PART 9

Kamar Bayu masih gelap dan ia merasa kedinginan. Mau ke kamar mandi pun rasanya sulit, Hilka merasa tubuhnya lengket di atas kasur dan ia masih gemetaran. Sejak tadi pun ia belum bisa tidur, mau membalikan tubuhnya pun Hilka kesulitan karena ia masih merasakan sakit.

"Bay.....lu udah tidur?"

Tidak ada jawaban, ternyata benar Bayu sudah tertidur pulas.

"Bay....."

"Iya, Ka...."

"Enggak. Enggak apa-apa. Sorry Bay, ganggu tidur lu. Tidur lagi aja."

Kalau tidak ingat kondisi Hilka yang masih seperti orang bingung, Bayu pasti sudah marah-marah. Diganggu seperti apa juga Bayu bisa menanggapi dengan santai kecuali saat satu, ketika dia lagi tidur. Celaka sudah kalau ada orang yang ganggu Bayu kalau dia sedang tidur.

"Lu enggak tidur, Ka?"

"Enggak bisa. Badan gue masih gemetaran kayaknya."

"Oh....enggak apa-apa. Itu biasa, kok. Lu jangan pikirin aja. Masih sakit?" Hilka mengangguk, kakinya sakit hingga sulit digerakkan. "Sini. Tidur, yah....." Bayu memeluk Hilka dan mencium bibir serta dahinya. Jari-jarinya bermain di rambut Hilka sambil membelai rambutnya sesekali.

Akhirnya Hilka memang bisa menutup matanya, rasanya nyaman mengetahui ada orang yang melindunginya ketika ia tertidur.