Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shani.andrasAvatar border
TS
shani.andras
Kumpulan Cerita Misteri Hasil Kelana Jiwa
Thread ini adalah kumpulan tulisan2 yang saya alami pribadi dan yang saya dapat waktu melamun trus dapat 'bisikan-bisikan' entah darimana dan oleh siapa saja.

Ada juga nanti beberapa curhatan dari beberapa jin lokal yang saya kenal dan dari beberapa 'teman' yang sering nongkrong bareng tiap malam di kepala saya.

Sedikit info tentang TS: dari kecil sudah di cap aneh, sering bicara dengan mainan/boneka & benda2, suka ama cerita2 seram dan filem horor sejak balita, berbeda dengan bocah SD lainnya yang membaca buku pelajaran TS justru membaca buku2 klenik hingga sering bikin jimat, kelas 6 SD sudah dibawa untuk pemeriksaan gejala kejiwaan di psikiater (dokter jiwa) atas rekomendasi dokter anak, SMP pernah DO karena stres. Mendekati masa tuanya TS skrg lebih sering jadi konsultan bagi orang2 aneh dan bocah2 aneh via fesbuk yang masih gak paham ttg 'kemampuan' masing2, meramal pake kartu aneh dan mengkoleksi mainan

daftar cermis
Spoiler for cermis:



Serial Detektif Indigo
Spoiler for SDI:

Diubah oleh shani.andras 23-03-2022 00:18
anasabila
nona212
arieaduh
arieaduh dan 5 lainnya memberi reputasi
6
48.3K
62
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
shani.andrasAvatar border
TS
shani.andras
#32
Randu.....
Randu.....


Jam 4 pagi dan aku masih memacu motorku yang saat ini melintasi kawasan Purwodadi, hari ini diriku ada urusan bisnis di kota Gresik sehingga harus berangkat pagi-pagi dari kota Lawang. Jalur lintas nasional yang kulewati sudah mulai ramai walau masih terlalu pagi, bus antar kota berlalu lalang dengan kencang dari dua arah. Kupacu motorku dengan kecepatan konstan 60 Km/jam karena langit masih gelap dan aku tak ingin terjadi apa-apa selama perjalanan.

Tiga menit selepas melintasi kebun raya Purwodadi entah sedang melamun atau apa, tiba-tiba aku dikejutkan oleh seorang gadis belia yang mendadak menyeberang jalan. BRUAAAK! tak sempat mengerem dan kutabrak dia, tak lama kurasakan rasa sakit yang hebat di kepalaku..........................

Rasa sakit di kepalaku tak kunjung hilang, gelap, mataku seperti sama sekali tak mampu dibuka. Tanganku tak mampu kugerakkan namun bisa kurasakan nyeri dari luka-lukanya, dan kembali diriku tak sadarkan diri.

Perlahan mataku sudah mulai terbuka, samar kulihat plafon dengan cat berwarna putih kusam dan lampu dengan bohlam yang sudah pecah, "rumah sakit apa ini?" pikirku. Masih lemah rasanya tubuhku dan rasa sakit masih bisa kurasakan di beberapa bagian tubuhku. Kemudian kucoba untuk menggerakkan tanganku, kugerakkan keduanya dan di tangan kananku kurasakan ranjang tempatku berbaring ini 'basah', apakah ini hanya perasaanku ataukah aku habis mengompol?

Kepalaku masih agak sakit untuk digerakkan, maka kucoba mengangkat tangan kananku untuk melihat apakah yang membuat basah ranjang ini. Darah....noda darah menempel dengan kentalnya di telapak tangan kananku dan baunya yang anyir sungguh membuat mual.

"Kak...kau tak apa-apa bukan, ayo kita harus keluar dari tempat ini" suara seorang gadis sedang berbicara padaku.

Siapa gadis ini, tubuhku masih belum sembuh betul setelah kecelakaan itu sehingga agak sulit untuk bergerak apalagi untuk menoleh melihat gadis itu. Dan akhirnya dia mendekatiku, wajahnya....waajah gadis yang waktu itu menyeberang jalan dan kutabrak dengan motorku.....

"Kak ini aku Randu, maaf waktu itu aku membuatmu kecelakaan" gadis itu memperkenalkan dirinya padaku.

