- Beranda
- Supranatural
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
...
TS
adelaide.indri
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
Perkenalan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..
Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...
Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..

Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...

Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Diubah oleh adelaide.indri 05-05-2019 11:26
n3m0 dan ardie.soekamtu memberi reputasi
7
137.9K
719
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.8KThread•14KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adelaide.indri
#230
PART 15 – CERPEN – CERPEN
Akhirnya ada waktu luang dan bisa kembali menuliskan beberapa cerita, tapi kali ini belum mengenai cerita mimpi-mimpi saya. Cerita-cerita di bawah ini adalah beberapa cerita pendek mengenai pengalaman orang-orang di sekitar saya.
#Cerita 1
Pengalaman ini diutarakan oleh sekertaris ayah saya, sebut saja namanya Mba Ayu. Mba Ayu ini, orangnya kecil manis, kalau ke kantor menggunakan jilbab. Jadi dirumah yang bagian bangunan Belanda, ada 1 ruangan besar yang dijadikan kantor, letaknya diujung, menempel dengan tembok pagar rumah bagian depan. Sebelah kantor ayah saya, adalah kamar saya yang saya tempati semenjak kelas 3 SMA hingga akhirnya menikah dan pindah mengikuti suami saya. Jadi selama beberapa tahu belakangan kamar ini memang kosong. Nah, disebelah kamar saya ini, ada kamar mandi dan WC yang letaknya terpisah menjadi 2 ruangan kecil. Jadi dari kantor ayah saya hingga kamar mandi ada lorongnya.
Kantor ayah saya aktif mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Waktu itu Mba Ayu bercerita, sore hari sekitar pukul 3 / 4 sore, tiba-tiba ia merasa ingin ke toilet. Ia memang tidak begitu suka ke toilet rumah kami saat sore hari, karena sebelumnya dia pernah melihat mata laki2 mengintip dari jendela toilet . Padahal dibelakang itu hanya ada kebun yang berpagar tembok tinggi sekali, dan pintu keluarnya digembok, kalau adik / ayah saya tidak mungkin juga karena saat kejadian itu, kami sekeluarga sedang liburan ke Bali. Tapi apa mau dikata, karena tidak bisa menahan, akhirnya diapun memutuskan untuk ke toilet walaupun dengan perasaaan was-was.
Akhirnya urusannya di toilet dapat berjalan tanpa ada kejadian apa-apa. Hingga akhirnya saat dia hendak kembali ke kantor, tepat di depan kamar saya, dia berpapasan dengan ayah saya, yang dia pikir pasti akan ke kamar mandi. Namun betapa kagetnya dia, karena ketika tiba di kantor, ternyata ayah saya masih berkutat dengan komputernya dan tampak serius. Lalu, siapa yang berpapasan dengan dia di lorong??
#Cerita 2
Tak lama setelah Mba Ayu menikah, iapun keluar dari pekerjaannya. Setelah itu, sekertaris ayah saya digantikan oleh Mba Putri. Mba Putri mengalami hal yang hampir serupa dengan Mba Ayu. Suatu hari, ketika saya berkunjung ke rumah dan saya masuk ke kantor untuk mengobrol-ngobrol dengan Mba Lina dan Mba Putri sambil melihat-lihat foto lama di komputer.
“Eh, eh, Mbak Lina, bentar deh.. Balik lagi ke poto barusan bisa?”tanya Mba Putri.
“Itu, yang berdiri disitu? Siapa?” tanya nya kepada kami.
“Oh, itu, namanya Mbak Lilis, tantenya Indri tuh. Sepupunya Ibu,”jawab Mba Lina. “Kenapa emang?”
“Lagi disini ya Ndri?”tanyanya lagi.
“Ga, lagi jadi TKW di Jordania sekarang Mba,”jawab saya santai.
“Hah??Yang bener??”
“Iya kok,”jawab saya dan Mba Lina bebarengan.
