- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#51
Spoiler for Bab 13 C:
“Aku tadi mencari di komputer perpustakaan tentang Daved Sayto. Tidak banyak yang kutemukan selain dia pernah menjabat sebagai salah satu pejabat Sekutu. Bukan Pejabat penting. Hanya bagian umum yang memeriksa perkembangan SOS setiap tahunnya. Dia bahkan hanya menjabat kurang dari enam tahun. Yang menarik hanyalah berita tentang dia dirampok di kapal Eightlyst State Ship beberapa jam sebelum dia dijemput untuk kembali ke London”
“Dirampok? Bagaimana bisa?” Andrea mendelik tak percaya.
“Tampaknya Tuan Daved Sayto meninggalkan barang-barangnya di depan kamar yang dia tempati selama berada di Eightlyst State Ship tanpa pengawasan ketika dia pergi ke ruang administrasi. Begitu kembali seluruh barang-barangnya raib.”
“Barang yang tercecer adalah milik yang menemukannya. Tampaknya prinsip itu diterapkan dengan sangat baik” Julio berkata sinis.
“Syukurlah buku The State tidak dianggap sebagai barang tercecer dan diambil oleh Nytes lainnya” Bill tertawa geli.
“Buku yang hilang lebih dari tiga puluh tahun dan sengaja dicecerkan di depan pintu kita, dan secara jelas hanya memberikan harapan palsu pada kita, aku lebih memilih buku itu tidak pernah ada” Julio mendengus dan membaringkan tubuhnya.
Andrea menyepak kaki Julio sedikit dan menatap Aramos “Ada lagi?”
“Hanya sedikit sekali yang kudapat. Selain berita tentang perampokan, Daved Sayto juga pernah diberitakan tentang kemungkinan keterlibatannya dalam penggelapan uang di Kantor Pusat Sekutu. Tidak ada berita tentang benar atau tidak dia terlibat, yang pasti satu tahun kemudian beberapa pejabat di kantor Pusat sekutu dinyatakan mengundurkan diri, salah satunya ada tuan Daved Sayto”
“Luar Biasa……sebuah buku tua dan seorang koruptor” Julio duduk tegak lagi.
“Jadi bagaimana selanjutnya?” Tanya Bill bingung.
Ketiga temannya tak ada yang menjawab, dan Julio berdiri mengelilingi ruangan kecil itu dengan malas.
Beberapa menit ruangan itu hanya diisi suara instrumental pelan dari speaker yang memang sangat banyak tersebar di Eightlyst State Ship. Di setiap ruangan dan jalan hingga gang-gang terkecil, speaker-speaker itu diletakkan untuk memudahkan penyampaian atau pengumuman akan sesuatu. Bahkan di kamar mereka masing-masing ada juga speaker seperti itu.
“Bill, kamu bilang banyak ruangan kosong di lantai ini kan? Ruangan-ruangan yang tidak dipakai seperti ruangan ini. Jadi apakah mungkin kita…..”
“Tidak mungkin. Ingat peraturan dengan jelas melarang latihan Flytes diadakan di dalam ruangan tertutup yang jelas-jelas peruntukannya untuk hal lain” Andrea memandang Julio kesal dan beringsut bersandar ke dinding di belakangnya tak memperdulikan Julio yang memonyongkan mulutnya.
Tiba-tiba Andrea menyandarkan kepalanya ke dinding kayu dan keningnya berkerut. Aramos yang lebih dulu menyadarinya langsung mendekat. Andrea memberi kode agar dia tak bersuara dan ikut mendekat ke dinding kayu yang membatasi. Bill dan Julio mendekat juga. Mereka masing-masing mengikuti gaya Andrea.
Suara orang bertengkar terdengar cukup jelas dibalik dinding kayu itu.
