- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#50
Spoiler for Bab 13 A:
“Apa yang kau baca?” Bill duduk di tempat tidur Aramos sambil tidak memalingkan wajahnya dari mainan di ponselnya.
Julio mengecilkan volume televisi dan menatap kedua temannya.
“Buku yang kau temukan tadi” kata Aramos pendek sambil membalik ke halaman berikut.
“Buku apa itu? Kau temukan dimana, Bill?”
“Di depan pintu tadi. Berhasil…… aku mencapai level seratus dua” Bill menekan layarnya dan ponselnya langsung kembali ke layar depan.
“Tadi? Maksudmu ketika kita kembali dari makan malam. Aku tidak melihat……”
“Bukan…….tadi ketika kembali dari tour singkat keliling Eightlyst State Ship”
“Aku tidak menemukan apapun ketika kembali tadi.” Kata Julio penasaran dan bergabung di tempat tidur Aramos.
“Mungkin diletakkan setelah kau masuk. Benar kan, Aramos?” Bill menatap Aramos tapi yang ditatap tampak sangat serius dengan buku bacaannya. Aramos bahkan kembali membalikkan halaman menuju ke halaman berikutnya.
Julio dan Bill saling bertatapan dengan penasaran. Mereka langsung memajukan kepala untuk melihat bacaan Aramos, tapi kepala mereka terantuk satu sama lain. Teriakan keduanya menyadarkan Aramos.
“Buku ini aneh” Aramos membalikkan buku itu sehingga menghadap ke kedua sahabatnya.
“Jelaskan saja, kau tahu kan penyakitku jika melihat terlalu banyak tulisan.”
“Benar, malam ini pun aku rasanya terjangkit penyakit yang sama dari Julio” kata Bill sambil mengurut pelipisnya.
Aramos tersenyum kecil lalu kembali serius.
“Aku memeriksa apakah buku ini milik perpustakaan seperti kata-kata Bill. Dan memang benar.”
Bill hendak mengatakan sesuatu ketika mulutnya dibekap oleh Julio.
“Itu tidak dapat disebut aneh” Kata Julio melotot ketika Bill mendengus tak senang setelah dilepaskan bekapannya.
“Benar, dan menurut Bill, siapapun yang meletakkan buku ini di depan pintu kamar kita, tahu aku bekerja di Perpustakaan dan ingin aku mengembalikan buku ini untuk menghindari denda karena terlambat mengembalikan buku ini”
“Itu belum masuk golongan aneh bagiku” kata Julio melipat tangannya di dada.
“Benar, yang aneh adalah buku ini sudah terlambat dikembalikan lebih dari tiga puluh tahun” kata Aramos bersemangat “Jadi tidak ada satupun Nytes yang dapat dikatakan telah meminjam buku ini dan meletakkannya di depan kamar kita, karena tidak ada satu pun Nytes yang berusia setua itu kan?”
Bill dan Julio langsung membalikkan buku itu dan melihat lembaran paling terakhirnya. Seperti semua buku di Perpustakaan Eightlyst State Ship, lembaran terakhir setiap buku terdapat halaman yang mencantumkan tanggal peminjaman, siapa yang meminjamnya dan tanggal pengembaliannya.
Dan seperti kata Aramos, buku itu telah sangat lama dipinjam dari Perpustakaan Eightlyst State Ship.
“Daved Sayto” Bill membaca nama yang tertera sebagai peminjam terakhir. Tulisan bertinta hitam itu hampir pudar tapi mereka bertiga masih dapat membaca jelas kapan tanggal peminjamannya dan tanggal pengembaliannya masih kosong.
“Wah, dia pasti akan kena denda yang sangat banyak” Kata Bill terkekeh lalu terdiam. Kedua temannya sedang memandangnya dengan serius.
“Kau mengenalnya? Si Daved Sayto” Aramos bertanya pelan.
“Tentu saja tidak. Apakah Aku perlu mengenalnya?” Bill bertanya bingung.
“Kamu adalah orang yang paling banyak kenalan dan informasi di Eightlyst State Ship yang kutahu, jadi mungkin saja kamu mengenalnya atau mungkin mengenal keturunan dari Daved Sayto ini. Jadi kita bisa menanyakan apa maksudnya meletakkan buku berukuran jumbo ini di depan pintu kita” Jelas Julio sedikit kesal.
