- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#58
Spoiler for Bab 15 A:
“Halo, Bill…….. mengapa menelpon ayah malam-malam begini? Oh ya, maaf ayah lupa disana masih terang. Ada apa, nak?” Simon Reycht melangkah turun dari tempat tidurnya dengan pelan.
“Dapur? Dapur utama apa? Maaf, nak suaramu kurang jelas. Mungkin signalnya. Ayah keluar sebentar” Simon membuka sebuah pintu menuju teras dan duduk di bangku kayu dekatnya “Oke, kurasa ini sudah baik. Ayah sedang di Pulau Gangga dengan ibumu. Dia mendapat tugas meliput di Indonesia Timur dan kami singgah beberapa hari di sini sebelum kembali ke Prancis, ayah ikut karena pekerjaan ayah sudah selesai sejak lima hari lalu, bukan sengaja membolos ya……. Kau harus kemari juga. Di sini luar biasa. Kemarin kami menjelajahi kuliner Manado, itu nama daerah ini. Kau pasti akan ketagihan menikmati masakan ikan lautnya yang segar, kue-kue basah yang lucu-lucu namanya dan ……. Ya? Oh, maafkan ayah. Ayah hanya…… Bagaimana?”
Sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya membuat dia berbalik dan tersenyum. Tanpa suara dia membisikkan nama Bill ke istrinya yang terlihat masih sangat mengantuk.
“Oh, dapur utama Eightlyst State Ship? Iya, memang sudah beralih jadi bengkel Eightlyst State Ship…… wah, itu sudah lama sekali. Iya, memang sempat direnovasi sesaat setelah kejadian ayah bersama Toran Delegas. Maksudnya? Jalan rahasia apa? Entahlah, nak. Kami melakukan eksperimen itu lewat tengah malam, eksperimen yang hampir berhasil kalau saja tidak ada monyet yang terlepas dari kandang dan……hei, mungkin yang kau maksud pintu didalam gudang beras dan gandum. Ayah tidak tahu banyak, soalnya yang menemukannya adalah monyet itu. Ayah dan Toran hanya sempat menangkap rantainya sebelum dia menghilang di pintu itu. Kami menangkapnya dan hendak mengembalikan ke kandang peliharaan tapi kami keburu ketahuan. Ah, sebenarnya monyet itu yang bersalah karena dia yang melempar dan mencakar semua karung bumbu, dia memberantakkan dapur dan kami yang harus…..bagaimana? Gudang beras dan gandum? Oh, itu letaknya di samping tangki utama air. Dulu gudangnya seluas kantor ayah di rumah, tapi sekarang pasti sudah tidak ada.”
Dana Tinker-Reycht mencium kening suaminya “Katakan pada Bill, aku sayang dia”
“Bill juga menyampaikan hal yang sama, katanya…… Ya? Tidak apa-apa……. Oh ya, bagaimana dengan Flytes? Apakah kamu sudah memikirkannya lagi? Yah, tentu saja. Tapi ingat jangan dipaksakan. Tapi, tunggu dulu, untuk apa kau menanyakan soal jalan rahasia di…… Ya? Bill? Oh baiklah, selamat malam, nak. Telepon kami kapanpun kamu bisa ya? Kami sayang kamu……. Selamat bersenang-senang…….”
Simon Reycht menatap layar handphonenya yang sudah gelap dengan sedikit bingung.
“Ada apa? Mengapa Bill menelpon?” Dana duduk disamping Simon. Teras vila mereka menghadap ke laut yang gelap dan tenang. Untunglah mereka berada di daerah tropis, sehingga udara malam pun terasa cukup hangat.
“Entahlah, dia bertanya tentang jalan atau pintu rahasia di dapur utama Eightlyst State Ship yang mungkin aku ketahui. Mengingat aku pernah membuat insiden kecil di sana”
“Insiden kecil? Kalau mengingat cerita Toran tentang kalian yang hampir membuat Eighlyst State Ship kebakaran dan para penghuninya harus menahan lapar lebih dari tiga jam karena keterlambatan penyediaan makanan hari itu, kurasa itu jauh dari kata kecil, sayang” Dana tersenyum manis.