“Ini Gila. Aku sudah melakukan banyak hal untuk kalian walaupun resikonya aku bisa mati. Aku sudah cukup dengan omong kosong ini”
“Belum, bodoh……..Kita justru baru memulai permainan. Dan kau jangan pernah berpikir bisa keluar dari rencana ini secepat itu. Ingat, masa depanmu ada di tangan kami. Beberapa minggu lagi maka semua akan beres. Kau hanya perlu melakukan hal-hal yang telah kami tuliskan seperti biasa. Instruksimu cukup jelas, jadi bila kau melakukannya dengan benar, resikonya adalah nol. Kau akan tetap aman”
“Kami memberikan banyak hal padamu, Daniel. Jangan lupa itu. Sekarang pergilah dan pelajari instruksi-instruksi ini. Kami akan menghubungimu lagi seperti biasa.”
“Ingat, jangan berani macam-macam. Kami hancur maka kau pun akan tenggelam bersama kami. Di sini atau di luar sana”
Suara langkah kaki sedikit diseret di lantai kayu dan suara pintu yang terbuka lalu tertutup dengan kasar menandakan seseorang sudah meninggalkan ruangan sebelah. Aramos segera merayap mendekati pintu hendak membukanya tapi dicegah cepat oleh Julio.
“Mau apa?” Bisiknya pelan sekali.
“Memastikan sesuatu” Bisik Aramos.
Julio melotot, tapi Aramos tetap membuka pintu itu tanpa suara dan melongokkan kepala sedikit keluar. Dia sempat melihat Daniel Broom berbelok di gang sebelum menghilang. Julio mendesis dan memandang Andrea dan Bill yang masih menempelkan telinga mereka. Semenit kemudian yang dipandanginya telah duduk normal dan memberikan kode agar Julio dan Aramos mendekat. Aramos menutup pintu dengan sangat pelan dan mengikuti Julio yang sudah duduk sangat dekat dengan Andrea dan Bill.
“Mereka telah pergi” Bisik Bill gemetaran
“Tidak ada lagi yang keluar dari ruangan itu setelah Daniel Broom” Aramos kelihatan bingung.
“Mereka tampaknya keluar dari pintu lain” Kata Andrea. Keningnya berkerut menandakan bahwa dia sedang berpikir keras.
Julio mengerjapkan matanya dan segera berdiri. “Untung saja mereka lewat dari pintu lain. Kalau mereka keluar dari pintu yang sama kita bisa-bisa ketahuan menguping.”
Dia melotot kesal pada Aramos “Tapi ini menarik. Daniel Broom dipaksa melakukan sesuatu oleh orang-orang tertentu yang tidak kita kenal dan orang-orang itu menghilang melalui pintu yang lain. Ayo kita periksa ruangan sebelah”
Bill mengeluarkan suara kecil tanda terkejut “Kamu yakin? Kurasa itu berbahaya. Daniel Broom yang badannya segede Hercules saja takut dengan mereka……”
“Julio benar. Bill, apakah kamu tidak penasaran? Setidaknya kita dapat melihat dulu ruangan disebelah dan memutuskan apa kita ingin tahu lebih lanjut atau tidak”
Bill memandang Andrea berharap dukungan, tapi gadis kecil itu hanya mengangkat bahunya dan mengangguk tanda dia juga ingin memeriksa ruangan sebelah.
Mereka berempat pelan-pelan keluar dari ruangan dan menuju ke ruangan sebelah yang adalah pintu yang menghadap gang.
“Untung saja kau tidak memilih ruangan ini” kata Andrea setelah mereka memasuki ruangan yang memanjang itu.
Ruangan yang mereka masuki jauh lebih besar dari ruang meditasi tadi. Ruangan itu memiliki enam jendela yang menghadap ke gugusan pulau dan lautan, yang membuat ruangan itu sangat terang. Terdapat beberapa sofa kulit, meja kecil dan beberapa rak yang berisi buku-buku dan patung-patung dari logam diruangan itu. Di dindingnya tergantung beberapa lukisan tua yang berukuran kecil.
“Lebih untung lagi mereka tidak tahu kita tidak ada di ruangan sebelah” Julio duduk di salah satu sofa dan membuka sebuah majalah tua yang tergeletak di meja kecil di sebelahnya.