Jadi Mba Putri bercerita kepada kami setelah itu. Saat dia kembali dari toilet, Mba Putri melihat seorang wanita berdiri sambil memegang sapu seperti sedang bersih-bersih di depan kamar saya. Iapun tersenyum dan menyapa wanita ini, karena memang saat itu, ada saudara saya datang dari Subang dan dia berfikir bahwa wanita ini adalah salah 1 dari saudara saya. Aneh, wanita ini tidak membalas senyum Mba Putri, dia hanya menatap tajam Mba Putri. Walaupun Mba Putri merasa aneh, tapi dia tidak bercerita sedikitpun kepada Mba Lina, karyawan ayah saya lainnya dikantor. Namun, dia baru tau bahwa wanita yang dia lihat adalah Mba Lilis walaupun sangat tidak mungkin Mba Lilis yang asli ada disitu saat itu. Jadi, siapakah yang Mba Putri lihat?
Saya tidak begitu paham apakah betul bahwa MG bisa keluar disore hari saat masih terang, tapi itulah cerita yang saya dengar dari pengalaman orang-orang sekitar saya.
#Cerita 3
Semenjak Ax sudah bisa berbicara, saya sangat senang karena dia bertumbuh dengan sangat baik. Tapi, semenjak itu pula saya menjadi sering di’jelas’kan oleh beberapa hal yang hanya dia yang lihat. Dia biasa menyebut MG yang dia lihat dengan sebutan “Hoh heh”. Saya tidak begitu paham dia mendapatkan bahasa itu dari mana, tapi bagi saya, mungkin itu cara dia mengungkapkan hal yang dia lihat dengan bahasa anak kecilnya.
Kamar saya yang disebelah kantor, walaupun besar memang angker. Hawanya ga enak, terasa lembab juga. Sayapun tidak tau, mengapa saya mau tidur disitu dulu. Dan juga mungkin karena iman saya juga belum baik, saya tidak pernah kuat sholat disitu, saya memilih menumpang sholat dikamar ibu saya. Kalau saya nekat sholat disitu, pasti saya jadi sesak nafas dan badan saya jadi terasa berat. Pernah suatu ketika, karena jengkel saya melakukan hal yang sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Saya menantangnya. Penunggu kamar saya. Ketika sholat dikamar dan saya mengalami sesak nafas, saya menantangnya didalam hati ‘Heh! Orang lagi sholat diganggu mulu! Sini kalau berani!’. Tak lama kemudian saya merasa sesak nafas dan benar-benar sulit untuk mengambil nafas, pusing sekali rasanya. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke kamar ibu saya. Alhasil, karena hal tersebut, saya mengalami sesak dan badan saya panas hingga 39’C semalaman.
Setelah ditelusuri, ternyata wujud yang menempati kamar saya tersebut adalah seorang nenek-nenek, berambut putih, wajahnya jelek. Ada yang pernah menonton film Nenek Gayung? Nah, katanya mirip nenek gayung (saya ga tau malahan karena ga suka film horror karena isinya ngagetin mulu
). Dan… si nenek tersebut memang sengaja di tanam oleh si empunya rumah dulu untuk menjaga rumah. Jadi, ni demit adalah semacam penguasa kali ya di rumah itu. Dan juga selain nenek tersebut ada genderuwonya, sepupu perempuan saya pernah menginap dan tidur dikamar saya, dia dipeluk oleh tangan berbulu sangat lebat dari belakang.
Namun, semenjak saya pindah ke rumah suami setelah menikah, kamar tersebut kosong, dan jarang dibuka. Oleh ibu saya sebenarnya lampunya dinyalakan, tapi oleh ayah saya yang tidak percaya akan hal begituan selalu dimatikan. Katanya kita harus hemat energi
Pernah suatu sore menjelang magrib, saya dan Ax duduk-duduk diteras. Kami menghadap kamar tersebut yang gelap dan tertutup. Di tengah tembok kamar memang ada jendela kaca yang gelap bila dilihat dari luar. Tiba-tiba…
“Apa??!!”kata Ax tiba-tiba seraya melotot dan agak marah ke arah kaca.
“Kenapa Ax?”tanya saya heran seraya mengerutkan dahi.
“Itu, Hoh Heh nakal!” katanya seraya menunjuk kearah kaca jendela kamar saya.
“Hoh heh nakal? Hoh hehnya kayak apa??”tanya saya. Saya memang tidak mau menyangkal dan mengatakan kepada Ax bahwa apa yang dia lihat itu tidak ada, seperti yang kebanyakan orang lain lakukan. Saya tidak mau dia merasa sendirian saat dia harus melewati hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain. Saya sudah banyak membaca perasaan sedih anak-anak indigo karena tidak dipercayai oleh orang-orang sekitarnya. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk mengarahkannya, sehingga dia tidak merasa dirinya aneh, tidak diterima atau bahkan jadi salah jalan dan kebingungan karena mencari jalan lain.