“Yah, kalau mengingat hari itu, aku dan Toran sudah pasrah jika di depak dari SOS. Tapi si bijaksana Tom Silverbone benar-benar luar biasa. Dia, salah satu kapten terbaik saat itu, berhasil menyelamatkan kami di hadapan dewan disiplin walaupun itu berarti kami harus membersihkan dek Pisces berjam-jam lamanya…… Itu jauh lebih baik. Hari-hari yang luar biasa”
Dana mengelus pipi suaminya dengan lembut “Kau merindukan Toran lagi?”
Simon tersenyum sedih “Sebaiknya kita tidur. Udara malam sudah mulai dingin”
Suara burung hantu terdengar sesaat sebelum Simon menutup pintu dan gordennya.
***
Bill tersenyum kecil, dugaannya bahwa ayahnya mungkin mengetahui sesuatu saat mengacaukan dapur utama ternyata benar. Walaupun sedikit takut ayahnya akan bertanya macam-macam, tapi berhubung ayahnya cukup senang dia tergabung dalam kelompok Pasukan Flytes Clown, karena dia adalah keturunan pertama Reycht yang berhasil tergabung dalam salah satu Pasukan Flytes, maka dia memutuskan menelpon ayahnya.
Dia sengaja tidak memberitahu ketiga sahabatnya dulu karena khawatir memberikan harapan palsu, tapi kalau ceritanya seperti ini maka dia sangat berharap dapat meningkatkan lagi semangat sahabat-sahabatnya.
“Bill, sudah selesai? Tidak biasanya kamu berlama-lama saat menuju Cases Hotpan untuk makan” Julio keluar dari kamar disusul Aramos.
“Sudah. Ayo kita makan malam.” Suara Bill yang sangat ceria membuat kening kedua sahabatnya berkerut.
Mereka bertiga menemui Andrea yang sedang berkumpul bersama beberapa The Blue dan The Red perempuan di hall tengah.
“Andrea, kamu ikut?” Tanya Aramos dengan gugup. Dia masih belum terbiasa berkumpul dan berbicara dengan banyak orang walaupun sebaya dengannya.
Beberapa The Red dan The Blue perempuan jelas-jelas memandang Julio dengan kagum, tapi yang dipandangi hanya cemberut saja seperti biasa.
“Tentu saja Andrea harus ikut. Makanan malam ini di Cases Hotpan pasti sangat enak” Kata Bill semangat.
Julio dan Aramos memandang Bill dengan sedikit bingung, tapi Andrea yang mengerti kode Bill segera berdiri dan pamit kepada kelompoknya tadi dengan ceria.
“Memangnya cases hotpan menyajikan apa?” Tanya seorang The Red dengan manis. Pandangan mata penuh kekagumannya pada Julio tidak ditutup-tutupi.
“Entahlah, tapi kalau weekend pasti selalu enak!” Kata Bill sedikit terbata.
“Bill, benar. Dan aku suka sekali sajian Cases Hotpan setiap weekend. Ayo kita pergi” Andrea segera menggandeng Aramos dan Bill.
Julio langsung melangkah ke arah tangga dengan cepat disusul ketiga sahabatnya. Tapi sebelum menuruni tangga, mereka sempat mendengar beberapa kalimat dari kelompok The Red dan The Blue yang tadi.
“Ah, aku tampaknya harus mengambil paket di cases Hotpan juga”
“Sayang aku sudah mengambil paket enam bulan di Cases Dodika, tidak bisa dibatalkan”
“Tapi Julio sepertinya agak dingin ya?”
Aramos, Bill dan Andrea hanya tersenyum simpul, tapi ketika mereka tiba di lantai empat, mau tak mau mereka cekikikan melihat mimik wajah Julio yang terlihat sedikit malu bercampur kesal.
“Resiko dilahirkan keren” Bill tersenyum kecil, Julio mendengus dan akhirnya ikut-ikutan tersenyum.
“Tapi, Bill……sebenarnya ada apa?” Andrea menghentikan langkahnya yang langsung diikuti yang lain.
Bill langsung terlihat lebih ceria, dengan kode kecil dia mengajak ketiga sahabatnya mengikutinya ke gang lain yang berbeda dari arah yang biasa mereka lalui.
Bill belum mengatakan apapun, sebab beberapa gang yang mereka lewati terdapat beberapa Nytes lalu-lalang atau berdiri berkelompok bahkan mereka juga sempat berpapasan dengan beberapa SOS Pirates.
“Awas jangan sampai kita tersesat, Bill” desis Julio kesal karena mereka berbelok-belok diantara gang setiap kali Bill melihat atau bertemu seseorang atau sekelompok orang.