“Tampaknya mereka berdiri di sebelah sini, sehingga mereka tidak mendengar kalau kita berada di ruangan sebelah” Aramos mengamati beberapa puntung rokok di sebuah asbak kaca yang terlihat masih baru. Aramos sedang berdiri di sisi sebelah kiri ruangan panjang itu.
Bill mengangguk dan segera mendekati Aramos. Dia memutar badannya mengamati seluruh sisi kiri ruangan itu. Hanya ada sebuah rak buku tinggi, dua rak kecil yang hampir tidak ada isinya, tiga lukisan kecil dan sebuah sofa tanpa sandaran yang sangat lebar dan panjang. Tidak ada pintu.
“Aneh, aku tidak mendengar mereka berjalan ke sisi lain sebelum membuka pintu untuk mereka keluar” kata Bill kepada Andrea yang menggangguk.
“Pintu itu pasti di sekitar sisi kiri” kata Andrea yakin dan bergabung dengan Bill dan Aramos.
“Film mengajarkan banyak hal tentang pintu-pintu rahasia, teman-teman” Julio melempar majalah itu ke tempatnya semula dan bergabung dengan ketiga sahabatnya di sisi kiri ruangan “Kita hanya perlu mempraktekkannya kali ini”
Aramos, Bill dan Andrea tersenyum lebar dan mulai mencoba menarik buku-buku di rak tinggi dengan semangat. Julio melakukan hal yang sama di dua rak kecil. Suara mereka sedikit ribut, tapi mereka tidak perduli. Mereka semua yakin siapapun orang-orang yang tadinya bersama Daniel Broom di ruangan itu telah pergi cukup jauh.
Lima menit mereka mengobrak-abrik rak-rak buku, mencoba mendorong, memindahkannya dan mengetuk-ngetuk seluruh dinding di sebelah kiri ruangan itu. Tapi hasilnya sangat mengecewakan. Tidak ada satupun lubang apalagi pintu rahasia yang mereka temukan.
“Tampaknya kita bukan Bajak laut sejati. Kita bahkan tidak dapat menemukan sebuah pintu rahasia yang sudah jelas-jelas ada di sekitar sini” Bill duduk lesu “Kita juga tidak menemukan jalan menuju ruangan rahasia di bawah bengkel Eightlyst State Ship”
Andrea, Aramos dan Julio bergabung dengan Bill di sofa yang super besar itu dan memandang ruangan itu dengan kesal penuh tanda tanya.
“Kita bahkan belum dipercayakan memecahkan peta harta karun SOS” kata Julio sinis.
Mereka berempat mencoba lagi mencari-cari pintu rahasia di sisi sebelah kanan. Hasilnya sama saja. Hanya rasa lelah dan kesal yang di dapat.
“Oke, kita lupakan saja pintu rahasia itu dan semua hal yang kita dengar tadi, karena memang tidak ada keuntungannya untuk kita……. Aku lebih memilih kita mencari lagi ruangan rahasia di bawah bengkel. Setidaknya itu dapat menjadi tempat latihan Flytes kita” kata Andrea kesal.
Aramos langsung mengiyakan, sedangkan Julio dan Bill tampak sedikit pesimis.
“Maaf nona kecil, tapi aku tak yakin kita akan menemukannya jalannya. Kita sudah memeriksanya dan bahkan mungkin ruangan itu tidak pernah ada dan hanya imajinasi dari penulisnya” Kata Julio ketus.
“Kurasa tidak, Julio. Buku itu ditulis tiga orang yang merancang Kapal Eightlyst State Ship. Aku sempat mencari nama para pengarangnya dan nama mereka muncul juga sebagai para perancang Eightlyst State Ship.”
Julio memonyongkan mulutnya setelah mendengar penjelasan Aramos dan menggumamkan sesuatu yang menandakan bahwa dia setuju jika mereka kembali ke ruangan bawah Eightlyst State Ship.
