- Beranda
- Stories from the Heart
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
...
TS
FBR_master
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
![Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/07/20/214867_20160720103657.jpg)
many thanks for a perfect cover by quatzlcoatl
Halo gan.. gue dari dulu pengen banget nulis sebenernya, tapi ga pernah bisa, gw harus nulis apa, harus gimana.. setelah gue baca beberapa thread fenomenal di SFTH sebulan terakhir, akhirnya gue ngeberaniin diri buat nulis cerita ini buat dinikmatin smua kalangan..
sebelumnya mohon maaf banget klo tulisan gue ngaco dari segi bahasa, dan mungkin sulit dicerna sama sebagian readers (I wrote by my own style) tapi gue berharap masukan-masukan dan sharing dari agan smua demi tercapainya tulisan-tulisan gue yang semakin baik di tiap part nya..
"boring boss cerita loe, pantesan sepi threadnya"
well, gue ga berharap thread ini rame, kalaupun rame, it's a bonus for me, I just wrote what I wanna write
Selamat ber-Boring-ria..
Quote:
PROLOGUE :
Hi there, I want to tell you about my life.. mostly about love and stuff..
Well, nama gue Ronan Leandro Akbar.. Call me whatever you want, tapi temen-temen gue seringan manggil “Nan”, actually gue juga rada ga sregg sama panggilan ini, gue prefer dipanggil Ronan, or Ron, atau Akbar aja juga boleh, tapi karena temen sekelas gue pas SMP ada yang namanya Roni, akhirnya mulai saat itu gue yang “ngalah” dapet panggilan Nan tadi.. kenapa ga Leandro? Guys, kita di Indonesia, ga mungkin manggil lengkap, biasa manggil nama sepotong-sepotong, entah yang dipotong itu didepan, ato belakang, masa manggil gw Le ato Dro, or even Andro? Android kali ahh

Sedikit gue cerita tentang diri gue ini biar loe-loe pada ada gambaran, or berimajinasi (please lah, jangan yang iya-iya ya imajinasinya
), tinggi badan gue 187cm (tinggi? Ya untuk ukuran Asia gue lumayan tinggi), and badan gue atletis juga, mungkin kalo tinggi itu karena sedari SMP doyan olahraga, terutama basket, yup doyan sob, saban hari ga pernah gue ninggalin olahraga biar pun cuma lari pagi, well kecuali gue sakit tentu. Rambut? Ada yang suka sama Deathnote? Yak, rambut gw berponi ke-emo-emo-an (WTF ni bahasa
) mirip kaya Light Yagami. Muka muka?? Sorry ga mao nyombong sob, tapi gue Alhamdulillah dikaruniai Allah punya muka yang goodlookin’, cool gitu lah
, otak gue juga lumayan tokcer bin encer, saking encernya malah sering keluar lewat kuping (ok stop it, conge itu mah
)Anjir sempurna amat idup lo jing!! Hahaha gue akuin idup gue emang menyenangkan, tapi ga ada gading yang ga retak toh?! dibalik itu semua masih banyak getir hidup yang gue rasain, mulai dari ekonomi gue ma nyokap yang pas-pasan, gue juga ga pernah ngerasain kasih sayang yang lengkap dari kedua orangtua gue (ok, selagi orangtua loe ada, sayangi mereka, kita akan baru merasa kehilangan ketika orang tersayang tersebut pergi meninggalkan kita selama-lamanya), gue produk dari broken home sedari umur 6 taon, babe gue maen gila sama janda bangs*t sebelah rumah, dan memilih kabur sama tu janda gatel ketimbang milih gue sama nyokap.. Ok that’s all I can tell you bout my shitty life..
Yukk kita mulai..
Part 1 : Dia adalah Dinan My very Dearest Friend
Part 2 : Hello Pelonco

Part 3 : siapa dia?
Part 4 : GUE COWOKNYA!!
