- Beranda
- Stories from the Heart
Aku pergi sebentar, boleh?
...
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?

Quote:
INDEX:
SATU : Ve !!!
DUA : Kak Tama
TIGA : Diam
EMPAT : Coklat
LIMA : Break Up Lexa !
ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?
TUJUH : Tadaima
DELAPAN : Gadis Coklat
SEMBILAN : Api Cemburu
SEPULUH : Bad Day
SEBELAS : Terbongkar !!!
DUA BELAS : Revenge
TIGA BELAS : Flashback
EMPAT BELAS : Nyaman
LIMA BELAS : PUTUS
ENAM BELAS : Perkenalan
TUJUH BELAS : Akhirnya
DELAPAN BELAS : Jarak
SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara
DUA PULUH : Suci atau Shinta ?
DUA PULUH SATU : It's Final Choise
DUA PULUH DUA : Itu Nyata
DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu
DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap
Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
201192
#452
SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara
" Yasudah, cepat duduk disana". Ujar Bu Ratna sambil menunjuk bangku kosong tepat dibalakang Venus dan Tiara."Ya, anak-anak segera buka buku halaman 27, kita lanjutkan pelajaran minggu sebelumnya" Lanjut Bu Ratna sambil mulai menulis di white board depan kelas.
Sniff...sniff... Sambil berlagak layaknya anjing pemburu, Willy mengendus meja yang kini ada di hadapannya. "Wangi coklat ini gak asing deh". Dan perlahan kepalanya maju menuju arah belakang kepala Venus tanpa ia sadari. Dan. . . .
BLETAKKKK !!!
"OH GOD, it's hurts" pekik Willy terpejam sambil memegangi kepalanya yang terkena lemparan telak "peluru" penghapus white board yang berbahan kayu.
"Mungkin di luar negeri sana bebas, tapi ini Indonesia, tidak pantas seorang siswa mengendus belakang kepala siswi. Apalagi di dalam kelas yang saya ajar" Bu Ratna meninggikan nada bicaranya.
Kepala Venus dan Tiara menoleh ke belakang segera, dan tak lama setelah itu...
BHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. . . .
Sontak riuh kelas XI IPA 2 membahana di pagi itu.
***
Seusai pelajaran Bu Ratna, Willy bangkit segera bangkit dari kursinya dan segera menghampiri Venus dan Tiara yang sudah berdiri di ambang pintu untuk segera menuju ke Kantin.
"Hei kalian berdua!!!" Teriak Willy, Sehingga Ve dan Tiara pun berhenti dan menoleh ke arah suara itu.
"Sorry, gue ga maksud kurang ajar atau mau macem-macem kok, cuma wangi perfume lo gak asing di idung gue". Selorohnya santai sambil memelaskan mukanya.
"Iya, never mind. Aku juga ga terlalu mempermasalahkan hal itu kok" Venus menjawab Willy dengan santai.
"Udah dulu ya Will, kita mau ke kantin nih, laper" Tiara langsung menarik tangan Venus untuk segera pergi. Sebab Tiara sadar bahwa pemuda urakan yang ada di hadapan mereka ini memiliki hubungan dengan Lexa. Segala hal yang berhubungan dengan Lexa adalah masalah.
"Oh iya, btw, lo yang waktu itu ketemu di lapangan basket kan sama gue. Kalo ga salah lo berdua belum kasih tau nama kalian deh". Willy langsung mengulurkan tangannya ke Venus dan Tiara yang hendak pergi.
Sepersekian detik Sebelum Venus mengulurkan tangannya, ia langsung mematung tegang tak bergerak sama sekali.
"Ve, Lo kenapa?" guncangan kecil oleh Tiara di bahu kanan Venus pun tak di gubrisnya.
Dan segera semerbak aroma mint yang sangat Venus hafal menyeruak. Venus tahu, orang itu pasti ada di sini. Kini kepalanya menoleh ke kanan dan kiri bergantian. Tapi nihil, ia hanya melihat Tiara yang berdiri disampingnya sambil menggamit lengannya, dan Pria-urakan-berambut marun- bergigi gingsul yang ada di depan mereka. Ia tak melihat objek yang seharusnya ada di dekatnya saat aroma khas ini datang.
"Nyari siapa, Nona Venus Syafitri?" terdengar jelas bisikan kecil di telinganya yang berarah dari belakang tengkuknya.
