- Beranda
- Stories from the Heart
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
...
TS
FBR_master
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
![Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/07/20/214867_20160720103657.jpg)
many thanks for a perfect cover by quatzlcoatl
Halo gan.. gue dari dulu pengen banget nulis sebenernya, tapi ga pernah bisa, gw harus nulis apa, harus gimana.. setelah gue baca beberapa thread fenomenal di SFTH sebulan terakhir, akhirnya gue ngeberaniin diri buat nulis cerita ini buat dinikmatin smua kalangan..
sebelumnya mohon maaf banget klo tulisan gue ngaco dari segi bahasa, dan mungkin sulit dicerna sama sebagian readers (I wrote by my own style) tapi gue berharap masukan-masukan dan sharing dari agan smua demi tercapainya tulisan-tulisan gue yang semakin baik di tiap part nya..
"boring boss cerita loe, pantesan sepi threadnya"
well, gue ga berharap thread ini rame, kalaupun rame, it's a bonus for me, I just wrote what I wanna write
Selamat ber-Boring-ria..
Quote:
PROLOGUE :
Hi there, I want to tell you about my life.. mostly about love and stuff..
Well, nama gue Ronan Leandro Akbar.. Call me whatever you want, tapi temen-temen gue seringan manggil “Nan”, actually gue juga rada ga sregg sama panggilan ini, gue prefer dipanggil Ronan, or Ron, atau Akbar aja juga boleh, tapi karena temen sekelas gue pas SMP ada yang namanya Roni, akhirnya mulai saat itu gue yang “ngalah” dapet panggilan Nan tadi.. kenapa ga Leandro? Guys, kita di Indonesia, ga mungkin manggil lengkap, biasa manggil nama sepotong-sepotong, entah yang dipotong itu didepan, ato belakang, masa manggil gw Le ato Dro, or even Andro? Android kali ahh

Sedikit gue cerita tentang diri gue ini biar loe-loe pada ada gambaran, or berimajinasi (please lah, jangan yang iya-iya ya imajinasinya
), tinggi badan gue 187cm (tinggi? Ya untuk ukuran Asia gue lumayan tinggi), and badan gue atletis juga, mungkin kalo tinggi itu karena sedari SMP doyan olahraga, terutama basket, yup doyan sob, saban hari ga pernah gue ninggalin olahraga biar pun cuma lari pagi, well kecuali gue sakit tentu. Rambut? Ada yang suka sama Deathnote? Yak, rambut gw berponi ke-emo-emo-an (WTF ni bahasa
) mirip kaya Light Yagami. Muka muka?? Sorry ga mao nyombong sob, tapi gue Alhamdulillah dikaruniai Allah punya muka yang goodlookin’, cool gitu lah
, otak gue juga lumayan tokcer bin encer, saking encernya malah sering keluar lewat kuping (ok stop it, conge itu mah
)Anjir sempurna amat idup lo jing!! Hahaha gue akuin idup gue emang menyenangkan, tapi ga ada gading yang ga retak toh?! dibalik itu semua masih banyak getir hidup yang gue rasain, mulai dari ekonomi gue ma nyokap yang pas-pasan, gue juga ga pernah ngerasain kasih sayang yang lengkap dari kedua orangtua gue (ok, selagi orangtua loe ada, sayangi mereka, kita akan baru merasa kehilangan ketika orang tersayang tersebut pergi meninggalkan kita selama-lamanya), gue produk dari broken home sedari umur 6 taon, babe gue maen gila sama janda bangs*t sebelah rumah, dan memilih kabur sama tu janda gatel ketimbang milih gue sama nyokap.. Ok that’s all I can tell you bout my shitty life..
Yukk kita mulai..
Part 1 : Dia adalah Dinan My very Dearest Friend
Part 2 : Hello Pelonco

Part 3 : siapa dia?
Part 4 : GUE COWOKNYA!!
Part 5 : biar aku membantumu
Part 6 : terima kasihku padamu
Part 7 : gadis manis itu bernama Zie
Part 8 : Sweating Lunch
Part 9 : Cemburu??
Part 10 : Can I go Home with You??
Part 11 : kutunggu kau disini esok pagi..
Part 12 : Surprise On the Jogging Track
Part 13 : May I Call You....
Part 14 : maaf gue ga maksud..
Part 15 : HBD - Kenapa Kembali??