Part 5 : biar aku membantumu
Part 6 : terima kasihku padamu
Part 7 : gadis manis itu bernama Zie
Part 8 : Sweating Lunch
Part 9 : Cemburu??
Part 10 : Can I go Home with You??
Part 11 : kutunggu kau disini esok pagi..
Part 12 : Surprise On the Jogging Track
Part 13 : May I Call You....
Part 14 : maaf gue ga maksud..
Part 15 : HBD - Kenapa Kembali??
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 1
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 2
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 3
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 4
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 5 (Tamat)
Part 17 : Mencarimu - Bag 1
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 A
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 B (Selesai)
Part 18 : I'm always around - Part 1
Part 18 : I'm always around - Part 2 (Selesai)
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 1
Spesial Part : Pamit undur diri
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 1
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 2
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 3 - Selesai
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 2 - Selesai
Part 20 : Why me? - Part 1
Part 20 : Why me? - Part 2
Part 20 : Why me? - Part 3
Part 20 : Why me? - Part 4 - Selesai
Part 21 : The Lion Queen
Part 22 : Love, Love and Love
Part 23 : The Craziness of Her - Part 1
Part 23 : The Craziness of Her - Part 2
Part 23 : The Craziness of Her - Part 3
Part 23 : The Craziness of Her - Part 4
Part 23 : The Craziness of Her - Part 5
Part 23 : The Craziness of Her - Part 6
Part 23 : The Craziness of Her - Part 7
Part 23 : The Craziness of Her - Part 8
Part 23 : The Craziness of Her - Part 9 - Selesai
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 1
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 2
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 3 - Selesai
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 1
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 2
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 3
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 4
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 5
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 6
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 7
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 8
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 9
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 10
Part 24 : Dia yang Datang dan Pergi - Part 11
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 12
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 13
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 14
Sebuah Intermezzo - EPICLOGUE
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 15 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 1
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 2
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 3 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 4 - Selesai (kali ini benar2 selesai)
Spoiler for last part by suzie:
Spesial Part : Just Another Story (Bag 1)
Spesial Part : Just Another Story (Bag 2) - END
Update
Epilog - Ini Bukan Sebuah Akhir Cerita
Selesai deh cerita cinta gue yang... whatever, you name it..



Diubah oleh FBR_master 17-04-2017 13:40
yongkygouwsa051 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
383.3K
2.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
FBR_master
#592
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 2
Pagi harinya aku tersadar dengan suara gemericik air, entah jam berapa ini, kulihat sekeliling tanpa ada orang diruangan. Entah siapa yang berada didalam toilet. Terasa cukup sakit diarah lutut kananku, terlihat gips tebal membungkus kaki kananku. Tak berapa lama pun pintu toilet terbuka, ahh ternyata..
“haiii.. udah sadar kamu?” tanyanya
“heeii.. mana mom sama Dinan?”
“uhmm.. mama mu sedang ada ulangan di 2 kelasnya, jadi ga bisa ditinggal. Kalau Dinan ada UAS pagi, jadi aplusan sama aku” jawabnya seraya duduk disampingku
“oohh.. jadi ngerepotin, tau darimana aku disini?”
“ga ko, aku ga ngerasa direpotin. Aku tau dari anak basket” senyumnya
“I see, ga ada UAS emang hari ini?”
“ada, tapi siang nanti, sebentar ya aku panggil suster dulu” ia pun memencet bell yang berada tepat di atas kepalaku. Tak lama kemudian seorang suster masuk kedalam ruangan.
“mencet bell?”
“ahh iya sus, ni Ronannya udah bangun”
“ohh, saya cek dulu ya, sebentar” ia pun melakukan cek terhadapku.
“ok tensinya normal, selain rasa sakit di lutut masnya ada merasa sakit lagi ditempat lain?”
Aku pun menggeleng menandakan tak ada rasa sakit lagi yang kurasakan selain ditempat itu.