“Iya nakal Ma!” katanya sembari mengerutkan dahinya dan menatap saya serius.”Tuh liat Ma, tangannya keatas kayak gini, terus dia hoh heh hoh heh, gitu!” katanya seraya mengangkat tangannya dan menggoyang2kan badannya ke kiri dan ke kanan, seolah-olah MG tersebut sedang menggodanya dari balik jendela.
“Bapak atau ibu?”tanya saya, karena Ax belum paham kata-kata laki2 atau perempuan saat itu.
“Bapak satu.. Ibu satu,”jawabnya sembari menengok ke arah jendela lagi “Hoh! Nakal kamu!”
“Ya udah dek, gak apa2.. Ga usa dilihatin lagi. Mungkin bapak sama ibu mau godain Ax soalnya Ax lucu. Tapi uda ga usa dilihatin lagi aja. Yuk masuk aja,” ajak saya sembari menggandengnya masuk ke dalam ruang tamu.
#Cerita 4
Rumah saya dan suami, memang tidak begitu luas. Dilantai 1 menjadi tempat tinggal kami dan lantai 2 menjadi tempat packing usaha online shop saya. Kalau mau ke lantai 2, tangganya ada didapur. Jadi bila saya memasak dimalam hari, entah mengapa saya selalu merasa ada mata mengawasi dari atas. Akhirnya karena sering sekali, sayapun menanyakan hal tersebut kepada Mas Yanu.
“Mas, diatas, ada apa sih??”tanya saya heran.
“Ada kamar, mesin cuci, terus…”jawabnya seraya bercanda.
“Ih… Bukan itu maksudku….”jawab saya jengkel. “Maksudnya MGnya apaan??Soalnya kalau malem di dapur, pasti rasanya kayak ada yang ngawasin terus Mas..”
“Lah, kalau gini kan jelas. Tadi nanyamu kurang jelas, hahahahah…”katanya seraya tertawa.”Ada 2. Laki-laki semua. Yang 1 dikamar, yang 1 ditempat jemuran. Yang ditempat jemuran mukanya agak ancur, kayak korban kecelakaan. Tapi yang dikamar, ga, biasa aja kayak orang. Tapi tenang aja, ga pada usil, ga pada niat jahat. Kalau cuma ngliatin aja paling penasaran kamu lagi ngapain aja..”
Hal tersebut saya tanyakan kepada Mas Yanu saat Ax belum lahir.
Kebetulan dibagian packing di lantai 2, hanya ada 1 pegawai, namanya Mba Yani, orangnya baik dan sayang anak-anak. Pada waktu Ax hampir berusia 3 tahun,suatu sore saya sedang memasak ditemani Ax yang memerhatikan saya sembari duduk di anak tangga. Suasana terasa cukup gelap walaupun lampu sudah dimyalakan karena diluar sedang hujan angin. Lalu dia melihat ke atas, tak lama kemudian dia memanggil Mba Yani.
“Ani.. Anii…”panggilnya. Ax memang kadang-kadang suka jangkar kalau manggil nama orang.
“Ya Ax?”jawab Mba Yani dari lantai 2 seraya melongok ke bawah.
“Ani ndak takut?”tanyanya.
“Takut apa Ax?”
“Itu, ada bapak duduk sama Ani. Ininya sakit,”katanya polos seraya memegang wajahnya."Kayak kaki Ax," lalu menunjuk kakinya yang belum lama terluka karena jatuh.
“Ah.. Ax..”suaraya mulai was-was
”Mba Indri, saja ijin macking di ruang tamu aja ya mba?”
“ Mba Yani, uda ga usah takut..”jawab saya.
“Tapi emang dari tadi saya udah merinding-merinding mba…”jawabnya memelas.
“Yawda kalau ga kerepotan bawa kardus + produk pesenan sebanyak itu sih gak apa2 mba, silahkan2 aja,” jawab saya sambil nyengir. Dan tanpa dipersilahkan lagipun Mba Yani sudah sigap memindahkan barang-barang turun ke ruang tamu.
