- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#92
Side A and Side B
Dengan Setelan Blazer dan kemeja menikmati suara klakson yang saling bersahutan, ku putar lagu – lagu karya dari Mardial, terkadang semangat memang perlu di pump dengan lagu dentuman keras
Saat asik menikmati sambil menggeleng – gelengkan kepala, lagu terhenti dengan Ringtone panggilan dari Whatsapp, Guess who? Laras
“Hello Graham Speaking”
“Hei Babe? So long we didn’t have a intimate time”
“Sorry Im driving, call me later”
Malas sebetulnya terima telephone dari Laras, Rindu? YA memang rindu, tapi dia belum menceritakan siapa laki – laki yang waktu itu mengangkat telephoneku, supaya terkesan tidak sombong dan tidak berbohong ku angkat lalu ku matikan, ez life, feel like a sir
Sesampainya di kantor, ku masuki ruangan Papa, dan disambut hangat dengan Mbak Santi, dia nampak cantik meskipun sudah memasuki usia kepala 3
“Pagi Mas, kemarin Bapak pesan katanya mas hari ini suruh ambil kontrak, dan kontraknya sudah sama saya, mas tinggal pelajari dan nanti di Acc sama Mas”
“Oh makasih mbak, oh ya Mbak, ini donatnya baru ya, sepertinya saya butuh satu lagi, dan beberapa camilan? Mbak saya boleh minta rekap kontrak yang lalu?”
“Oh iya mas, nanti saya antar, saya permisi mas”
“Silahkan mbak”
Kupelajari satu – persatu, kontraknya bagus, jadi tinggal acc saja, hanya dalam waktu sejam sudah selesai mempelajari kontraknya.
“Cas, udah berangkat kan ke kantor bokap gua?”
“Bentar bro, lagi bantu Mama”
“Oh, ya udah ga papa”
“Tunggu deh bro 30 menit sampe sana gua”
“Nggak usah bro, lu bantu nyokap dulu aja, sama gua mah santai”
“Emang lu mau ngomong apa sih sama gua?”
“Gua mau denger dari lu langsung, lu ada hubungan apa sama Theo?”
Lama sekitar 10 menit tanpa jawaban, padahal sudah double ceklis tanda sudah read, namun belum dibalas
“Kalau emang sibuk, nggak usah di jawab dulu bro, kelarin dulu urusan lu, baru deh nanti lanjut”
Sejam berlalu masih kosong, yang tidak diharapkan justru menelponku “Laras”
“Hello Graham Speaking, whats goin on?”
“Ham? VC ya, aku kangen sama kamu”
“Lagi sibuk aku, next time aja ya”
“Tadi pagi bilangnya nyupir, sekarang sibuk, kamu kenapa sih? Whats wrong my boy? Kesannya kaya kamu ngehindarin aku gitu”
“Im fine”
“Terima Skypenya!!!!” ucapnya yang kemudian menghubungi ku via skype
“Ya? Hmm?”
“Kamu dimana? Kok bukan kaya rumah”
“Kantor”
“Kamu kerja?”
“Kamu kan pacar aku, masa nggak tau aku ngapain aja?”
“Apasih? Kamu kenapa? Kenapa kaya gini? Nggak biasanya!”
“Dah ah, aku sibuk”
Game – game yang ada di komputer ini rasanya mengantukan, mungkin papa besok – besok harus tau game bernama counter Strike, Point Blank, Dota, LOL mungkin, game zuma ini benar – benar memuakan, berapa kali aku sudah memenangkan game ini, untuk mengusir kebosanan aku keluar ruangan sambil menikmati karyawan – karyawan cantik papa, Papa biasanya merekrut karyawan yang cantik – cantik, biar betah katanya
Saat sedang berkeliling, kudapati sebuah mobil tengah mengambil parkir di halaman kantor, ku yakin itu mobil Lucas
“Udah kaya bokap – bokap lu bro pake Jas sama Kemeja gitu” Ucapnya
“Ya namanya juga kantor, dah yuk masuk ke ruangan gua”
Kemudian ku ajak dia dan kusuguhkan apa yang telah ku pesan sebelumnya pada mbak Santi
“Lu udah baca chat gua kan? Gua pengen denger aja dari lu, kita udah sering kumpul bareng, tidur bareng, bahkan kita satu atap di apartment lu, barangkali lu bisa lebih terbuka sama gua”
“Gini sob, gua nggak enak sebenarnya mau ngomong ama lu, tapi…”
“Tapi apa? Gua coba ngerti kok, santai aja”
“Gua obses sama badannya Theo, gua suka, mungkin gua jatuh cinta, tapi yang jelas gua nafsu”
“Oh, terus? Lu ada penjelasan kenapa Theo bilang sama Thia kalo kita suka GB?”
“ngg….”
“Lu haus? Tuh ada minum, lu lapar? Tuh ada donat”
“Sebenarnya sih itu supaya Nathan taunya gua di ajak sama lu sih sob, tapi sorry banget sob, gua ga maksud jelekin lu kok”
“Bro, gua tau kalau kita butuh pelampiasan nafsu, tapi nggak gini juga bro, kalau begini kan? Susah di gua juga bro!”