“oke, saya tinggal dulu ya, nanti visit dokternya sore ya”
Dia pun meninggalkan kami, tapi tak sampai 1 menit ia masuk kembali
“oh iya mba, jangan diberi makan minum dulu ya sebelum mas nya buang angin”
“baik sus, terimakasih” barulah kali ini dia tak kembali masuk lagi
“aneh juga ya, lutut yang dioperasi kenapa harus buang angina dulu” sungutku
“ya prosedur pasca operasi emang gitu, aku juga ga bisa jelasin hihihi”
“o ya, sama siapa kesini?”
“sendiri, abis bales2an sms sama Dinan aku kesini langsung, untung UAS kita ga tabrakan, jadi bisa gentian jaga kamu”
“oohh.. makasi ya, ngomong2 jam berapa ya sekarang”
“udah jam 8, kamu mau sesuatu?”
“waww.. lama juga aku tidurnya haha, kamu udah sarapan?”
“ya efek anestesi juga itu, aku udah sarapan ko, di jalan tadi sempet beli” senyumnya
“kamu mau nonton? Bosen kan kalo Cuma tiduran aja”
“iya boleh”
Tak banyak acara menarik memang jika pagi hari di TV Swasnas Indonesia tercinta ini, hanya acara music lipsync ga jelas yang lebih banyak ngelawak kasar dan bahasan ga penting lainnya. Menangkap wajah bête-ku ia pun akhirnya mematikan TV.
“ga ada yang bagus ya” senyumnya
“blum sehari aku udah ga betah disini, hahahah.. apa kabarmu? Belakangan sibuk banget ya?”
“uhmm.. lumayan, biasa BEM dan ini itu, maaf ya ga ada kabar aku nya, tau2 denger kamu cedera sampe operasi gini, semangat ya buat sembuhnya”
“hebat, cantik, aktif dimana2, jadi tenar deh kamu. Iya, dengan fisioterapi mudah2an aku bisa beraktifitas normal lebih cepat lagi”
“aammiinn.. hmmm aku perhatiin, kamu makin deket aja sama Dinan, jadi iri liatnya”
“ahh ga ko.. biasa aja, emang kamu merhatiin?? Cieehh.. jadi ge er akunya diperhatiin cewe cakep”
“ihhhh.. masih aja bisa becanda, aku serius lohh”
“iya aku juga serius..”
“sampe kapan kamu mau pendam perasaan kamu ke dia?”
“maksudnya?”
“ohh come on, your eyes can’t lie when you with her, not only me, everybody knows that”
“…………..dunno” senyumku
“nanti keburu diambil orang lohh”
“haha, kan masih ada kamu”
“yeeeeeeee nyebelin, emangnya aku apaan, ban serep gitu?? Kamu tuhh” manyunnya sambil nyubitin perutku
“aaahh aw aw.. iya2, duhh sakit tau”
“lagian.. dah ah, kamu soal beginian mah ga bisa serius, aku baca2 dulu ya”
“oke2, yang rajin yaaaa”
“iyoooo” ujarnya berlalu
Ku perhatikan gadis ini, Nampak serius membaca, dengan tetap menguncir rambutnya seperti pertama bertemu, hanya saja kali ini ia berponi, menambah manis wajahnya.
“kamu sendiri, udah berapa cowo yang kamu buat jatuh cinta?” tanyaku, sepintar ia mengalihkan pandangannya dari buku kearahku, lalu kembali membaca
“emang kenapa nanya gitu?? Ga ada yang deketin aku, Cuma kamu aja yang aku ijinin ngedeketin aku”
Sedikit kaget dengan jawabannya, aku pun tersenyum
“masa?? Kamu mau jadi pacarku??”
“ga mauu” jawabnya cepat
“ahh.. patah hati aku.. kenapa?”
“karna aku tau kamu ga tulus ngucapinnya, selesaikan dulu masalah hatimu sama dia” jawabnya cuek dengan tetap memandang buku
“……………..”
