- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#87
Ku Cinta Kamu Bukan Berarti Kamu Yang Utama
Slama ini kau masih merasa
Aku slalu menantimu
Dua minggu kau tak menghampiri
Karena kau dengan yang lain
Ibanya hatiku sayang
Karena pikiranmu salah selama ini
Setiap kau tak datang sayang
Padahal aku tak pernah ada di rumah
Slalu ku bilang aku tak sebaik kau pikir
Tak pernah ku nantikan kamu
Ku cinta kamu bukan berarti ku tak mendua
Sayang kau nilai aku salah
Ku cinta kamu tapi ku mendua
Slama ini aku pun mendua
Tapi kau tak tahu sayang
Pikirmu kau yang menyakitiku
Bukan bukan kamu sayang
Aku slalu menantimu
Dua minggu kau tak menghampiri
Karena kau dengan yang lain
Ibanya hatiku sayang
Karena pikiranmu salah selama ini
Setiap kau tak datang sayang
Padahal aku tak pernah ada di rumah
Slalu ku bilang aku tak sebaik kau pikir
Tak pernah ku nantikan kamu
Ku cinta kamu bukan berarti ku tak mendua
Sayang kau nilai aku salah
Ku cinta kamu tapi ku mendua
Slama ini aku pun mendua
Tapi kau tak tahu sayang
Pikirmu kau yang menyakitiku
Bukan bukan kamu sayang
Saat kami menertawakan hal yang sebetulnya tidak lucu, Chynthia baru saja pulang, dan langsung menyalami mereka, ada yang aneh dengan Chynthia, dia tidak mencoba menyalamiku.. malah terkesan buang muka
“Ham, kamu besok bisa ke kantor Papa? Papa besok mau jalan – jalan sama Mama, mau pacaran lah istilahnya” Ucap Papa
“Oh iya pa, besok aku kuliah siang kok” Jawabku
“Oh ya satu lagi, kamu jangan lupa cairin kredit di Bank A dan B serta C”
“Are you sure Pa? 3 bank?” ucapku keheranan, karena Papa tidak biasanya gambling sebesar ini, biasanya hanya 2 bank maksimal, dan itupun sudah pusing untuk membayar angsuran, ini mau di tambah hingga 3
“Don’t ask too much, suatu saat kamu akan tau bagaimana pentingnya kredit saat mengelola perusahaan” ucapku
“Iya Pa” Jawabku
“Mas, emang Mas Graham bisa urus itu semua Mas? Kenapa nggak santi aja yang urus?” Tanya Mama pada papa
“Dia harus bisa” ucap Papa singkat
“Mas, kalo ada yang nggak ngerti jangan ambil keputusan sendiri ya, tanyain ke Papa atau Mama atau Mbak Santi ya!” Terangnya
“Iya Ma” Jawabku
“Kapan – kapan kamu ajarin Kakak mu, biar dia bisa managing perusahaan, Mama sebenarnya stres liat Kakak mu, kerjaannya photoshoot, suruh urus usaha Mama malah buyar semua”
“Hayooo… ngomongin Aku ya?..” Ucap Chynthia yang baru keluar dari kamarnya, dengan pakaian santai, celana levi’s pendek bukan hotpants, karena modelnya gombrong, dan kaos C K yang sedikit gombrong, dan di ikat bagian depannya
“Kamu sekali – kali kak belajar ngurus usaha sama Mas, jangan photo – photo sesi terus, seiring berjalannya waktu kalo udah kena aging kulitmu kan juga pasti keriput, apalagi seusia mama, yang kulit udah makin tipis gini, kena angin dikit aja dingin banget rasanya” Ucap wanita setengah tua yang berada dihadapanku
“Iya Ma, nanti aku belajar sama Mas Graham kok” ucapnya sambil menggenggam tanganku di balik himpitan kedua kaki kami
“Kalo kamu bisa manage usaha kita yang masih kecil ini, Papa percaya nanti kalian bisa manage usaha yang besar, bahkan mungkin bakal punya perusahaan Trans Nation”
“Amen” Ucap thia keras
“Kalo gitu ga bakal nambah Tatoo lagi dong di badan??” Seru mama mengejutkan sekali, tiba – tiba kalimat ini keluar dari mulutnya
“Ma, it just a Tatoo, whats wrong with it?” Bantahnya