"Astagfirullahaladziiim" rekasi Venus seraya melompat kecil dari tempat ia berdiri. Rupanya Ryu sudah berdiri menyilangkan tangan tepat di belakang mereka, sambil terkekeh kecil ia menatap Ve.
ZZZZTTTT. . . . .
"Sensasi getaran listrik ini" bathin Venus. Mukanya memerah ketika tertangkap basah sedang mencari sosok yang kini terkikik di hadapannya.
"Eh lo bro, ngapain lo ke wilayah lantai sini?bukannya ini wilayah lantai kelas 2 ya? kan kelas 3 juga punya kantin di lantai atas. Atau, kangen ya lo ama gue" Willy yang menengok kini juga ke arah Ryu.
"Astaga, pasca sembuh masih cerewet juga dia" gumam Ryu sambil menutup mukanya dengan telapak tangannya kini.
"Jangan bilang lo masuk kelas ini". Ujar Ryu sambil menatap Venus dan Willy bergantian.
"Loh? kan gue ga bisa milih kelas bro. Kalo boleh juga gue maunya sekelas sama lo. Hahahahaha". Jawab Willy riang.
"EHEMM" Tiara menengahi mereka. "Kak Ryu dan Willy bisa kan ya ngobrolnya ga diantara kami, lagian ini jam istirahat. Kita mau ke kantin.
"Oke gue ikut lo Ra sama Ve ke kantin" seloroh Ryu santai.
"Eh, kok lo kenal ama anak kelas gue juga?" kini Willy mentap Ve-Tiara dan Ryu bergantian.
"Gausah, aku sama Tiara ada perlu bicara berdua, girls talk" ujar Ve pelan namun terdengar jelas sambil berjalan melalui Ryu.
Ryu dan Willy pun terheran dengan perilaku dingin Venus.
***
"Lo kenapa Ve? kok begitu sih sama Kak Ryu?"
Ve hanya melamun sambil mengaduk jus jeruk di hadapannya dengan sedotan, sambil menerawang, mengingat pertemuan terakhirnya dengan Lexa. Kalimat Lexa masih sangat jelas terekan di otak Venus.
" JANGAN PERNAH LO MAENIN RYU KALO LO SENDIRI GA TAU PERASAAN LO BUAT DIA "
Diiringi derai air mata yang berusaha disekanya ketika Lexa beranjak pergi dari hadapan Venus kala itu.
TING-TING-TING
"Hallo. . . .Veeeee, lo ga lagi kesurupan jin baso kan?" kini Tiara mencoba menyadarkan Venus dengan cara mengetuk mangkuk basonya dengan sendok.
Namun yang Tiara dapati hanya senyum datar Ve dengan tatapan kosong.
"Aku jahat Ra" ucap Venus singkat. Bahkan, sangat pelan Venus berusaha berbicara, namun malah air matanya yang ia sendiri tidak tahu kenapa harus mengalir bebas turun di pipinya.
"Mati gue, beneran kesurupan nih anak" Tiara langsung beranjak dari hadapan Venus untuk berpindah posisi ke sebelahnya dan perlahan menyandarkan kepala Venus di bahunya.
"Gue emang ga ngerti apa yang terjadi ama lo Ve, gue juga ga bakal maksa lo ceritain semuanya kalo emang lo ga mau cerita. Tapi lo mesti tau, gue bakal terus ada buat lo kapan pun lo butuhin".Sambil membelai rambut Ve pelan, kelopak mata Tiara pun memanas melihat sahabatnya kini tanpa daya.
***
Sepulang sekolah pun Venus benar-benar tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Ia berjalan gontai menuju rumahnya. Hari ini hari Sabtu, papah bererti ada di rumah. "Tapi kemana mobil papah ya?" Venus melihat ke arah garasi rumahnya yang kosong.
- - -
"Mah, Papah kemana? tumben hari Sabtu gini ga sibuk nyiram bunganya?" Ujar Venus ke Mamahnya sambil merebahkan tubuhnya di sofa ruang TV, tangannya memainkan remote TV, sepertinya acara sore ini tak ada yang menarik untuk membangkitkan moodnya.
"Tadi sih katanya ada teken kontrak ama klien lamanya, Mayu Mayu apa gitu namanya. Mamah lupa".
