- Beranda
- Stories from the Heart
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
...
TS
FBR_master
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
![Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/07/20/214867_20160720103657.jpg)
many thanks for a perfect cover by quatzlcoatl
Halo gan.. gue dari dulu pengen banget nulis sebenernya, tapi ga pernah bisa, gw harus nulis apa, harus gimana.. setelah gue baca beberapa thread fenomenal di SFTH sebulan terakhir, akhirnya gue ngeberaniin diri buat nulis cerita ini buat dinikmatin smua kalangan..
sebelumnya mohon maaf banget klo tulisan gue ngaco dari segi bahasa, dan mungkin sulit dicerna sama sebagian readers (I wrote by my own style) tapi gue berharap masukan-masukan dan sharing dari agan smua demi tercapainya tulisan-tulisan gue yang semakin baik di tiap part nya..
"boring boss cerita loe, pantesan sepi threadnya"
well, gue ga berharap thread ini rame, kalaupun rame, it's a bonus for me, I just wrote what I wanna write
Selamat ber-Boring-ria..
Quote:
PROLOGUE :
Hi there, I want to tell you about my life.. mostly about love and stuff..
Well, nama gue Ronan Leandro Akbar.. Call me whatever you want, tapi temen-temen gue seringan manggil “Nan”, actually gue juga rada ga sregg sama panggilan ini, gue prefer dipanggil Ronan, or Ron, atau Akbar aja juga boleh, tapi karena temen sekelas gue pas SMP ada yang namanya Roni, akhirnya mulai saat itu gue yang “ngalah” dapet panggilan Nan tadi.. kenapa ga Leandro? Guys, kita di Indonesia, ga mungkin manggil lengkap, biasa manggil nama sepotong-sepotong, entah yang dipotong itu didepan, ato belakang, masa manggil gw Le ato Dro, or even Andro? Android kali ahh

Sedikit gue cerita tentang diri gue ini biar loe-loe pada ada gambaran, or berimajinasi (please lah, jangan yang iya-iya ya imajinasinya
), tinggi badan gue 187cm (tinggi? Ya untuk ukuran Asia gue lumayan tinggi), and badan gue atletis juga, mungkin kalo tinggi itu karena sedari SMP doyan olahraga, terutama basket, yup doyan sob, saban hari ga pernah gue ninggalin olahraga biar pun cuma lari pagi, well kecuali gue sakit tentu. Rambut? Ada yang suka sama Deathnote? Yak, rambut gw berponi ke-emo-emo-an (WTF ni bahasa
) mirip kaya Light Yagami. Muka muka?? Sorry ga mao nyombong sob, tapi gue Alhamdulillah dikaruniai Allah punya muka yang goodlookin’, cool gitu lah
, otak gue juga lumayan tokcer bin encer, saking encernya malah sering keluar lewat kuping (ok stop it, conge itu mah
)Anjir sempurna amat idup lo jing!! Hahaha gue akuin idup gue emang menyenangkan, tapi ga ada gading yang ga retak toh?! dibalik itu semua masih banyak getir hidup yang gue rasain, mulai dari ekonomi gue ma nyokap yang pas-pasan, gue juga ga pernah ngerasain kasih sayang yang lengkap dari kedua orangtua gue (ok, selagi orangtua loe ada, sayangi mereka, kita akan baru merasa kehilangan ketika orang tersayang tersebut pergi meninggalkan kita selama-lamanya), gue produk dari broken home sedari umur 6 taon, babe gue maen gila sama janda bangs*t sebelah rumah, dan memilih kabur sama tu janda gatel ketimbang milih gue sama nyokap.. Ok that’s all I can tell you bout my shitty life..
Yukk kita mulai..
Part 1 : Dia adalah Dinan My very Dearest Friend
Part 2 : Hello Pelonco

Part 3 : siapa dia?
Part 4 : GUE COWOKNYA!!
Part 5 : biar aku membantumu
Part 6 : terima kasihku padamu
Part 7 : gadis manis itu bernama Zie
Part 8 : Sweating Lunch
Part 9 : Cemburu??
Part 10 : Can I go Home with You??
Part 11 : kutunggu kau disini esok pagi..
Part 12 : Surprise On the Jogging Track
Part 13 : May I Call You....