“Kan kami punya kamu, Julio!” kata Bill ceria membuat Andrea dan Aramos terkejut lalu tersenyum kecil, sedangkan Julio melotot kesal.
Setelah berputar-putar, Bill memasuki gang kecil yang diujungnya terdapat pintu dari kayu berornamen bambu dan batu alam. Bill melongok sebentar, dan setelah memastikan ruangan itu kosong, dia mengajak yang lainnya masuk.
Sebuah lampu dinding yang menyala terasa cukup bagi mereka sehingga mereka memutuskan untuk tidak menyalakan lampu utama ruangan itu.
“Baiklah, sebaiknya ini ada penjelasan masuk akal. Sebab jendela itu cukup besar untuk membuatku melemparmu” Julio duduk di bangku yang terbuat dari rotan sedangkan Andrea dan Aramos duduk manis di sofa pendek
Bill tertawa kecil “Setelah mendengar penjelasanku, kurasa kau bukan akan melemparku, Julio, tapi kau justru akan memelukku”
Julio mendelik “Oh ya? Yang pasti aku tak mungkin akan menciummu”
Andrea dan Aramos saling sikut sambil tertawa kecil.
“Baiklah. Ada apa, Bill?” Aramos bertanya penasaran.
Bill berdehem sebentar “Ruang rahasia itu ada, atau kemungkinan besar ada”
Julio berdiri dan menatap tajam Bill.
“Ada atau baru kemungkinan besar?”
Bill lalu menjelaskan apa yang diketahuinya sesuai keterangan yang diperoleh dari ayahnya. Ketiga sahabatnya yag mendengarkan hanya dapat terdiam beberapa detik setelah mendengar penjelasannya.
“Kau hebat, Bill” kata Aramos dengan semangat.
“Iya, saat kami sudah membuang ide itu kau masih melihat cela kemungkinannya” Andrea memeluknya dengan erat.
“Yah, kurasa itu bagian dari darah jurnalisnya yang terus penasaran kan? Tapi aku akan menunda memelukmu dulu. Aku akan melakukannya setelah kita-benar-benar menemukan pintu itu dan ruangan misterius itu. Aku tak mau pelukanku mubazir” kata Julio acuh yang hanya disambut tawa sahabat-sahabatnya.
Mereka berempat berdiskusi tentang waktu yang tepat untuk mencari pintu itu. Mengingat area seputar tangki air adalah bengkel yang sangat ramai dan kandang peliharaan yang setiap saat memiliki pengawas, maka mereka harus memeriksa dengan gaya paling tidak mencurigakan agar tidak memancing keingintahuan orang-orang yang melihat mereka.
“Pintu itu sudah dipastikan berada di sekitar tangki air, tapi posisi pastinya belum jelas. Yang aku tahu bengkel dan kandang peliharaan tidak pernah ditutup. Selalu saja ada orang yang bekerja atau mengawasi area-area tersebut.” Bill menggambar di sebuah kertas dengan pena yang kedua-duanya ditemukannya di ruang tersebut.
Julio mengambil pena dari Bill dan mulai menggambar beberapa bagian. “Ini adalah bagian-bagian dari bengkel yang sempat kulihat. Area tangki air sedikit tertutup dan beberapa senti lebih rendah dari lantai bengkel yang lain. Dan ini adalah area kandang, yang pasti ada jarak semeter antara dinding tangki dengan kandang-kandang yang berisi reptil. Kedua area ini memang tidak pernah ditutup, tapi pasti ada saat dimana area-area ini cukup sepi dan tidak terawasi kan?”
“Kurasa malam hari adalah saat yang cukup sepi. Bagaimanapun itu waktu yang cukup masuk akal kan?” Aramos memandang Julio dengan tanya.
Julio mengangguk “Ya, itu cukup…..wooww, apa ini?”
Kapal Eightlyst State Ship tiba-tiba terguncang kuat dan lampu padam. Dalam sekejap ruangan yang mereka masuki sudah gelap gulita dan hanya berkas merah yang masuk dari bawah pintu yang menandakan di gang-gang lampu darurat telah menyala.
“Tampaknya badai datang lebih cepat dari perkiraan” kata Andrea pelan.
“Badai? Badai apa?” suara Bill terdengar seperti tercekik.
“Kamu masih takut dengan ruangan sempit dan gelap?”