Saat asik menikmati sambil menggeleng – gelengkan kepala, lagu terhenti dengan Ringtone panggilan dari Whatsapp, Guess who? Laras
“Hello Graham Speaking”
“Hei Babe? So long we didn’t have a intimate time”
“Sorry Im driving, call me later”
Malas sebetulnya terima telephone dari Laras, Rindu? YA memang rindu, tapi dia belum menceritakan siapa laki – laki yang waktu itu mengangkat telephoneku, supaya terkesan tidak sombong dan tidak berbohong ku angkat lalu ku matikan, ez life, feel like a sir
Sesampainya di kantor, ku masuki ruangan Papa, dan disambut hangat dengan Mbak Santi, dia nampak cantik meskipun sudah memasuki usia kepala 3
“Pagi Mas, kemarin Bapak pesan katanya mas hari ini suruh ambil kontrak, dan kontraknya sudah sama saya, mas tinggal pelajari dan nanti di Acc sama Mas”
“Oh makasih mbak, oh ya Mbak, ini donatnya baru ya, sepertinya saya butuh satu lagi, dan beberapa camilan? Mbak saya boleh minta rekap kontrak yang lalu?”
“Oh iya mas, nanti saya antar, saya permisi mas”
“Silahkan mbak”
Kupelajari satu – persatu, kontraknya bagus, jadi tinggal acc saja, hanya dalam waktu sejam sudah selesai mempelajari kontraknya.
“Cas, udah berangkat kan ke kantor bokap gua?”
“Bentar bro, lagi bantu Mama”
“Oh, ya udah ga papa”
“Tunggu deh bro 30 menit sampe sana gua”
“Nggak usah bro, lu bantu nyokap dulu aja, sama gua mah santai”
“Emang lu mau ngomong apa sih sama gua?”
“Gua mau denger dari lu langsung, lu ada hubungan apa sama Theo?”
Lama sekitar 10 menit tanpa jawaban, padahal sudah double ceklis tanda sudah read, namun belum dibalas
“Kalau emang sibuk, nggak usah di jawab dulu bro, kelarin dulu urusan lu, baru deh nanti lanjut”
Sejam berlalu masih kosong, yang tidak diharapkan justru menelponku “Laras”
“Hello Graham Speaking, whats goin on?”
“Ham? VC ya, aku kangen sama kamu”
“Lagi sibuk aku, next time aja ya”
“Tadi pagi bilangnya nyupir, sekarang sibuk, kamu kenapa sih? Whats wrong my boy? Kesannya kaya kamu ngehindarin aku gitu”
“Im fine”
“Terima Skypenya!!!!” ucapnya yang kemudian menghubungi ku via skype
“Ya? Hmm?”
“Kamu dimana? Kok bukan kaya rumah”
“Kantor”
“Kamu kerja?”
“Kamu kan pacar aku, masa nggak tau aku ngapain aja?”
“Apasih? Kamu kenapa? Kenapa kaya gini? Nggak biasanya!”
“Dah ah, aku sibuk”
Game – game yang ada di komputer ini rasanya mengantukan, mungkin papa besok – besok harus tau game bernama counter Strike, Point Blank, Dota, LOL mungkin, game zuma ini benar – benar memuakan, berapa kali aku sudah memenangkan game ini, untuk mengusir kebosanan aku keluar ruangan sambil menikmati karyawan – karyawan cantik papa, Papa biasanya merekrut karyawan yang cantik – cantik, biar betah katanya
Saat sedang berkeliling, kudapati sebuah mobil tengah mengambil parkir di halaman kantor, ku yakin itu mobil Lucas
“Udah kaya bokap – bokap lu bro pake Jas sama Kemeja gitu” Ucapnya
“Ya namanya juga kantor, dah yuk masuk ke ruangan gua”
Kemudian ku ajak dia dan kusuguhkan apa yang telah ku pesan sebelumnya pada mbak Santi
“Lu udah baca chat gua kan? Gua pengen denger aja dari lu, kita udah sering kumpul bareng, tidur bareng, bahkan kita satu atap di apartment lu, barangkali lu bisa lebih terbuka sama gua”
“Gini sob, gua nggak enak sebenarnya mau ngomong ama lu, tapi…”
“Tapi apa? Gua coba ngerti kok, santai aja”
“Gua obses sama badannya Theo, gua suka, mungkin gua jatuh cinta, tapi yang jelas gua nafsu”
“Oh, terus? Lu ada penjelasan kenapa Theo bilang sama Thia kalo kita suka GB?”
“ngg….”
“Lu haus? Tuh ada minum, lu lapar? Tuh ada donat”
“Sebenarnya sih itu supaya Nathan taunya gua di ajak sama lu sih sob, tapi sorry banget sob, gua ga maksud jelekin lu kok”
“Bro, gua tau kalau kita butuh pelampiasan nafsu, tapi nggak gini juga bro, kalau begini kan? Susah di gua juga bro!”
0