"makan atuh van" ucap mamah disampingku

"Nanti" ucapku lemas

Mamah hanya diam sambil memegang piring berisikan makanan yang harus aku makan

"Mah apa kakak disana bahagia?" tanyaku

"Dia pasti bahagia ko van, jangan sedih" ucap mamah seperti menenangkanku

"Tapi ko kaka jahat, padahal katanya dia sayang aku ko dia ga pulang kerumah apa dia ga kangen sama vany?" tanyaku

"Ngga ko van, nanti mamah telpon kakakmu" ucap mamah

"Kamu makan dulu, kalau kakakmu tau keadaanmu seperti ini pasti sedih hatinya" ucap mamah

"selamat yaa van papah bangga sama kamu, sd ini sd yang papah inginkan buat anak² papah" ucap papah menggendongku

"Vany jangan nakal yaa disini, jangan kamu pukul teman²mu" ucap mamah disamping papah

"Mah kok kakak ga kesini?" tanyaku

"Kakak lagi tidur van di tempat yang jauh, mungkin besok dia bangun" perkataan yang selalu mamah lontarkan ketika aku tanya keadaan kakak

Dirumah aku langsung mengarahkan diri ke kamarku dan kembali mengunci kamarku, kebiasaan ku emang mengunci diri, walau aku sudah tidak mengenang kepergian kakak tapi aku masih tetap memikirkan keadaan kakak disana.

"Toktoktok" suara pintu kamarku diketuk, kebiasaanku lagi kalau ada yang mengetuk pintu kamarku pasti aku hiraukan, aku emang jarang keluar kamar, paling kalau keluar kamar cuman untuk makan doang

"Van, ini kakakmu, keluarlah" ucap seseorang dibalik pintu

Suara yang mengingatkanku kepada hal yang pernah terjadi dulu, sontak aku langsung membuka pintu dan memeluk kakak ku

"Kakak ko lama banget bangunnya?" tanya ku

"Kakak ngantuk van, ini juga baru bangun langsung kesini" ucap kakak

Wajah cantiknya masih saja membekas di wajahnya

"Kak kakak udah pulang kan? Gabakal pergi tidur lagi?" tanyaku

"Kakak bakal tidur lagi van, ntar kakak mau bicara sama mamah mu, kamu main dulu sama aris yaa didepan" ucap kakak

Aku langsung mencari aris didepan, eh gaada dimana sih? Aku cari dibelakang, ternyata dia sedang duduk di ayunan belakang rumahku

"Hey cowo, lagi ngapain?" tanyaku mendekatinya

"Eh san.. Lagi duduk nih nungguin kamu" ucap aris, gombal sih tapi mukanya datar banget apalagi salah namanya kan ga ngena banget

"Van aris " ucapku

"Eh iyaa van, sini duduk bareng" ucap aris mengajakku

Kembali lagi aku duduk disamping lelaki gemuk berwajah manis ini..

"Van kakak mu baik banget padaku, bilanglah aku gabutuh kasih sayangnya. Masa apa² di anter, aku ke warung dianter, aku ke lapangan dianter. Aku kan malu" ucap aris

"Lho bukannya dia sayang padamu? Harusnya kamu senang kan?" tanyaku

"Iyaa memang aku harus senang, tapi dia ibu tiriku dan selamanya aku ga akan mengikuti apa yang dia katakan.." ucap aris

Lho ini anak ga tau terima kasih banget sih, secepatnya aku tinggalkan aris di ayunan dan masuk ke rumah, aku duduk di sofa tengah sambil menangis kecil

kenapa orang yang tidak butuh kasih sayang diberikan hal yang indah, sedangkan orang yang benar² butuh kasih sayang malah diberikan cobaan yang parah

"Suamiku baik ko pah, dia orangnya care banget sama aku, tapi mas aris ini seperti tidak menganggapku pah"

"Aku udah ngelakuin semuanya buat aris, sampai aku membagi banyak waktu buat merawat aris tapi masih aja dia seperti menganggapku itu orang jahat hiks" ucap kakakku seperti menangis diruang tamu

Mungkin alasan kakakku menyuruhku keluar bermain dengan aris adalah supaya aku tidak mendengar kenyataan yang kakak ucapkan, oh sungguh baiknya dirimu kak

Setelah aku mendengar hal itu aku langsung mencari aris dibelakang dan aku pukul² badannya

"Eh eh van apaan ini, aku ada salah apa sama kamu?" tanya aris

"Kamu jahat berani²nya kamu nyakitin kakak ku" ucap ku

"Aku ga nyakitin dia kok, eh udah²" ucap aris lalu kabur ke depan, agak lucu sih melihat orang bertubuh jumbo berlari

"eh mas aris kenapa?" tanya kakak

"Ini lho mbak din, adikmu gila, masa aku dipukulin" ucap aris

Aku lihat wajah kakak seperti kecewa mendengar panggilan aris padanya, ini cowo gapeka banget sih harusnya tau dong!

"Gapapa ko mas aris, dia baik kok aslinya, kan mamah udah bilang jangan panggil "mbak" tapi panggil "mamah" yaa" ucap kakak

Aku tau pasti canggung banget punya anak tiri yang seperti itu didepan bonyok, tapi hatinya masih saja tabah.. Sekuat apa hatimu kak?

Kakakku jongkok didepanku dan berkata "jaga diri baik² yaa, terima mamah walau mamah belum bisa menjadi yang terbaik, tapi mamah belajar ko agar kamu sayang padanya, kakak udah punya keluarga sekarang, jangan nakal yaa" ucap kakak meneteskan air mata lalu mencium pipiku

Akhirnya dia pulang, dan hariku kembali seperti biasa.. BORING!

Setahun aku lalui dengan menyendiri di kamer, saat itu aku mencoba keluar kamar karena lapar habis pulang sekolah, kebiasaan mamah pasti tau aja kapan aku akan keluar kamar dan tepatnya mamah sudah disofa memegang piring berisikan makanan ayam goreng kesukaanku, setahun dia belajar mengurusku dan bahkan dia tahu makanan kesukaanku tanpa ku beritahu

Aku langsung berlari duduk disampingnya dan makan dengan lahap, wajah mamah agak heran melihatku tapi aku hiraukan aku tetap melanjutkan makan, setelah makan aku langsung memeluk mamah dengan erat

"Mah mamah terbaik, aku merasa aku jahat menjadi anak padahal aku selalu menghiraukan mamah dan aku kaya membutuhkan makanan mamah doang daripada mamah, aku keluar kamar cuma buat sekolah dan makan, selebihnya aku dikamar terus. Tapi mamah selalu nampilin yang terbaik, mamah selalu nunggu aku disini dengan piring berisikan makanan dan sendok, mamah selalu siap menyuapi anakmu ini"

"bahkan teman² mamah mengajak mamah untuk belanja mamah menolak ajakan teman mamah dengan alasan "aku menunggu anak ku keluar dari kamar untuk makan, aku gabisa ninggalin anak ku saat dia belum makan.. kalau anak ku belum makan gatenang hidupku ini" tapi anakmu masih saja tidak menganggapmu sebagai ibu maapin aku mah" ucapku menangis

Waktu teman² mamah mengajak mamah shopping emang aku mendengar ucapan mamah..

"Mamah selalu ada buatmu karena dulu mamah selalu gaada buatmu van, mamah mencoba menutupi kekurangan mamah, mamah selalu mencoba memotivasi kamu supaya kamu tabah. Itulah gunanya ibu van" ucap mamah membalas pelukanku