- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
...
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX
PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1
Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.
Nah mari kita mulai ceritanya.
1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).
Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :
“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”
Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.
Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”
Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”
Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”
Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”
Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”
Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”
Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.
Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”
Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”
Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”
Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”
Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”
Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.
Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”
Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”
Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”
Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”
Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”
Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”
Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”
Saya : “Sip bro !”
Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.
Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”
Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”
Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”
Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”
Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”
Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe
Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 21:40
symoel08 dan 17 lainnya memberi reputasi
12
1.7M
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suwandilam
#1293
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 55
“HIHIHIHIHI……….. HIHIHIHI………………….!!!”
Ya Tuhan… Suara tawa cengengesan dan melengking ini terdengar banget di telingaku selama beberapa menit. Pastinya kagak hilang-hilang.
Pintu depan rumah yang terbuka juga membuat angin dari luar rumah berhembus masuk dan menusuk tulangku.
“Don, Lu cek coba ke depan rumah. Pintunya kok kebuka sendiri? Tadi lu bilang ada nampak nenek-nenek tua itu kan?” ucap Victor sambil mendorong gue untuk maju
“Ah gila lu Vic, ga mau ah gua. Di ruangan ini aja gue lagi denger suara tawa seseorang. Lu denger gak?” tanya gue ke Aldi dan Victor
Aldi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan Victor hanya diam.
“Loe kenapa Vic? Lu ada dengar suara itu gak?” tanya gue yang heran melihat Victor yang hanya diam.
“Engg..eng… Gak Don… Tapi bahu gua kayak ada yang megang nihhh…. Terusss….” Ucap Victor terpatah-patah sambil menggigil.
“Terus apaan sih?” tanya Gue yang agak shock
“Terusss.. Itu di depan pintu kita, ada nenek tua itu lagi berdiri dan berjalan mendekati ke arah kita!” ucap Victor agak gemetar.
Apaa???? Gue sih kagak ngelihat apa-apa, cuman denger suara tawa aja, sementara Victor melihat sosok nenek tua tersebut berjalan mendekati pintu rumah kami alias uda mau masuk deh, sedangkan Aldi hanya diam saja dan tidak tahu apa-apa.
“Vic, tenang aja Vic. Lu kan biasa kagak penakut, kok jadi cemen nih lu. Tutup pintu sana, pura-pura gak lihat!” ucap Gue sambil nyuruh Victor yang nutup pintu karena gue pribadi juga agak males hehe
“Bukan gue ga mau nutup Don ! Badan gue kagak mau gerak nih! Berat banget!” jawab Victor yang terlihat diam dan kaku entah kenapa.
“Hikksss…. Hiksssss…..”
Sekilas terdengar suara tangisan dari dalam kamar pertama para perempuan. Si…siaaappaaaa yang nangis lagi dari kamar pertama? Pikiran gue lgsg tertuju pada Feby. Biasanya Feby yang paling sering diganggu.
“Don, lu mau kemane?” tanya Victor yang heran melihat gue tiba-tiba maju sendiri
Yah gue juga bingung, badan gue refleks sendiri menuju ke kamar pertama karena mendengar suara tangisan itu.
Tapp…tappp…tap….
Gue melangkahkan kaki gue pelan-pelan menuju ke kamar pertama…
“Hiiiksssssss………….”
“Ya ampunn !” jerit gue karena terkejut.
Sesosok makhluk berbaju putih dan berambut panjang sedang berdiri tegak tepat di belakang Feby. Sementara Feby sedang berada dalam posisi tidur namun sambil menangis terisak-isak. Yang gue herannya, temen-temen sekamarnya kagak ada yang terbangun. Ini mimpi apa bukan yah?
Gadis berbaju putih itu seperti ingin masuk dan merasuki ke dalam tubuh Feby. Mukanya kagak kelihatan begitu jelas, hanya terlihat satu bola matanya yang begitu bulat besar, pupilnya begitu kecil dan tajam, warna bola matanya yang putih dipenuhi dengan noda berwarna merah seperti darah. Rambutnya yang terurai panjang menutup sebagian wajahnya.
