- Beranda
- Stories from the Heart
Ku Menemukan Dia, Sang Cinta Sejati [Real Story]
...
TS
kane.enak
Ku Menemukan Dia, Sang Cinta Sejati [Real Story]
Assalamu'alaikum agan² semua... Ane disini sebenernya cuma seorang SR yang kebetulan nyantol di SFTH. Nah, setelah baca beberapa cerita di SFTH yang menurut ane menarik, ane jadi tertarik buat nyeritain pengalaman ane lewat tulisan disini, di forum SFTH tercintah 
Menerima
,
, dan share bila berkenan. Kalo bisa jangan 
Oke! Gausah banyak cingcong, let the story begin...
*Stay Here ~(°o~°) *
Daftar Isi...

Spoiler for :
Spoiler for :
Menerima
,
, dan share bila berkenan. Kalo bisa jangan 
Oke! Gausah banyak cingcong, let the story begin...
*Stay Here ~(°o~°) *
Daftar Isi...
Spoiler for :
Diubah oleh kane.enak 05-04-2017 09:13
bukhorigan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
111.5K
657
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kane.enak
#185
Part 15
-Terror Pertama : Pocong Kebun Pisang-
***
Setelah istirahat sejenak, kita pun melanjutkan perjalanan. Gak lupa tadi gw beli rokok buat ntar di kampung.
Spoiler for :
---
Gak terasa, jalanan beraspal sudah menjadi jalanan tanah yang dikelilingi oleh hutan. Tinggal beberapa menit lagi. Hawa pedesaan sudah mulai muncul. Beberapa orang ada yang pergi ke arah pasar (sebelum hutan ini, ada sebuah pasar yang lumayan rame). Gw buka kaca mobil gw, supaya hawa sejuk ini masuk ke dalam mobil. Gw lihat ke kursi sebelah gw, Syifa tidur dengan anggun, wajah nya tetap cantik. Sedangkan di belakang, cuma Bimo yang terjaga sambil makan cemilan.
Spoiler for :
Kami semua pun masuk, kemudian duduk di kursi ruang tamu. Ruang tamu nya luas, banyak keris keris yang dipajang di dinding. Pakdhe gw emang punya ilmu, tapi bukan ilmu hitam. Katanya juga, pakdhe ini banyak peliharaan nya. Ilmu nya sih turun temurun, bapak gw juga ada beberapa peliharaan. Kalo gw mah cuma satu.
---
Setelah ngobrol ngobrol dan melepas rindu, akhirnya kami diantar ke tempat yang akan kami tinggali selama 2 minggu. Rumahnya sih udah lumayan bagus, beberapa bagian sudah tembok bata, dan masih ada yang pake gedek. Rumahnya cukup luas, dengan 2 kamar, ruang tamu, ruang tengah, dapur, dan kamar mandi, tapi kalo boker ya ke sungai. Kita masuk lalu menaruh barang barang di kamar masing masing. Yang cewe di kamar depan, dekat ruang tamu, sedangkan cowo di kamar belakang, deket dapur. Rumah rumah masih jarang, jarak dari rumah ke rumah sekitar 10-100 meter an. Rumah yang gw tempatin ini baru ada rumah lagi sekitar 50 meter ke kiri. Lalu sebelah kanan baru ada rumah lagi sekitar 100 meter yang dipisahkan oleh kebun pisang. Nah, kebun pisang itu aura nya gak enak, tapi gw cuekin aja. Masalahnya, kedua kamar di rumah itu ada jendela yang mengarah ke kebun pisang itu.
Gw ke teras rumah. Terasnya luas, ada dipan dan sebuah meja kecil, ada sebuah asbak kecil di atasnya. Gw keluarin rokok dan korek. Gw sulut satu batang.
Sssshhhh... Fuuuhhh...
Sore hari di desa dan di kota itu memang beda. Hawa nya, suasana nya, dan yang pasti pemandangan nya. Gw inget ada sebuah bukit di deket sini. Gw pun menuju bukit itu. Letaknya sekitar 15 menit berjalan dari rumah. Gw menaiki bukit itu, gak terlalu tinggi sih, tapi cukup buat liat separuh desa. Gw duduk sambil melihat matahari tenggelam dan ditemani oleh sebatang rokok. Jarang jarang bisa liat pemandangan gini di kota.
Spoiler for :
Dirumah, gw ajak semua nya ke mushola. Sekitar 5 menit dari rumah.
---
Kami pun selesai menunaikan ibadah sholat maghrib. Sampai...
Gw :"Mbah No!"
Mbah :"Nggeh raden?"
0
"
"
"
"
"
"