Aramos berjalan dengan semangat diikuti ketiga sahabatnya menuju ke tangga yang dapat mengantarkan mereka ke ruangan bawah Eightlyst State Ship.
“Kita bisa makan siang dulu kan?” Tanya Bill ragu-ragu ketika mereka sampai di lantai dua.
“Dirampok? Bagaimana bisa?” Andrea mendelik tak percaya.
“Tampaknya Tuan Daved Sayto meninggalkan barang-barangnya di depan kamar yang dia tempati selama berada di Eightlyst State Ship tanpa pengawasan ketika dia pergi ke ruang administrasi. Begitu kembali seluruh barang-barangnya raib.”
“Barang yang tercecer adalah milik yang menemukannya. Tampaknya prinsip itu diterapkan dengan sangat baik” Julio berkata sinis.
“Syukurlah buku The State tidak dianggap sebagai barang tercecer dan diambil oleh Nytes lainnya” Bill tertawa geli.
“Buku yang hilang lebih dari tiga puluh tahun dan sengaja dicecerkan di depan pintu kita, dan secara jelas hanya memberikan harapan palsu pada kita, aku lebih memilih buku itu tidak pernah ada” Julio mendengus dan membaringkan tubuhnya.
Andrea menyepak kaki Julio sedikit dan menatap Aramos “Ada lagi?”
“Hanya sedikit sekali yang kudapat. Selain berita tentang perampokan, Daved Sayto juga pernah diberitakan tentang kemungkinan keterlibatannya dalam penggelapan uang di Kantor Pusat Sekutu. Tidak ada berita tentang benar atau tidak dia terlibat, yang pasti satu tahun kemudian beberapa pejabat di kantor Pusat sekutu dinyatakan mengundurkan diri, salah satunya ada tuan Daved Sayto”
“Luar Biasa……sebuah buku tua dan seorang koruptor” Julio duduk tegak lagi.
“Jadi bagaimana selanjutnya?” Tanya Bill bingung.
Ketiga temannya tak ada yang menjawab, dan Julio berdiri mengelilingi ruangan kecil itu dengan malas.
Beberapa menit ruangan itu hanya diisi suara instrumental pelan dari speaker yang memang sangat banyak tersebar di Eightlyst State Ship. Di setiap ruangan dan jalan hingga gang-gang terkecil, speaker-speaker itu diletakkan untuk memudahkan penyampaian atau pengumuman akan sesuatu. Bahkan di kamar mereka masing-masing ada juga speaker seperti itu.
“Bill, kamu bilang banyak ruangan kosong di lantai ini kan? Ruangan-ruangan yang tidak dipakai seperti ruangan ini. Jadi apakah mungkin kita…..”
“Tidak mungkin. Ingat peraturan dengan jelas melarang latihan Flytes diadakan di dalam ruangan tertutup yang jelas-jelas peruntukannya untuk hal lain” Andrea memandang Julio kesal dan beringsut bersandar ke dinding di belakangnya tak memperdulikan Julio yang memonyongkan mulutnya.
Tiba-tiba Andrea menyandarkan kepalanya ke dinding kayu dan keningnya berkerut. Aramos yang lebih dulu menyadarinya langsung mendekat. Andrea memberi kode agar dia tak bersuara dan ikut mendekat ke dinding kayu yang membatasi. Bill dan Julio mendekat juga. Mereka masing-masing mengikuti gaya Andrea.
Suara orang bertengkar terdengar cukup jelas dibalik dinding kayu itu.
“Ini Gila. Aku sudah melakukan banyak hal untuk kalian walaupun resikonya aku bisa mati. Aku sudah cukup dengan omong kosong ini”
“Belum, bodoh……..Kita justru baru memulai permainan. Dan kau jangan pernah berpikir bisa keluar dari rencana ini secepat itu. Ingat, masa depanmu ada di tangan kami. Beberapa minggu lagi maka semua akan beres. Kau hanya perlu melakukan hal-hal yang telah kami tuliskan seperti biasa. Instruksimu cukup jelas, jadi bila kau melakukannya dengan benar, resikonya adalah nol. Kau akan tetap aman”
“Kami memberikan banyak hal padamu, Daniel. Jangan lupa itu. Sekarang pergilah dan pelajari instruksi-instruksi ini. Kami akan menghubungimu lagi seperti biasa.”
