Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

triyuki25Avatar border
TS
triyuki25
MAKE YOU LOVE ME
MAKE YOU LOVE ME

Judul: MAKE YOU LOVE ME.
Penulis: TRIBOY MUSTIKA
ID WATTPAD: @triboymustika

Prolog:

"Siapa lu? Kenapa tiba-tiba ada disini? Jangan-jangan lu sebangsa jin laut penjaga? Ngaku lu?" Syean meledak.

"Lu tuh ya! Jangan asal ngebacot! Mana ada hantu sekeren gue! Pasang telinga baik-baik! Gue DEAN! D E A N! Dan gue adalah preman di kawasan ini! Jadi lu ga' bisa macam-macam sama gue!" Dean membusungkan dadannya dan melipat tangannya. Menunjukkan otot-otot bisep yang muncul di lengannya.

"Duh, keren! Gue pengen bergayut manja di lengan lu, bolehkah?" Air liur Syean meleler.

"Dasar cewek syarap! Lu kehabisan obat ya?" Dean menjauhi Syean yang sekarang berdiri mendekatinya. Memandangi Dean dengan tanpa berkedip.

"Apa lu?" Hardik Dean membuat Syean tergagap!

"Gue... Masih ragu kalo elu ini manusia!" Jawab Syean asal.

Dean menolehkan kepalanya menatap hamparan laut lepas.

"Maksud lu?"

"Lu tidak menginjak tanah!" Bisik Syean pelan dengan ekspresi berjengit takut.

"Ya iyalah! Apa lu ga' liat kalo kita berdiri di atas batu?" Dean memutar matanya. Dan Syean terkikik melihat apa yang dilakukan Dean barusan. Cute!

***

note: cerita ini sebelum dipost di kaskus, akan dipost terlebih dahulu di akun wattpad gue. Jadi kalo agan-agan mau baca yang terupdate silahkan follow akun wattpad gue, @triboymustika

Happy Reading Guys...



Spoiler for INDEX:


1. PARTY
2. SHOT AT NIGHT
3. SHOCK THERAPY
4. RAKA
5. FIRST EXAMINATION
6. TRADITIONAL MARKET
7. DINNER
8. DATING AT MIDNIGHT
9. MISSING YOU
10. ROAR
11. ON THE ROAD
12. FALL IN LOVE WITH YOU
Diubah oleh triyuki25 19-11-2017 02:53
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
19.4K
121
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
triyuki25Avatar border
TS
triyuki25
#1
1. Party


"Hei, Syean! Sepulang kerja karokean yuk? Suntuk nih!" Raka melemparkan kertas yang telah diremasnya ke arah gadis yang masih asyik mempelototi layar monitornya. Si gadis yang dilempari kertas menolehkan kepalanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kerjaan gue masih banyak, Raka! Lu ajak yang lain aja deh! Besok gue udah harus nyerahin draft laporan ke Bu Anita. Gue kaga' bisa bersenang-senang sementara kerjaan gue masih terkatung-katung!" Syean kembali fokus menatapi layar komputernya. Sekali-kali dahinya berkerut menganalisa setiap angka-angka yang bermunculan di spreadsheet excelnya.

"Parah lu,  Syean! Ini malam minggu juga! Besok kan masih bisa dikerjakan! Ayolah, acara tidak seru kalo lu kaga' ada!" Raka mendekati gadis tersebut dan memegang pundaknya.

"Aduh, lu bawel banget sih! Ya udah! Kita party sehabis gue selesaikan ini report! Oke?"

Raka tersenyum lebar. Lalu sambil bersiul kecil dia kembali ke mejanya.

***

"Raka, yang lain mana?" Syean melihat Raka sedang berdiri di gerbang masuk Teebox Community Center. Salah satu tempat mangkal para kawula muda di kota Padang. Mungkin ini satu-satunya tempat hiburan yang paling exist di kota yang pernah hancur karena gempa ini.

"Udah di dalam dari tadi. Lunya lama amat sih! Gue jadi bete nungguin elu!" Raka ngomel-ngomel sambil mengambil kunci motor Syean.

"Yeee, gue kan udah bilang kudu nganterin report dulu ke rumah Boss! Ya udah, sono parkirin motor gue! Gue langsung ke dalan aja ya, gue haus banget!" Syean mengacak rambut mohawk Raka yang tertata rapi. Pemuda tersebut menggembungkan pipinya kesal.