Part 14 : maaf gue ga maksud..
Part 15 : HBD - Kenapa Kembali??
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 1
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 2
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 3
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 4
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 5 (Tamat)
Part 17 : Mencarimu - Bag 1
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 A
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 B (Selesai)
Part 18 : I'm always around - Part 1
Part 18 : I'm always around - Part 2 (Selesai)
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 1
Spesial Part : Pamit undur diri
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 1
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 2
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 3 - Selesai
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 2 - Selesai
Part 20 : Why me? - Part 1
Part 20 : Why me? - Part 2
Part 20 : Why me? - Part 3
Part 20 : Why me? - Part 4 - Selesai
Part 21 : The Lion Queen
Part 22 : Love, Love and Love
Part 23 : The Craziness of Her - Part 1
Part 23 : The Craziness of Her - Part 2
Part 23 : The Craziness of Her - Part 3
Part 23 : The Craziness of Her - Part 4
Part 23 : The Craziness of Her - Part 5
Part 23 : The Craziness of Her - Part 6
Part 23 : The Craziness of Her - Part 7
Part 23 : The Craziness of Her - Part 8
Part 23 : The Craziness of Her - Part 9 - Selesai
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 1
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 2
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 3 - Selesai
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 1
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 2
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 3
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 4
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 5
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 6
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 7
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 8
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 9
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 10
Part 24 : Dia yang Datang dan Pergi - Part 11
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 12
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 13
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 14
Sebuah Intermezzo - EPICLOGUE
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 15 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 1
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 2
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 3 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 4 - Selesai (kali ini benar2 selesai)
Spoiler for last part by suzie:
Spesial Part : Just Another Story (Bag 1)
Spesial Part : Just Another Story (Bag 2) - END
Update
Epilog - Ini Bukan Sebuah Akhir Cerita
Selesai deh cerita cinta gue yang... whatever, you name it..



Diubah oleh FBR_master 17-04-2017 13:40
yongkygouwsa051 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
383.3K
2.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
FBR_master
#612
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 3
Adiono rekanku melakukan screen untuk memudahkanku melakukan percobaan 3 Poin shoot, tapi lawanku cukup cekatan dengan langsung melakukan cover terhadapku, fake pun kulakukan untuk mencoba mengecohnya dan berhasil, bola kulepaskan ke arah ring… dann… gagal. Itu adalah percobaanku yang ke 4 di Quarter 3 ini. ahhh.. memang.. sejak kapan pula seorang diposisi Center sering melakukan percobaan 3 points

“RON!! Let it flow, lu maen kaya biasa, kalo emang ada kesempatan baru lu coba 3points, kalo gini terus kita bisa abis, ngerti ga lu??!” ujar coach padaku
“iya bang ngerti, maaf”
“lu marking no. 11, kunci ada di dia, bikin dia mati biar ga ada celah lagi”
“iya bang”
“Endi, loe gantiin Ronan dulu, biar di menit awal Q4 dia bisa ambil napas”
Q4 pun dimulai, aku memerhatikan jalannya pertandingan dari pinggir lapangan, nampaknya marking yang dilakukan Endi ga sepenuhnya berjalan, no.11 ini memang Acenya tim lawan saat itu, very nice player indeed. 5 bola sudah dijaringkannya di Q4 ini sepeninggal taktik coach kami disaat jeda.
“ROOONNN, masuk lu, tempel terus”
“sip bang”
Covering pun langsung kulakukan terhadapnya, hingga ia susah untuk bermanuver dan hanya passing bola ke rekannya tanpa bisa berbuat lebih leluasa seperti ketika di guard oleh Endi. Sedikit demi sedikit kami mengejar ketertinggalan tapi PRRRRIIIIIIITTTTTTTTTTTTTT.. Quarter 4 pun berakhir dengan kemenangan UNJ 76 – 69.
Yaa.. dan sampai peluit akhir dibunyikan pun aku tak dapat menyarangkan satu 3points pun
memang dipertandingan ini aku tidak focus untuk melakukan covering didaerah ring sesuai dengan posisiku di 3 Quarter pertama, aku hanya berfikir bagaimana caranya untuk dapat melakukan 3 points. Kekalahan ini murni kesalahanku. Tapi beberapa pemain memakluminya, tapi tak sedikit yang lain kecewa dengan permainanku hari itu.