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 1
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 2
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 3
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 4
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 5 (Tamat)
Part 17 : Mencarimu - Bag 1
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 A
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 B (Selesai)
Part 18 : I'm always around - Part 1
Part 18 : I'm always around - Part 2 (Selesai)
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 1
Spesial Part : Pamit undur diri
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 1
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 2
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 3 - Selesai
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 2 - Selesai
Part 20 : Why me? - Part 1
Part 20 : Why me? - Part 2
Part 20 : Why me? - Part 3
Part 20 : Why me? - Part 4 - Selesai
Part 21 : The Lion Queen
Part 22 : Love, Love and Love
Part 23 : The Craziness of Her - Part 1
Part 23 : The Craziness of Her - Part 2
Part 23 : The Craziness of Her - Part 3
Part 23 : The Craziness of Her - Part 4
Part 23 : The Craziness of Her - Part 5
Part 23 : The Craziness of Her - Part 6
Part 23 : The Craziness of Her - Part 7
Part 23 : The Craziness of Her - Part 8
Part 23 : The Craziness of Her - Part 9 - Selesai
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 1
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 2
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 3 - Selesai
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 1
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 2
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 3
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 4
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 5
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 6
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 7
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 8
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 9
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 10
Part 24 : Dia yang Datang dan Pergi - Part 11
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 12
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 13
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 14
Sebuah Intermezzo - EPICLOGUE
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 15 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 1
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 2
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 3 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 4 - Selesai (kali ini benar2 selesai)
Spoiler for last part by suzie:
Spesial Part : Just Another Story (Bag 1)
Spesial Part : Just Another Story (Bag 2) - END
Update
Epilog - Ini Bukan Sebuah Akhir Cerita
Selesai deh cerita cinta gue yang... whatever, you name it..



Diubah oleh FBR_master 17-04-2017 13:40
yongkygouwsa051 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
383.3K
2.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
FBR_master
#575
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 1
Several months later…
“WOIII BEGOOOO!! DEFENSE YANG BENERRR!!” teriaknya
Ahhh.. kampret bener, well, I can’t denied that day, I played underperformed. But, he can’t yelled “bego” every I made mistake.. such an assh*le coach..
Sudah sebulan ini aku selalu lebih mengencangkan knee supportku, rasa sakit itu kembali lagi setelah sekian lama. Peluh bercucuran dari dahiku, bukan karena nafasku sudah habis, tapi lebih ke menahan sakit. Aku pun memberi sinyal kepadanya untuk minta switch over, dengan tertatih2 aku menuju pinggir lapangan dibawah ring. Ya, tak ada yang tau cideraku ini kecuali beberapa orang terdekat, dan aku pun merasa tak berkewajiban untuk memberitahu yang lain.
“kenapa lu?? Baru 2 quarters udah abis, besok gua genjot lagi fisik lu” ujar pelatih, ahh dongkol sekali waktu itu. Dengan nafas terengah-engah aku hanya bisa memejamkan mata untuk menahan sakitnya.
“Nan.. lutut loe.. sakit lagi?” tanyanya, ah ya, aku sampai lupa pensupport setiaku yang sedang ikut menonton.
Tanpa membuka mata aku mengangguk, tak lama kemudian medic support olahraga menghampiriku
“Ron.. lu pernah cidera lutut ya?? kompress dulu pake es, sebentar” ujarnya mengambil es di coldbox dan membalutnya dengan kain.
“pernah ga?? Diliat dari mimik lu, ini bukan yang pertama kali kan?? Lu kudu periksain, bahaya kalo ga ditindaklanjut, bisa pincang seumur2 lu nanti”
“iya mas, dulu waktu SMA gue pernah cidera waktu benturan sama pemaen laen”
“aahhh gue udah duga, ya udah, oiii celenk, bantu gue angkat Ronan ke mobil”
“gue ikut mas” ujar Dinan
Maka diantarlah aku ke suatu RS dikawasan Pondok Indah, setelah masuk IGD mulai aku menjalani serangkaian pemeriksaan.
“oke, kita tunggu hasilnya besok ya, untuk sekarang saya resepkan obat penghilang nyeri, kompres lutut jika masih bengkak” ujar dokter
“baik dok, kita bisa kesini lagi kapan besok dok?”
“bisa jam yang sama seperti sekarang mba, kalau memungkinkan masnya juga ikut besok, tapi jika ga bisa, cukup mbanya aja gapapa”
“baik dok, makasih ya dok” ujarnya
“makasi dok” ujarku kemudian
“sama2 hati2, sus, kamu antar ke lobby depan ya”
Malam harinya dirumahku..
“tan, si abang udah tidur, Dinan pamit pulang ya”
“iya sayang, makasi ya udah jagain dia, tante juga ga tega liat dia begitu, besok kamu antar dia ambil hasil pemeriksaan??”