Badan gue juga sempet kaku dan terdiam merinding. Ini mimpi gak? Gue berusaha nyubit pipi gue sekeras mungkin. Tapi hasilnya?
Ya sakitttt…. Ini bukan mimpi…
Gue terdiam beberapa menit melihat gerak-gerik sosok gadis berambut panjang itu…
Ga berapa lama kemudian, Feby terbangun dari tidurnya. Menangis tersedu-sedu. Kemudian tersenyum sendiri…
Tertawa kecil….
Hihii….hiihiii…..
Kemudian menangis tersedu-sedu lagi… huuu.huuuuu…….
Gue yang sedang melihat aksi Feby hanya bisa merinding, gue pengen manggil dia, namun gue ragu karena sosok gadis menyeramkan tersebut terus memandang ke arah gue.
Badan gue juga terasa kaku atau lebih tepatnya lemas seperti yang dirasakan oleh Victor.
……………….
Setelah menangis tersedu-sedu dan tertawa kecil…
Feby kemudian berdiri, melangkahkan kakinya perlahan, jalannya sempoyongan tidak seperti biasanya…
Ia berjalan perlahan keluar dari pintu rumah sambil bernyanyi kecil…
“naaa….naa….nanana…..”
Ya kira-kira seperti itulah suaranya yang terdengar di telinga gue ketika dia keluar dari pintu kamarnya melewati gue…
Gue ga bisa gerakin tubuh gue…
Rasanya ingin gue tahan dan gue cegat dia agar kagak pergi kemana-mana
Tapi apa daya sepertinya sia-sia.
Tatapan sosok gadis dari dalam kamar itu tidak lepas dari gue.
Matanya terus menatap tajam ke gue, meskipun hanya sebelah mata saja, itu sangat membuat gue merinding dan tak dapat bergerak. Ya mitos mengatakan badan kita bisa menjadi kaku ketika bertatapan dengan hantu. Entah itu iya apa gak, tapi inilah yang kurasakan sekarang.
“Don ! Itu Feby mau kemana? Cegat dia !” ucap Victor dan Aldi yang melihat gue membiarkan Feby berjalan sendiri.
Gue mendengar teriakan suara Victor dan Aldi. Namun badan gue tetap belum sinkron dengan pikiran gue. Gue ga bisa gerakin tubuh gue.
Sesaat setelah Feby berjalan keluar dari pintu rumah….
“Brukkkk….”
Suara pintu rumah tertutup dengan sendirinya. Gue yang kaget mendengar suara pintu yang tertutup langsung membalikkan kepala gue ke arah pintu, saat gue menoleh kembali ke kamar, sosok gadis menyeramkan itu telah lenyap.
Badan gue uda bisa digerakin seperti biasa. Gue langsung bergegas membuka pintu rumah.
Gue lihat keluar rumah. Gue cek kiri kanan rumah dan tentunya ke arah semak-semak tempat gue melihat sosok nenek tua itu.
Semuanya kosong…. Gak ada apa-apa. Hanya pemandangan biasa yang gua lihat…
Ohh.. Shit… terus kemana itu Feby???
Bukan Cuma Danu yang hilang, tapi Feby juga hilang?!
…………………
Tiba-tiba pundak gua merasakan ada sosok tangan yang menempel…
Suara panggilan nama gue… “Don….”
Ahhh… Siapa ini? Gue hanya diam dan tidak langsung menoleh ke belakang….
“Donn….”
Tangan yang ada di pundak gua masih tetap terasa…
Gue pun akhirnya menoleh perlahan ke belakang ~
“Don… Kemana mereka?!” ucap Victor dengan nada begitu pelan yang tentunya bikin gue kaget setengah mati. Gue pikir siapee…
“Brengsek Loe !!! Di saat begini, lu manggil gue pakai acara megang pundak dan nempelin tangan loe di pundak gue !” geram gue
Gue kesel setengah mati… Uda lagi kondisi deg-deg-an, ditambah cara manggil Victor yang bikin gue makin kaget. Ckckckck
Terus sekarang bagusnya gimana yah?