"Dasar cewek aneh! Untung lu cantik, kalau jelek gue biarin aja lu dah!" Raka menelan air ludahnya dikarenakan tiba-tiba saja tenggorokannya terasa kering.  Dia selalu merasakan perasaan yang tidak menentu kepada gadis satu itu. Bukan saja karena kecantikan dan kepintarannya tapi Syean juga memiliki suatu sikap misterius. Dan Raka terkadang bisa melihat kalau ada sesuatu yang disembunyikan gadis tersebut.

Tepat jam tujuh malam ketika Syean membuka pintu room 103. Dentuman musik yang sangat keras langsung menghampiri telinganya. Untungnya dia sudah menyiapkan  diri dari luar sehingga tidak membuat jantungnya copot.

Di dalam terlihat beberapa tubuh jingkrak-jingkrak menikmati musik yang menghentak cepat. She Wolf-nya Sia yang berkolaborasi dengan David Gueta tersebut benar-benar membuat adrenalin terpacu. Syean mengangkat tangannya dan mulai menggeolkan pantatnya. Sambil berjalan menuju lemari pendingin yang menyajikan aneka minuman di dalamnya.

Syean mengambil sekaleng greensand dan mulai meminumnya dengan rakus. Dia benar-benar sangat ingin membuang rasa suntuk di jiwanya.

Amara, Lucy dan Lynda rekan kerjanya yang lain asyek ngedance heboh. Rok mini yang mereka kenakan seakan-akan mau robek besar ketika pantat mereka meliuk seiring dengan dentuman musik. Sementara itu di samping mereka tiga orang cowok yang diyakini Syean adalah pacar ketiga rekannya itu sibuk meraba-raba bahkan memeluk-meluk tubuh pasangannya.

Ruangan karaoke tersebut tidak ubahnya seperti diskotik. Sampai akhirnya pintu kembali terbuka. Raka muncul dan langsung menyeret tangan Syean. Mereka seperti lupa diri. Menyerahkan nasib kepada dentuman suara musik yang membahana dimalam yang belum terlalu tua tersebut.

Kilatan mata iblis berkilauan di mata ke empat lelaki tersebut. Senyuman penuh kemesuman tersungging di mulut Raka.

"Gue sudah booking kamar hotel! Jadi lu ga' perlu balik ke kossan! Kita bakalan sex party disana!" Raka membisikkan kata-kata tersebut di telinga Syean. Syean terkejut. Dia seketika menghentikan gerakannya. Matanya yang indah menatap tajam ke arah Raka.

Dengan cepat Syean mengambil remote control di atas meja. Dan seketika musik yang tadi hingar bingar berhenti bermain. Tiga pasangan lainnya sontak terkejut.

"Syean? Kenapa dimatiin sih? Lagi seru nih! " Amara memandang Syean dengan tatapan tidak suka.

Syean mengabaikan pertanyaan Amara. Dia menatap marah ke arah Raka!

"Lu ngomong apa tadi, Ka? Sex party? Apa lu sudah gila???" Syean membentak Raka dengan suara menggelegar. "Apa gue terlihat seperti gadis murahan? Gue ga' nyangka lu ngomong itu ke gue! Brengsek!"

Syean mendorong tubuh Raka. Membuat lelaki tersebut terjatuh ke sofa. Syean merebut kunci motor yang tergantung di saku celana Raka.

"Lu ngerusak malam gue! Seharusnya gue tidak mengiyakan ajakan lu kesini! Gue pulang!"

"Syean!" Raka berusaha menarik tangan Syean. Namun Syean menyentakkannya dengan kasar.

"Mulai hari ini dan seterusnya anggap saja kita tidak pernah kenal. Lu jauhi gue dan gue juga ga' bakalan mengusik hidup lu!"

"Gue hanya bercanda, Syean! Please, dengerin gue dulu!" Raka masih berusaha melarang kepergian Syean. Namun perempuan tersebut sudah terlanjur sakit hati.

"Lu, gue, end!"

***

Syean masih merasakan kedongkolan yang teramat sangat di dalam hatinya. Dia tidak menyangka, rekan kerja yang sudah bersamanya selama setahun ini ternyata memiliki niat kotor kepadanya. Dia akui Raka memang tampan. Tidak bakalan ada perempuan yang tidak suka kepadanya. Selain tampan dia juga anak orang kaya. Acara tadi saja itu dibiayai oleh Raka. Selama ini Raka terlihat sopan dan santun kepadanya. Entah kenapa hari ini dia menunjukkan belangnya.

"Seharusnya aku tidak percaya pada monyet satu itu. Dimana-mana laki-laki sama saja. Hanya mikirin selangkangan dan sex semata. Brengsek!" Syean mengendarai motor matic-nya tanpa arah. Dia biarkan angin menuntunnya kemana saja. Kerlap kerlip lampu kota sedikit banyaknya membuat pikirannya bisa teralihkan dari Raka.