Ahhh sakit rasanya menelan kekalahan di turnamen ini, yah memang masih ada 1 pertandingan lagi untuk kampusku untuk dapat melaju sampai babak selanjutnya tapi tetap saja cukup sulit untuk lolos. Dan nampaknya sakit karena kekalahan dipertandingan ini akan kalah rasanya dengan jawaban yang akan kuterima sebentar lagi. Kulihat ke arah tribun penonton, cukup ramai, nyaris penuh rasanya bangku penonton dipertandingan ini. beberapa wajah yang kukenal Nampak disana, tentu saja ada Mikayla yang sedang cengengesan (mungkin karena tau bakal seperti apa jawaban Dinan nantinya) karena dia terlibat dalam turnamen ini, tapi tak Nampak saudarinya, anak2 kelasku pun hadir.
“well.. well.. well.. that’s all folks, the last game on this day, but don’t go anywhere, cuz we’re all waiting for is about to begin. Hahaha.. hasil pertandingan udah ada ya, tinggal hasil penembakan yang belum ada. Gimana semuaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. pengen denger kaaaann??” buka MC
Sorak demi sorak menggema memenuhi gedung, ya, suaranya bulat dengan kata “tolak” dimana2. Yaaaahhh.. aku speechless..
“mana nihhh yang namanya Dinan.. ayo2 sini turun lagiii” sang MC memanggil namanya, tak lama pun, wanita mungil itu pun menuruni tangga ke arah lapangan lengkap dengan kacamata fullframenya yang berwarna jingga.
“mic mana mic, coba dikasiin ke Dinannya” ujarnya
“sssstttttttttttt.. mohon tenang semuanya, kita denger jawaban Dinan guys”
Ahhh serasa ingin melompat jantung ini begitu gedung ini hening hanya untuk mendengarnya. Pernyataan cintaku yang pertama akan jadi penolakan depan umum

DEKK.. DEKK.. terlihat jarinya memukul2 mic
“ehhmm.. tess.. tess..”
“pertama2, makasi udah mau diganggu waktunya.. terus, makasi juga untuk Ronan, makasi udah mau ngungkapin perasaannya ke gue, dari pertama kenal dulu, sampe sekarang, thanks for being the same person I ever love, eehhhh jangan ge er dulu, love itu punya banyak makna lohh.. I love you as a friend, a very close friend” ujarnya.. DEGGGG..
“jujur gue ga nyangka loe bakal nyatain disini, didepan orang banyak kaya gini. I appreciate that.. tapi.. loe ga gagal disyarat yang gue kasih diawal tadi.. not even close Nan. So.. I'm sorry Nan, my answer is no” maka hancurlah hatiku saat itu, into pieces..
Maka seisi gedung itu bergemuruh kembali mendengarnya menolakku
mereka bergembira nampaknya atas jawaban tersebut.
Aku memandangnya tak percaya, membiarkanku mematung merasakan sakit di dada. Aku pun berdiri hendak menghampirinya.
“no no.. stop it right there Nan, I’m not finish yet” maka aku pun mengurungkan niatku dan kembali duduk, begitupun gedung kembali hening seketika
“tapi gue ga hanya liat loe bisa atau ga Nan, gue juga liat usaha loe dipertandingan tadi, I saw you struggled in that game.. So.. my answer is yes and I’ll let you have my heart, gue juga sayang sama loe Nan”
Seketika itu pun rekan2ku menepuk2ku, dan menyadarkanku dari lamunan.
“traktir lu kampret, anjir dia doang yang seneng, kita semua sengsara” ujar Endi dan disertai sorakan “BOOOOOOO” dari arah tribun penonton.
Seakan tak percaya aku pun berdiri, dan melakukan gesture menunjuk jari apa aku tak salah dengar padanya, dia hanya tersenyum. Ahh merona sekali pipinya ketika itu. Sedikit berlari aku menghampirinya ke tengah lapangan.