“Aku kira begitu……walaupun aku telah terbiasa tidur bersama kalian dalam gelap”
“Mulailah mengunyah permen coklatmu” Julio mencoba berdiri tapi sekali lagi kapal berguncang hingga dia memilih duduk lagi. Guncangan kali ini diikuti kilat-kilat yang membelah langit dan jendela ruangan itu cukup besar untuk menunjukkan bahwa memang ada badai di sekeliling kapal Eightlyst State Ship.
“Bagaimana kau bisa tahu ada badai?” Julio menyalakan senter dari handphonenya dan Bill menghembuskan napas dengan lega.
“Tadi ada pengumuman, kan? Para Nytes di hall bahkan sibuk membahasnya sebelum kalian mengajakku makan malam. Kalian tidak memperhatikan ya?”
“Aku baru selesai mandi” Aramos menyentuh rambutnya yang masih basah
“Aku menonton televisi” Julio berkata acuh
“Aku menelpon ayahku, jadi tidak memperhatikan juga”
Andrea mengambil kertas yang tadi dicorat-coret Bill dan Julio. “Tapi kurasa ini jadi lebih baik kan?”
Aramos dan Julio langsung menggangguk sedangkan Bill mengeluarkan suara seperti orang tercekik.
“Kamu bisa tinggal di kamar kalau mau” Julio melotot kesal.
Bill langsung menggeleng dan tersenyum kecut “Tidak mungkin. Aku akan ikut. Walaupun itu berarti harus berjalan dalam kegelapan, selama bersama kalian, aku akan baik-baik saja”
Julio mengerjapkan mata tak percaya, Andrea dan Aramos langsung tersenyum lebar dan mereka pun lanjut membahas rencana untuk menemukan pintu rahasia menuju ruangan yang masih misterius. Bagaimanapun, saat ini semua terlihat lebih mudah, karena seperti yang diumumkan oleh pengeras suara beberapa menit setelah pemadaman lampu bahwa seluruh penghuni kapal Eightlyst State Ship diharapkan dapat tinggal di kamar masing-masing kecuali ada kepentingan yang mendesak dan bagi SOS Pirates yang masih di kapal Eightlyst State Ship dapat melapor ke bagian administrasi untuk memperoleh ruangan-ruangan tempat beristirahat hingga dinyatakan aman untuk kembali ke kapal-kapal cabang mereka masing-masing.
“Dapur? Dapur utama apa? Maaf, nak suaramu kurang jelas. Mungkin signalnya. Ayah keluar sebentar” Simon membuka sebuah pintu menuju teras dan duduk di bangku kayu dekatnya “Oke, kurasa ini sudah baik. Ayah sedang di Pulau Gangga dengan ibumu. Dia mendapat tugas meliput di Indonesia Timur dan kami singgah beberapa hari di sini sebelum kembali ke Prancis, ayah ikut karena pekerjaan ayah sudah selesai sejak lima hari lalu, bukan sengaja membolos ya……. Kau harus kemari juga. Di sini luar biasa. Kemarin kami menjelajahi kuliner Manado, itu nama daerah ini. Kau pasti akan ketagihan menikmati masakan ikan lautnya yang segar, kue-kue basah yang lucu-lucu namanya dan ……. Ya? Oh, maafkan ayah. Ayah hanya…… Bagaimana?”
Sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya membuat dia berbalik dan tersenyum. Tanpa suara dia membisikkan nama Bill ke istrinya yang terlihat masih sangat mengantuk.
“Oh, dapur utama Eightlyst State Ship? Iya, memang sudah beralih jadi bengkel Eightlyst State Ship…… wah, itu sudah lama sekali. Iya, memang sempat direnovasi sesaat setelah kejadian ayah bersama Toran Delegas. Maksudnya? Jalan rahasia apa? Entahlah, nak. Kami melakukan eksperimen itu lewat tengah malam, eksperimen yang hampir berhasil kalau saja tidak ada monyet yang terlepas dari kandang dan……hei, mungkin yang kau maksud pintu didalam gudang beras dan gandum. Ayah tidak tahu banyak, soalnya yang menemukannya adalah monyet itu. Ayah dan Toran hanya sempat menangkap rantainya sebelum dia menghilang di pintu itu. Kami menangkapnya dan hendak mengembalikan ke kandang peliharaan tapi kami keburu ketahuan. Ah, sebenarnya monyet itu yang bersalah karena dia yang melempar dan mencakar semua karung bumbu, dia memberantakkan dapur dan kami yang harus…..bagaimana? Gudang beras dan gandum? Oh, itu letaknya di samping tangki utama air. Dulu gudangnya seluas kantor ayah di rumah, tapi sekarang pasti sudah tidak ada.”