Bill mengerutkan keningnya. Tampak sekali dia sedang menggali berbagai memori di otaknya. Setelah semenit, Aramos dan Julio hanya mendapatkan gelengan kepala pelan.
“Aku bahkan tidak ingat pernah bertemu atau mendengar orang atau Nytes yang bermarga Sayto.”
“Kamu yakin?” Tanya Julio masih dengan kesal.
Bill mengangguk mantap. “Orang bermarga Sayto rasanya berasal dari Asia, Jepang paling mungkin……Dan aku tak mungkin melupakannya kalau pernah mendengar, berkenalan atau bertemu dengannya”
Julio mendengus, mengangkat bahunya dan memandang Aramos dengan santai.
“Yah, sudah. Kau kembalikan saja buku itu besok dan jelaskan kepada Madam Roda bagaimana buku itu sampai ke tanganmu. Aku yakin dia tidak akan tega mendendamu. Hanya dengan melihatnya saja, aku tahu dia sudah menyayangimu seperti anaknya atau cucunya sendiri”
“Kurasa tidak”
“Maksudmu Madam Roda tidak menyayangimu?”
“Bukan, Bill…… maksudku aku tidak atau belum akan mengembalikan buku ini ke Perpustakaan besok atau pun dalam waktu dekat, kurasa”
“Lho kenapa? Apa yang menarik dari buku tua ini?”
“Ini keanehan lainnya” Aramos tiba-tiba terlihat sangat bersemangat.”Buku ini adalah buku tentang Eightlyst State Ship. Buku tentang kapal ini. Dan buku ini tidak dicetak selayaknya buku-buku yang lain. Ini lebih mirip diary dari para penulisnya. Semua isi dan gambar dibuku ini ditulis dan digambar dengan tangan. Ada tiga tulisan berbeda, kurasa para penulisnya bergantian menulis buku ini”
Aramos membalikkan beberapa halaman hingga menemukan sebuah denah yang menggambarkan Eightlyst State Ship dari samping. Denah itu menunjukkan delapan lantai Eightlyst State Ship.
“Ini adalah Eightlyst State Ship ketika pertama kali di buat. Delapan lantai. Dua lantai berada di bawah air dan enam lantai di atasnya.”
“Itu tidak mungkin. Yang kutahu hanya ada satu lantai di bawah air. Tempat perbaikan kapal selam dan berbagai kapal kecil maupun peralatan laiinya. Seperti bengkel raksasa. Dan sepertiga lantai lainnya adalah kandang peliharaan penghuni Eightlyst State Ship dan gudang para Cases ” kata Bill yakin
“Denahnya mengatakan lain, Bill”
Julio dan Bill bersama-sama membaca keterangan yang tertera di denah itu. Dan mereka tahu Aramos benar.
“Lalu, apa hubungannya dengan kita?” Kata Julio bingung “Kita akan menuliskannya di Koran Eightlyst State Ship bahwa……”
Julio terdiam. Aramos mengacungkan pedang Flytes dan tersenyum lebar.
“Bila masih ada ruangan lain di bawah Bengkel Eighlyst State Ship, maka mungkin itu adalah ruangan yang selama ini kita cari”
Julio dan Bill berpandangan, dan sedetik kemudian wajah mereka secerah wajah Aramos.
***
Spoiler for Bab 13 B:
“Kalian sudah di sini? Bagaimana?” Aramos bertanya penasaran.
Untunglah hari ini dia tidak memiliki banyak pekerjaan. Semua yang ditugaskan Madame Roda sudah selesai sejak jam sebelas. Kini waktu kerjanya hanya tinggal setengah jam lagi. Dan seperti biasa ketiga sahabatnya sudah duduk menunggunya di meja paling sudut Timur perpustakaan.
Tapi berbeda dengan biasanya, ketiga temannya itu terlihat sedikit kelelahan dan berkeringat.