Segera Venus bangkit dari sofanya, seingatnya dulu papah pernah hendak mengenalkannya dengan model keturunan Jepang-Indonesia yang menjadi cover majalah di perusahaan tempat papahnya bekerja. "Apa yang mamah maksud Mayumi ya?" Bathin Ve.
Ve bergegas ke kamarnya dan mengambil majalah fashion terbaru, "Mayu Mayu Mayu. . . . Nah ini dia". Ve langsung melejit ke luar kamar dan menghampiri mamahnya yang kini menyiram bunga di halaman depan rumah.
"Mah, yang ini bukan client lama papah?" sambil memperlihatkan artikel fashion terbarunya.
"Nah ini, iya. . . .mamah inget dia dulu pernah jadi model majalah di perusahaan papah, sekarang udah gede ya, makin cantik".
"Beneran mah, yang ini orangnya? Client papah?" Ujar Venus memastikan.
"Iya Venus Syafitri, mau kamu ulang berapa kali pertanyaanmu?"
"Trus sekarang papah ada dimana mah?"
"Tadi sih bilangnya mau urus kontraknya di luar kantor"
"Yahhh" mood Venus yang baru saja naik perlahan kembali turun teratur.
Venus sudah sangat lama mengidolakan Mayumi. Model internasional keturunan Jepang-Indonesia yang isunya pernah bersekolah di tempatnya bersekolah kini. SMA Garuda Bangsa. Rambut peraknya menjadi daya sihir dibalik paras menawan, stylish dan selalu modis. Mayu adalah trend setter banyak gadis di berbagai belahan dunia saat ini. Dan Mayu ternyata pernah bekerjasama dengan perusahaan papahnya yang selama ini ia tak ketahui.
BBBBBRRRRRRMMMMMM........TIIINNN. . . .
" Ah itu mobil papah!!! " Venus langsung keluar pagar menunju mobil papahnya. Rencananya ia mau marah atas persoalan papahnya yang tak pernah bercerita bahwa berelasi dengan Mayu, idolanya.
KLEK
Pintu depan penumpang mobil terbuka. Namun ada yang aneh, seketika aroma mint menyebar ketika pemuda itu turun dari mobil papahnya dan beranjak menghampirinya. Wangi mint, wajah yang baru saja tadi siang ia acuhkan saat istirahat sekolah, kini berdiri di hadapannya.
"Hei. . . .minggir sebentar, gue mau buka pager, mobil bokap lo mau masuk" ujar Ryu santai.
"Ehh. . .i...iyaa" dengan kaku Venus menggeser badannya ke samping.
Tak lama setelah papahnya memakirkan mobil. Venus berbisik ke arah papahnya. "Kok papah bisa bareng kak Ryu?" Venus penasaran.
KLEK
Kali ini pintu belakang mobil yang terbuka.
Kali ini seorang gadis muda dengan sneakers Adidas putih yang dipadu dengan jogger cream diatas mata kaki yang membuat sedikit kulit mulus di sekitar bawah kakinya terekspos, ditambah dengan kemeja putih yang di padu cardigan hijau bermodelkan blazer, rambut perak yang di ikat kebelakang kepala sehingga membentuk pony-tails yang rapih. Dan, aroma ini. COKLAT!!!
Ve hanya bisa menutup mulutnya menahan kaget dengan hadirnya sosok Mayu yang kini ada hanya berjarak beberapa jengkal dengan tempat ia kini berpijak.
"Nak Mayu, ini anak om yang dulu ga sempet dikenalin" ujar Papah sembari memperkanalkan Mayu kepada Venus.
"Onee-chan, ini coklatmu tertinggal di kursi belakang" Ujar Ryu menghampiri Mayu.
JLEB
"Dia kan" Venus langsung teringat peristiwa airport, dimana seorang gadis berambut perak memeluk dan mencium kening Ryu. " Jadi Kak Ryu dengan Mayu. . . . ."
"Kirei desu. . . . .hai Malaikat kecil" sapa Mayu hangat.
Tapi Ve hanya terdiam shock atas kejadian hari ini.
"Ryu-kun, dia kenapa" Mayu berbisik pada Ryu yang berdiri disampingnya.
