- Beranda
- Stories from the Heart
Cold Cold Ice Love
...
TS
rajifggwp
Cold Cold Ice Love

Intro :
Permisi Mimin, momod dan kaskuser sejagat raya, ane izin mau share cerita karena terinspirasi dari para sepuh2 sfth yang sering share ceritanya, jadi ane disini nubie yang ingin share cerita apa adanya, makasih
Spoiler for CCIL:
Spoiler for Index:
Diubah oleh rajifggwp 03-11-2016 11:53
anasabila memberi reputasi
1
60.2K
444
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rajifggwp
#124
Part 11: In The End Of The Dead
Di tengah lapangan luas dihiasi semak belukar yang tingginya sedada orang dewasa, membuat lapangan belakang sekolah ini cukup tersamarkan dari dunia luar, tempat ini sering dipakai buat party para centeng sekolah gw juga tempat penghakiman bagi murid-murid yang berani melawan mereka salah satunya "gw". Yap, hari ini sepulang sekolah gw gak diberi kesempatan untuk kabur dari incaran geng Ian yang sangat murka akan perilaku gw yang telah memporak-porandakan markas dan juga "muka"nya yang memang udah hancur dari awal,
Gw gak diberi peluang untuk meloloskan diri, tangan gw benar-benar dikunci sesekali bogem mendarat di kepala gw. "Ah ini para banci beraninya main kepungan, sampe aja gw lolos, abis kalian". Ucap gw dalam hati menahan amarah.Gw benar-benar gak diberi kesempatan buat ngelawan, tangan kaki gw diiket mati padahal idung gw lagi gatel banget waktu itu
.
Di tengah lapangan yang terik siang hari itu gw dihadapkan dengan hari penghakimannya centeng sekolah, "Apa ini akhir hidup gw? Apa gw akan mati seperti ini? Apa gw layak mati seperti ini?". Arggh masih banyak pertanyaan-pertanyaan kerisauan yang tiba-tiba membuncah di kepala ini. Gw belum siap mati, gw belum ngerasain gimana rasa "Malam Pertama"
, gw ingin ngerasain yang namanya ajtuh cinta, gw ingin kaya dulu dan masih banyak keinginan yang belum gw realisasikan.
"Nah, ini dia si keparat sok kuat yang seenaknya masuk ke sarang kita, hari ini lo bakalan mampus"
"Tenang, kami akan melakukannya dengan lembut sehingga lo akan menikmati setiap "belaian" dari kita"
"Udah, nunggu apalagi abisin sekarang"
Serangan pertama sebuah tapak sepatu mendarat telak di wajah gw rasanya panas sekali, selanjutnya ujung sepatu menghantam perut gw, serangan ketiga mendarat di kepala belakang gw. Tiba-tiba ....
"Hei, kalian hentikan semuanya!!!" teriak seorang guru
"Bro.. bro ada guru, kabur"
"Anj*, lo beruntung hari ini, dan lo gak akan selamat" ucap Ian, dan mereka pun ngacir entah kemana
Terlihat 3 orang guru mendekat gw yang terkulai tak berdaya karena pukulan dan ikatan di tangan dan kaki gw. Untunglah ada yang nyelamatin gw, untunglah gw masih diberi kesempatan buat doa-doa gw. Setelah berhasil dilepaskan gw pun langsung berdiri, sakit yang gw terima barusan gw abaikan terutama di muka gw masih terasa panasnya.
"Aduh Nak, nak, kamu ini nekat sekali, cari gara-gara sama mereka" ucap seorang guru
"Saya juga gak tau pak saya salah apa, tau-taunya mereka bawa saya kesini" ucapku mengeles
"Sudah-sudah kamu gak apa-apa, 'kan?"
"Iya gak apa-apa, Pak, makasih ya Pak, saya pulang dulu" ucapku langsung ngacir
Selama perjalanan pulang ke kos tidak ada gangguan, ternyata benar si Ian itu beraninya cuma numpang nama bosnya coba suruh party, tuh bocah kayaknya udah sujud-sujud di depan lawannya. Gw kembali ke kosan gw yang ada di lantai dua gw buka pintu kamar dan gw langsung merebahkan badan yang sudah sakit disekujur tubuh. Kreek, terdengar pintu sebelah terbuka lalu muncul sesosok kepala menyembul dibalik pintu.