“Kak, nggak bagus kalau kamu wanita bertato mau jadi pemimpin perusahaan, Its Indonesia, people gonna judge by your cover, don’t you think its like a developed country, dimana banyak open minded”
“Ma, Mungkin Ka Thia ingin mengekspresika suatu hal lewat tatoo, Ku rasa nggak salah ma seorang wanita yang memimpin perusahaan memiliki tatoo, in case in Indonesia, kalau emang nggak bisa jalan di Indonesia, kan masih bisa expand” ucapku menengahi
“Nggak gitu Mas, tapi…” Ucap Mama yang kemudian di potong oleh Papa
“Udah sih biar aja, mereka udah dewasa Ma, biarkan dia tentukan hidup mereka, kalau nanti mereka Gagal, setidaknya kita sudah berusaha mendidik mereka, Saya pun nggak pernah ngelarang Graham nginep tempat temen – temennya bahkan berhari – hari nggak pulang pun saya tidak larang, meskipun saya tahu, apa yang dilakukan Graham bersama teman – temannya itu, tapi saya rasa Graham dan juga Chynthia sudah dewasa” timpal Pria paruh baya itu
“Dah nonton Tv aja, jangan rusak suasana ngomongin hal – hal serius” Ucap Mama mengalah
Hari semakin larut, sekitar pukul 22.00 satu persatu meninggalkan ruang keluarga dan berjalan kekamar masing – masing, saat Papa dan Mama sudah pergi dari ruang keluarga, Claudia keluar dari kamarnya
“Tadi ada apa sih? Kok teriak – teriak soal Tatoo? Ka Thia nambah Tatoo lagi?” ucapnya
“Apa sih, bukan urusan lo, gua mau nambah tatoo kek apa kek”
“Yee, gua nanya baik – baik kok lu nyolot sih?”
“Eh lu anak kecil ga usah sok ikut campur”
“Ka, lu nggak seharusnya begitu” ucapku pada Chynthia
“Kamu juga Clau, harusnya lebih sabar, kalau kakaknya lagi emosi tinggi” Tambahku
“Sok baik lu, kelakuan bejat aja” ucap Chynthia dan kemudian berlalu kekamarku
Setelah chynthia pergi, Claudia menangis karena kelakuan Kakaknya yang barusan, aku reflek berusaha menenangkannya
“Mas? Emang aku salah ya?”
“Apa anak kecil nggak boleh tahu urusan orang dewasa? Padahal hanya kurang beberapa bulan saja aku 17 tahun”
“Mas? Mas dengerin aku kan?”
Dia terus melontarkan pertanyaanya yang bertubi – tubi sambil tersedu – sedu di dadaku
“Nggak kok nggak salah, terlebih itu keluargamu, Mama keliatannya tadi kesal sama Ka Thia, karena kayanya ka Thia punya tatoo baru, mas sih belum tau pasti juga beneran tatoo baru atau emang apa”
“Mas, boleh aku dapat pelukan hangat dari mas?” tanyanya
“For Sure my lil sist” Jawabku sambil memeluknya
“10Q mas”
Lama kami berpelukan sekitar 10 menit, aku pun sudah berusaha untuk melepasnya, namun, dekapan dari Claudia masih cukup erat, sehingga sulit terlepas
“Clau, Mas sesak nafas nih, kamu peluknya kenceng dan lama banget”
“Ahh…. Mas mah, biarin aja, aku kan nggak pernah punya sosok kaya mas, yang mau ngertiin aku, bahkan Mas pun nggak pernah ngomong kasar sama aku, beda banget sama Kakak” Sangkalnya
“Mas, Tidur sini aja ya, temenin aku, aku mau cerita banyak hal sama Mas” pintanya
“Tapi, kalau ketauan mama sama papa nanti gimana? Kan nggak enak Clau, terlebih kita cuman berbeda beberapa tahun saja” Tolakku
“Nanti di kunci aja pintu kamarnya Mas, nggak bakal ketauan kok” Ucapnya berusaha
“Besok sore kita pergi berdua, Mas janji mas dengerin cerita kamu, Mas ajak kamu kesuatu tempat yang nggak pernah kamu kunjungi” ucapku
“Janji?” Ucapnya yang kini mulai tersenyum dan sambil mengangkat jari kelingkingnya
“Yes!” jawabku sembali mengaitkan jari kelingking kami
“Tidur yang nyenyak ya, adik mas yang centil, mas kekamar ya!”