Dan pembicaraan itu pun menjadi percakapan terakhir kami dipagi hari itu. Ya, nampaknya memang benar apa yang ia katakan, aku harus merapikan hati ini, entah apa hasilnya, aku harus mencobanya suatu saat nanti. Siang harinya ia pamit kuliah.
Maka tinggallah aku sendiri diruangan ini.
Tak berapa lama..
“permisiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.. ROONNNAAAAAAAAAANNNN?”
“huussshhh.. malah teriak2, rumkit niiihhhhh”
“oh iya.. maap2 hihihi.. aku bawa apel kesukaan kamu Ron”
“ihhh pede, kata siapa gue suka apel Kak?”
“hmm.. nebak aja sih hahaha.. kamu ko sendiri??”
“yee dasar loe.. makasih ya.. iya sendiri, ga berapa lama tadi ada yang nemenin ko”
“sama2.. siapa yang nemenin?? Mama kamu ya?”
“bukan.. calon mama anak2ku nanti” candaku
“…………….serius Ronan arrrghhhhhh”
“hahahah.. ya siapa tau tohh..”
“ga lucuuuuu.. bisa aja aku yang jadi pendamping kamu nanti”
“ato bisa juga aku” tiba2 seorang wanita muncul dari balik pintu
“ihhh pede, lama amat markir doang”
“ehh loe enak tinggal turun kayak ratu, gue yang ribet cari parkir tauuu”
Ahhhh ya, lengkap sudah keriuhan kamar rawatku ini dengan kehadiran mereka berdua. Ada yang nebak the twins? Yes they are..
Tak lama kemudian, anak2 kelasku pun berhamburan masuk. Mereka menjengukku sehabis UAS, wahhh senang melihat wajah2 mereka, tapi kenapa tak Nampak wajahnya?
“wihhh, baru tau gue kalo senior kita itu kembar, yang satu kuliah dimana ya?” bisik Ade temanku
“au gue juga ga pernah nanyain hahaha” oh iya, gue belom pernah cerita ya, gue jelasin dikit mengenai Michelle. Jadi Michelle ambil study di Psikologi, dia ada di kampus 3, kami di fakultas ekonomi ada di kampus 1. Jadi wajar jika banyak orang termasukku yang tidak tau mereka itu kembar, yaah selaen mereka emang jarang jalan bareng, ya karna kampus kita beda kawasan
“dapet salam bro dari Rara, cepet sembuh katanya maaf ga bisa jenguk, mamanya juga sakit katanya”
“waalaykumsalam.. makasi sob, salam balik aja”
--
Sore harinya..
“sore, saya periksa dulu ya” ujar dokter
“oke, apa yang sekarang dirasain?” tanyanya
“hmm, sakit di lutut dok”
“ya wajar, nanti sambil kita kasi penghilang nyeri, masnya istirahat dulu disini paling kurang sampai 3 hari kedepan ya, baru nanti kita evaluasi”
“baik dok, terimakasih” ujar Dinan
“makasih dok”
“sama2”
--OK kita SKIP a very boring part dirumkitnya, entah sekian bulan pemulihan berjalan. Suatu saat di turnamen basket antar kampus. Terlihat ramai riuh gedung olahraga di tengah kota ini, terlihat beberapa wajah yang kukenal ikut menonton mendukung tim basket kampus ini.
“OK sebelum kita langsungkan pertandingan antara Univ *** melawan UNJ, kita ada permintaan spesial nih dari salah seorang pemain dari Univ ***. Oke.. yang namanya Dinan Anggraini tolong turun dulu dari tribun” ujar pembawa acara basket ini
Nampak terkejut, ia pun ramai disoraki para penonton lain, dan disemangati untuk turun ke lapangan.
“wiihhhh.. cantik ya orangnya, pantesan.. ahahhaha.. pasti bingung ya? oke, coba kasih mic 1 lagi ke pemaen no. 4 tuh”
Makin ramai riuh penonton yang melihatnya ditengah lapangan basket, rata2 laki2 yang menyorakinya.