"Wih, kenapa muka lo merah gitu?" tanyanya
"Bukan urusan lo" ucap gw malas
"Emang bukan urusan gw, tapi kan gw nanya ya dijawab dong"
"Udah gw jawab, 'kan? Dah sana ganggu aja lo mak lampir" ucap gw kesal
"Ishhh, ngebetein banget sih, Do laper nih , makan yuk, gw gak ada temen nih"
"Makan sendiri aja napa gw gak laper, makan kok pake ditemenin"
"Iihhh, gitu amat sih lo, ayo dong gw traktir ya... ya.. ya"
Gw berdiri mengangkat kedua bahunya yang putih lalu mendorongnya keluar dan menutup pintu serta menguncinya. Gw pun kembali berbaring dengan tenang.
"Ridoooo, awas aja lu ya, minta makanan gw nanti, gak bakalan gw kasih" ucapnya sambil memukul-mukul pintu
Neli namanya, makhluk wanita penghuni kamar kos disebelah gw, tingginya lumayan sekitar 169 sekitar sehidung gw, mahasiswi semester 1, kulitnya putih mirip putri solo entah diapain sama tuh wewe, rambutnya panjang sedada sering diiket rambutnya disimpan ke depan. Kalo overall sih menurut gw dapat nilai 8.0 kurangnya di mulutnya yang asal nyeplas-nyeplos dan membuat hidup gw gak tenang di kos ini. Awalnya pas baru ketemu sama dia, anaknya kalem, pendiam dan cuek. Karena doi tetangga kosan gw seenggaknya gw harus sekedar menyapa atau mengakrabkan diri. Tapi terlalu lama mengakrabkan diri jadi ginilah akhirnya, dunia gw malah gak ada tenangnya.
Baru sepuluh menit gw terlelap , tiba-tiba pintu gw kembali digedor. Duar...Duar....
"Ridoo, buka pintunya, temenin gw makan sekaraaaaaaaang" ucapnya Cumiikkan telinga
Berkali-kali dia gedor pintu, sampai gw enggak sanggup lagi lalu gw berdiri membuka pintu.
"Nel, lo bisa gak sekaliiiii aja gak ganggu hidup gw, plis" ucap gw memelas
"Hah, gw gak ganggu ya, gw cuma ngajak makan kok"
"Ok, ok, gw temenin, tapi abis ini lo jangan ganggu idup gw lagi ya"
"Nah gitu dong, tapi gak janji weeek" ucapnya memeletkan lidah
"Oh yaudah, mendingan gw puas-puasin tidur aja, bye" ucap gw sambil berbalik
"Iiiiih, iya, iya, gw janji gak ganggu lo lagi, puas?!" ucapnya sambil menarik tangan gw
Kami pun berjalan beriringan menuju tempat makan di ujung gang jalan menghadap jalan besar. Baru beberapa rumah kami lewati tiba-tiba sebuah motor ninja berhenti di depan kami terlihat dua orang memakai helm full face diatas motor tersebut. Lalu mereka membuka helm, terlihatlah muka-muka orang kaya dengan gaya songongnya turun dari motor.
"Oh, gini ya, lo Nel gak balas telpon, sms gw rupanya lo enak pacaran disini" ucapnya pria di depan
"Oh ya, trus? Emang urusan lo?"
"Ya bukan gitu sih, plis Nel beri gw satu kesempatan lagi"
"Ya suka-suka gue lah, lo bukan siapa-siapa gw sekarang jadi lo gak berhak ngatur-ngatur gw, yuk do" ucap Neli seraya menarik tangan gw tapi seketika pria itu juga menarik tangan gw
"Eh, lo jangan kurang ajar ya deketin cewek orang"
"Oke-oke, gw gak mau ikut campur urusan orang lain, dan gw gak ada hubungan apa-apa sama dia, gw permisi dulu" ucap gw sambil berbalik menuju kos
Gw pun berjalan semakin menjauh meninggalkan Neli bersama kedua pria itu yang mungkin mantannya. Saat hendak berbelok di ujung gang gw mendengar teriakan Neli. Dri jauh gw ngelihat tangannya ditarik-tarik pria tersebut supaya duduk di motornya dibantu temannya. Neli memberontak sekuat tenaga sembari berteriak ke gw.
"Do, tolongin gw" ucapnya dengan keras
Gw gamang, kemungkinan Neli mau diapa-apain nih secara doi dibawa dengan paksa begitu. Gw bantuin gak ya, bantuin gak ya...