Emang suka bikin panik orang ni anak
Sekian cerita2 pendek kali ini. Akan saya update lagi cerita part lainnya secepatnya ya.. Ditunggu...
Akhirnya ada waktu luang dan bisa kembali menuliskan beberapa cerita, tapi kali ini belum mengenai cerita mimpi-mimpi saya. Cerita-cerita di bawah ini adalah beberapa cerita pendek mengenai pengalaman orang-orang di sekitar saya.
#Cerita 1
Pengalaman ini diutarakan oleh sekertaris ayah saya, sebut saja namanya Mba Ayu. Mba Ayu ini, orangnya kecil manis, kalau ke kantor menggunakan jilbab. Jadi dirumah yang bagian bangunan Belanda, ada 1 ruangan besar yang dijadikan kantor, letaknya diujung, menempel dengan tembok pagar rumah bagian depan. Sebelah kantor ayah saya, adalah kamar saya yang saya tempati semenjak kelas 3 SMA hingga akhirnya menikah dan pindah mengikuti suami saya. Jadi selama beberapa tahu belakangan kamar ini memang kosong. Nah, disebelah kamar saya ini, ada kamar mandi dan WC yang letaknya terpisah menjadi 2 ruangan kecil. Jadi dari kantor ayah saya hingga kamar mandi ada lorongnya.
Kantor ayah saya aktif mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Waktu itu Mba Ayu bercerita, sore hari sekitar pukul 3 / 4 sore, tiba-tiba ia merasa ingin ke toilet. Ia memang tidak begitu suka ke toilet rumah kami saat sore hari, karena sebelumnya dia pernah melihat mata laki2 mengintip dari jendela toilet . Padahal dibelakang itu hanya ada kebun yang berpagar tembok tinggi sekali, dan pintu keluarnya digembok, kalau adik / ayah saya tidak mungkin juga karena saat kejadian itu, kami sekeluarga sedang liburan ke Bali. Tapi apa mau dikata, karena tidak bisa menahan, akhirnya diapun memutuskan untuk ke toilet walaupun dengan perasaaan was-was.
Akhirnya urusannya di toilet dapat berjalan tanpa ada kejadian apa-apa. Hingga akhirnya saat dia hendak kembali ke kantor, tepat di depan kamar saya, dia berpapasan dengan ayah saya, yang dia pikir pasti akan ke kamar mandi. Namun betapa kagetnya dia, karena ketika tiba di kantor, ternyata ayah saya masih berkutat dengan komputernya dan tampak serius. Lalu, siapa yang berpapasan dengan dia di lorong??
#Cerita 2
Tak lama setelah Mba Ayu menikah, iapun keluar dari pekerjaannya. Setelah itu, sekertaris ayah saya digantikan oleh Mba Putri. Mba Putri mengalami hal yang hampir serupa dengan Mba Ayu. Suatu hari, ketika saya berkunjung ke rumah dan saya masuk ke kantor untuk mengobrol-ngobrol dengan Mba Lina dan Mba Putri sambil melihat-lihat foto lama di komputer.
“Eh, eh, Mbak Lina, bentar deh.. Balik lagi ke poto barusan bisa?”tanya Mba Putri.
“Itu, yang berdiri disitu? Siapa?” tanya nya kepada kami.
“Oh, itu, namanya Mbak Lilis, tantenya Indri tuh. Sepupunya Ibu,”jawab Mba Lina. “Kenapa emang?”
“Lagi disini ya Ndri?”tanyanya lagi.
“Ga, lagi jadi TKW di Jordania sekarang Mba,”jawab saya santai.
“Hah??Yang bener??”
“Iya kok,”jawab saya dan Mba Lina bebarengan.
Jadi Mba Putri bercerita kepada kami setelah itu. Saat dia kembali dari toilet, Mba Putri melihat seorang wanita berdiri sambil memegang sapu seperti sedang bersih-bersih di depan kamar saya. Iapun tersenyum dan menyapa wanita ini, karena memang saat itu, ada saudara saya datang dari Subang dan dia berfikir bahwa wanita ini adalah salah 1 dari saudara saya. Aneh, wanita ini tidak membalas senyum Mba Putri, dia hanya menatap tajam Mba Putri. Walaupun Mba Putri merasa aneh, tapi dia tidak bercerita sedikitpun kepada Mba Lina, karyawan ayah saya lainnya dikantor. Namun, dia baru tau bahwa wanita yang dia lihat adalah Mba Lilis walaupun sangat tidak mungkin Mba Lilis yang asli ada disitu saat itu. Jadi, siapakah yang Mba Putri lihat?
