedangkan Widi lembut, fleksibel, dan cenderung demokratis, masing-masing asmen ini memiliki 4 orang kru di bawahnya, sebenarnya gw hafal nama-namanya Cuma gw terlalu lelah untuk mencari nama samaran lagi, hahaha, so nanti akan dibahas seiring berjalannya cerita ini (jika memungkinkan), lagipula kan tokoh utamanya gw, kenapa jadi membahas kru babeh Soli dan Mami Ike
Ok gak apa-apa, karena mereka juga sedikit banyak menghiasi hari-hari gw disini
Dengan keberadaan temen-temen baru ini, rutinitas gw sedikit berubah, gw yang tadinya tidak pernah sarapan, jadi sarapan setiap hari, karena itu culture yang mereka bawa kemari, jadi sebelum berangkat pitching biasanya kami menghabiskan waktu bersama untuk sarapan barang 15-30 menit di warung favorit kami
Di dekat kantor gw ini ada banyak warung makanan yang murah, salah satu favorit temen-temen seperjuangan dan gw adalah sebut saja warung Pak Joko, dimana harga indomi hanya 1500 rupiah sedangkan kalau pake telor hanya 2500, itu sudah masak lho ya indomi nya, harga nasi dan lauk pauk juga seputaran itu saja harganya, paling mahal dan mewah cukup 3500 rupiah
Gw pun jadi dekat dengan mami Ike dan Fina, mereka sering main ke kos-kosan gw, dan berbincang-bincang tentang banyak hal, dari situ gw tahu bahwa babeh Dani, asmen mami Ike, adalah pacar mami Ike, ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan manager, dulunya babeh Syarief selaku direktur melarang, namun apa daya memang cinta mereka tak dapat dipisahkan
Sedangkan Fina, Fina ini adalah anak gaul tadinya di Surabaya, sudah mencicipi berbagai macam kehidupan malam, berbagai macam pergaulan, hingga terjun ke pergaulan bebas dan sempat menggugurkan kandungan demi kelangsungan masa depan
Oh iya terkait umur, Mami Ike dan Fina ini seumuran, mereka 2 tahun di bawah gw, namun tetap gw hargain mami Ike untuk tetap memanggil “Mami” karena posisi dia manager, sedangkan Fina posisinya sama dengan gw yaitu masih trainer, jadi kami masing-masing memanggil nama panggilan saja agar lebih akrab
Tak jarang kami pergi ke warnet bersama untuk menghabiskan waktu selepas aktivitas malam, dan babeh Muklas pun percaya jika gw pergi bersama Mami Ike dan Fina, semenjak gw kos, babeh Muklas mulai jarang mengecek gw lagi dimana dan sedang apa, karena mungkin focus dia banyak sekarang selain kru inti, ada babeh Soli dan Mami Ike
Terkait percintaan, Mami Ike dan Fina ini lebih expert dari gw, yah you know what I mean lah, mereka sudah banyak merasakan asam garam lelaki, apalagi Fina dengan masa lalu yang seperti itu, gw banyak belajar dari mereka meskipun mereka lebih muda dari gw
Terkait perpitchingan, gw belum pernah pitching bareng mereka, penasaran rasanya ingin pitching bareng mereka untuk mengambil ilmunya, mungkin someday gw akan dikasih kesempatan untuk kolpitch (Kolaborasi Pitching)
Gw jadi inget cerita babeh Soli tentang Mami Ike yang pitchingnya naik pagar, gimana bisa yah, pernah suatu waktu gw bahas ini dengan mami Ike
Gw : mih, katanya dulu pernah pitching naik pagar segala?
Mami Ike : hahahaha iya ndok, kenapa?
Gw : maksudnya naik pagar gimana mih?
Mami Ike : hehehehe… ya aku itu kalau pitching gak kayak pitching, kayak ngobrol aja, harus berani
Gw : jadi gimana ceritanya itu pitching sampe naik pagar?
Capeknya pitching hari ini, by the way gw dan Alfred masih tinggal di kantor, sedangkan Bunda Atin sudah pindah ke kosan dia sendiri, hari ini gw pulang tepat waktu jam 5, sengaja agar tidak terlalu lama menunggu jalannya aktivitas malam, lagipula gw lagi malas ngobrol sama babeh Muklas, gak ada apa-apa, Cuma lagi malas aja
Tiba-tiba disaat gw menikmati waktu kesendirian gw membaca-baca buku goal gw di rumah belakang, babeh Muklas manggil gw dari rumah depan
Babeh Muklas : oi ndok sini kau
Gw : apaan sih beh
Babeh Muklas : udah sini dululah
Gw pun menghampiri babeh yang demanding ini
Babeh Muklas : nih kenalin, Babeh Solichul
Gw : Cindy
Babeh Solichul : Solichul, panggil aja Soli
Aneh juga sih manggil Soli, tapi ya sudahlah, dia yang minta, sejenak gw memperhatikan, orangnya hitam manis, tapi gak sehitam negro sih Cuma ya untuk standar cowok, dia termasuk hitam, badan tinggi, berisi namun perut tidak buncit, punya lesung pipit ketika senyum dan bulu matanya bagus, panjang gitu
Ya bisa diibilang okelah untuk tahap awal, ini seleksi apa sih, maksudnya lumayan untuk pemandangan mata gw, tapi gw masih dalam tahap analisa, masih belum ada ketertarikan apa-apa terhadap dia, mungkin karena baru kenal, tapi dulu kenapa sama babeh Candra dan Dion meskipun baru kenal, gw udah bisa suka ya
Ok lupakan perihal itu
Babeh Muklas : krumu kapan datang?
