- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Lovelicious (Dulu pernah diikutin lomba tp kagak menang hehehehehe.......)
...
TS
sun81
Novel : Lovelicious (Dulu pernah diikutin lomba tp kagak menang hehehehehe.......)
Haiiii........Novel ane nih bergenre romantis bangeeettttssss 
Dulu pernah Ane ikutin lomba (thn 2009/2010 Lupa
) Tapi kagak menang.
Daripada hanya simpen di Laptop, mending bagi di sini siapa tau.......siapa tau ya......ada yang minat mo terbitin jadi Novel gitu
Oke, met membaca ya!! Jangan lupa tinggalin jejak n komen............(soalnya nggak langsung ane kasih satu kali semua, bab per bab spy nggak puyeng )

Dulu pernah Ane ikutin lomba (thn 2009/2010 Lupa
) Tapi kagak menang.Daripada hanya simpen di Laptop, mending bagi di sini siapa tau.......siapa tau ya......ada yang minat mo terbitin jadi Novel gitu
Oke, met membaca ya!! Jangan lupa tinggalin jejak n komen............(soalnya nggak langsung ane kasih satu kali semua, bab per bab spy nggak puyeng )
LOVELICIOUS

Bab 1 A
Bab 1 B
Bab 2 A
Bab 2 B
Bab 2 C
Bab 3 A
Bab 3 B
Bab 4 A
Bab 4 B
Bab 5 A
Bab 5 B
Bab 5 C
Bab 5 D
Bab 6 A
Bab 6 B
Bab 7 A
Bab 7 B
Bab 7 C
TAMAT
Spoiler for Apa istimewanya novel ini?:
Novel ini selain lucu en romantis