Saya tidak begitu paham apakah betul bahwa MG bisa keluar disore hari saat masih terang, tapi itulah cerita yang saya dengar dari pengalaman orang-orang sekitar saya.
#Cerita 3
Semenjak Ax sudah bisa berbicara, saya sangat senang karena dia bertumbuh dengan sangat baik. Tapi, semenjak itu pula saya menjadi sering di’jelas’kan oleh beberapa hal yang hanya dia yang lihat. Dia biasa menyebut MG yang dia lihat dengan sebutan “Hoh heh”. Saya tidak begitu paham dia mendapatkan bahasa itu dari mana, tapi bagi saya, mungkin itu cara dia mengungkapkan hal yang dia lihat dengan bahasa anak kecilnya.
Kamar saya yang disebelah kantor, walaupun besar memang angker. Hawanya ga enak, terasa lembab juga. Sayapun tidak tau, mengapa saya mau tidur disitu dulu. Dan juga mungkin karena iman saya juga belum baik, saya tidak pernah kuat sholat disitu, saya memilih menumpang sholat dikamar ibu saya. Kalau saya nekat sholat disitu, pasti saya jadi sesak nafas dan badan saya jadi terasa berat. Pernah suatu ketika, karena jengkel saya melakukan hal yang sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Saya menantangnya. Penunggu kamar saya. Ketika sholat dikamar dan saya mengalami sesak nafas, saya menantangnya didalam hati ‘Heh! Orang lagi sholat diganggu mulu! Sini kalau berani!’. Tak lama kemudian saya merasa sesak nafas dan benar-benar sulit untuk mengambil nafas, pusing sekali rasanya. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke kamar ibu saya. Alhasil, karena hal tersebut, saya mengalami sesak dan badan saya panas hingga 39’C semalaman.
Setelah ditelusuri, ternyata wujud yang menempati kamar saya tersebut adalah seorang nenek-nenek, berambut putih, wajahnya jelek. Ada yang pernah menonton film Nenek Gayung? Nah, katanya mirip nenek gayung (saya ga tau malahan karena ga suka film horror karena isinya ngagetin mulu
). Dan… si nenek tersebut memang sengaja di tanam oleh si empunya rumah dulu untuk menjaga rumah. Jadi, ni demit adalah semacam penguasa kali ya di rumah itu. Dan juga selain nenek tersebut ada genderuwonya, sepupu perempuan saya pernah menginap dan tidur dikamar saya, dia dipeluk oleh tangan berbulu sangat lebat dari belakang.Namun, semenjak saya pindah ke rumah suami setelah menikah, kamar tersebut kosong, dan jarang dibuka. Oleh ibu saya sebenarnya lampunya dinyalakan, tapi oleh ayah saya yang tidak percaya akan hal begituan selalu dimatikan. Katanya kita harus hemat energi

Pernah suatu sore menjelang magrib, saya dan Ax duduk-duduk diteras. Kami menghadap kamar tersebut yang gelap dan tertutup. Di tengah tembok kamar memang ada jendela kaca yang gelap bila dilihat dari luar. Tiba-tiba…
“Apa??!!”kata Ax tiba-tiba seraya melotot dan agak marah ke arah kaca.
“Kenapa Ax?”tanya saya heran seraya mengerutkan dahi.
“Itu, Hoh Heh nakal!” katanya seraya menunjuk kearah kaca jendela kamar saya.
“Hoh heh nakal? Hoh hehnya kayak apa??”tanya saya. Saya memang tidak mau menyangkal dan mengatakan kepada Ax bahwa apa yang dia lihat itu tidak ada, seperti yang kebanyakan orang lain lakukan. Saya tidak mau dia merasa sendirian saat dia harus melewati hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain. Saya sudah banyak membaca perasaan sedih anak-anak indigo karena tidak dipercayai oleh orang-orang sekitarnya. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk mengarahkannya, sehingga dia tidak merasa dirinya aneh, tidak diterima atau bahkan jadi salah jalan dan kebingungan karena mencari jalan lain.