“Kami tidak menemukan apapun. Tidak ada pintu, jalan, gang ataupun gorong-gorong yang menunjukkan bahwa ada lagi ruangan lain di bawah bengkel Eightlyst State Ship.” Andrea berbisik pelan walaupun sebenarnya di dekat mereka tidak ada siapa-siapa.
Madame Roda seperti biasa berada di mejanya, dan dua pemelihara, Tuan Bob Qurma dan Tuan Karel Wellah yang merupakan pemelihara paling dipercaya oleh Tuan Lenter seperti biasa berada di ruangan kaca sedang memperbaiki beberapa buku.
Tapi mereka berempat memang sudah sepakat untuk berhati-hati. Selain karena belum mengerti apa maksud dari pihak yang meletakkan buku The State di depan kamar, juga karena mereka tak ingin ada pihak lain yang mengetahui bahwa mereka memiliki buku The State.
Semalam Bill mengirim pesan ke Andrea tentang buku yang mereka temukan. Julio dan Aramos sepakat itu langkah tepat dibandingkan menelpon Andrea, dan pembicaraan mereka didengar oleh teman-teman sekamar Andrea.
Tepat pukul enam pagi tadi, mereka berempat berkumpul di Hall tengah dan Bill menunjukkan beberapa foto yang merupakan isi buku The State kepada Andrea. Julio tidak mengijinkan Aramos membawa keluar buku itu dari kamar, walaupun sebenarnya setiap minggu pagi Hall tengah selalu sangat sepi karena kebanyakan Nytes bangun agak siang. Terlalu beresiko menurutnya.
Dan setelah makan pagi, dan mendiskusikan secara bisik-bisik rencana mereka, Andrea, Julio dan Bill diputuskan untuk menyelidiki bagian bawah kapal Eightlyst State Ship sedangkan Aramos seperti biasa bekerja part time di perpustakaan sambil menyelidiki tentang siapa Daved Sayto.
“Bagaimana dengan bagian kandang peliharaan dan Gudang Cases?” Aramos berbisik gelisah sambil duduk di samping Bill.
Bill menggeleng lesu. “Bagian kandang adalah bagian paling teliti kami periksa, tapi hasilnya nol besar”
“Kalau gudang-gudang cases, tidak bisa kami pastikan, karena tidak mungkin kita membongkar pintu-pintunya kan?” kata Julio sedikit keras. Cubitan Andrea langsung mencium pinggangnya membuatnya sedikit meringis.
Mereka berempat terdiam sambil menatap meja perpustakaan yang kosong.
“Mungkinkah berada di salah satu gudang cases?” Aramos menatap keempat sahabatnya dengan bingung.
“Kalau memang seperti itu, maka sebaiknya kita melupakannya. Tidak mungkin kan kita meminjam kunci ke semua pemilik cases untuk melihat-lihat gudang mereka?” kata Julio ketus.
Bill mengangguk “Kita juga tidak memiliki alasan untuk melakukannya. Sebab apapun yang kita katakan, kita bisa-bisa membongkar maksud sebenarnya”
“Maksud apa anak-anak?” suara Madame Roda yang serak menghentakkan mereka semua.
Andrea yang paling pertama bisa menguasai diri langsung berdiri dan tersenyum manis pada Madame Roda “Kami bermaksud memelihara seekor elang seperti Kapten Silverbond. Tapi ini masih rencana, jadi mohon dirahasiakan.”
Madame Roda membelalakkan matanya dan kemudian tertawa kecil “Wah, pilihan yang berani. Tapi usulku kalian mulailah dengan sesuatu yang lebih sederhana dan mudah. Seekor ikan mungkin?”
“Benarkah?” Aramos melirik kedua temannya yang masih terlihat shock.
“Ya, selain izinnya lebih mudah, kalian pun tak perlu menyewa kandang peliharaan yang menurutku harganya cukup tinggi. Belum lagi kebutuhan harian hewan peliharaan kalian dan kalian harus membersihkannya setiap hari semua yang dikeluarkannya” Madame Roda mengedipkan mata kirinya untuk memperjelas maksudnya tentang kotoran hewan peliharaan “Tapi, semuanya terserah kalian, anak-anak. Kalau kalian siap dengan setiap konsekuensinya, lakukanlah. Yang menjadi kepentinganku adalah lima belas menit lagi Perpustakaan harus ditutup, Aramos kalau ingin mengambil koinmu sudah bisa, karena aku sudah tidak memiliki apapun untuk kau kerjakan”
Aramos mengangguk dan tersenyum sebelum Madame Roda meninggalkan mereka dan kembali ke mejanya.