Dana Tinker-Reycht mencium kening suaminya “Katakan pada Bill, aku sayang dia”
“Bill juga menyampaikan hal yang sama, katanya…… Ya? Tidak apa-apa……. Oh ya, bagaimana dengan Flytes? Apakah kamu sudah memikirkannya lagi? Yah, tentu saja. Tapi ingat jangan dipaksakan. Tapi, tunggu dulu, untuk apa kau menanyakan soal jalan rahasia di…… Ya? Bill? Oh baiklah, selamat malam, nak. Telepon kami kapanpun kamu bisa ya? Kami sayang kamu……. Selamat bersenang-senang…….”
Simon Reycht menatap layar handphonenya yang sudah gelap dengan sedikit bingung.
“Ada apa? Mengapa Bill menelpon?” Dana duduk disamping Simon. Teras vila mereka menghadap ke laut yang gelap dan tenang. Untunglah mereka berada di daerah tropis, sehingga udara malam pun terasa cukup hangat.
“Entahlah, dia bertanya tentang jalan atau pintu rahasia di dapur utama Eightlyst State Ship yang mungkin aku ketahui. Mengingat aku pernah membuat insiden kecil di sana”
“Insiden kecil? Kalau mengingat cerita Toran tentang kalian yang hampir membuat Eighlyst State Ship kebakaran dan para penghuninya harus menahan lapar lebih dari tiga jam karena keterlambatan penyediaan makanan hari itu, kurasa itu jauh dari kata kecil, sayang” Dana tersenyum manis.
“Yah, kalau mengingat hari itu, aku dan Toran sudah pasrah jika di depak dari SOS. Tapi si bijaksana Tom Silverbone benar-benar luar biasa. Dia, salah satu kapten terbaik saat itu, berhasil menyelamatkan kami di hadapan dewan disiplin walaupun itu berarti kami harus membersihkan dek Pisces berjam-jam lamanya…… Itu jauh lebih baik. Hari-hari yang luar biasa”
Dana mengelus pipi suaminya dengan lembut “Kau merindukan Toran lagi?”
Simon tersenyum sedih “Sebaiknya kita tidur. Udara malam sudah mulai dingin”
Suara burung hantu terdengar sesaat sebelum Simon menutup pintu dan gordennya.
***
Bill tersenyum kecil, dugaannya bahwa ayahnya mungkin mengetahui sesuatu saat mengacaukan dapur utama ternyata benar. Walaupun sedikit takut ayahnya akan bertanya macam-macam, tapi berhubung ayahnya cukup senang dia tergabung dalam kelompok Pasukan Flytes Clown, karena dia adalah keturunan pertama Reycht yang berhasil tergabung dalam salah satu Pasukan Flytes, maka dia memutuskan menelpon ayahnya.
Dia sengaja tidak memberitahu ketiga sahabatnya dulu karena khawatir memberikan harapan palsu, tapi kalau ceritanya seperti ini maka dia sangat berharap dapat meningkatkan lagi semangat sahabat-sahabatnya.
“Bill, sudah selesai? Tidak biasanya kamu berlama-lama saat menuju Cases Hotpan untuk makan” Julio keluar dari kamar disusul Aramos.
“Sudah. Ayo kita makan malam.” Suara Bill yang sangat ceria membuat kening kedua sahabatnya berkerut.
Mereka bertiga menemui Andrea yang sedang berkumpul bersama beberapa The Blue dan The Red perempuan di hall tengah.
“Andrea, kamu ikut?” Tanya Aramos dengan gugup. Dia masih belum terbiasa berkumpul dan berbicara dengan banyak orang walaupun sebaya dengannya.
Beberapa The Red dan The Blue perempuan jelas-jelas memandang Julio dengan kagum, tapi yang dipandangi hanya cemberut saja seperti biasa.
“Tentu saja Andrea harus ikut. Makanan malam ini di Cases Hotpan pasti sangat enak” Kata Bill semangat.
Julio dan Aramos memandang Bill dengan sedikit bingung, tapi Andrea yang mengerti kode Bill segera berdiri dan pamit kepada kelompoknya tadi dengan ceria.