“Ingat, jangan berani macam-macam. Kami hancur maka kau pun akan tenggelam bersama kami. Di sini atau di luar sana”
Suara langkah kaki sedikit diseret di lantai kayu dan suara pintu yang terbuka lalu tertutup dengan kasar menandakan seseorang sudah meninggalkan ruangan sebelah. Aramos segera merayap mendekati pintu hendak membukanya tapi dicegah cepat oleh Julio.
“Mau apa?” Bisiknya pelan sekali.
“Memastikan sesuatu” Bisik Aramos.
Julio melotot, tapi Aramos tetap membuka pintu itu tanpa suara dan melongokkan kepala sedikit keluar. Dia sempat melihat Daniel Broom berbelok di gang sebelum menghilang. Julio mendesis dan memandang Andrea dan Bill yang masih menempelkan telinga mereka. Semenit kemudian yang dipandanginya telah duduk normal dan memberikan kode agar Julio dan Aramos mendekat. Aramos menutup pintu dengan sangat pelan dan mengikuti Julio yang sudah duduk sangat dekat dengan Andrea dan Bill.
“Mereka telah pergi” Bisik Bill gemetaran
“Tidak ada lagi yang keluar dari ruangan itu setelah Daniel Broom” Aramos kelihatan bingung.
“Mereka tampaknya keluar dari pintu lain” Kata Andrea. Keningnya berkerut menandakan bahwa dia sedang berpikir keras.
Julio mengerjapkan matanya dan segera berdiri. “Untung saja mereka lewat dari pintu lain. Kalau mereka keluar dari pintu yang sama kita bisa-bisa ketahuan menguping.”
Dia melotot kesal pada Aramos “Tapi ini menarik. Daniel Broom dipaksa melakukan sesuatu oleh orang-orang tertentu yang tidak kita kenal dan orang-orang itu menghilang melalui pintu yang lain. Ayo kita periksa ruangan sebelah”
Bill mengeluarkan suara kecil tanda terkejut “Kamu yakin? Kurasa itu berbahaya. Daniel Broom yang badannya segede Hercules saja takut dengan mereka……”
“Julio benar. Bill, apakah kamu tidak penasaran? Setidaknya kita dapat melihat dulu ruangan disebelah dan memutuskan apa kita ingin tahu lebih lanjut atau tidak”
Bill memandang Andrea berharap dukungan, tapi gadis kecil itu hanya mengangkat bahunya dan mengangguk tanda dia juga ingin memeriksa ruangan sebelah.
Mereka berempat pelan-pelan keluar dari ruangan dan menuju ke ruangan sebelah yang adalah pintu yang menghadap gang.
“Untung saja kau tidak memilih ruangan ini” kata Andrea setelah mereka memasuki ruangan yang memanjang itu.
Ruangan yang mereka masuki jauh lebih besar dari ruang meditasi tadi. Ruangan itu memiliki enam jendela yang menghadap ke gugusan pulau dan lautan, yang membuat ruangan itu sangat terang. Terdapat beberapa sofa kulit, meja kecil dan beberapa rak yang berisi buku-buku dan patung-patung dari logam diruangan itu. Di dindingnya tergantung beberapa lukisan tua yang berukuran kecil.
“Lebih untung lagi mereka tidak tahu kita tidak ada di ruangan sebelah” Julio duduk di salah satu sofa dan membuka sebuah majalah tua yang tergeletak di meja kecil di sebelahnya.
“Tampaknya mereka berdiri di sebelah sini, sehingga mereka tidak mendengar kalau kita berada di ruangan sebelah” Aramos mengamati beberapa puntung rokok di sebuah asbak kaca yang terlihat masih baru. Aramos sedang berdiri di sisi sebelah kiri ruangan panjang itu.