Babeh Soli : besok beh
Babeh Muklas : total berapa orang?
Babeh Soli : kira-kira 10 orang, ada 2 asmen (asisten manager), Sugeng dan Widi
Babeh Muklas : oh ok, awet juga ya mereka berdua
Babeh Soli : iya beh, strong strong orangku beh, maksimal 2 hari zero
Babeh Muklas : weish mantappp, ada kru babeh yang rekor sampe 5 hari zero (sambil lirik gw)
Babeh Soli : hahahahaha
Gw diem aja, karena masih belum masuk pembicaraannya, gw juga gak tahu harus ngomong apa sama orang baru ini
Babeh Muklas : diem aja kau ndok, ngobrollah dulu sama Soli, babeh mau telpon mamih Linda
Gw : iyo
Babeh Soli : udah berapa lama disini cin?
Gw : berapa ya mungkin 4 atau 5 bulanan
Babeh Soli : oh baru ya, udah ada kru berapa?
Gw : belum ada, ada sih Cuma ya sering give up gitu jadi masih belum strong
Babeh Soli : ohh.. ya sabar, nanti juga ketemu
Gw : iya
Babeh Soli : katanya mamih Ike mau kesini juga ya?
Gw : iya, babeh kenal?
Babeh Soli : ya kenallah, manager fenomenal itu, pitching sampai naik pagar hahahaha
Gw : hah? Naik pagar gimana?
Babeh Soli : ya nanti kamu tahu sendiri orangnya kayak gimana
Gw : btw kelahiran taun berapa beh?
Babeh Soli : siapa? Aku?
Gw : bukan, tukang bubur yang di depan, ya iyalah babeh
Babeh Soli : hahahah tebak hayooo
Setelah sekian lama drama penebakan terjadi akhirnya gw tahu kalau dia berumur 1 tahun di bawah gw, fix, karena gw gak pernah suka sama cowok yang umurnya di bawah gw, jadi ya tahap ini gugur deh dia
Sedikit intro, Gw adalah anak pertama dari 3 bersaudara, adek gw 2 cowok semua, jadi kalau gw sampai pacaran sama orang yang umurnya di bawah gw, berasa kayak pacaran sama adek-adek gitu, masih bocah
Dengan keberadaan babeh Soli ini sepertinya gw harus segera pindah ke kosan, karena pasti dia and the kru akan tidur kantor untuk hari pertama dan entah sampai kapan, akhirnya gw putuskan dalam 2 hari ini gw akan pindahan, kebetulan gw juga sudah survey kosan yang sesuai dengan kepribadian gw dan bisa pulang malam, karena tahu sendiri kerja di sini pulangnya pasti malam-malam
Singkat cerita gw sudah pindah ke kosan baru, ibu kos gw ini sudah tua sekali, mungkin umurnya menginjak 70 tahun, namun masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik seperti memasak, mencuci, dan bersih-bersih rumah, dia tinggal sendiri, karena anaknya bekerja di luar kota
Gw tidur di kamar depan yang ada jendelanya jadi lumayan bisa merasakan angina semilir kalau sedang kepanasan, tidak jarang pula ibu kos gw ini berinisiatif masak buat gw karena mungkin dia merasa gak kesepian dengan adanya gw
Seminggu setelah kedatangan babeh Soli, datanglah mami Ike, perawakannya ya kurang lebih sama dengan gw tingginya, namun dia agak berisi alias gendut, tapi masih proposional lah, seksi mungkin kalau kata cowok
Orangnya ramah dan supel, saat itu dia yang menyapa gw duluan
Mami Ike : haii kamu cindi yaa
Gw : iya mih
Mami Ike : kru kesayangannya babeh Muklas, hahahahahah
Gw : halahhh
Mami Ike : iya loch, setiap meeting manager, kamu yang disebut-sebut
Gw : oh…
Mami Ike : nih kenalin kru mamih, ini babeh Dani asisten manager mamih, ini Fina krunya babeh Dani
Gw : hai, cindi, cindi
Babeh Dani : Dani
Fina : Fina
Dani ini ukurannya pendek untuk cowok, kulitnya sawo matang standar cowok, Soli masih lebih hitam dari Dani, senyumnya manis, tapi bukan tipe gw, sedangkan Fina anaknya tinggi, kurus, rambut pendek, ada bekas piercing di telinga dan hidungnya, yah cukup menjelaskan masa lalu dia dulunya anak seperti apa, dari segi wajah, Fina ini terlihat judes, karena jarang sekali senyum dan kalau bicara cepat sekali seperti rapper, Cuma gak ada nadanya
Ternyata mamih Ike Cuma bertiga, tapi ya lumayanlah untuk menambah keramaian kantor ini, jadi ketika aktivitas bisa lebih hidup, semenjak kedatangan mamih Ike, babeh Soli memutuskan untuk menyewa sebuah kontrakan untuk krunya, karena lumayan banyak krunya 10 orang