"Ve? Lo ga kenapa-kenapa kan? Ini yang dulu pernah gue bilang mau kenalin ke lo, Kak Mayu"
Lalu tangan malaikat berambut perak itu pun terulur ke arah Venus, "Aku Mayumi Baskara, maafkan adikku jika ia sering membuatmu marah ya gadis coklat" ujar Mayu ringan sambil melirik ke arah Ryu yang terlihat menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"EH, SEBENTAR, Mayumi Baskara? bukannya dulu kata Tiara,nama lengkap Kak Ryu itu Ryuga Baskara kan? dan tadi aku ga salah denger kalo Mayu bilang kalo Ryu adiknya kan?" Venus bingung berbicara dalam hati. Ia hanya bisa menatap wajah Mayu dan Ryu bergantian.
"IYA MIRIP TERNYATA" bathin Venus lagi.
Tangan Venus pun terulur pelan menggapai tangan Mayu, Aku Venus. Venus Syafitri, salam kenal.
Sniff...sniff... Sambil berlagak layaknya anjing pemburu, Willy mengendus meja yang kini ada di hadapannya. "Wangi coklat ini gak asing deh". Dan perlahan kepalanya maju menuju arah belakang kepala Venus tanpa ia sadari. Dan. . . .
BLETAKKKK !!!
"OH GOD, it's hurts" pekik Willy terpejam sambil memegangi kepalanya yang terkena lemparan telak "peluru" penghapus white board yang berbahan kayu.
"Mungkin di luar negeri sana bebas, tapi ini Indonesia, tidak pantas seorang siswa mengendus belakang kepala siswi. Apalagi di dalam kelas yang saya ajar" Bu Ratna meninggikan nada bicaranya.
Kepala Venus dan Tiara menoleh ke belakang segera, dan tak lama setelah itu...
BHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. . . .
Sontak riuh kelas XI IPA 2 membahana di pagi itu.
***
Seusai pelajaran Bu Ratna, Willy bangkit segera bangkit dari kursinya dan segera menghampiri Venus dan Tiara yang sudah berdiri di ambang pintu untuk segera menuju ke Kantin.
"Hei kalian berdua!!!" Teriak Willy, Sehingga Ve dan Tiara pun berhenti dan menoleh ke arah suara itu.
"Sorry, gue ga maksud kurang ajar atau mau macem-macem kok, cuma wangi perfume lo gak asing di idung gue". Selorohnya santai sambil memelaskan mukanya.
"Iya, never mind. Aku juga ga terlalu mempermasalahkan hal itu kok" Venus menjawab Willy dengan santai.
"Udah dulu ya Will, kita mau ke kantin nih, laper" Tiara langsung menarik tangan Venus untuk segera pergi. Sebab Tiara sadar bahwa pemuda urakan yang ada di hadapan mereka ini memiliki hubungan dengan Lexa. Segala hal yang berhubungan dengan Lexa adalah masalah.
"Oh iya, btw, lo yang waktu itu ketemu di lapangan basket kan sama gue. Kalo ga salah lo berdua belum kasih tau nama kalian deh". Willy langsung mengulurkan tangannya ke Venus dan Tiara yang hendak pergi.
Sepersekian detik Sebelum Venus mengulurkan tangannya, ia langsung mematung tegang tak bergerak sama sekali.
"Ve, Lo kenapa?" guncangan kecil oleh Tiara di bahu kanan Venus pun tak di gubrisnya.
Dan segera semerbak aroma mint yang sangat Venus hafal menyeruak. Venus tahu, orang itu pasti ada di sini. Kini kepalanya menoleh ke kanan dan kiri bergantian. Tapi nihil, ia hanya melihat Tiara yang berdiri disampingnya sambil menggamit lengannya, dan Pria-urakan-berambut marun- bergigi gingsul yang ada di depan mereka. Ia tak melihat objek yang seharusnya ada di dekatnya saat aroma khas ini datang.
"Nyari siapa, Nona Venus Syafitri?" terdengar jelas bisikan kecil di telinganya yang berarah dari belakang tengkuknya.
"Astagfirullahaladziiim" rekasi Venus seraya melompat kecil dari tempat ia berdiri. Rupanya Ryu sudah berdiri menyilangkan tangan tepat di belakang mereka, sambil terkekeh kecil ia menatap Ve.
ZZZZTTTT. . . . .
"Sensasi getaran listrik ini" bathin Venus. Mukanya memerah ketika tertangkap basah sedang mencari sosok yang kini terkikik di hadapannya.
"Eh lo bro, ngapain lo ke wilayah lantai sini?bukannya ini wilayah lantai kelas 2 ya? kan kelas 3 juga punya kantin di lantai atas. Atau, kangen ya lo ama gue" Willy yang menengok kini juga ke arah Ryu.