Dia meletakkan tangannya ke dadaku, dan sekejap rasa sakit serta lemas di tubuhku hilang tak kurasakan lagi, sungguh ajaib. Dia lalu mengajakku keluar dari kamar ini, sempat kutengok ranjang tempatku berbaring dan kulihat spreinya bersimbah darah dan ada beberapa belatung diatasnya, sungguh menjijikkan. Kusadari pula bahwa pakaian yang aku kenakan sama sekali tidak diganti, ini adalah pakaian yang waktu itu kukenakan.

Randu membuka pintu dan menyuruhku mengikutinya, diluar kamar ini ternyata ada sebuah lorong rumah sakit yang sangat panjang, dan ketika kami keluar beberapa 'pegawainya' menatap kearah kami. Mereka yang tadinya berwujud seperti manusia tiba-tiba berubah menjadi berbagai makhluk, ada pocong, kuntilanak, gendruwo, wewe gombel, tengkorak berdaging busuk dan sebagainya. Sekarang rasanya kami berdua menjadi incaran makhluk-makhluk itu.

"Kak, lindungilah aku, hanya dirimu yang sanggup membawa kita keluar dari sini" Randu mengatakan sesuatu yang justru membuatku bingung untuk menjawabnya.

Dan keanehan yang baru kuketahui adalah bahwa mulutku sama sekali tak mampu berbicara mengeluarkan kata-kata, apakah yang sedang terjadi ini dan dimanakah diriku saat ini? Kutarik tangan Randu dan kuajak berlari menjauh dari makhluk-makhluk tadi, kami berlari hingga kulihat sebuah tikungan di pojok lorong dan sebuah pintu di ujung tikungan itu, kubuka dan kami masuk ke dalamnya.

DHUAAK!! sebuah kaki besar menendangku hingga tubuhku terpelanting ke tembok, Randu terlihat ketakutan namun dia tak mampu berbuat apa-apa untuk mencegahnya atau pun melawan. Sebuah gendruwo bertubuh besar lalu mengangkatku dan membantingku, tulangku rasanya remuk akibat dihajar oleh gendruwo itu. Tak lama gendruwo itu mendadak mengerang kesakita, entah karena apa. Kulihat Randu memegang sebuah dahan pohon dan memukulkannya ke kaki gendruwo itu, pukulan dahan pohon itu membuat makhluk besar itu sangat kesakitan, dan juga membuatku bingung, apakah Randu sekuat itu?

Randu kembali mengajak diriku kabur sementara 'kera raksasa' itu mengerang kesakitan, kami keluar dari ruangan itu dan kembali berlari melintasi lorong rumah sakit 'hantu' ini. Kali ini entah dari mana muncul beberapa kuntilanak mengejar kami, mereka mengejar sambil menyeringai dan mengeluarkan suara tawa melengking yang Cumiakkan telinga, dan cakar-cakar mereka seakan haus darah ingin merobek kulitku.

Di ujung lorong kami memasuki koridor dengan lima pintu, Randu lalu mendadak berhenti, dia seperti bingung memilih pintu mana yang harus dibuka untuk kabur dari mereka.

"Yang itu Kak, buka pintu yang tidak bernoda darah itu" dia menunjuk ke salah satu pintu.

Kubuka dan kami pun masuk. Astaga ilusi apa ini, di balik pintu tadi ternyata terdapat sebuah hutan dengan pohon lebat, dan langit pun gelap tanpa bulan bintang. Suara hewan malam dan anjing buduk menambah ramai suasana seram di hutan ini, kuajak Randu untuk kembali saja melalui pintu tadi namun ketika aku berbalik pintu tadi sudah tak ada di belakang kami. Samar dan semakin jelas mulai terdengar suara 'bluk-bluk' disertai angin dingin yang berhembus sedikit kencang.

Randu memelukku dengan ketakutan sampai dia tak berbicara sama sekali. Di dalam hatiku ku ucapkan "ayo kita lari" dan Randu sepertinya mengerti, dari arah kiri mulai terlihat beberapa pocong datang mendekati kami, dan beberapa wewe gobel yang terbang melayang diantara pepohonan ikut pula mengejar.


"Sebentar lagi Kak, begitu keluar dari hutan ini kita aman" ucap Randu meyakinkan diriku.

Kami berlari menyusuri hutan sekaligus menghindari makhluk-makhluk jahat yang mengejar kami, Randu tiba-tiba terjatuh saat kami berlari, tak banyak berpikir langsung kuangkat dan kugendong dia lalu kulanjutkan berlari walau sekarang kecepatan mulai berkurang.