Danu hilang, Feby hilang begitu saja….. Terus siapa lagi?
“HIHIHIHIHI……….. HIHIHIHI………………….!!!”
Ya Tuhan… Suara tawa cengengesan dan melengking ini terdengar banget di telingaku selama beberapa menit. Pastinya kagak hilang-hilang.
Pintu depan rumah yang terbuka juga membuat angin dari luar rumah berhembus masuk dan menusuk tulangku.
“Don, Lu cek coba ke depan rumah. Pintunya kok kebuka sendiri? Tadi lu bilang ada nampak nenek-nenek tua itu kan?” ucap Victor sambil mendorong gue untuk maju
“Ah gila lu Vic, ga mau ah gua. Di ruangan ini aja gue lagi denger suara tawa seseorang. Lu denger gak?” tanya gue ke Aldi dan Victor
Aldi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan Victor hanya diam.
“Loe kenapa Vic? Lu ada dengar suara itu gak?” tanya gue yang heran melihat Victor yang hanya diam.
“Engg..eng… Gak Don… Tapi bahu gua kayak ada yang megang nihhh…. Terusss….” Ucap Victor terpatah-patah sambil menggigil.
“Terus apaan sih?” tanya Gue yang agak shock
“Terusss.. Itu di depan pintu kita, ada nenek tua itu lagi berdiri dan berjalan mendekati ke arah kita!” ucap Victor agak gemetar.
Apaa???? Gue sih kagak ngelihat apa-apa, cuman denger suara tawa aja, sementara Victor melihat sosok nenek tua tersebut berjalan mendekati pintu rumah kami alias uda mau masuk deh, sedangkan Aldi hanya diam saja dan tidak tahu apa-apa.
“Vic, tenang aja Vic. Lu kan biasa kagak penakut, kok jadi cemen nih lu. Tutup pintu sana, pura-pura gak lihat!” ucap Gue sambil nyuruh Victor yang nutup pintu karena gue pribadi juga agak males hehe
“Bukan gue ga mau nutup Don ! Badan gue kagak mau gerak nih! Berat banget!” jawab Victor yang terlihat diam dan kaku entah kenapa.
“Hikksss…. Hiksssss…..”
Sekilas terdengar suara tangisan dari dalam kamar pertama para perempuan. Si…siaaappaaaa yang nangis lagi dari kamar pertama? Pikiran gue lgsg tertuju pada Feby. Biasanya Feby yang paling sering diganggu.
“Don, lu mau kemane?” tanya Victor yang heran melihat gue tiba-tiba maju sendiri
Yah gue juga bingung, badan gue refleks sendiri menuju ke kamar pertama karena mendengar suara tangisan itu.
Tapp…tappp…tap….
Gue melangkahkan kaki gue pelan-pelan menuju ke kamar pertama…
“Hiiiksssssss………….”
“Ya ampunn !” jerit gue karena terkejut.
Sesosok makhluk berbaju putih dan berambut panjang sedang berdiri tegak tepat di belakang Feby. Sementara Feby sedang berada dalam posisi tidur namun sambil menangis terisak-isak. Yang gue herannya, temen-temen sekamarnya kagak ada yang terbangun. Ini mimpi apa bukan yah?
Gadis berbaju putih itu seperti ingin masuk dan merasuki ke dalam tubuh Feby. Mukanya kagak kelihatan begitu jelas, hanya terlihat satu bola matanya yang begitu bulat besar, pupilnya begitu kecil dan tajam, warna bola matanya yang putih dipenuhi dengan noda berwarna merah seperti darah. Rambutnya yang terurai panjang menutup sebagian wajahnya.
Badan gue juga sempet kaku dan terdiam merinding. Ini mimpi gak? Gue berusaha nyubit pipi gue sekeras mungkin. Tapi hasilnya?