“iya tan, nanti aku temenin”
“ya udah, tante anter ya”
“ihhh apaan sih tan, rumah deket pake dianter, aku sendiri aja, makasi ya”
“ya udah, hati2, salam buat mama papa”
“wassalamualaykum”
“waalaykumsalam”
Setelah dirinya pulang aku pun keluar kamar kembali
“udah pulang Dinan mom?”
“lohh ko kamu ga tidur?”
“ga bisa, sakit banget mom, aku kepaksa pura2 tidur, kalau ga tidur nanti dia ga pulang2, kasian kan dia, anaknya khawatiran banget soalnya”
“iya juga sih, kamu beruntung punya teman dekat kaya dia bang, kenapa ga dijadiin pacar aja sih? Mom tau, kamu suka kan sama dia”
“yeeehhh, kenapa jadi kesitu.. iya sih.. dari SMA malah, momennya belum tepat mom, aku udah ada rencana, tapi hancur gara2 cidera ini dateng lagi”
“yahh kamu sabar, Allah ga ngasih cobaan sama kita diluar bates kemampuan kita, pasti ada hikmahnya bang”
“iya aku paham mom, wish me luck ya buat besok mom”
“aammmiiinn, mom selalu ngedo’ain kamu bang”
Dengan terpincang2 aku pun berjalan ke teras rumah, untuk sekadar melepas penat dan sejenak melupakan rasa sakit yang mendera lututku ini. bahkan dinginnya malam tak mampu menahan peluhku buah hasil dari menahan sakit ini.
**
“gini mas mba, hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat sobekan di lutut kanan, anterior cruciate ligament (ACL), kita bisa biarkan cidera ini dengan resiko dikemudian hari dapat terjadi sobekan yang lebih serius bahkan putus, atau dengan opsi bedah untuk memulihkannya. Mas beruntung yang sobek masih di ACL, kalau di PCL, hanya opsi bedah jalannya, harus ke Singapore kalau mau bagus persentase hasilnya. Untuk bedahnya sendiri, hanya akan memperbaiki paling tidak 70 – 80% dari kondisi awal, jadi memang tidak akan 100% seperti sediakala, tapi worth it daripada tidak sama sekali. Dan memang biayanya tidak sedikit untuk bedah ini, mas bisa memikirkannya masak2” ujarnya menjelaskan, yang pengen tau apa itu ACL/PCL silahkan googling.
Mendengarkan kata bedah saja aku sudah merinding dibuatnya, apalagi menjalaninya.
“baik, terima kasih dok atas penjelasannya, kami permisi dulu”
Di perjalanan menuju lobby pun aku duduk sebentar di ruang tunggu RS tersebut, memikirkan nasib lututku.
“Nan, loe yang sabar ya, kita cari jalan keluarnya bareng2”
“……….. thanks Din, makasih udah bantuin gue”
“masalah biaya gimana ya Nan, loe ada asuransi kan? Mungkin ini masuk dalam covernya”
“gue ga punya Din, tapi gue ada tabungan dikit2 hasil nyisihin dari beasiswa gue dari SMA sama Kuliah sekarang”
“………… kalau kurang nanti gue coba tambahin, walau ga seberapa mudah2an bisa ngebantu loe Nan”
“makasih Din, tapi ga usah, gue udah cukup ngerasa dibantu sama loe, dengan loe nyupport gue aja gue udah makasih banget”
“ga usah ngomong loe Nan, pokonya gue bantu, TITIK!!”
“……………iya lah, suka2 mu aja, makasih ya” senyumku
“sama2” senyumnya balik
Setelah dihitung2, ternyata tabunganku kurang sekitar 15 juta dari biaya operasi, belum termasuk dengan biaya kamar dan perawatan pasca operasi. Alhamdulillah aku tak sampai memakai uangnya, my lovely mom punya saving untuk kami hasil kerjanya bertahun2 sebagai guru. Maka diputuskanlah aku menjalani opsi bedah untuk memperbaiki cidera di ACL-ku. Tak kurang setiap teman dan kenalanku mensupportku setelah tau apa yang terjadi padaku, UAS semua mata kuliah pun aku hold untuk dapat mengikuti susulan karena prosedur bedah ini, Alhamdulillah lagi, semua dosennya mengerti keadaanku.