“hmmmm.. sori, pertandingan kehambat sedikit karena gue”
Nampak ia melotot tanda tak nyaman
“Din.. setelah sekian lama, loe yang selalu ada buat gue, dan ngelengkapin gue, support gue dari dulu, gue udah lama, lama banget mendam perasaan gue ke loe.. maka hari ini, gue beraniin diri, beraniin hati gue buat nyataan perasaan gue ke loe”
Maka makin melotot marah lah itu setelah mengetahui kemana arah tujuan pembicaraan ini, begitu pun penonton di gedung ini, mereka makin ramai bersorak.
“uhmm.. gue.. sayang sama loe, would you be my girl Din?”
Yaa.. dunia serasa berhenti bergerak, dan bersuara. Detak jantungku berdetak tak karuan setelah mengucapkan itu, penontonpun lebih ramai lagi menyorakiku, kebanyakan kata “tolak” yang ku dengar
Lama tak ada jawaban darinya, kulihat wajahnya memerah, jelas bukan terpesona atau apa, terpancar aura marah darinya
“with 1 condition” akhirnya ia membuka suara
“score me 13 three points in this game, then you got your answer” jawabnya menghampiriku, dan memelintir jarinya kearah perutku. Sumpahhh.. sakit banget..

wait wait.. 13???
“haiii.. udah sadar kamu?” tanyanya
“heeii.. mana mom sama Dinan?”
“uhmm.. mama mu sedang ada ulangan di 2 kelasnya, jadi ga bisa ditinggal. Kalau Dinan ada UAS pagi, jadi aplusan sama aku” jawabnya seraya duduk disampingku
“oohh.. jadi ngerepotin, tau darimana aku disini?”
“ga ko, aku ga ngerasa direpotin. Aku tau dari anak basket” senyumnya
“I see, ga ada UAS emang hari ini?”
“ada, tapi siang nanti, sebentar ya aku panggil suster dulu” ia pun memencet bell yang berada tepat di atas kepalaku. Tak lama kemudian seorang suster masuk kedalam ruangan.
“mencet bell?”
“ahh iya sus, ni Ronannya udah bangun”
“ohh, saya cek dulu ya, sebentar” ia pun melakukan cek terhadapku.
“ok tensinya normal, selain rasa sakit di lutut masnya ada merasa sakit lagi ditempat lain?”
Aku pun menggeleng menandakan tak ada rasa sakit lagi yang kurasakan selain ditempat itu.
“oke, saya tinggal dulu ya, nanti visit dokternya sore ya”
Dia pun meninggalkan kami, tapi tak sampai 1 menit ia masuk kembali
“oh iya mba, jangan diberi makan minum dulu ya sebelum mas nya buang angin”
“baik sus, terimakasih” barulah kali ini dia tak kembali masuk lagi

“aneh juga ya, lutut yang dioperasi kenapa harus buang angina dulu” sungutku
“ya prosedur pasca operasi emang gitu, aku juga ga bisa jelasin hihihi”
“o ya, sama siapa kesini?”
“sendiri, abis bales2an sms sama Dinan aku kesini langsung, untung UAS kita ga tabrakan, jadi bisa gentian jaga kamu”
“oohh.. makasi ya, ngomong2 jam berapa ya sekarang”
“udah jam 8, kamu mau sesuatu?”
“waww.. lama juga aku tidurnya haha, kamu udah sarapan?”
“ya efek anestesi juga itu, aku udah sarapan ko, di jalan tadi sempet beli” senyumnya
“kamu mau nonton? Bosen kan kalo Cuma tiduran aja”
“iya boleh”
Tak banyak acara menarik memang jika pagi hari di TV Swasnas Indonesia tercinta ini, hanya acara music lipsync ga jelas yang lebih banyak ngelawak kasar dan bahasan ga penting lainnya. Menangkap wajah bête-ku ia pun akhirnya mematikan TV.