BRUUAK
Gw gak diberi peluang untuk meloloskan diri, tangan gw benar-benar dikunci sesekali bogem mendarat di kepala gw. "Ah ini para banci beraninya main kepungan, sampe aja gw lolos, abis kalian". Ucap gw dalam hati menahan amarah.Gw benar-benar gak diberi kesempatan buat ngelawan, tangan kaki gw diiket mati padahal idung gw lagi gatel banget waktu itu
. Di tengah lapangan yang terik siang hari itu gw dihadapkan dengan hari penghakimannya centeng sekolah, "Apa ini akhir hidup gw? Apa gw akan mati seperti ini? Apa gw layak mati seperti ini?". Arggh masih banyak pertanyaan-pertanyaan kerisauan yang tiba-tiba membuncah di kepala ini. Gw belum siap mati, gw belum ngerasain gimana rasa "Malam Pertama"
, gw ingin ngerasain yang namanya ajtuh cinta, gw ingin kaya dulu dan masih banyak keinginan yang belum gw realisasikan."Nah, ini dia si keparat sok kuat yang seenaknya masuk ke sarang kita, hari ini lo bakalan mampus"
"Tenang, kami akan melakukannya dengan lembut sehingga lo akan menikmati setiap "belaian" dari kita"
"Udah, nunggu apalagi abisin sekarang"
Serangan pertama sebuah tapak sepatu mendarat telak di wajah gw rasanya panas sekali, selanjutnya ujung sepatu menghantam perut gw, serangan ketiga mendarat di kepala belakang gw. Tiba-tiba ....
"Hei, kalian hentikan semuanya!!!" teriak seorang guru
"Bro.. bro ada guru, kabur"
"Anj*, lo beruntung hari ini, dan lo gak akan selamat" ucap Ian, dan mereka pun ngacir entah kemana
Terlihat 3 orang guru mendekat gw yang terkulai tak berdaya karena pukulan dan ikatan di tangan dan kaki gw. Untunglah ada yang nyelamatin gw, untunglah gw masih diberi kesempatan buat doa-doa gw. Setelah berhasil dilepaskan gw pun langsung berdiri, sakit yang gw terima barusan gw abaikan terutama di muka gw masih terasa panasnya.
"Aduh Nak, nak, kamu ini nekat sekali, cari gara-gara sama mereka" ucap seorang guru
"Saya juga gak tau pak saya salah apa, tau-taunya mereka bawa saya kesini" ucapku mengeles
"Sudah-sudah kamu gak apa-apa, 'kan?"
"Iya gak apa-apa, Pak, makasih ya Pak, saya pulang dulu" ucapku langsung ngacir
Selama perjalanan pulang ke kos tidak ada gangguan, ternyata benar si Ian itu beraninya cuma numpang nama bosnya coba suruh party, tuh bocah kayaknya udah sujud-sujud di depan lawannya. Gw kembali ke kosan gw yang ada di lantai dua gw buka pintu kamar dan gw langsung merebahkan badan yang sudah sakit disekujur tubuh. Kreek, terdengar pintu sebelah terbuka lalu muncul sesosok kepala menyembul dibalik pintu.
"Wih, kenapa muka lo merah gitu?" tanyanya
"Bukan urusan lo" ucap gw malas
"Emang bukan urusan gw, tapi kan gw nanya ya dijawab dong"
"Udah gw jawab, 'kan? Dah sana ganggu aja lo mak lampir" ucap gw kesal
"Ishhh, ngebetein banget sih, Do laper nih , makan yuk, gw gak ada temen nih"
"Makan sendiri aja napa gw gak laper, makan kok pake ditemenin"
"Iihhh, gitu amat sih lo, ayo dong gw traktir ya... ya.. ya"
Gw berdiri mengangkat kedua bahunya yang putih lalu mendorongnya keluar dan menutup pintu serta menguncinya. Gw pun kembali berbaring dengan tenang.