“Memangnya cases hotpan menyajikan apa?” Tanya seorang The Red dengan manis. Pandangan mata penuh kekagumannya pada Julio tidak ditutup-tutupi.
“Entahlah, tapi kalau weekend pasti selalu enak!” Kata Bill sedikit terbata.
“Bill, benar. Dan aku suka sekali sajian Cases Hotpan setiap weekend. Ayo kita pergi” Andrea segera menggandeng Aramos dan Bill.
Julio langsung melangkah ke arah tangga dengan cepat disusul ketiga sahabatnya. Tapi sebelum menuruni tangga, mereka sempat mendengar beberapa kalimat dari kelompok The Red dan The Blue yang tadi.
“Ah, aku tampaknya harus mengambil paket di cases Hotpan juga”
“Sayang aku sudah mengambil paket enam bulan di Cases Dodika, tidak bisa dibatalkan”
“Tapi Julio sepertinya agak dingin ya?”
Aramos, Bill dan Andrea hanya tersenyum simpul, tapi ketika mereka tiba di lantai empat, mau tak mau mereka cekikikan melihat mimik wajah Julio yang terlihat sedikit malu bercampur kesal.
“Resiko dilahirkan keren” Bill tersenyum kecil, Julio mendengus dan akhirnya ikut-ikutan tersenyum.
“Tapi, Bill……sebenarnya ada apa?” Andrea menghentikan langkahnya yang langsung diikuti yang lain.
Bill langsung terlihat lebih ceria, dengan kode kecil dia mengajak ketiga sahabatnya mengikutinya ke gang lain yang berbeda dari arah yang biasa mereka lalui.
Bill belum mengatakan apapun, sebab beberapa gang yang mereka lewati terdapat beberapa Nytes lalu-lalang atau berdiri berkelompok bahkan mereka juga sempat berpapasan dengan beberapa SOS Pirates.
“Awas jangan sampai kita tersesat, Bill” desis Julio kesal karena mereka berbelok-belok diantara gang setiap kali Bill melihat atau bertemu seseorang atau sekelompok orang.
“Kan kami punya kamu, Julio!” kata Bill ceria membuat Andrea dan Aramos terkejut lalu tersenyum kecil, sedangkan Julio melotot kesal.
Setelah berputar-putar, Bill memasuki gang kecil yang diujungnya terdapat pintu dari kayu berornamen bambu dan batu alam. Bill melongok sebentar, dan setelah memastikan ruangan itu kosong, dia mengajak yang lainnya masuk.
Sebuah lampu dinding yang menyala terasa cukup bagi mereka sehingga mereka memutuskan untuk tidak menyalakan lampu utama ruangan itu.
“Baiklah, sebaiknya ini ada penjelasan masuk akal. Sebab jendela itu cukup besar untuk membuatku melemparmu” Julio duduk di bangku yang terbuat dari rotan sedangkan Andrea dan Aramos duduk manis di sofa pendek
Bill tertawa kecil “Setelah mendengar penjelasanku, kurasa kau bukan akan melemparku, Julio, tapi kau justru akan memelukku”
Julio mendelik “Oh ya? Yang pasti aku tak mungkin akan menciummu”
Andrea dan Aramos saling sikut sambil tertawa kecil.
“Baiklah. Ada apa, Bill?” Aramos bertanya penasaran.
Bill berdehem sebentar “Ruang rahasia itu ada, atau kemungkinan besar ada”
Julio berdiri dan menatap tajam Bill.
“Ada atau baru kemungkinan besar?”
Bill lalu menjelaskan apa yang diketahuinya sesuai keterangan yang diperoleh dari ayahnya. Ketiga sahabatnya yag mendengarkan hanya dapat terdiam beberapa detik setelah mendengar penjelasannya.
“Kau hebat, Bill” kata Aramos dengan semangat.
“Iya, saat kami sudah membuang ide itu kau masih melihat cela kemungkinannya” Andrea memeluknya dengan erat.
“Yah, kurasa itu bagian dari darah jurnalisnya yang terus penasaran kan? Tapi aku akan menunda memelukmu dulu. Aku akan melakukannya setelah kita-benar-benar menemukan pintu itu dan ruangan misterius itu. Aku tak mau pelukanku mubazir” kata Julio acuh yang hanya disambut tawa sahabat-sahabatnya.
