- Beranda
- Stories from the Heart
Cold Cold Ice Love
...
TS
rajifggwp
Cold Cold Ice Love

Intro :
Permisi Mimin, momod dan kaskuser sejagat raya, ane izin mau share cerita karena terinspirasi dari para sepuh2 sfth yang sering share ceritanya, jadi ane disini nubie yang ingin share cerita apa adanya, makasih
Spoiler for CCIL:
Spoiler for Index:
Diubah oleh rajifggwp 03-11-2016 11:53
anasabila memberi reputasi
1
60.2K
444
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rajifggwp
#98
Part 9 : Revenge II
Teman mereka satu terlihat sudah tak sadarkan diri terkena hantaman bola kasti yang cukup keras dibagian belakang kepalanya yang barusan gw lempar. Masih ada dua bola kasti di saku celana gw, tepat sepersekian detik mereka melihat temannya ambruk, gw langsung melempar satu persatu bola kasti mengarah tepat ke kedua batang hidung mereka.
BUGH...
BUGH...
Mereka yang tak menyangka hal tersebut pasrah saja bola hijau mencium hidung mereka dengan brutal, alhasil mereka ambruk dengan darah mengucur deras dari kedua hidung mereka. Gw langsung masuk tanpa memerdulikan mereka yang terbaring sambil menjerit memegang hidung mereka yang sudah banjir darah.
Rumah yang gw masuki lumayan besar berlantai dua dan di dalamnya terdapat bekas-bekas gosong persis seperti yangh di luar. Gw sisir seluruh lantai 1 tapi yang gw dapati hanyalah sisa-sisa bekas kebakaran tidak ada tanda kehidupan di lantai 1. Samar-samar gw mendengar alunan musik house di lantai 2. Nah, bener mereka nongkrong di lantai 2 rupanya.
Gw langsung melangkah ke lantai 2 alunan musik semakin jelas. Tiga, dua, satu anak tangga gw naiki dan terdengar jelas musik semakin berdentum di lantai 2 yang cukup luas ini. Terlihat 4 orang sedang main biliard, ada yang merokok di kursi sofa bulukan, di samping mereka ada meja persegi panjang di atasnya terdapat beberapa botol minuman dan kacang kulit. Dan di samping meja itu gw menemukan target gw "Ian" dan gengnya yang sudah gw kenali wajahnya yang ikut andil dalam pengeroyokan gw di waktu silam.
Melihat kedatangan gw, tiba-tiba semuanya terdiam heran yang terdengar hanyalah suara musik yang masih mendendentum, suara-suara umpatan ke sesama mereka hilang begitu saja. Ian yang melihat gw diujung tangga langsung mendekati gw dengan gayanya yang songong dan dibuat-buat.
Quote:
Tanpa babibu, tangan gw langsung menerjang perut Ian denagn keras, sontak mukanya langsung melotot seakan matanya ingin melompat keluar. gw dorong dengan tangan gw yang masih menempel di perutnya ke belakang setelah jaraknya cukup gw menerjangkan kaki kiri gw ke perutnya(lagi). Ian pun terpelanting ke belakang saking kerasnya tendangan yang gw berikan.
Ian tergeletak menggeliat sambil memegang perutnya yang sakitnya dua kali lipat. Melihat bosnya terkapar meledaklah emosi gengnya Ian termasuk Reno. "Culun anj*, mati lo" ucapnya panas.