“ga ada yang bagus ya” senyumnya
“blum sehari aku udah ga betah disini, hahahah.. apa kabarmu? Belakangan sibuk banget ya?”
“uhmm.. lumayan, biasa BEM dan ini itu, maaf ya ga ada kabar aku nya, tau2 denger kamu cedera sampe operasi gini, semangat ya buat sembuhnya”
“hebat, cantik, aktif dimana2, jadi tenar deh kamu. Iya, dengan fisioterapi mudah2an aku bisa beraktifitas normal lebih cepat lagi”
“aammiinn.. hmmm aku perhatiin, kamu makin deket aja sama Dinan, jadi iri liatnya”
“ahh ga ko.. biasa aja, emang kamu merhatiin?? Cieehh.. jadi ge er akunya diperhatiin cewe cakep”
“ihhhh.. masih aja bisa becanda, aku serius lohh”
“iya aku juga serius..”
“sampe kapan kamu mau pendam perasaan kamu ke dia?”
“maksudnya?”
“ohh come on, your eyes can’t lie when you with her, not only me, everybody knows that”
“…………..dunno” senyumku
“nanti keburu diambil orang lohh”
“haha, kan masih ada kamu”
“yeeeeeeee nyebelin, emangnya aku apaan, ban serep gitu?? Kamu tuhh” manyunnya sambil nyubitin perutku
“aaahh aw aw.. iya2, duhh sakit tau”
“lagian.. dah ah, kamu soal beginian mah ga bisa serius, aku baca2 dulu ya”
“oke2, yang rajin yaaaa”
“iyoooo” ujarnya berlalu
Ku perhatikan gadis ini, Nampak serius membaca, dengan tetap menguncir rambutnya seperti pertama bertemu, hanya saja kali ini ia berponi, menambah manis wajahnya.
“kamu sendiri, udah berapa cowo yang kamu buat jatuh cinta?” tanyaku, sepintar ia mengalihkan pandangannya dari buku kearahku, lalu kembali membaca
“emang kenapa nanya gitu?? Ga ada yang deketin aku, Cuma kamu aja yang aku ijinin ngedeketin aku”
Sedikit kaget dengan jawabannya, aku pun tersenyum
“masa?? Kamu mau jadi pacarku??”
“ga mauu” jawabnya cepat
“ahh.. patah hati aku.. kenapa?”
“karna aku tau kamu ga tulus ngucapinnya, selesaikan dulu masalah hatimu sama dia” jawabnya cuek dengan tetap memandang buku
“……………..”
Dan pembicaraan itu pun menjadi percakapan terakhir kami dipagi hari itu. Ya, nampaknya memang benar apa yang ia katakan, aku harus merapikan hati ini, entah apa hasilnya, aku harus mencobanya suatu saat nanti. Siang harinya ia pamit kuliah.
Maka tinggallah aku sendiri diruangan ini.
Tak berapa lama..
“permisiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.. ROONNNAAAAAAAAAANNNN?”
“huussshhh.. malah teriak2, rumkit niiihhhhh”
“oh iya.. maap2 hihihi.. aku bawa apel kesukaan kamu Ron”
“ihhh pede, kata siapa gue suka apel Kak?”
“hmm.. nebak aja sih hahaha.. kamu ko sendiri??”
“yee dasar loe.. makasih ya.. iya sendiri, ga berapa lama tadi ada yang nemenin ko”
“sama2.. siapa yang nemenin?? Mama kamu ya?”
“bukan.. calon mama anak2ku nanti” candaku
“…………….serius Ronan arrrghhhhhh”
“hahahah.. ya siapa tau tohh..”
“ga lucuuuuu.. bisa aja aku yang jadi pendamping kamu nanti”
“ato bisa juga aku” tiba2 seorang wanita muncul dari balik pintu
“ihhh pede, lama amat markir doang”
“ehh loe enak tinggal turun kayak ratu, gue yang ribet cari parkir tauuu”
Ahhhh ya, lengkap sudah keriuhan kamar rawatku ini dengan kehadiran mereka berdua. Ada yang nebak the twins? Yes they are..

