Pembunuhan Di Depok
DEPOK - Polisi menemukan bukti potasium sianida yang diduga digunakan Anton Herdiyanto alias Aji terhadap dua anggota padepokannya pada Jumat lalu. Sisa racun itu disimpan dalam ban bekas di lahan kosong di Kampung Serab, Sukmajaya, yang biasa digunakan tersangka untuk menjalankan ritualnya.
Dua korban pembunuhan itu adalah Ahmad Sanusi, 21 tahun, dan Shendy Eko Budianto, 27 tahun, yang mayatnya ditemukan di dua drainase terpisah di Kota Depok pada Sabtu lalu. Keduanya diduga teperdaya oleh tersangka, pendiri Padepokan Satrio Aji Danurwenda, yang mengaku bisa menggandakan emas batangan.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, pembunuhan terjadi pada Jumat malam lalu ketika Anton berdalih mengajak keduanya menjalani ritual di lapangan dekat padepokan tersangka itu di Kampung Serab, Anton yang mengincar minibus jenis Toyota Avanza milik Ahmad dan uang tunai Rp 30 juta dari saku Shendy, lalu membuatkan kopi yang telah dicampur potasium sianida.
“Tewasnya diberi minum kopi sianida itu," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan, kemarin. Menurut dia, kopi yang ada di dalam botol itu dicampur dengan setengah butir potasium sianida. “Setelah diminum, mati seketika di lapangan itu. Kurang dari semenit."
Harry menambahkan, Anton mendapatkan racun pembunuh ikan itu dari kampung halamannya di Jawa Timur. Adapun kopi dibeli bersama makanan lain dari warung sekitar seharga Rp 22 ribu.
Sebelum penemuan bukti sisa racun itu, polisi juga telah mendapatkan hasil otopsi bahwa lambung dan pankreas Ahmad dan Shendy telah rusak. “Kami duga terinspirasi kasus Jesicca, sebab itu cara yang paling mudah," ucap Harry.
Polisi menangkap seorang lain berinisial R bersama Anton pada Sabtu lalu. Namun hanya Anton yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dia dijerat dengan pasal pembunuhan berencana dalam KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup.
Tentang pembunuhan berencana itu, Harry menerangkan, “Karena, setelah membunuh, dia mengambil mobil dan duit korban. Bahkan semua identitas korban diambil sebelum dibuang ke drainase."
Anton menyangkal membuka praktek perdukunan dan penggandaan emas. Dia mengatakan mempelajari trik sulap di media sosial dan menjual barang-barang klenik. “Saya hanya menjual barang koleksi," ucapnya merujuk pada bukti lain yang telah disita polisi, yakni terdiri atas kulit sapi yang dicat loreng harimau, keris, emas batangan palsu, semar mesem, mani gajah, dan lainnya. IMAM HAMDI
SUMUR
gabungan kasus kopi sianida sama kanjeng dimas ini lae..
kalau kata anakku..