"Ridoooo, awas aja lu ya, minta makanan gw nanti, gak bakalan gw kasih" ucapnya sambil memukul-mukul pintu
Neli namanya, makhluk wanita penghuni kamar kos disebelah gw, tingginya lumayan sekitar 169 sekitar sehidung gw, mahasiswi semester 1, kulitnya putih mirip putri solo entah diapain sama tuh wewe, rambutnya panjang sedada sering diiket rambutnya disimpan ke depan. Kalo overall sih menurut gw dapat nilai 8.0 kurangnya di mulutnya yang asal nyeplas-nyeplos dan membuat hidup gw gak tenang di kos ini. Awalnya pas baru ketemu sama dia, anaknya kalem, pendiam dan cuek. Karena doi tetangga kosan gw seenggaknya gw harus sekedar menyapa atau mengakrabkan diri. Tapi terlalu lama mengakrabkan diri jadi ginilah akhirnya, dunia gw malah gak ada tenangnya.
Baru sepuluh menit gw terlelap , tiba-tiba pintu gw kembali digedor. Duar...Duar....
"Ridoo, buka pintunya, temenin gw makan sekaraaaaaaaang" ucapnya Cumiikkan telinga
Berkali-kali dia gedor pintu, sampai gw enggak sanggup lagi lalu gw berdiri membuka pintu.
"Nel, lo bisa gak sekaliiiii aja gak ganggu hidup gw, plis" ucap gw memelas
"Hah, gw gak ganggu ya, gw cuma ngajak makan kok"
"Ok, ok, gw temenin, tapi abis ini lo jangan ganggu idup gw lagi ya"
"Nah gitu dong, tapi gak janji weeek" ucapnya memeletkan lidah
"Oh yaudah, mendingan gw puas-puasin tidur aja, bye" ucap gw sambil berbalik
"Iiiiih, iya, iya, gw janji gak ganggu lo lagi, puas?!" ucapnya sambil menarik tangan gw
Kami pun berjalan beriringan menuju tempat makan di ujung gang jalan menghadap jalan besar. Baru beberapa rumah kami lewati tiba-tiba sebuah motor ninja berhenti di depan kami terlihat dua orang memakai helm full face diatas motor tersebut. Lalu mereka membuka helm, terlihatlah muka-muka orang kaya dengan gaya songongnya turun dari motor.
"Oh, gini ya, lo Nel gak balas telpon, sms gw rupanya lo enak pacaran disini" ucapnya pria di depan
"Oh ya, trus? Emang urusan lo?"
"Ya bukan gitu sih, plis Nel beri gw satu kesempatan lagi"
"Ya suka-suka gue lah, lo bukan siapa-siapa gw sekarang jadi lo gak berhak ngatur-ngatur gw, yuk do" ucap Neli seraya menarik tangan gw tapi seketika pria itu juga menarik tangan gw
"Eh, lo jangan kurang ajar ya deketin cewek orang"
"Oke-oke, gw gak mau ikut campur urusan orang lain, dan gw gak ada hubungan apa-apa sama dia, gw permisi dulu" ucap gw sambil berbalik menuju kos
Gw pun berjalan semakin menjauh meninggalkan Neli bersama kedua pria itu yang mungkin mantannya. Saat hendak berbelok di ujung gang gw mendengar teriakan Neli. Dri jauh gw ngelihat tangannya ditarik-tarik pria tersebut supaya duduk di motornya dibantu temannya. Neli memberontak sekuat tenaga sembari berteriak ke gw.
"Do, tolongin gw" ucapnya dengan keras
Gw gamang, kemungkinan Neli mau diapa-apain nih secara doi dibawa dengan paksa begitu. Gw bantuin gak ya, bantuin gak ya...
BRUUAK
Diubah oleh rajifggwp 13-10-2016 19:25
0
) kulit agak putih(mungkin karena jarang maen keluar
), hidung mancung ala om khan
. Sejak SD gw suka tuh yang namanya silat karena Kakek gw nyatanya ahli bela diri pencak silat, gw belajar dari beliau sampai sekarang.
. Gw dari kecil tinggal di rumah sederhana bersama dengan nenek dan kakek dan paman yang masih zomblo padahal udah 30-an
) dan Ibu udah nikah lagi semenjak gw SD lalu pergi ninggalin gw dan tinggal dengan nenek-kakek
(bagi yang keluarganya masih utuh bersyukurlah kalian sebanyak mungkin, ok)
mau ceweknya para bidadari pun ane sekuatnya tahan dulu demi masa depan yang lebih cerah secerah mata hari
. Gw sih kalem aja liat tuh geng-geng. Gw liat beberapa anak cowok ngerubutin cewek"bidadari" Mingo, sekedar merayu atau cari perhatian, gw liat muka si mingo udah kusut.