Ya sakitttt…. Ini bukan mimpi…
Gue terdiam beberapa menit melihat gerak-gerik sosok gadis berambut panjang itu…
Ga berapa lama kemudian, Feby terbangun dari tidurnya. Menangis tersedu-sedu. Kemudian tersenyum sendiri…
Tertawa kecil….
Hihii….hiihiii…..
Kemudian menangis tersedu-sedu lagi… huuu.huuuuu…….
Gue yang sedang melihat aksi Feby hanya bisa merinding, gue pengen manggil dia, namun gue ragu karena sosok gadis menyeramkan tersebut terus memandang ke arah gue.
Badan gue juga terasa kaku atau lebih tepatnya lemas seperti yang dirasakan oleh Victor.
……………….
Setelah menangis tersedu-sedu dan tertawa kecil…
Feby kemudian berdiri, melangkahkan kakinya perlahan, jalannya sempoyongan tidak seperti biasanya…
Ia berjalan perlahan keluar dari pintu rumah sambil bernyanyi kecil…
“naaa….naa….nanana…..”
Ya kira-kira seperti itulah suaranya yang terdengar di telinga gue ketika dia keluar dari pintu kamarnya melewati gue…
Gue ga bisa gerakin tubuh gue…
Rasanya ingin gue tahan dan gue cegat dia agar kagak pergi kemana-mana
Tapi apa daya sepertinya sia-sia.
Tatapan sosok gadis dari dalam kamar itu tidak lepas dari gue.
Matanya terus menatap tajam ke gue, meskipun hanya sebelah mata saja, itu sangat membuat gue merinding dan tak dapat bergerak. Ya mitos mengatakan badan kita bisa menjadi kaku ketika bertatapan dengan hantu. Entah itu iya apa gak, tapi inilah yang kurasakan sekarang.
“Don ! Itu Feby mau kemana? Cegat dia !” ucap Victor dan Aldi yang melihat gue membiarkan Feby berjalan sendiri.
Gue mendengar teriakan suara Victor dan Aldi. Namun badan gue tetap belum sinkron dengan pikiran gue. Gue ga bisa gerakin tubuh gue.
Sesaat setelah Feby berjalan keluar dari pintu rumah….
“Brukkkk….”
Suara pintu rumah tertutup dengan sendirinya. Gue yang kaget mendengar suara pintu yang tertutup langsung membalikkan kepala gue ke arah pintu, saat gue menoleh kembali ke kamar, sosok gadis menyeramkan itu telah lenyap.
Badan gue uda bisa digerakin seperti biasa. Gue langsung bergegas membuka pintu rumah.
Gue lihat keluar rumah. Gue cek kiri kanan rumah dan tentunya ke arah semak-semak tempat gue melihat sosok nenek tua itu.
Semuanya kosong…. Gak ada apa-apa. Hanya pemandangan biasa yang gua lihat…
Ohh.. Shit… terus kemana itu Feby???
Bukan Cuma Danu yang hilang, tapi Feby juga hilang?!
…………………
Tiba-tiba pundak gua merasakan ada sosok tangan yang menempel…
Suara panggilan nama gue… “Don….”
Ahhh… Siapa ini? Gue hanya diam dan tidak langsung menoleh ke belakang….
“Donn….”
Tangan yang ada di pundak gua masih tetap terasa…
Gue pun akhirnya menoleh perlahan ke belakang ~
“Don… Kemana mereka?!” ucap Victor dengan nada begitu pelan yang tentunya bikin gue kaget setengah mati. Gue pikir siapee…
“Brengsek Loe !!! Di saat begini, lu manggil gue pakai acara megang pundak dan nempelin tangan loe di pundak gue !” geram gue
Gue kesel setengah mati… Uda lagi kondisi deg-deg-an, ditambah cara manggil Victor yang bikin gue makin kaget. Ckckckck
Terus sekarang bagusnya gimana yah?
Danu hilang, Feby hilang begitu saja….. Terus siapa lagi?
herry8900 memberi reputasi
1