“gue ga salah dengerkan?” tanyaku tak percaya, ia pun menggeleng tersenyum
“WOOOOOOOOOOOOOOHOOO” Maka saat itu juga aku melompat senang penuh emosi, dan memeluknya. Tapi… dia kembali menyubit perutku.. aaaaaarrrrrrrgghhhhh..
“iihhhhhhhhhhh geli banget meluk2, keringetan gitu, aaaaaaaaaaahhhhh loe mah”
Tak peduli aku pun kembali memeluknya sore itu, well, no doubt, it happiest moment I ever felt in my life.
Tak peduli sorakan, teriakan, hinaan, atau apapun yang terjadi saat itu. Dia pun luluh dan juga balas memelukku.
--
30 menit kemudian, after take a shower, aku pun orang yang terakhir keluar dari ruang ganti gedung tersebut. Dan memang, kalau mandi aku sedikit lama, anak basket pun sudah sering meninggalkan ku karena sudah tau kebiasaanku ini. tapi sedikit terkaget aku melihatnya menungguku di lorong keluar ruang ganti ini.
“loohhh.. kamu disini?? Ko ga bilang?”
Tersenyum getir, ia pun menjawab
“apa aku harus bilang kekamu kalo mau kemana2 Ron?”
“ya ga juga sih, aku ga liat kamu tadi di tribun”
“segitu banyaknya orang mana bisa kamu focus liatin satu-satu Ron”
“…………..”
“kalah ya kita.. masih ada 1 match kan ya tapi?”
“iya, gara2 aku juga kalahnya”
“ahh ga, basket itu kan kerja tim, ga melulu jadi kesalahan kamu Ron”
“…………”
“selamet ya buat kamu”
Aku pun kaget mendengar apa yang dikatakannya
“selamet.. mudah2an langgeng ya sama Dinan, dia orang baik, cocok sama kamu yang juga baik” ujarnya kemudian dengan sedikit serak
“i…iya.. Zie, makasih ya”
“oke.. aku Cuma mau bilang itu aja, aku pulang ya Ron” pamitnya
“tunggu Zie, kamu kesini sama siapa?”
“hmm.. sendiri, sama si pinky” ia merujuk pada mobilnya
“ijinin aku anter kamu ke parkiran”
“well.. if it is not causing you any problem, then it would be nice”
Maka saat itu aku pun berjalan beriringan dengannya menyusuri gedung sampai ke tempat mobilnya terparkir.
“oke sampe sini ya Ron, baik2 ya kamu, mudah2an dengan kamu jadian sama Dinan, kita masih bisa keep in touch”
“iya lah Zie, masa sampe harus mutus tali silaturahmi jadian doang”
“makasih Ron” ujarnya seraya memelukku
“oke Zie, ati2 di jalan ya”
Gadis berkuncir ini pun memasuki mobilnya dan melambai kepadaku.
Aku pun tetap berdiri disana sampai ia menghilang dari pandanganku. Setelahnya aku pun berjalan ke parkiran dimana motorku nangkring disana. Sudah cukup sepi motor yang terparkir, mungkin hanya ada 3 – 4 motor saja, dan terlihat ia yang sudah menunggu dengan bersender dimotorku dengan bertolak dada. Hmm.. I smell trouble in the air di senja hari itu. dia pun bertepuk tangan ke arahku
“nice Nan, belum sejam kita jadian kamu udah pelukan sama dia!!” geramnya
HEADSHOTT!!!!!

“RON!! Let it flow, lu maen kaya biasa, kalo emang ada kesempatan baru lu coba 3points, kalo gini terus kita bisa abis, ngerti ga lu??!” ujar coach padaku
“iya bang ngerti, maaf”
“lu marking no. 11, kunci ada di dia, bikin dia mati biar ga ada celah lagi”
“iya bang”
“Endi, loe gantiin Ronan dulu, biar di menit awal Q4 dia bisa ambil napas”
Q4 pun dimulai, aku memerhatikan jalannya pertandingan dari pinggir lapangan, nampaknya marking yang dilakukan Endi ga sepenuhnya berjalan, no.11 ini memang Acenya tim lawan saat itu, very nice player indeed. 5 bola sudah dijaringkannya di Q4 ini sepeninggal taktik coach kami disaat jeda.