“Iya nakal Ma!” katanya sembari mengerutkan dahinya dan menatap saya serius.”Tuh liat Ma, tangannya keatas kayak gini, terus dia hoh heh hoh heh, gitu!” katanya seraya mengangkat tangannya dan menggoyang2kan badannya ke kiri dan ke kanan, seolah-olah MG tersebut sedang menggodanya dari balik jendela.
“Bapak atau ibu?”tanya saya, karena Ax belum paham kata-kata laki2 atau perempuan saat itu.
“Bapak satu.. Ibu satu,”jawabnya sembari menengok ke arah jendela lagi “Hoh! Nakal kamu!”
“Ya udah dek, gak apa2.. Ga usa dilihatin lagi. Mungkin bapak sama ibu mau godain Ax soalnya Ax lucu. Tapi uda ga usa dilihatin lagi aja. Yuk masuk aja,” ajak saya sembari menggandengnya masuk ke dalam ruang tamu.
#Cerita 4
Rumah saya dan suami, memang tidak begitu luas. Dilantai 1 menjadi tempat tinggal kami dan lantai 2 menjadi tempat packing usaha online shop saya. Kalau mau ke lantai 2, tangganya ada didapur. Jadi bila saya memasak dimalam hari, entah mengapa saya selalu merasa ada mata mengawasi dari atas. Akhirnya karena sering sekali, sayapun menanyakan hal tersebut kepada Mas Yanu.
“Mas, diatas, ada apa sih??”tanya saya heran.
“Ada kamar, mesin cuci, terus…”jawabnya seraya bercanda.
“Ih… Bukan itu maksudku….”jawab saya jengkel. “Maksudnya MGnya apaan??Soalnya kalau malem di dapur, pasti rasanya kayak ada yang ngawasin terus Mas..”
“Lah, kalau gini kan jelas. Tadi nanyamu kurang jelas, hahahahah…”katanya seraya tertawa.”Ada 2. Laki-laki semua. Yang 1 dikamar, yang 1 ditempat jemuran. Yang ditempat jemuran mukanya agak ancur, kayak korban kecelakaan. Tapi yang dikamar, ga, biasa aja kayak orang. Tapi tenang aja, ga pada usil, ga pada niat jahat. Kalau cuma ngliatin aja paling penasaran kamu lagi ngapain aja..”
Hal tersebut saya tanyakan kepada Mas Yanu saat Ax belum lahir.
Kebetulan dibagian packing di lantai 2, hanya ada 1 pegawai, namanya Mba Yani, orangnya baik dan sayang anak-anak. Pada waktu Ax hampir berusia 3 tahun,suatu sore saya sedang memasak ditemani Ax yang memerhatikan saya sembari duduk di anak tangga. Suasana terasa cukup gelap walaupun lampu sudah dimyalakan karena diluar sedang hujan angin. Lalu dia melihat ke atas, tak lama kemudian dia memanggil Mba Yani.
“Ani.. Anii…”panggilnya. Ax memang kadang-kadang suka jangkar kalau manggil nama orang.
“Ya Ax?”jawab Mba Yani dari lantai 2 seraya melongok ke bawah.
“Ani ndak takut?”tanyanya.
“Takut apa Ax?”
“Itu, ada bapak duduk sama Ani. Ininya sakit,”katanya polos seraya memegang wajahnya."Kayak kaki Ax," lalu menunjuk kakinya yang belum lama terluka karena jatuh.
“Ah.. Ax..”suaraya mulai was-was
”Mba Indri, saja ijin macking di ruang tamu aja ya mba?”“ Mba Yani, uda ga usah takut..”jawab saya.
“Tapi emang dari tadi saya udah merinding-merinding mba…”jawabnya memelas.
“Yawda kalau ga kerepotan bawa kardus + produk pesenan sebanyak itu sih gak apa2 mba, silahkan2 aja,” jawab saya sambil nyengir. Dan tanpa dipersilahkan lagipun Mba Yani sudah sigap memindahkan barang-barang turun ke ruang tamu.
Emang suka bikin panik orang ni anak
Sekian cerita2 pendek kali ini. Akan saya update lagi cerita part lainnya secepatnya ya.. Ditunggu...
Diubah oleh adelaide.indri 07-03-2019 11:16
0