“Din, makasi udah nemenin terus ya”
“iyaaaaaa.. makasih mulu, gue bakal ada disamping loe terus ko, santai ya, jangan tegang, nanti tensi loe naek kalo lo stress mikirin operasinya”
“iya Din, dah, loe mending balik aja, besok kan UAS, loe mesti belajar kan, mom dikit lagi juga dateng”
“no no.. nihhh liat” ujarnya mengeluarkan beberapa buku kuliahnya
“gue udah siapin ko, jadi gue bisa tetep disamping loe sambil belajar”
Aku pun tersenyum melihatnya, alangkah beruntungnya aku jika dapat memilikinya kelak.
Entah berapa jam yang terlewati setelah operasi yang kujalani itu, aku pun mulai membuka mata dan melihat sekeliling. Terlihat mom disamping kananku tertidur dengan tertopang lengannya. Dan dirinya yang sedang terkantuk2 dihadapan setumpuk buku. Tak lama, pandanganku pun mulai kembali buram.
“WOIII BEGOOOO!! DEFENSE YANG BENERRR!!” teriaknya
Ahhh.. kampret bener, well, I can’t denied that day, I played underperformed. But, he can’t yelled “bego” every I made mistake.. such an assh*le coach..
Sudah sebulan ini aku selalu lebih mengencangkan knee supportku, rasa sakit itu kembali lagi setelah sekian lama. Peluh bercucuran dari dahiku, bukan karena nafasku sudah habis, tapi lebih ke menahan sakit. Aku pun memberi sinyal kepadanya untuk minta switch over, dengan tertatih2 aku menuju pinggir lapangan dibawah ring. Ya, tak ada yang tau cideraku ini kecuali beberapa orang terdekat, dan aku pun merasa tak berkewajiban untuk memberitahu yang lain.
“kenapa lu?? Baru 2 quarters udah abis, besok gua genjot lagi fisik lu” ujar pelatih, ahh dongkol sekali waktu itu. Dengan nafas terengah-engah aku hanya bisa memejamkan mata untuk menahan sakitnya.
“Nan.. lutut loe.. sakit lagi?” tanyanya, ah ya, aku sampai lupa pensupport setiaku yang sedang ikut menonton.
Tanpa membuka mata aku mengangguk, tak lama kemudian medic support olahraga menghampiriku
“Ron.. lu pernah cidera lutut ya?? kompress dulu pake es, sebentar” ujarnya mengambil es di coldbox dan membalutnya dengan kain.
“pernah ga?? Diliat dari mimik lu, ini bukan yang pertama kali kan?? Lu kudu periksain, bahaya kalo ga ditindaklanjut, bisa pincang seumur2 lu nanti”
“iya mas, dulu waktu SMA gue pernah cidera waktu benturan sama pemaen laen”
“aahhh gue udah duga, ya udah, oiii celenk, bantu gue angkat Ronan ke mobil”
“gue ikut mas” ujar Dinan
Maka diantarlah aku ke suatu RS dikawasan Pondok Indah, setelah masuk IGD mulai aku menjalani serangkaian pemeriksaan.
“oke, kita tunggu hasilnya besok ya, untuk sekarang saya resepkan obat penghilang nyeri, kompres lutut jika masih bengkak” ujar dokter
“baik dok, kita bisa kesini lagi kapan besok dok?”
“bisa jam yang sama seperti sekarang mba, kalau memungkinkan masnya juga ikut besok, tapi jika ga bisa, cukup mbanya aja gapapa”
“baik dok, makasih ya dok” ujarnya
“makasi dok” ujarku kemudian
“sama2 hati2, sus, kamu antar ke lobby depan ya”
Malam harinya dirumahku..
“tan, si abang udah tidur, Dinan pamit pulang ya”
“iya sayang, makasi ya udah jagain dia, tante juga ga tega liat dia begitu, besok kamu antar dia ambil hasil pemeriksaan??”
“iya tan, nanti aku temenin”
“ya udah, tante anter ya”
“ihhh apaan sih tan, rumah deket pake dianter, aku sendiri aja, makasi ya”
“ya udah, hati2, salam buat mama papa”
“wassalamualaykum”
“waalaykumsalam”
Setelah dirinya pulang aku pun keluar kamar kembali
“udah pulang Dinan mom?”
“lohh ko kamu ga tidur?”