“ROOONNN, masuk lu, tempel terus”
“sip bang”
Covering pun langsung kulakukan terhadapnya, hingga ia susah untuk bermanuver dan hanya passing bola ke rekannya tanpa bisa berbuat lebih leluasa seperti ketika di guard oleh Endi. Sedikit demi sedikit kami mengejar ketertinggalan tapi PRRRRIIIIIIITTTTTTTTTTTTTT.. Quarter 4 pun berakhir dengan kemenangan UNJ 76 – 69.
Yaa.. dan sampai peluit akhir dibunyikan pun aku tak dapat menyarangkan satu 3points pun
memang dipertandingan ini aku tidak focus untuk melakukan covering didaerah ring sesuai dengan posisiku di 3 Quarter pertama, aku hanya berfikir bagaimana caranya untuk dapat melakukan 3 points. Kekalahan ini murni kesalahanku. Tapi beberapa pemain memakluminya, tapi tak sedikit yang lain kecewa dengan permainanku hari itu.Ahhh sakit rasanya menelan kekalahan di turnamen ini, yah memang masih ada 1 pertandingan lagi untuk kampusku untuk dapat melaju sampai babak selanjutnya tapi tetap saja cukup sulit untuk lolos. Dan nampaknya sakit karena kekalahan dipertandingan ini akan kalah rasanya dengan jawaban yang akan kuterima sebentar lagi. Kulihat ke arah tribun penonton, cukup ramai, nyaris penuh rasanya bangku penonton dipertandingan ini. beberapa wajah yang kukenal Nampak disana, tentu saja ada Mikayla yang sedang cengengesan (mungkin karena tau bakal seperti apa jawaban Dinan nantinya) karena dia terlibat dalam turnamen ini, tapi tak Nampak saudarinya, anak2 kelasku pun hadir.
“well.. well.. well.. that’s all folks, the last game on this day, but don’t go anywhere, cuz we’re all waiting for is about to begin. Hahaha.. hasil pertandingan udah ada ya, tinggal hasil penembakan yang belum ada. Gimana semuaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. pengen denger kaaaann??” buka MC
Sorak demi sorak menggema memenuhi gedung, ya, suaranya bulat dengan kata “tolak” dimana2. Yaaaahhh.. aku speechless..
“mana nihhh yang namanya Dinan.. ayo2 sini turun lagiii” sang MC memanggil namanya, tak lama pun, wanita mungil itu pun menuruni tangga ke arah lapangan lengkap dengan kacamata fullframenya yang berwarna jingga.
“mic mana mic, coba dikasiin ke Dinannya” ujarnya
“sssstttttttttttt.. mohon tenang semuanya, kita denger jawaban Dinan guys”
Ahhh serasa ingin melompat jantung ini begitu gedung ini hening hanya untuk mendengarnya. Pernyataan cintaku yang pertama akan jadi penolakan depan umum

DEKK.. DEKK.. terlihat jarinya memukul2 mic
“ehhmm.. tess.. tess..”
“pertama2, makasi udah mau diganggu waktunya.. terus, makasi juga untuk Ronan, makasi udah mau ngungkapin perasaannya ke gue, dari pertama kenal dulu, sampe sekarang, thanks for being the same person I ever love, eehhhh jangan ge er dulu, love itu punya banyak makna lohh.. I love you as a friend, a very close friend” ujarnya.. DEGGGG..
“jujur gue ga nyangka loe bakal nyatain disini, didepan orang banyak kaya gini. I appreciate that.. tapi.. loe ga gagal disyarat yang gue kasih diawal tadi.. not even close Nan. So.. I'm sorry Nan, my answer is no” maka hancurlah hatiku saat itu, into pieces..
Maka seisi gedung itu bergemuruh kembali mendengarnya menolakku
mereka bergembira nampaknya atas jawaban tersebut.Aku memandangnya tak percaya, membiarkanku mematung merasakan sakit di dada. Aku pun berdiri hendak menghampirinya.
“no no.. stop it right there Nan, I’m not finish yet” maka aku pun mengurungkan niatku dan kembali duduk, begitupun gedung kembali hening seketika
“tapi gue ga hanya liat loe bisa atau ga Nan, gue juga liat usaha loe dipertandingan tadi, I saw you struggled in that game.. So.. my answer is yes and I’ll let you have my heart, gue juga sayang sama loe Nan”
Seketika itu pun rekan2ku menepuk2ku, dan menyadarkanku dari lamunan.