“Menurutmu dia mendengarnya?” bisik Julio semenit setelah Madame Roda menghilang ke balik rak-rak buku.
“Kurasa tidak. Dia terlihat bisa menerima yang kita katakan” Bill berdiri dan mengamati komputer perpustakaan yang terletak hanya semeter dari bangkunya.
“Kau menemukan sesuatu tentang Daved Sayto?” Tanya Bill pelan sambil membungkuk ke Aramos.
Andrea dan Julio langsung mendekat ke Aramos begitu melihatnya menganggukkan kepala.
“Kita bicarakan di tempat lain saja” Aramos berbisik pelan, dan ketiga sahabatnya langsung mengerti.
Lima menit kemudian mereka sudah berada di gang yang membatasi perpustakaan dan ruang administrasi.
“Ke mana?” Tanya Andrea bingung.
“Lantai ini adalah lantai paling sepi. Kita ke bagian Barat saja. Di sana ada beberapa ruangan pertemuan dan ruangan-ruangan kosong lainnya. Hari Minggu biasanya tidak ada yang menggunakannya” Kata Bill.
Semua mengangguk setuju dan langsung berjalan mengikuti Bill. Mereka berjalan di gang-gang kecil, melewati banyak pintu dari kayu maupun besi tumpah. Seperti kata Bill lantai tiga sangat sepi, apalagi di waktu Weekend. Selama berjalan mereka tidak bertemu dengan siapa pun.
Mereka melewati sebuah tangga yang menuju ke lantai empat, dan Bill memberikan kode pada ketiga sahabatnya untuk masuk ke salah satu gang. Gang itu bahkan lebih kecil dari gang yang mereka lewati sebelumnya.
Terdapat enam pintu di sepanjang gang itu. Tiga disebelah kanan, dua di sebelah kiri gang dan satu di depan mereka.
“Silahkan dipilih!” Bill tersenyum lebar.
Julio melingkarkan tangannya ke bahu Bill dan membawanya memasuki pintu di sebelah kanan paling ujung gang.
“Harus kuakui, kamu kadangkala menakutkan.” Julio duduk di permadani yang memang sengaja menyerupai rumput.
Ruangan yang mereka masuki dindingnya terbuat dari papan kayu yang sudah dipernis mengkilat. Di sudut ruangan tampak taman kecil beserta air mancur kecil. Mereka seperti memasuki sebuah ruangan bernuansa Jepang.
“Ruangan yang aneh” Julio mengedarkan matanya dan melihat bahwa plafon ruangan itupun dipasangi wallpaper bercorak awan.
“Sama seperti yang memilihnya” ejek Andrea.
“Ini biasanya digunakan oleh mereka yang ingin meditasi” kata Bill sambil duduk di dekat air mancur.
“Omong kosong apa itu, sejak kapan bajak laut jadi Bhiksu” Julio mendengus.
Andrea hanya melirik kesal dan menatap Aramos yang masih berdiri di depan pintu. Tampak dia mengintip ke luar.
“Ada apa?” Bisiknya pelan
“Entahlah, rasanya aku mendengar suara di salah satu ruangan lainnya, tapi entah yang mana”
“Jangan ikut campur urusan orang, anak kecil” Julio menarik Aramos mundur dan menutup pintu.”Ruangan lain bukan urusan kita. Masih ada yang lebih penting untuk kita urusi. Ingat kan?”
Aramos tersenyum malu dan duduk di samping Bill. Andrea dan Julio duduk saling berseberangan satu sama lain.
Untunglah hari ini dia tidak memiliki banyak pekerjaan. Semua yang ditugaskan Madame Roda sudah selesai sejak jam sebelas. Kini waktu kerjanya hanya tinggal setengah jam lagi. Dan seperti biasa ketiga sahabatnya sudah duduk menunggunya di meja paling sudut Timur perpustakaan.