Kemudian aku memasuki kamar dan…. Surprise, Chynthia tengah bermain di depan cermin dan memandangi lehernya, yang memang ada tatoo baru
“Gua kira adiknya mau di embat juga, setelah Kakaknya dan juga pacarnya, tentunya dengan wanita simpanannya, serta teman kuliahnya di tiduri” Ucapnya menyeringai
“Gua rasa lu salah kamar, kamar lu di sebrang kamar gua, dan gua rasa lu masih bisa melihat warna cat karma gua yang penuh dengan warna hitam, berbeda dengan kamar lu yang berwarna warni”
“Apa sih sensasi meniduri banyak wanita?, sampai membuat lu melakukan itu? Gua kakak lu dan gua berhak tau akan hal ini”
“….” Aku terdiam, karena aku pun bingung mau jawab apa
“kenapa diam? Bingung kan mau jawab apa? Ketebak, penjahat kelamin kaya lu mana bisa jawab pertanyaan begini dengan cara serius? Yang ada di otak mereka hanya how to have sex bukan?” Imbuhnya
“Awalnya gua ketemu lu di lobby kampus itu, gua kira lu anak rumahan, dan gua udah punya feel kalau nanti gua akan jadi bagian dari hiduplu, namun sayangnya gua mendambakan orang yang salah, orang yang penjahat kelamin, dan nggak pernah berusaha terbuka sama gua sedikit pun, meskipun itu tentang sahabatnya sendiri” Keluhnya
“Lu ngomong apa sih?, dah malem ngantuk mungkin lu” ucapku berusaha menghentikan obrolan ini
“Gua ngomong apa? Masih nggak ngerti? Yang lu ngerti bagaimana menggoda wanita baik – baik agar mau membuka pakaiannya buat lu doang sih, okelah mungkin otak lu soal managing perusahaan itu bagus, dan gua bodoh, tapi untuk urusan hati jangan kira gua bodoh juga, Kenapa lu nggak bilang sih? Kalau lu sama Lucas itu sering GB si Theo? Kurang nerima apa gua? Gua udah tau semua akal busuk lu, mulai dari Ale, Laras, Gege, Keket, dan kini sahabat gua Theo? Mungkin nanti Adik gua, apa badan gua ini masih kurang buat menuhin kebinatangan lu? Apa yang lu mau supaya lu berhenti dari kegiatan konyol macam itu?” Ucapnya sambil membasahi matanya dengan air mata
“Thia, harus berapa kali gua bilang..” jawabku yang kemudian dipotongnya
“Bilang kalo lu nggak seharusnya melakukan itu, dan kita lakukan itu atas dasar suka sama suka, oke maybe itu alasan paling logis yang bisa gua dengar dari mulut lu, tapi manusia itu egois, selalu ingin berusaha memiliki sendiri, dan tidak ingin berbagi, kenapa sih nggak pernah bisa ngertiin? Gua cape dan gua muak Graham, tapi kenapa sih gua masih terbelenggu sama orang kaya lu? Gua bodoh dan tolol”
“Dengerin dulu, Theo itu nggak baik, dan gua ga pernah sekalipun kontak fisik sama Theo, dan asal lu tau itu cuman akal – akalan dia doang yang bilang kalo gua GB dia sama Lucas, kalo lu nggak percaya hari ini juga gua antar lu kerumah Lucas, biar lu dengar penjelasannya”
“Lalu menurut lu Theo bohong gitu? Oh yayaya kini pangeran selangkangan berusaha mengelak”