Mereka berempat berdiskusi tentang waktu yang tepat untuk mencari pintu itu. Mengingat area seputar tangki air adalah bengkel yang sangat ramai dan kandang peliharaan yang setiap saat memiliki pengawas, maka mereka harus memeriksa dengan gaya paling tidak mencurigakan agar tidak memancing keingintahuan orang-orang yang melihat mereka.
“Pintu itu sudah dipastikan berada di sekitar tangki air, tapi posisi pastinya belum jelas. Yang aku tahu bengkel dan kandang peliharaan tidak pernah ditutup. Selalu saja ada orang yang bekerja atau mengawasi area-area tersebut.” Bill menggambar di sebuah kertas dengan pena yang kedua-duanya ditemukannya di ruang tersebut.
Julio mengambil pena dari Bill dan mulai menggambar beberapa bagian. “Ini adalah bagian-bagian dari bengkel yang sempat kulihat. Area tangki air sedikit tertutup dan beberapa senti lebih rendah dari lantai bengkel yang lain. Dan ini adalah area kandang, yang pasti ada jarak semeter antara dinding tangki dengan kandang-kandang yang berisi reptil. Kedua area ini memang tidak pernah ditutup, tapi pasti ada saat dimana area-area ini cukup sepi dan tidak terawasi kan?”
“Kurasa malam hari adalah saat yang cukup sepi. Bagaimanapun itu waktu yang cukup masuk akal kan?” Aramos memandang Julio dengan tanya.
Julio mengangguk “Ya, itu cukup…..wooww, apa ini?”
Kapal Eightlyst State Ship tiba-tiba terguncang kuat dan lampu padam. Dalam sekejap ruangan yang mereka masuki sudah gelap gulita dan hanya berkas merah yang masuk dari bawah pintu yang menandakan di gang-gang lampu darurat telah menyala.
“Tampaknya badai datang lebih cepat dari perkiraan” kata Andrea pelan.
“Badai? Badai apa?” suara Bill terdengar seperti tercekik.
“Kamu masih takut dengan ruangan sempit dan gelap?”
“Aku kira begitu……walaupun aku telah terbiasa tidur bersama kalian dalam gelap”
“Mulailah mengunyah permen coklatmu” Julio mencoba berdiri tapi sekali lagi kapal berguncang hingga dia memilih duduk lagi. Guncangan kali ini diikuti kilat-kilat yang membelah langit dan jendela ruangan itu cukup besar untuk menunjukkan bahwa memang ada badai di sekeliling kapal Eightlyst State Ship.
“Bagaimana kau bisa tahu ada badai?” Julio menyalakan senter dari handphonenya dan Bill menghembuskan napas dengan lega.
“Tadi ada pengumuman, kan? Para Nytes di hall bahkan sibuk membahasnya sebelum kalian mengajakku makan malam. Kalian tidak memperhatikan ya?”
“Aku baru selesai mandi” Aramos menyentuh rambutnya yang masih basah
“Aku menonton televisi” Julio berkata acuh
“Aku menelpon ayahku, jadi tidak memperhatikan juga”
Andrea mengambil kertas yang tadi dicorat-coret Bill dan Julio. “Tapi kurasa ini jadi lebih baik kan?”
Aramos dan Julio langsung menggangguk sedangkan Bill mengeluarkan suara seperti orang tercekik.
“Kamu bisa tinggal di kamar kalau mau” Julio melotot kesal.
Bill langsung menggeleng dan tersenyum kecut “Tidak mungkin. Aku akan ikut. Walaupun itu berarti harus berjalan dalam kegelapan, selama bersama kalian, aku akan baik-baik saja”
Julio mengerjapkan mata tak percaya, Andrea dan Aramos langsung tersenyum lebar dan mereka pun lanjut membahas rencana untuk menemukan pintu rahasia menuju ruangan yang masih misterius. Bagaimanapun, saat ini semua terlihat lebih mudah, karena seperti yang diumumkan oleh pengeras suara beberapa menit setelah pemadaman lampu bahwa seluruh penghuni kapal Eightlyst State Ship diharapkan dapat tinggal di kamar masing-masing kecuali ada kepentingan yang mendesak dan bagi SOS Pirates yang masih di kapal Eightlyst State Ship dapat melapor ke bagian administrasi untuk memperoleh ruangan-ruangan tempat beristirahat hingga dinyatakan aman untuk kembali ke kapal-kapal cabang mereka masing-masing.
0
Kutip
Balas