Sehingga tanpa dia sadari hembusan angin laut membuatnya harus berhenti di tepi pantai. Langit terlihat cerah merona. Tebaran bintang berkerlap kerlip menghiasi permadani malam.

Syean memarkirkan motornya di dekat sebuah warung tenda. Memesan satu botol air mineral dan berjalan menyusuri batu-batu besar yang menjorok ke tengah laut. Tidak terlihat siapa-siapa di bebatuan ini. Padahal ini malam minggu. Pada kemana anak-anak muda kota ini? Tanya hati Syean.

Syean mengitari pandangannya dan matanya tertumbuk pada beberapa sosok tubuh yang berada dalam kegelapan. Wajahnya memerah seketika. Sepasang muda mudi terlihat duduk dempet-dempetan di balik batu besar yang hanya bisa terlihat dari tempat Syean berdiri.

"Anjing!" Syean memaki tidak suka melihat apa yang tersaji di depan matanya. Dengan tanpa berpikir dia mendekati dua anak muda yang sedang dimabuk cinta tersebut.

"Heh!" Syean membentak kedua pemuda tersebut yang langsung terkejut melihat kemunculan Syean. Si pemuda dengan cepat merapikan celananya. Sedangkan si perempuan merapikan pakaiannya. Buah dadanya sempat tertangkap mata Syean.

"Apa... Sih, Mbak? Mengganggu orang saja!" Si perempuan terlihat marah begitu tahu kalau perempuan juga yang menggebrak mereka.

"Mengganggu kau bilang? Apa perlu aku panggilkan Satpol PP biar kalian dihakimi massa? Anjing kalian berdua! Perbuatan hina seperti ini yang membuat kota ini hampir dihancurkan bencana!" Syean mengacakkan pinggangnya.

"Kalian masih pelajar-kan? Mana KTP kalian? Cepat? Atau aku akan teriak memanggil orang-orang untuk membakar kalian hidup-hidup!"

Kedua orang tersebut pucat pasi. Syean bahkan dengan berani memukul kepala si lelaki yang hanya bisa tertunduk takut. Dibandingkan si lelaki, si perempuan lebih berani. Dia segera menyeret tangan kekasihnya dan berlalu dengan cepat dari hadapan Syean.

"Perempuan aneh! Kalau tidak laku, ya terima saja! Pakai acara menggangu orang lagi indehoy aja!"

"Woyyy KTP woyyy! Ktppppp!" Namun teriakan Syean hanya dijawab oleh deru ombak memecah karang. Berdebur-debur meremukkan jantung. Kedua muda mudi tersebut berlari tunggang langgang.

Syean menyandarkan punggungnya ke batu besar. Mereguk minuman dingin dan matanya menerawang menatap angkasa.

"Langit, gue kesepian! Rasanya hampa saja gitu hidup gue! Kalo lu punya malaikat ganteng, turunin gih satu buat gue! Masa' gue harus merana terus kaya' gini! Malam minggu hanya bertemankan air mineral! Nasib... Nasib!" Syean melepas pandangannya ke arah laut lepas. Kapal-kapal nelayan terlihat sangat cantik dengan lampu-lampu yang terpasang di body kapal.

"Akh, gue kadang juga pengen ngerasain nyari ikan malam-malam di tengah laut sana! Wahai laut, adakah seorang kekasih hati yang bisa membawa gue ke sana?"

Syean menceracau seperti orang mabuk. Dia terus berteriak ke langit. Berteriak ke laut. Tanpa dia sadari, tidak berapa jauh si depannya seorang lelaki merasa terganggu dengan racauannya. Si lelaki yang akhirnya membangunkan tubuhnya dan membuat Syean terpekik.

"Hantu!" Syean langsung gagap ketika melihat wajah yang sekarang menatapnya kesal.

"Berisik!" Desis lelaki tersebut, "Lu mengganggu kesenangan gue! Kalo mau meratapi nasib jangan disini!"

"Ya Tuhan, makhluk apakah ini? Jantung hamba bergetar!" Syean tidak bisa menyembunyikan ketakjubannya.

"Udah biasa dipuji! Jadi Mbak yang mulutnya cerewet, tolong tinggalkan tempat ini! Mbak mengganggu kesenangan gue mengintip orang bercinta! Please, ini tempat spesial gue! Udah gue tandain sebagai daerah kekuasaan gue! Jadi sebelum nada suara gue meloncat ke sol, tolong angkat pantat dari sini!" Pemuda tersebut berdiri. Syean semakin ternganga.