, ada pantun di tiap awal bab-nya (Dulu yang ane tau belum ada novel yang kayak gini, tapi begitu pengumuman lomba (dimana ane kagak menang
) , eeeehhhhhh udah banyak novel yang pake konsep ini......Yah mo gimana lagi............Juga ada resep di tiap akhir bab yg masih berhubungan (ini juga seharusnya konsep baru, tapi kayaknya ada juga yg udah make ide ini....
) Yah......yang penting Ane percaya originallitas Ane.........No Plagiat........
Spoiler for Karya yg lain ::
Diubah oleh sun81 01-10-2016 09:11
anasabila memberi reputasi
1
8.1K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#1
Spoiler for Bab 1 A:
Siang-siang kukus Bolu
Dibungkus buat hantaran
Siapa si Kamu?
Kenapa buat diriku penasaran?
Stela baru saja melewati tikungan ketika melihat kawanan yang tak ingin ditemuinya. Dena, Tiara dan Myna. Sekelompok cewek cantik, populer, kaya dan paling menyebalkan di sekolah. Tak ada sedikitpun keinginan Stela untuk menyapa mereka. Walaupun selama tiga tahun sekelas di SMU dengan mereka, sulit bagi Stela mengakui bahwa mereka adalah teman-temannya.
Dimulai hari pertama ketika mereka menghina tasnya yang memang bawaan dari SMP, lusuh dan ada nodanya, hingga sepatunya yang tak bermerek, Handphone yang jadul maupun jerawat yang menghias wajahnya hingga saat ini. Memang hanya lewat kata-kata, tapi itu cukup menyakitkan untuk awal-awal pertama kali dia beradaptasi di SMU.
Namun itu tidak membuat tiga tahun di SMU adalah masa yang suram. Tetap saja ada masa-masa yang menyenangkan, mulai dari festival sekolah hingga pesta perpisahan. Hanya saja dia berharap untuk ketiga cewek tadi, masa pengenalannya dengan mereka cukup sampai waktu kelulusan sebulan lalu. Jadi dengan demikian dia dapat menutup semua lembar kelam yang berhubungan dengan mereka. Tapi kayaknya tak semudah itu. Mengingat mereka tinggal sekompleks, walaupun beda blok, blok rumah mewah dan rumah sederhana. Beda tipe, tipe lima ratus persegi dan lima puluh persegi.
“Hai, La. Mau kemana? Kok sibuk banget.” Dena, cewek setinggi model itu merupakan pimpinan kelompok mereka.
“Ngapain di tanya, Na. Seperi biasalah……. Paling mau antarin pesanan kue”
“Atau mau ke pasar, cari bahan-bahan buat kue jualan ibunya.”
Stela merasa tak perlu menjawab apa-apa. Itu yang selalu dia lakukan selama ini, dan itulah yang terbaik.
“La, katanya kamu nda akan kuliah ya?”
Stela hanya tersenyum. Pertanyaan Tiara mungkin terdengar simpatik, tapi dia takkan tertipu. Apalagi bila nadanya sama tidak menyenangkan seperti mendengar kucing yang lagi kasmaran.
“Kenapa, La? Perlu pinjaman uang? Kalau mau, ayahku bisa bantu kok! Tak perlu pake bunga. Cukup kamu jadi pembantu di rumahku. Gimana?”
Myna adalah anak camat, tapi melihat gayanya, jangankan anak Presiden RI, anak Presiden Amerika saja kalah. Rambut dicat lebih dari tiga warna, make up yang tebal plus baju super trendi.
“Maaf, nggak minat. Aku pergi dulu ya! Biasa, sibuk bantuin ortu. Daripada buat dosa karena ngerjain anak orang kan?”
Stela langsung saja mengayuh sepeda ayahnya menuju gerbang keluar perumahan. Buat apa lama-lama. Bisa-bisa bolu kukus pesanan Tante Rima keburu dingin hanya gara-gara tiga cewek tadi. Mungkin bolu kukus ibunya bukanlah bolu kukus terenak di dunia, tapi setidaknya bolu kukus ibunya telah memiliki banyak penggemar di Jakarta ini. Jadi jangan harap hanya karena kelakuan tiga cewek yang kekanak-kanakan dan kurang ajaran sopan santun bisa membuatnya kehilangan pelanggan setia.
Para penggemar bolu kukus sering bilang, buatan bolu kukus ibunya selain lembut juga beraroma asli alias tidak hanya mengandalkan pasta. Mau bolu kukus rasa pandan, coklat sampai durian, semuanya pasti bisa dibuat ibunya menjadi sangat spesial, sehingga membuat mereka yang makan selalu kepingin, dan kepingin lagi
Dari belakangnya masih terdengar teriakan geng menyebalkan itu. Tapi perduli amat. Biar saja para tetangga mendengar betapa kampungannya mereka.
Stela mencoba melupakan kata-kata mereka. Walaupun terasa sangat menyakitkan, dia harus mengakui kata-kata mereka ada benarnya. Ayahnya memang tidak memiliki cukup uang untuk membiayai kuliah. Itu karena mobil yang merupakan tumpuan hidup mereka perlu perbaikan cukup besar gara-gara kecelakaan dua bulan lalu, yang bukan salah mereka.
Hanya karena seorang sopir truk yang tak hati-hati, mobil ayahnya yang terparkir terseret sejauh seratus meter dari tempat awal ditinggalkan oleh ayahnya. Parahnya lagi, truk yang super gede dan sopirnya yang super bego, berhasil melarikan diri setelah melakukan sodokan maut ke mobil minibus ayahnya. Hanya satu keuntungan dari kejadian ini. Ayahnya pada saat kejadian sedang menyuplai kue basah di minimarket dekat situ. Jadi ayahnya baik-baik saja. Dan itu lebih dari cukup bagi keluarga mereka.
Namun dari kejadian yang tak lebih dari lima menit itu, semua mimpi Stela terpaksa harus ditunda. Yah, setidaknya sampai semester depan, saat telah ada uang lagi yang terkumpul. Itu sebabnya dia takkan berputus asa. Dia akan menjadi marketing bagi usaha ibunya ini setidaknya selama enam bulan, sehingga uang semakin cepat terkumpul, dan tahun depan adiknya juga dapat masuk ke SMP favoritnya.
Ayo berusaha, bisiknya menyemangati diri sendiri.
Tiga ratus dua puluh ribu rupiah. Stela tersenyum puas. Dengan hati-hati disimpan uang pembayaran dari Tante Rima di tas pinggangnya. Walaupun terlihat tidak ada kerennya, tapi Stela merasa itu jauh lebih aman daripada hanya simpan di saku.
Tante Rima jarang memesan, tapi kalau pesan selalu banyak. Biasanya itu bila ada rapat perusahaan. Cemilan untuk rapat katanya. Sebagai salah satu staf bagian Umum untuk Mall terbesar di Jakarta ini, Tante Rima katanya yang mengurusi kebutuhan dapur untuk pegawai.
Kata ibunya, dulu Tante Rima hanyalah anak tukang tambal ban. Mereka adalah teman sekelas di SMK Pariwisata. Tapi sekarang jangan ditanya. Kata ibunya lagi, gaji Tante Rima sudah dua digit alias di atas sepuluh juta. Setiap tahun Tante Rima sekeluarga sering ke luar negeri. Dan itu adalah kebahagiaan buat Stela juga, karena dia selalu mendapat ole-ole unik. Mulai dari gantungan kunci bentuk unta, sisir dari tulang buaya hingga dompet dari kain sutra dibeliin oleh Tante Rima untuknya. Pokoknya selalu seru kalau menunggu kepulangan Tante Rima.
Stela baru saja tiba di lantai tiga mall itu ketika melihat dua karyawati mall yang super seksi. Ketika melewati mereka, Stela melirik iri melihat kemulusan kulit kedua wanita itu. Dari wajah sampai kaki, semuanya terawat, super bening. Walaupun Stela yakin peran serta berbagai produk kecantikan juga turut menyumbang, tapi dia harus akui semua karyawan-karyawati di mall itu lebih mirip model-model di majalah daripada pegawai sebuah mall. Dandanan super lengkap, body aduhai, hingga seragam trendi, benar-benar menunjukkan bahwa mall itu merupakan kawasan kalangan elit. Mungkin seharusnya moto mall ini adalah “yang nggak mampu jangan mampir” bukan “The new style for shopping”
Stela berhenti sebentar untuk menatap sebuah dompet kecil berwarna merah keluaran salah satu brand fashion yang terkenal. Dompet itu lebih kecil dari telapak tangannya, tampaknya dari kulit ular asli dan berhiaskan beberapa Kristal swarovsky. Tak ada harganya. Jadi kemungkinan besar kalau dia menanyakannya, maka aka nada dua kemungkinan, pertama dilirik penuh kecurigaan atau yang kedua, dia yang justru langsung pingsan begitu harganya disebutkan.
…................. Baca Cerita Sengkapnya
.................... Lovelicious
..................... Di app storial
Tapi belum sempat dia melangkah kemana-mana, Stela telah melihat apa yang menyebabkan pembicaraan ayah dan anak itu terhenti. Salah satu patung tempatnya bersembunyi ternyata telah jatuh. Bukan jatuh ke lantai, namun jatuh tertopang pada kepala sang ayah yang sudah tipis rambutnya. Posisinya benar-benar luar biasa, dengan keseimbangan yang sempurna, sampai membuat Stela tak mampu berkata-kata. Kepala ketemu kepala.
Diubah oleh sun81 31-08-2020 23:21
0
Kutip
Balas