“ga bisa, sakit banget mom, aku kepaksa pura2 tidur, kalau ga tidur nanti dia ga pulang2, kasian kan dia, anaknya khawatiran banget soalnya”
“iya juga sih, kamu beruntung punya teman dekat kaya dia bang, kenapa ga dijadiin pacar aja sih? Mom tau, kamu suka kan sama dia”
“yeeehhh, kenapa jadi kesitu.. iya sih.. dari SMA malah, momennya belum tepat mom, aku udah ada rencana, tapi hancur gara2 cidera ini dateng lagi”
“yahh kamu sabar, Allah ga ngasih cobaan sama kita diluar bates kemampuan kita, pasti ada hikmahnya bang”
“iya aku paham mom, wish me luck ya buat besok mom”
“aammmiiinn, mom selalu ngedo’ain kamu bang”
Dengan terpincang2 aku pun berjalan ke teras rumah, untuk sekadar melepas penat dan sejenak melupakan rasa sakit yang mendera lututku ini. bahkan dinginnya malam tak mampu menahan peluhku buah hasil dari menahan sakit ini.
**
“gini mas mba, hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat sobekan di lutut kanan, anterior cruciate ligament (ACL), kita bisa biarkan cidera ini dengan resiko dikemudian hari dapat terjadi sobekan yang lebih serius bahkan putus, atau dengan opsi bedah untuk memulihkannya. Mas beruntung yang sobek masih di ACL, kalau di PCL, hanya opsi bedah jalannya, harus ke Singapore kalau mau bagus persentase hasilnya. Untuk bedahnya sendiri, hanya akan memperbaiki paling tidak 70 – 80% dari kondisi awal, jadi memang tidak akan 100% seperti sediakala, tapi worth it daripada tidak sama sekali. Dan memang biayanya tidak sedikit untuk bedah ini, mas bisa memikirkannya masak2” ujarnya menjelaskan, yang pengen tau apa itu ACL/PCL silahkan googling.
Mendengarkan kata bedah saja aku sudah merinding dibuatnya, apalagi menjalaninya.
“baik, terima kasih dok atas penjelasannya, kami permisi dulu”
Di perjalanan menuju lobby pun aku duduk sebentar di ruang tunggu RS tersebut, memikirkan nasib lututku.
“Nan, loe yang sabar ya, kita cari jalan keluarnya bareng2”
“……….. thanks Din, makasih udah bantuin gue”
“masalah biaya gimana ya Nan, loe ada asuransi kan? Mungkin ini masuk dalam covernya”
“gue ga punya Din, tapi gue ada tabungan dikit2 hasil nyisihin dari beasiswa gue dari SMA sama Kuliah sekarang”
“………… kalau kurang nanti gue coba tambahin, walau ga seberapa mudah2an bisa ngebantu loe Nan”
“makasih Din, tapi ga usah, gue udah cukup ngerasa dibantu sama loe, dengan loe nyupport gue aja gue udah makasih banget”
“ga usah ngomong loe Nan, pokonya gue bantu, TITIK!!”
“……………iya lah, suka2 mu aja, makasih ya” senyumku
“sama2” senyumnya balik
Setelah dihitung2, ternyata tabunganku kurang sekitar 15 juta dari biaya operasi, belum termasuk dengan biaya kamar dan perawatan pasca operasi. Alhamdulillah aku tak sampai memakai uangnya, my lovely mom punya saving untuk kami hasil kerjanya bertahun2 sebagai guru. Maka diputuskanlah aku menjalani opsi bedah untuk memperbaiki cidera di ACL-ku. Tak kurang setiap teman dan kenalanku mensupportku setelah tau apa yang terjadi padaku, UAS semua mata kuliah pun aku hold untuk dapat mengikuti susulan karena prosedur bedah ini, Alhamdulillah lagi, semua dosennya mengerti keadaanku.
“Din, makasi udah nemenin terus ya”
“iyaaaaaa.. makasih mulu, gue bakal ada disamping loe terus ko, santai ya, jangan tegang, nanti tensi loe naek kalo lo stress mikirin operasinya”
“iya Din, dah, loe mending balik aja, besok kan UAS, loe mesti belajar kan, mom dikit lagi juga dateng”
“no no.. nihhh liat” ujarnya mengeluarkan beberapa buku kuliahnya
“gue udah siapin ko, jadi gue bisa tetep disamping loe sambil belajar”
Aku pun tersenyum melihatnya, alangkah beruntungnya aku jika dapat memilikinya kelak.
Entah berapa jam yang terlewati setelah operasi yang kujalani itu, aku pun mulai membuka mata dan melihat sekeliling. Terlihat mom disamping kananku tertidur dengan tertopang lengannya. Dan dirinya yang sedang terkantuk2 dihadapan setumpuk buku. Tak lama, pandanganku pun mulai kembali buram.
Diubah oleh FBR_master 20-09-2016 23:00
khodzimzz dan 6 lainnya memberi reputasi
7