“Dengar ya! Theo bilang seperti itu supaya kesannya dia nggak merusak hubungan Lucas sama Nathan, dan juga dia mau Lu jauh dari gua, lu ngerti lah akal – akalannya, asal lu tau aja, gua ke Apartment bareng sama Laras, and you know what I saw there? Lucas sama Theo lagi tanpa pakaian, si Theo sialan itu, tanpa rasa malu malah melanjutkannya, Theo begitu karna menganggap gua ini nggak pantes buat deket sama lu, dan dia itu cuman gold digger, makanya dia risih liat saat gua terlihat seperti gembel yang kemana – mana cuman pakai motor dekil, setelah dia kenal lu mungkin dia juga tau siapa gua, dia ingin berusaha dekat dengan gua, tapi dia malu sama lu, makanya dia fitnah gua di hadapan lu, tolong lah mengerti alur pikirannya, kalau lu beneran cinta sama gua, kenapa lu ragukan gua?, gua cinta sama lu, apa gua pernah ragukan lu? Tapi sayangnya rasa cinta gua lebih besar untuk Laras, dan terlebih kita terhalang dinding saudara, lu harus mengerti itu”
“Bullshit” kemudian dia berjalan sambil menangis menuju kamarnya tentu dengan suara yang pelan, karena dia tidak mungkin berteriak – teriak, karena di rumah ada mama dan papa dan juga Claudia
“Cas, besok gua harap kita bisa ngobrol banyak sebelum kuliah gua tunggu di kantor bokap gua” Sent to Lucas via Whatsapp
Saat bersamaan juga aku mendapat info dari orang yang tempo hari ku suruh untuk menyelesaikan perkara Claudia dengan mantan pacarnya, dia memberi info bahwa mantan pacar Claudia sudah sekarat dan saat ini sudah ada di rumah sakit
Setidaknya hari ini tidak benar – benar buruk, selamat tinggal hari buruk, semoga besok aku siap menyambut hari yang lebih buruk atau mungkin feng sui sudah berubah menjadi baik
In the morning, saat kami sedang sarapan atau mungkin kami sekeluarga sarapan tanpa Chynthia, hanya berempat
“Tumben Mas Graham bangun pagi, dan sempat sarapan” ucap Claudia
“Hehehe, lagi konslet mungkin Clau” ucapku tersenyum
“Ham, jangan lupa kekantor nanti, sekalian kamu antar Claudia kesekolah deh”
“Iya Pa”
“Mas, mau Mama buatin sereal nggak? Dari pada cuman sandwich” tawar mama
“Boleh deh Ma, susunya coklat ya”
“Oke”
Setelah sarapan kulihat Chynthia masih tidur dikamarnya, ku ambil segelas air dan kutuangkan ke wajahnya yang masih sembab
“Bangun, udah pagi, bantu – bantu mama tuh, kasian dia nyuci piring sama beresin meja makan sendiri”
“Apa sih lo, nggak sopan, masuk kamar nggak ngetuk pintu, dan tau – tau nyiram”
“Udah bangun sana” Ucapku
“Gua masih muak sama lu, jadi lu pergi deh, sebelum gua teriakin kalau lu mau rudapaksa gua”
“Maaf untuk semuanya, oke gua pergi”
Kemudian kutinggalkan kamarnya, dan kututup pintunya, aku menuju kamarku dan bersiap – siap dengan kemeja yang sudah disiapkan untuk kekantor
0