"Astaga, pasca sembuh masih cerewet juga dia" gumam Ryu sambil menutup mukanya dengan telapak tangannya kini.
"Jangan bilang lo masuk kelas ini". Ujar Ryu sambil menatap Venus dan Willy bergantian.
"Loh? kan gue ga bisa milih kelas bro. Kalo boleh juga gue maunya sekelas sama lo. Hahahahaha". Jawab Willy riang.
"EHEMM" Tiara menengahi mereka. "Kak Ryu dan Willy bisa kan ya ngobrolnya ga diantara kami, lagian ini jam istirahat. Kita mau ke kantin.
"Oke gue ikut lo Ra sama Ve ke kantin" seloroh Ryu santai.
"Eh, kok lo kenal ama anak kelas gue juga?" kini Willy mentap Ve-Tiara dan Ryu bergantian.
"Gausah, aku sama Tiara ada perlu bicara berdua, girls talk" ujar Ve pelan namun terdengar jelas sambil berjalan melalui Ryu.
Ryu dan Willy pun terheran dengan perilaku dingin Venus.
***
"Lo kenapa Ve? kok begitu sih sama Kak Ryu?"
Ve hanya melamun sambil mengaduk jus jeruk di hadapannya dengan sedotan, sambil menerawang, mengingat pertemuan terakhirnya dengan Lexa. Kalimat Lexa masih sangat jelas terekan di otak Venus.
" JANGAN PERNAH LO MAENIN RYU KALO LO SENDIRI GA TAU PERASAAN LO BUAT DIA "
Diiringi derai air mata yang berusaha disekanya ketika Lexa beranjak pergi dari hadapan Venus kala itu.
TING-TING-TING
"Hallo. . . .Veeeee, lo ga lagi kesurupan jin baso kan?" kini Tiara mencoba menyadarkan Venus dengan cara mengetuk mangkuk basonya dengan sendok.
Namun yang Tiara dapati hanya senyum datar Ve dengan tatapan kosong.
"Aku jahat Ra" ucap Venus singkat. Bahkan, sangat pelan Venus berusaha berbicara, namun malah air matanya yang ia sendiri tidak tahu kenapa harus mengalir bebas turun di pipinya.
"Mati gue, beneran kesurupan nih anak" Tiara langsung beranjak dari hadapan Venus untuk berpindah posisi ke sebelahnya dan perlahan menyandarkan kepala Venus di bahunya.
"Gue emang ga ngerti apa yang terjadi ama lo Ve, gue juga ga bakal maksa lo ceritain semuanya kalo emang lo ga mau cerita. Tapi lo mesti tau, gue bakal terus ada buat lo kapan pun lo butuhin".Sambil membelai rambut Ve pelan, kelopak mata Tiara pun memanas melihat sahabatnya kini tanpa daya.
***
Sepulang sekolah pun Venus benar-benar tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Ia berjalan gontai menuju rumahnya. Hari ini hari Sabtu, papah bererti ada di rumah. "Tapi kemana mobil papah ya?" Venus melihat ke arah garasi rumahnya yang kosong.
- - -
"Mah, Papah kemana? tumben hari Sabtu gini ga sibuk nyiram bunganya?" Ujar Venus ke Mamahnya sambil merebahkan tubuhnya di sofa ruang TV, tangannya memainkan remote TV, sepertinya acara sore ini tak ada yang menarik untuk membangkitkan moodnya.
"Tadi sih katanya ada teken kontrak ama klien lamanya, Mayu Mayu apa gitu namanya. Mamah lupa".
Segera Venus bangkit dari sofanya, seingatnya dulu papah pernah hendak mengenalkannya dengan model keturunan Jepang-Indonesia yang menjadi cover majalah di perusahaan tempat papahnya bekerja. "Apa yang mamah maksud Mayumi ya?" Bathin Ve.
Ve bergegas ke kamarnya dan mengambil majalah fashion terbaru, "Mayu Mayu Mayu. . . . Nah ini dia". Ve langsung melejit ke luar kamar dan menghampiri mamahnya yang kini menyiram bunga di halaman depan rumah.
"Mah, yang ini bukan client lama papah?" sambil memperlihatkan artikel fashion terbarunya.
"Nah ini, iya. . . .mamah inget dia dulu pernah jadi model majalah di perusahaan papah, sekarang udah gede ya, makin cantik".