Tak lama kemudian, anak2 kelasku pun berhamburan masuk. Mereka menjengukku sehabis UAS, wahhh senang melihat wajah2 mereka, tapi kenapa tak Nampak wajahnya?
“wihhh, baru tau gue kalo senior kita itu kembar, yang satu kuliah dimana ya?” bisik Ade temanku
“au gue juga ga pernah nanyain hahaha” oh iya, gue belom pernah cerita ya, gue jelasin dikit mengenai Michelle. Jadi Michelle ambil study di Psikologi, dia ada di kampus 3, kami di fakultas ekonomi ada di kampus 1. Jadi wajar jika banyak orang termasukku yang tidak tau mereka itu kembar, yaah selaen mereka emang jarang jalan bareng, ya karna kampus kita beda kawasan

“dapet salam bro dari Rara, cepet sembuh katanya maaf ga bisa jenguk, mamanya juga sakit katanya”
“waalaykumsalam.. makasi sob, salam balik aja”
--
Sore harinya..
“sore, saya periksa dulu ya” ujar dokter
“oke, apa yang sekarang dirasain?” tanyanya
“hmm, sakit di lutut dok”
“ya wajar, nanti sambil kita kasi penghilang nyeri, masnya istirahat dulu disini paling kurang sampai 3 hari kedepan ya, baru nanti kita evaluasi”
“baik dok, terimakasih” ujar Dinan
“makasih dok”
“sama2”
--OK kita SKIP a very boring part dirumkitnya, entah sekian bulan pemulihan berjalan. Suatu saat di turnamen basket antar kampus. Terlihat ramai riuh gedung olahraga di tengah kota ini, terlihat beberapa wajah yang kukenal ikut menonton mendukung tim basket kampus ini.
“OK sebelum kita langsungkan pertandingan antara Univ *** melawan UNJ, kita ada permintaan spesial nih dari salah seorang pemain dari Univ ***. Oke.. yang namanya Dinan Anggraini tolong turun dulu dari tribun” ujar pembawa acara basket ini
Nampak terkejut, ia pun ramai disoraki para penonton lain, dan disemangati untuk turun ke lapangan.
“wiihhhh.. cantik ya orangnya, pantesan.. ahahhaha.. pasti bingung ya? oke, coba kasih mic 1 lagi ke pemaen no. 4 tuh”
Makin ramai riuh penonton yang melihatnya ditengah lapangan basket, rata2 laki2 yang menyorakinya.
“hmmmm.. sori, pertandingan kehambat sedikit karena gue”
Nampak ia melotot tanda tak nyaman
“Din.. setelah sekian lama, loe yang selalu ada buat gue, dan ngelengkapin gue, support gue dari dulu, gue udah lama, lama banget mendam perasaan gue ke loe.. maka hari ini, gue beraniin diri, beraniin hati gue buat nyataan perasaan gue ke loe”
Maka makin melotot marah lah itu setelah mengetahui kemana arah tujuan pembicaraan ini, begitu pun penonton di gedung ini, mereka makin ramai bersorak.
“uhmm.. gue.. sayang sama loe, would you be my girl Din?”
Yaa.. dunia serasa berhenti bergerak, dan bersuara. Detak jantungku berdetak tak karuan setelah mengucapkan itu, penontonpun lebih ramai lagi menyorakiku, kebanyakan kata “tolak” yang ku dengar

Lama tak ada jawaban darinya, kulihat wajahnya memerah, jelas bukan terpesona atau apa, terpancar aura marah darinya
“with 1 condition” akhirnya ia membuka suara
“score me 13 three points in this game, then you got your answer” jawabnya menghampiriku, dan memelintir jarinya kearah perutku. Sumpahhh.. sakit banget..


wait wait.. 13???
khodzimzz dan 8 lainnya memberi reputasi
9