"Maaf aku jadi menyusahkanmu Kak, sebentar lagi kita akan selamat, percayalah kepadaku" ucap Randu lemah.

Sedikit lama kemudian mataku mulai melihat sebuah cahaya di ujung hutan ini, cahaya nyala api yang ternyata adalah sebuah lampu 'ublik' yang digantung sebagai penerangan sebuah warung. Dan sampailah kami di warung itu, jalan raya pin terlihat dengan jelas namun sepi tanpa ada kendaraan satu pun.

"Kita sudah bebas dari mereka Kak, sebaiknya kita makan dulu di warung ini" Randu menjelaskan keadaan kami.

Entah kenapa diriku tak mampu menolak semua yang diucapkan oleh Randu, tapi saat ini diriku yakin bahwa kami sudah tidak dalam bahaya lagi. Dua piring nasi campur tersedia di meja warung, Randu mengajakku makan bersama, hal aneh lainnya adalah daritadi kusadari bahwa tak ada seorang pun selain diriku dan Randu di warung ini. Sambil makan mataku melirik tiap sudut warung ini, lalu tak sengaja kakiku merasakan ada yang aneh di bawah meja makan warung ini, karena penasaran maka kuintip ke bawah meja.

Astaga....sebuah nisan bertuliskan nama 'Retno Aprillia' tertancap di bawah meja ini, sontak aku terkejut mengetahui bahwa ada makam tepat dibawah meja tempat kami makan. Randu menatap kearahku dan menyeretku menjauhi meja makan, mata dan telingaku mulai kehilangan kemampuannya sehingga aku tak mampu meilhat dan mendengar apa yang diucapkan oleh Randu kepadaku, dan berikutnya aku tak merasakan apa-apalagi.

Bau minyak kayu putih memenuhi rongga hidungku, kubuka mataku dan kudapati beberapa orang mengelilingiku, dua diantaranya adalah polisi. Mereka menjelaskan padaku bahwa aku ditemukan tak sadarkan diri di tengah jalan raya, motorku diduga jatuh karena terpeleset setelah melindas dahan pohon yang tergeletak di tengah jalan raya. Kulihat arloji dan waktu menunjukkan sudah jam 7 pagi, heran orang-orang yang menolongku mengatakan bahwa tak ada luka satu pun di tubuh ku, di pakaian dan motorku pun tak ditemukan bekas lecet karena jatuh. Apakah yang baru saja kualami ini.

Aku dinyatakan sudah sadar tak boleh kembali berkendara (walau sudah telat untuk urusan bisnis). Aku kembali menaiki motorku, kunyalakan mesinnya, mendadak ada sebuah mobil mini van hitam berhenti di depan motorku. Seorang lelaki berpakaian serba hitam keluar dari mobil itu dan mendekatiku.

"Maaf, apakah anda baru saja mengalami kecelakaan di sini" tanya orang itu dan kujawab bahwa diriku baru saja kecelakaan disini.

"Apakah karena melindas dahan pohon?" lanjutnya dan kuiyakan saja.

Lalu lelaki itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan amplop, dia lali memberikan amplop itu kepadaku, entah kenapa tanganku bergerak menerima amplop itu sebelum mulutku ingin menolaknya. Kemudian lelaki itu berjalan ke arah belakangku, kulihat dia lalu memungut dahan pohon yang membuatku celaka di jalan tadi, dan dia kembali medekatiku lalu berkata.

"Ini adalah dahan dari pohon randu gaib, sungguh benda yang sangat langka dan memiliki kekuatan gaib yang luar biasa, amplop itu berisi uang sebagai mahar untukku memliki dahan randu ini. Beberapa hari yang lalu ada seorang siswi SMA meninggal dunia karena kecelakaan di tempat ini juga, tapi setelah kudatangi lokasi ini tak kutemukan dahan randu satu pun, hmm nama gadis itu kalau tidak salah Retno Aprillia. Baiklah apa yang kucari sudah kutemukan, terima kasih ya" dan dia langsung menuju mobilnya setelah menjelaskan padaku, sungguh diriku dibuat bingung oleh ucapannya itu.

Aku tak jadi melanjutkan perjalananku ke Gresik dan aku memutuskan untuk pulang saja. Di rumah kubuka amplop pemberian lelaki misterius tadi, isinya adalah uang dan kuhitung jumlahnya adalah 10 juta. Bukannya bahagia tapi diriku justru semakin bingung, bingung dan bingung.



-TAMAT-
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.