Pukulan demi pukulan mereka tujukan ke gw, bukan jawara namanya kalo gak bisa menangkis pukulan para amatir ini(bukan sombong ya
). Gw sedikit ngeri mereka memakai botol minuman ada juga yang memakai tongkat biliar untuk menyerang. Merasa terpojok gw langsung berlari ke meja biliar gw langsung mengambil bola biliar dan melemparnya satu persatu persis ke kening mereka. Zap, Zap, ada sekitar tiga bola yang gw lempar yang kena langsung pingsan di tempat dengan jidat yang benjol. Gw gak sempat mengambil bola lagi karena posisi mereka sudah mepet ke gw. Satu orang maju menyerang dengan tongkat biliarnya, gerakan yang terkesan lambat membuat gw berhasil merebut tongkat yang dipegangnya dan gw langsung mengarahkan ujung tongkat ke ulu hatinya. Dengan adanya tongkat biliar di tangan gw, posisi gw sekarang di atas angin. Beberapa orang berusaha melempar botol tapi berhasil gw tangkis dengan tongkat sakti gw. Tampak satu orang memanjat meja biliar dan melompat menerjangkan satu kakinya ke arah gw, gw langsung mengarangkan ujung tongkat ke arah "Bijinya" wajahnya langsung yang karuan. Reno masih berdiri dengan raut wajah yang mulai ketakutan sembunyi di belakang gengnya yang tersisa 3 orang.
Gw membuang tongkat sakti gw, dan memasang kuda-kuda dengan tangan kanan ke depan mengisyaratkan"ayo maju". Merasa dipanasi salah satu dari merek langsung maju dengan tangan mengepal ingin meninju gw. Saat hampir di depan gw, gw menahan tangannya memutarnya lalu menghempaskannya ke arah dua teman mereka.
Tersisalah Reno seorang, dengan raut wajah yang pucat pasi gw mendekatinya dia melangkah mundur, semakin gw dekati semain mundur dirinya. Gw menggertaknya dengan menghentakkan kaki, Reno langsung terjatuh tangannya menginjak pecahan botol, darah segar mengucur dari kedua tangannya. Gw lalu mencengkeram kerahnya supaya berdiri.
Quote:
Rebo pun terpelanting ke ke sofa bulukan di belakangnya, darah keluar dari mulutnya. Gw menyisir seluruh ruangan, mereka semua terkapar tak ada yang mampu bangkit lagi. Gw berjalan mendekati Ian yang masih tergeletak kesakitan. Gw menyepak perutnya sekali seperti yang pernah dilakukannya ke gw, lalu mencengkeram kerahnya.
Quote:
Ian lagi-lagi cuma mengangguk pelan, gw langsung membuang kerahnya. Lalu gw pun segera beranjak ke bawah menuruni tangga dan keluar dari rumah gosong tersebut sayup-sayup masih terdengar musik house.
Gw merasa lega, seenggaknya mereka gak akan berani ganggu gw lagi waktu di sekolah tanpa harus mengungkap identitas gw.
Semoga hari esok lebih baik ...

0
) kulit agak putih(mungkin karena jarang maen keluar
), hidung mancung ala om khan
pokoknya lumayanlah katanya kalo gw sendiri mah biasa aja. Kalian pernah denger lagu "Kece"-bong gak. Nah, seperti itulah gw kece dari lahir apa adanya tapi sayang gw gak bisa mastiin apa emang gw kece semenjak lahir taunya pas SD
. Sejak SD gw suka tuh yang namanya silat karena Kakek gw nyatanya ahli bela diri pencak silat, gw belajar dari beliau sampai sekarang.
. Gw dari kecil tinggal di rumah sederhana bersama dengan nenek dan kakek dan paman yang masih zomblo padahal udah 30-an
. Ortu gw udah pisah, bapak gak tau sosoknya entah di mana(udah jadi makhluk gaib mungkin
) dan Ibu udah nikah lagi semenjak gw SD lalu pergi ninggalin gw dan tinggal dengan nenek-kakek
(bagi yang keluarganya masih utuh bersyukurlah kalian sebanyak mungkin, ok)
mau ceweknya para bidadari pun ane sekuatnya tahan dulu demi masa depan yang lebih cerah secerah mata hari
. Gw sih kalem aja liat tuh geng-geng. Gw liat beberapa anak cowok ngerubutin cewek"bidadari" Mingo, sekedar merayu atau cari perhatian, gw liat muka si mingo udah kusut.