"Tinggi dan atletis! Ya Tuhan, inikah cinta pada pandangan pertama? Bahkan suaranya terdengar begitu indah!"

Syean tidak bisa berkata apa-apa. Dia terlalu takjub dengan kehadiran pemuda tersebut. Bahkan sampai lelaki tersebut jongkok di depannya Syean masih seperti terhipnotis.

"Woy! Biasa aja tuh mata! Gue bukan dewa, malaikat atau hantu!" Dia menggoyang-goyangkan tangannya di depan Syean. Membuat kesadaran Syean pulih seketika.

"Hmm" Syean berdehem. Berusaha menetralisir rasa debaran di dadanya. "Siapa lu? Kenapa tiba-tiba ada disini? Jangan-jangan lu sebangsa jin laut penjaga? Ngaku lu?" Syean meledak.

"Lu tuh ya! Jangan asal ngebacot! Mana ada hantu sekeren gue! Pasang telinga baik-baik! Gue DEAN! D E A N! Dan gue adalah preman di kawasan ini! Jadi lu ga' bisa macam-macam sama gue!" Dean membusungkan dadannya dan melipat tangannya. Menunjukkan otot-otot bisep yang muncul di lengannya.

"Duh, keren! Gue pengen bergayut manja di lengan lu, bolehkah?" Air liur Syean meleler.

"Dasar cewek syarap! Lu kehabisan obat ya?" Dean menjauhi Syean yang sekarang berdiri mendekatinya. Memandangi Dean dengan tanpa berkedip.

"Apa lu?" Hardik Dean membuat Syean tergagap!

"Gue... Masih ragu kalo elu ini manusia!" Jawab Syean asal.

Dean menolehkan kepalanya menatap hamparan laut lepas.

"Maksud lu?"

"Lu tidak menginjak tanah!" Bisik Syean pelan dengan ekspresi berjengit takut.

"Ya iyalah! Apa lu ga' liat kalo kita berdiri di atas batu?" Dean memutar matanya. Dan Syean terkikik melihat apa yang dilakukan Dean barusan. Cute!

"Gue Syean!" Ujar Syean datar. Sambil sudut matanya menatap Dean yang masih memandangi langit.

"Ga' nanya!" Balas Dean ketus.

"Ya ampun ini cowok belagu banget! Apa lu ga' tertarik kenalan sama cewek secantik gue?" Syean menggembor marah.

"Cantik? Elu?" Dean memencongkan mulutnya. "Please deh! Ngaca!"

Jawaban Dean barusan sukses menusuk jantung hati Syean.

"U know,..."

"I dont know and i dont want to know all about u! Can't you just go away?"

Syean terbelalak ngeri. Sumpah, ini pertama kalinya ada seorang cowok yang memandangnya sebelah mata. Dan itu rasanya nyakitin banget.

"Fine! Good bye, asshole! Fuck you!"

"Whatever!"

***

Syean dengan setengah berlari meninggalkan Dean yang kembali merebahkan badannya di bebatuan. Hati perempuan tersebut sangat sakit. Belum juga berganti hari, sudah dua orang lelaki yang menyakiti perasaannya. Air mata tumpah membasahi pipinya.

"Apa salah gue, Tuhan? Gue hanya ingin menghabiskan malam ini dengan damai. Tanpa hati tersakiti, tapi kenapa Kau berikan rasa sakit seperti ini? Gue berdoa Engkau menurunkan Malaikat, bukan Iblis! Hiks hiks hiks!" Syean sampai di motornya dan langsung mendudukinya. Mencari kunci di kantong celananya. Tapi sampai dia keluarkan sakunya, itu kunci tidak ketemu.

"Ya Tuhan, apa lagi ini? Dimana kunci motor gue?" Seketika wajah Syean pucat pasi. "Tidak, tidak mungkin kunci motor gue hilang!"

Syean kelabakan.

"Kenapa, Mbak?" Seorang bapak-bapak berdiri di depan Syean. Syean terlonjak kaget karena bapak itu tiba-tiba saja muncul. Matanya langsung menguliti si bapak dengan pandangan menyelidik.

Dekil dan bau, itu analisa pertama yang muncul di benak Syean begitu melihat si bapak.

"Bapak siapa?" Tanyanya berjengit.

"Tukang parkir disini, Mbak! Saya perhatikan tadi sepertinya Mbak sedang kebingungan. Apakah ada masalah?" Tanya si bapak dengan tersenyum ramah. Melihat si bapak tersenyum, Syean tertawa geli di dalam hati. Si bapak ompong.