Tapi berbeda dengan biasanya, ketiga temannya itu terlihat sedikit kelelahan dan berkeringat.
“Kami tidak menemukan apapun. Tidak ada pintu, jalan, gang ataupun gorong-gorong yang menunjukkan bahwa ada lagi ruangan lain di bawah bengkel Eightlyst State Ship.” Andrea berbisik pelan walaupun sebenarnya di dekat mereka tidak ada siapa-siapa.
Madame Roda seperti biasa berada di mejanya, dan dua pemelihara, Tuan Bob Qurma dan Tuan Karel Wellah yang merupakan pemelihara paling dipercaya oleh Tuan Lenter seperti biasa berada di ruangan kaca sedang memperbaiki beberapa buku.
Tapi mereka berempat memang sudah sepakat untuk berhati-hati. Selain karena belum mengerti apa maksud dari pihak yang meletakkan buku The State di depan kamar, juga karena mereka tak ingin ada pihak lain yang mengetahui bahwa mereka memiliki buku The State.
Semalam Bill mengirim pesan ke Andrea tentang buku yang mereka temukan. Julio dan Aramos sepakat itu langkah tepat dibandingkan menelpon Andrea, dan pembicaraan mereka didengar oleh teman-teman sekamar Andrea.
Tepat pukul enam pagi tadi, mereka berempat berkumpul di Hall tengah dan Bill menunjukkan beberapa foto yang merupakan isi buku The State kepada Andrea. Julio tidak mengijinkan Aramos membawa keluar buku itu dari kamar, walaupun sebenarnya setiap minggu pagi Hall tengah selalu sangat sepi karena kebanyakan Nytes bangun agak siang. Terlalu beresiko menurutnya.
Dan setelah makan pagi, dan mendiskusikan secara bisik-bisik rencana mereka, Andrea, Julio dan Bill diputuskan untuk menyelidiki bagian bawah kapal Eightlyst State Ship sedangkan Aramos seperti biasa bekerja part time di perpustakaan sambil menyelidiki tentang siapa Daved Sayto.
“Bagaimana dengan bagian kandang peliharaan dan Gudang Cases?” Aramos berbisik gelisah sambil duduk di samping Bill.
Bill menggeleng lesu. “Bagian kandang adalah bagian paling teliti kami periksa, tapi hasilnya nol besar”
“Kalau gudang-gudang cases, tidak bisa kami pastikan, karena tidak mungkin kita membongkar pintu-pintunya kan?” kata Julio sedikit keras. Cubitan Andrea langsung mencium pinggangnya membuatnya sedikit meringis.
Mereka berempat terdiam sambil menatap meja perpustakaan yang kosong.
“Mungkinkah berada di salah satu gudang cases?” Aramos menatap keempat sahabatnya dengan bingung.
“Kalau memang seperti itu, maka sebaiknya kita melupakannya. Tidak mungkin kan kita meminjam kunci ke semua pemilik cases untuk melihat-lihat gudang mereka?” kata Julio ketus.
Bill mengangguk “Kita juga tidak memiliki alasan untuk melakukannya. Sebab apapun yang kita katakan, kita bisa-bisa membongkar maksud sebenarnya”
“Maksud apa anak-anak?” suara Madame Roda yang serak menghentakkan mereka semua.
Andrea yang paling pertama bisa menguasai diri langsung berdiri dan tersenyum manis pada Madame Roda “Kami bermaksud memelihara seekor elang seperti Kapten Silverbond. Tapi ini masih rencana, jadi mohon dirahasiakan.”
Madame Roda membelalakkan matanya dan kemudian tertawa kecil “Wah, pilihan yang berani. Tapi usulku kalian mulailah dengan sesuatu yang lebih sederhana dan mudah. Seekor ikan mungkin?”
“Benarkah?” Aramos melirik kedua temannya yang masih terlihat shock.