“traktir lu kampret, anjir dia doang yang seneng, kita semua sengsara” ujar Endi dan disertai sorakan “BOOOOOOO” dari arah tribun penonton.
Seakan tak percaya aku pun berdiri, dan melakukan gesture menunjuk jari apa aku tak salah dengar padanya, dia hanya tersenyum. Ahh merona sekali pipinya ketika itu. Sedikit berlari aku menghampirinya ke tengah lapangan.
“gue ga salah dengerkan?” tanyaku tak percaya, ia pun menggeleng tersenyum
“WOOOOOOOOOOOOOOHOOO” Maka saat itu juga aku melompat senang penuh emosi, dan memeluknya. Tapi… dia kembali menyubit perutku.. aaaaaarrrrrrrgghhhhh..
“iihhhhhhhhhhh geli banget meluk2, keringetan gitu, aaaaaaaaaaahhhhh loe mah”
Tak peduli aku pun kembali memeluknya sore itu, well, no doubt, it happiest moment I ever felt in my life.
Tak peduli sorakan, teriakan, hinaan, atau apapun yang terjadi saat itu. Dia pun luluh dan juga balas memelukku.
--
30 menit kemudian, after take a shower, aku pun orang yang terakhir keluar dari ruang ganti gedung tersebut. Dan memang, kalau mandi aku sedikit lama, anak basket pun sudah sering meninggalkan ku karena sudah tau kebiasaanku ini. tapi sedikit terkaget aku melihatnya menungguku di lorong keluar ruang ganti ini.
“loohhh.. kamu disini?? Ko ga bilang?”
Tersenyum getir, ia pun menjawab
“apa aku harus bilang kekamu kalo mau kemana2 Ron?”
“ya ga juga sih, aku ga liat kamu tadi di tribun”
“segitu banyaknya orang mana bisa kamu focus liatin satu-satu Ron”
“…………..”
“kalah ya kita.. masih ada 1 match kan ya tapi?”
“iya, gara2 aku juga kalahnya”
“ahh ga, basket itu kan kerja tim, ga melulu jadi kesalahan kamu Ron”
“…………”
“selamet ya buat kamu”
Aku pun kaget mendengar apa yang dikatakannya
“selamet.. mudah2an langgeng ya sama Dinan, dia orang baik, cocok sama kamu yang juga baik” ujarnya kemudian dengan sedikit serak
“i…iya.. Zie, makasih ya”
“oke.. aku Cuma mau bilang itu aja, aku pulang ya Ron” pamitnya
“tunggu Zie, kamu kesini sama siapa?”
“hmm.. sendiri, sama si pinky” ia merujuk pada mobilnya
“ijinin aku anter kamu ke parkiran”
“well.. if it is not causing you any problem, then it would be nice”
Maka saat itu aku pun berjalan beriringan dengannya menyusuri gedung sampai ke tempat mobilnya terparkir.
“oke sampe sini ya Ron, baik2 ya kamu, mudah2an dengan kamu jadian sama Dinan, kita masih bisa keep in touch”
“iya lah Zie, masa sampe harus mutus tali silaturahmi jadian doang”
“makasih Ron” ujarnya seraya memelukku
“oke Zie, ati2 di jalan ya”
Gadis berkuncir ini pun memasuki mobilnya dan melambai kepadaku.
Aku pun tetap berdiri disana sampai ia menghilang dari pandanganku. Setelahnya aku pun berjalan ke parkiran dimana motorku nangkring disana. Sudah cukup sepi motor yang terparkir, mungkin hanya ada 3 – 4 motor saja, dan terlihat ia yang sudah menunggu dengan bersender dimotorku dengan bertolak dada. Hmm.. I smell trouble in the air di senja hari itu. dia pun bertepuk tangan ke arahku
“nice Nan, belum sejam kita jadian kamu udah pelukan sama dia!!” geramnya
HEADSHOTT!!!!!
Diubah oleh FBR_master 23-09-2016 20:58
khodzimzz dan 8 lainnya memberi reputasi
9