"Kunci saya hilang, Pak! Sepertinya jatuh di suatu tempat! Astaga!" Syean menepok jidatnya. Matanya tertuju ke arah dimana Dean terlihat masih terbujur.

"Kenapa, Mbak?" Tanya si tukang parkir.

"Mungkin jatuh disana, Pak! Saya kesana dulu!" Syean segera hendak beranjak, namun tangannya dicekal oleh si bapak. Syean terkejut.

"Hati-hati sama penunggu pantai disini, Mbak!" Si bapak memandangi Syean dengan tanpa berkedip. Syean jadi merasa tidak enak hati.

"Penunggu?" Tanya Syean cemas. Namun si Bapak tidak menjawab. Dia melepaskan pegangannya dan berlalu dari hadapan Syean.

Dengan menekan rasa takutnya Syean kembali berjalan dimana tadi dia bertemu Dean.

"Mau apa lagi lu kesini? Maaf yah, kalo lu mau ribut, sorry aja! Cari pria lain!" Dean menaroh kepalanya di atas kedua telapak tangannya. Matanya terpejam. Syean tidak melayani ucapan Dean barusan. Dia mulai sibuk mencari kuncinya yang hilang. Grasak grusuk dan menimbulkan keributan. Kekesalan mulai muncul di hatinya.

"Brengsek! Dimana itu kunci? Ya Tuhan, kenapa buruk sekali hari ini!" Syean ngomel-ngomel dan menggerutu tidak karuan. Di puncak kesalnya dia berteriak kencang dan mulai menangis.

"Hei!" Dean berdiri terkejut, "Kenapa lu?" Dean bergerak mendekatinya.

"Kunci gue hilanggg! Kunci motor gueeeee!" Syean mulai menarik nada rendah lalu detik demi detik naik menjadi nada-nada tinggi.

"Ya ampun, kirain kenapa tadi!" Dean berusaha membantu mencarikan kunci tersebut. Sementara Syean masih saja menangis.

"Lu diam donk! Emang dengan menangis itu kunci bakalan ketemu? Dasar cewek aneh!" Dean mulai memasukkan tangannya ke celah-celah batu. Tanpa dia takut kalau bisa saja kepiting atau binatang apa gitu yang bisa menggigit tangannya.

"Kunci gueee! Gue mesti pulang! Ini sudah malam!! Bantuin gueeee!" Syean meratap seperti orang kematian laki.

"Tenang donk akh! Ini juga lagi bantu dicari!" Dean menghembuskan nafas kesal.

Namun sampai setengah jam mereka mencari itu kunci tidak juga ketemu. Syean menatap Dean yang terlihat kelelahan. Akhirnya mereka kembali duduk di bebatuan.

"Emang lu tinggal dimana?" Tanya Dean setelah menghapus keringat di lehernya. Dia menatapi Syean yang matanya sudah bengkak dan hidungnya memerah. Rambutnya yang panjang berkibaran ditiup angin.

"Ulak Karang!" Jawab Syean pendek. Dia seperti kehilangan semangat hidup.

"Yaelah, Non! Dekat itu mah! Biar nanti gue anterin lu pulang! Sudah, hapus ingus lu itu! Jijik banget gue ngeliatnya!" Dean mengangsurkan sehelai sapu tangan. Syean menerimanya dengan suka cita. Ketika dia hendak menghapus ingusnya dengan sapu tangan tersebut seketika dia hentikan tindakannya itu. Matanya terpejam menikmati aroma yang menguar dari sapu tangan itu. Harum sekali, batinnya. Syean menolehkan matanya memandangi Dean yang juga sedang menatapnya.

"Kenapa? Sapu tangannya bau?" Dean menaikkan sebelah alisnya.

"Buk..bukan!" Syean gugup. Dia tidak mampu menerima pesona Dean yang seakan-akan menghipnotisnya.

"Terus kenapa?" Kejar Dean menginterogasi.

"Sap..sapu tangannya... Wangi!" Ujar Syean menunduk malu-malu.

Tawa Dean pecah.

"Ya elah, kirain kenapa!" Dean mengangkat tangannya dan meliukkan badannya. Capek! "Gue anter lu pulang ya? Udah malam nih!"

"Motor gue gimana?" Tanya Syean bingung.

"Santai aja! Titip aja dulu disini! Nanti setelah gue nganterin elu, motor lu biar gue beresin!" Jawab Dean sambil berdiri.

"Jangan lu jual ya!" Sindir Syean tajam.

"Emang gue terlihat seperti orang kere!" Lagi-lagi Dean menaikkan alisnya.

Syean memutar  bola matanya.

Bersambung dulu ya...

Diubah oleh triyuki25 15-09-2016 06:02
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.