Tapi seiring berjalannya waktu, mami Ike and the kru pun ikut menginap di kontrakan yang di sewa babeh Soli di belakang kantor, karena memang kontrakannya luas, ada loteng di atasnya yang bisa ditiduri kurang lebih 5 orang
Pernah gw di ajak berkunjung ke sana, lumayan luas, dan ada bekas “minuman” plus rokok di sana sini, sepertinya mereka juga hobi minum ini, sama aja seperti babeh Muklas dan Alfred
Sedikit membahas kru babeh Soli, jadi babeh Soli memiliki 2 asisten manager yaitu Sugeng dan Widi dimana masing-masing asmen ini karakternya bertolak belakang, Sugeng keras dan cenderung otoriter, sedangkan Widi lembut, fleksibel, dan cenderung demokratis, masing-masing asmen ini memiliki 4 orang kru di bawahnya, sebenarnya gw hafal nama-namanya Cuma gw terlalu lelah untuk mencari nama samaran lagi, hahaha, so nanti akan dibahas seiring berjalannya cerita ini (jika memungkinkan), lagipula kan tokoh utamanya gw, kenapa jadi membahas kru babeh Soli dan Mami Ike
Ok gak apa-apa, karena mereka juga sedikit banyak menghiasi hari-hari gw disini
Dengan keberadaan temen-temen baru ini, rutinitas gw sedikit berubah, gw yang tadinya tidak pernah sarapan, jadi sarapan setiap hari, karena itu culture yang mereka bawa kemari, jadi sebelum berangkat pitching biasanya kami menghabiskan waktu bersama untuk sarapan barang 15-30 menit di warung favorit kami
Di dekat kantor gw ini ada banyak warung makanan yang murah, salah satu favorit temen-temen seperjuangan dan gw adalah sebut saja warung Pak Joko, dimana harga indomi hanya 1500 rupiah sedangkan kalau pake telor hanya 2500, itu sudah masak lho ya indomi nya, harga nasi dan lauk pauk juga seputaran itu saja harganya, paling mahal dan mewah cukup 3500 rupiah
Gw pun jadi dekat dengan mami Ike dan Fina, mereka sering main ke kos-kosan gw, dan berbincang-bincang tentang banyak hal, dari situ gw tahu bahwa babeh Dani, asmen mami Ike, adalah pacar mami Ike, ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan manager, dulunya babeh Syarief selaku direktur melarang, namun apa daya memang cinta mereka tak dapat dipisahkan
Sedangkan Fina, Fina ini adalah anak gaul tadinya di Surabaya, sudah mencicipi berbagai macam kehidupan malam, berbagai macam pergaulan, hingga terjun ke pergaulan bebas dan sempat menggugurkan kandungan demi kelangsungan masa depan
Oh iya terkait umur, Mami Ike dan Fina ini seumuran, mereka 2 tahun di bawah gw, namun tetap gw hargain mami Ike untuk tetap memanggil “Mami” karena posisi dia manager, sedangkan Fina posisinya sama dengan gw yaitu masih trainer, jadi kami masing-masing memanggil nama panggilan saja agar lebih akrab
Tak jarang kami pergi ke warnet bersama untuk menghabiskan waktu selepas aktivitas malam, dan babeh Muklas pun percaya jika gw pergi bersama Mami Ike dan Fina, semenjak gw kos, babeh Muklas mulai jarang mengecek gw lagi dimana dan sedang apa, karena mungkin focus dia banyak sekarang selain kru inti, ada babeh Soli dan Mami Ike
Terkait percintaan, Mami Ike dan Fina ini lebih expert dari gw, yah you know what I mean lah, mereka sudah banyak merasakan asam garam lelaki, apalagi Fina dengan masa lalu yang seperti itu, gw banyak belajar dari mereka meskipun mereka lebih muda dari gw
Terkait perpitchingan, gw belum pernah pitching bareng mereka, penasaran rasanya ingin pitching bareng mereka untuk mengambil ilmunya, mungkin someday gw akan dikasih kesempatan untuk kolpitch (Kolaborasi Pitching)
Gw jadi inget cerita babeh Soli tentang Mami Ike yang pitchingnya naik pagar, gimana bisa yah, pernah suatu waktu gw bahas ini dengan mami Ike
Gw : mih, katanya dulu pernah pitching naik pagar segala?
Mami Ike : hahahaha iya ndok, kenapa?
Gw : maksudnya naik pagar gimana mih?
Mami Ike : hehehehe… ya aku itu kalau pitching gak kayak pitching, kayak ngobrol aja, harus berani
Gw : jadi gimana ceritanya itu pitching sampe naik pagar?
0