“Ya, selain izinnya lebih mudah, kalian pun tak perlu menyewa kandang peliharaan yang menurutku harganya cukup tinggi. Belum lagi kebutuhan harian hewan peliharaan kalian dan kalian harus membersihkannya setiap hari semua yang dikeluarkannya” Madame Roda mengedipkan mata kirinya untuk memperjelas maksudnya tentang kotoran hewan peliharaan “Tapi, semuanya terserah kalian, anak-anak. Kalau kalian siap dengan setiap konsekuensinya, lakukanlah. Yang menjadi kepentinganku adalah lima belas menit lagi Perpustakaan harus ditutup, Aramos kalau ingin mengambil koinmu sudah bisa, karena aku sudah tidak memiliki apapun untuk kau kerjakan”
Aramos mengangguk dan tersenyum sebelum Madame Roda meninggalkan mereka dan kembali ke mejanya.
“Menurutmu dia mendengarnya?” bisik Julio semenit setelah Madame Roda menghilang ke balik rak-rak buku.
“Kurasa tidak. Dia terlihat bisa menerima yang kita katakan” Bill berdiri dan mengamati komputer perpustakaan yang terletak hanya semeter dari bangkunya.
“Kau menemukan sesuatu tentang Daved Sayto?” Tanya Bill pelan sambil membungkuk ke Aramos.
Andrea dan Julio langsung mendekat ke Aramos begitu melihatnya menganggukkan kepala.
“Kita bicarakan di tempat lain saja” Aramos berbisik pelan, dan ketiga sahabatnya langsung mengerti.
Lima menit kemudian mereka sudah berada di gang yang membatasi perpustakaan dan ruang administrasi.
“Ke mana?” Tanya Andrea bingung.
“Lantai ini adalah lantai paling sepi. Kita ke bagian Barat saja. Di sana ada beberapa ruangan pertemuan dan ruangan-ruangan kosong lainnya. Hari Minggu biasanya tidak ada yang menggunakannya” Kata Bill.
Semua mengangguk setuju dan langsung berjalan mengikuti Bill. Mereka berjalan di gang-gang kecil, melewati banyak pintu dari kayu maupun besi tumpah. Seperti kata Bill lantai tiga sangat sepi, apalagi di waktu Weekend. Selama berjalan mereka tidak bertemu dengan siapa pun.
Mereka melewati sebuah tangga yang menuju ke lantai empat, dan Bill memberikan kode pada ketiga sahabatnya untuk masuk ke salah satu gang. Gang itu bahkan lebih kecil dari gang yang mereka lewati sebelumnya.
Terdapat enam pintu di sepanjang gang itu. Tiga disebelah kanan, dua di sebelah kiri gang dan satu di depan mereka.
“Silahkan dipilih!” Bill tersenyum lebar.
Julio melingkarkan tangannya ke bahu Bill dan membawanya memasuki pintu di sebelah kanan paling ujung gang.
“Harus kuakui, kamu kadangkala menakutkan.” Julio duduk di permadani yang memang sengaja menyerupai rumput.
Ruangan yang mereka masuki dindingnya terbuat dari papan kayu yang sudah dipernis mengkilat. Di sudut ruangan tampak taman kecil beserta air mancur kecil. Mereka seperti memasuki sebuah ruangan bernuansa Jepang.
“Ruangan yang aneh” Julio mengedarkan matanya dan melihat bahwa plafon ruangan itupun dipasangi wallpaper bercorak awan.
“Sama seperti yang memilihnya” ejek Andrea.
“Ini biasanya digunakan oleh mereka yang ingin meditasi” kata Bill sambil duduk di dekat air mancur.
“Omong kosong apa itu, sejak kapan bajak laut jadi Bhiksu” Julio mendengus.
Andrea hanya melirik kesal dan menatap Aramos yang masih berdiri di depan pintu. Tampak dia mengintip ke luar.
“Ada apa?” Bisiknya pelan
“Entahlah, rasanya aku mendengar suara di salah satu ruangan lainnya, tapi entah yang mana”
“Jangan ikut campur urusan orang, anak kecil” Julio menarik Aramos mundur dan menutup pintu.”Ruangan lain bukan urusan kita. Masih ada yang lebih penting untuk kita urusi. Ingat kan?”
Aramos tersenyum malu dan duduk di samping Bill. Andrea dan Julio duduk saling berseberangan satu sama lain.
0
Kutip
Balas