"Beneran mah, yang ini orangnya? Client papah?" Ujar Venus memastikan.
"Iya Venus Syafitri, mau kamu ulang berapa kali pertanyaanmu?"
"Trus sekarang papah ada dimana mah?"
"Tadi sih bilangnya mau urus kontraknya di luar kantor"
"Yahhh" mood Venus yang baru saja naik perlahan kembali turun teratur.
Venus sudah sangat lama mengidolakan Mayumi. Model internasional keturunan Jepang-Indonesia yang isunya pernah bersekolah di tempatnya bersekolah kini. SMA Garuda Bangsa. Rambut peraknya menjadi daya sihir dibalik paras menawan, stylish dan selalu modis. Mayu adalah trend setter banyak gadis di berbagai belahan dunia saat ini. Dan Mayu ternyata pernah bekerjasama dengan perusahaan papahnya yang selama ini ia tak ketahui.
BBBBBRRRRRRMMMMMM........TIIINNN. . . .
" Ah itu mobil papah!!! " Venus langsung keluar pagar menunju mobil papahnya. Rencananya ia mau marah atas persoalan papahnya yang tak pernah bercerita bahwa berelasi dengan Mayu, idolanya.
KLEK
Pintu depan penumpang mobil terbuka. Namun ada yang aneh, seketika aroma mint menyebar ketika pemuda itu turun dari mobil papahnya dan beranjak menghampirinya. Wangi mint, wajah yang baru saja tadi siang ia acuhkan saat istirahat sekolah, kini berdiri di hadapannya.
"Hei. . . .minggir sebentar, gue mau buka pager, mobil bokap lo mau masuk" ujar Ryu santai.
"Ehh. . .i...iyaa" dengan kaku Venus menggeser badannya ke samping.
Tak lama setelah papahnya memakirkan mobil. Venus berbisik ke arah papahnya. "Kok papah bisa bareng kak Ryu?" Venus penasaran.
KLEK
Kali ini pintu belakang mobil yang terbuka.
Kali ini seorang gadis muda dengan sneakers Adidas putih yang dipadu dengan jogger cream diatas mata kaki yang membuat sedikit kulit mulus di sekitar bawah kakinya terekspos, ditambah dengan kemeja putih yang di padu cardigan hijau bermodelkan blazer, rambut perak yang di ikat kebelakang kepala sehingga membentuk pony-tails yang rapih. Dan, aroma ini. COKLAT!!!
Ve hanya bisa menutup mulutnya menahan kaget dengan hadirnya sosok Mayu yang kini ada hanya berjarak beberapa jengkal dengan tempat ia kini berpijak.
"Nak Mayu, ini anak om yang dulu ga sempet dikenalin" ujar Papah sembari memperkanalkan Mayu kepada Venus.
"Onee-chan, ini coklatmu tertinggal di kursi belakang" Ujar Ryu menghampiri Mayu.
JLEB
"Dia kan" Venus langsung teringat peristiwa airport, dimana seorang gadis berambut perak memeluk dan mencium kening Ryu. " Jadi Kak Ryu dengan Mayu. . . . ."
"Kirei desu. . . . .hai Malaikat kecil" sapa Mayu hangat.
Tapi Ve hanya terdiam shock atas kejadian hari ini.
"Ryu-kun, dia kenapa" Mayu berbisik pada Ryu yang berdiri disampingnya.
"Ve? Lo ga kenapa-kenapa kan? Ini yang dulu pernah gue bilang mau kenalin ke lo, Kak Mayu"
Lalu tangan malaikat berambut perak itu pun terulur ke arah Venus, "Aku Mayumi Baskara, maafkan adikku jika ia sering membuatmu marah ya gadis coklat" ujar Mayu ringan sambil melirik ke arah Ryu yang terlihat menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"EH, SEBENTAR, Mayumi Baskara? bukannya dulu kata Tiara,nama lengkap Kak Ryu itu Ryuga Baskara kan? dan tadi aku ga salah denger kalo Mayu bilang kalo Ryu adiknya kan?" Venus bingung berbicara dalam hati. Ia hanya bisa menatap wajah Mayu dan Ryu bergantian.
"IYA MIRIP TERNYATA" bathin Venus lagi.
Tangan Venus pun terulur pelan menggapai tangan Mayu, Aku Venus. Venus Syafitri, salam kenal.
0