Bill mengangguk dan segera mendekati Aramos. Dia memutar badannya mengamati seluruh sisi kiri ruangan itu. Hanya ada sebuah rak buku tinggi, dua rak kecil yang hampir tidak ada isinya, tiga lukisan kecil dan sebuah sofa tanpa sandaran yang sangat lebar dan panjang. Tidak ada pintu.
“Aneh, aku tidak mendengar mereka berjalan ke sisi lain sebelum membuka pintu untuk mereka keluar” kata Bill kepada Andrea yang menggangguk.
“Pintu itu pasti di sekitar sisi kiri” kata Andrea yakin dan bergabung dengan Bill dan Aramos.
“Film mengajarkan banyak hal tentang pintu-pintu rahasia, teman-teman” Julio melempar majalah itu ke tempatnya semula dan bergabung dengan ketiga sahabatnya di sisi kiri ruangan “Kita hanya perlu mempraktekkannya kali ini”
Aramos, Bill dan Andrea tersenyum lebar dan mulai mencoba menarik buku-buku di rak tinggi dengan semangat. Julio melakukan hal yang sama di dua rak kecil. Suara mereka sedikit ribut, tapi mereka tidak perduli. Mereka semua yakin siapapun orang-orang yang tadinya bersama Daniel Broom di ruangan itu telah pergi cukup jauh.
Lima menit mereka mengobrak-abrik rak-rak buku, mencoba mendorong, memindahkannya dan mengetuk-ngetuk seluruh dinding di sebelah kiri ruangan itu. Tapi hasilnya sangat mengecewakan. Tidak ada satupun lubang apalagi pintu rahasia yang mereka temukan.
“Tampaknya kita bukan Bajak laut sejati. Kita bahkan tidak dapat menemukan sebuah pintu rahasia yang sudah jelas-jelas ada di sekitar sini” Bill duduk lesu “Kita juga tidak menemukan jalan menuju ruangan rahasia di bawah bengkel Eightlyst State Ship”
Andrea, Aramos dan Julio bergabung dengan Bill di sofa yang super besar itu dan memandang ruangan itu dengan kesal penuh tanda tanya.
“Kita bahkan belum dipercayakan memecahkan peta harta karun SOS” kata Julio sinis.
Mereka berempat mencoba lagi mencari-cari pintu rahasia di sisi sebelah kanan. Hasilnya sama saja. Hanya rasa lelah dan kesal yang di dapat.
“Oke, kita lupakan saja pintu rahasia itu dan semua hal yang kita dengar tadi, karena memang tidak ada keuntungannya untuk kita……. Aku lebih memilih kita mencari lagi ruangan rahasia di bawah bengkel. Setidaknya itu dapat menjadi tempat latihan Flytes kita” kata Andrea kesal.
Aramos langsung mengiyakan, sedangkan Julio dan Bill tampak sedikit pesimis.
“Maaf nona kecil, tapi aku tak yakin kita akan menemukannya jalannya. Kita sudah memeriksanya dan bahkan mungkin ruangan itu tidak pernah ada dan hanya imajinasi dari penulisnya” Kata Julio ketus.
“Kurasa tidak, Julio. Buku itu ditulis tiga orang yang merancang Kapal Eightlyst State Ship. Aku sempat mencari nama para pengarangnya dan nama mereka muncul juga sebagai para perancang Eightlyst State Ship.”
Julio memonyongkan mulutnya setelah mendengar penjelasan Aramos dan menggumamkan sesuatu yang menandakan bahwa dia setuju jika mereka kembali ke ruangan bawah Eightlyst State Ship.
Aramos berjalan dengan semangat diikuti ketiga sahabatnya menuju ke tangga yang dapat mengantarkan mereka ke ruangan bawah Eightlyst State Ship.
“Kita bisa makan siang dulu kan?” Tanya Bill ragu-ragu ketika mereka sampai di lantai dua.
0
Kutip
Balas