- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#86
Cuz we never dies
“Terkadang lu ga usah ikut campur hidup gua, karena gua ga akan pernah ikut campur hidup lu, gua tau kita saudara tiri saat ini, tapi gua menentukan bagaimana gua bahagia, bukan lu yang menetukan, gua pun ngga tau bagaimana lu bahagia, lu sendiri yang buat kebahagiaan lu, selagi gua masih bahagia, tolong jangan usik gua, karena ada kalanya lu pun nggak mau di usik bukan?” ucapku panjang lebar sembari berjalan
Setelah mandi kemudian aku tidur, tidur di pagi hari memang tidak baik, namun rasa kantuk menyerang jauh lebih penting dari pada sakit di badan
Lupakan sejenak tentang perkuliahan mari kita mengasingkan diri di kamar dan menikmati kesendirian ini, ku buka peralatan DJ ku yang sudah lama tak pernah kumainkan, mungkin high beat akan mampu merubah mood
Lagu demi lagu mulai Cumiakan gendang telingaku, dan tanpa terasa sudah hampir sore, dan perut terasa sangat lapar, entah kenapa kala beat tinggi dan badan ikut bergoyang, tak ada rasa lapar haus dan capek, yang kurasa hanya bagaimana mengikuti beat yang tinggi, atau hanya perasaanku saja yang sepeti ini? Dan hal demikian tidak terjadi pada yang lain?
“Mas, kok kamar di kunci dan nyetel musik kenceng banget sih? Emang mas nggak sadar dari tadi kalo aku ketuk – ketuk pintu kamar mas buat kecilin?” Ucap Claudia yang berdiri di depan pintu kamarku
“Oh, maaf” ucapku singkat, kemudian aku melewatinya dan menuju meja makan, dengan mengambil 2 lembar roti tawar dengan selai strawberry
Saat tengah menyantap roti, Chynthia lewat di hadapanku, ku hiraukan dia, begitupun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, dia terlihat rapih, mungkin dia ada janji dengan temannya, atau mungkin kekasihnya, I don’t know about her? So let she do what she want
“Lu di cariin Theo, kata Theo dia mau ngajak lu buat bikin project kuliah” Ucap Chynthia
“Project? Project apa? Sejak kapan aku dan Theo ada project bersama?” Ucapku
“Bukannya lu satu team di project 02 bareng sama dia?”Ucapnya
“Ngaco, gua belom dapet team, males gua nyarinya, lu kalo mau ngeledek progress project 02 gua mending lu pergi jauh – jauh deh”
“Are you serious? Lalu selama ini Theo bilang kalo ke Apartment Lucas katanya ada project 02 bareng sama Lucas dan lu? Ber 4 sama Nathan” Ucapnya dengan muka bingung
“Oh ya? Lu bisa login akun mahasiswa gua, liat team apa yang tercantum di data gua, masih none loh, gua tau ngapain Theo kesana, dan selama ini lu ga pernah liat kan Theo ngapain diapartment itu? Hahaha lu terlalu bodoh untuk berteman sama dia” ucapku sambil meminum teh ku
“maksudlu? She do it?” Sambil menyilangkan ibu jarinya
“What do you expected? Keep head for imaging, dah lu di tunggu sama om – om lu tuh buat date sana” ucapku
“Ham, lu tuh ngga pernah ngertiin ya? Gua mau lu, bukan om – om dan apapun itu, gua kalo lu nggak badmood gua mau ajak lu kok, hari ini gua mau jalan sama temen – temen SMA gua, gua udah mentok di lu, dan sampai kapan pun gua yakin nggak bakal berubah, meskipun gua tau kelakuan lu itu bajingan, tukang mabok main cewe dugem dan segala lsd yang pernah masuk dalam tubuhlu”
“Tolong lu ngomong gitu liat tempat, lu masih di rumah, kalo Papa atau Mama dengar gua yakin kita bakal bermusuhan seumur hidup, dah sana berangkat gua mau santai dirumah, sambil skype sama Laras”
“Jadiin gua yang kedua ham, gua rela kok, bahkan yang ke seratus pun gua tetap rela”
“berangkat sana, makin ngelantur omongan lu”
Sebelum dia berangkat, dia menghampiriku, tercium aroma parfum dan shampoo yang melintas di hidungku, aku cuman hanya bisa terdiam, Chynthia stunning me with jasmine fragrant, dia mengusap rambutku dan kemudian pergi dengan tas kecilnya
“Mas? Aku dengar semua”
“Dengar apa?”
“Mas dengan Ka Thia”
“Kenapa kita berdua?”
“Aku mau jadi yang berikutnya”
“Anak kecil, mending belajar sana”
Claudia tau tentang Chynthia? So I should give some shitty attention with her too? I shouldn’t maybe, let she fuck her self
Setelah perut terisi dengan sedikit kesombongan aku melangkahkan kaki dan menuruni tangga untuk menuju kamar dan langsung menghubungi Laras
Sekali dua kali tiga kali….. tiga puluh kali… hingga akhirnya.
“Hello, whose there?” ucap seorang yang tak kukenal dari akun skype yang biasa ku hubungi ini
Who is he? Do I Envy? No, im Dendi dude not Envy, siapa dia Laras? Kenapa aku tidak mengenal orang yang mengangkat panggilan skype ku padamu Ras? Dan mengapa bukan kamu yang menerima panggilan ini? Ku telaah lagi, dan ku perhatikan akun yang sedang kuhubungi, benar milik Laras, tapi berbeda orangnya?
“hei dumbboy, im speaking with you, who are you? What ow with my GF?” ucapnya
“Sorry, my bad, I just called wrong account, sorry sir, enjoy your time with your GF sir” ucapku
Oke, mungkin instant karma is real, sorry I mean israel not is real, Laras, ku tunggu penjelasan omong kosong yang akan kau buat – buat atas hal ini, kamu gadis yang bisa membuatku menunggu
“Ah… tau gini gua ikut Thia…”
Kunyalakan komputerku, terlihat Lucas dan Nathan at same party, ah ku setting offline saja steam profileku
Segame dua game, aku main cukup emosional sebagai seorang carry aku bermain terlalu agresif, sehingga banyak throw terjadi, dan tak jarang team ku mengeluh karena aku terlalu deep dive, bahkan dari tower tier 2 ku kejar hingga barrack, tempo permainan begitu tinggi, kill – killed – kill – killed repeat it, Networth selalu turun saat enemy pwned my self, dan networth selalu bertambah saat Konigswood pwned some enemy heroes
Setelah malam aku keluar kamar dan duduk santai di ruang tamu, karena di situ sedang ada papa dan mama sedang asik menikmati acara tv
“Duduk sini mas, dari tadi kamu di kamar aja mas” Ucap mama
“Eng… iya ma”
“Mas, jangan sering – sering di kamar dong kalo di rumah, kan kita jarang bisa kumpul – kumpul bareng begini, apalagi kamu mas, jarang banget dirumah, pergi sama temen terus kalo engga gitu di rumah di kamar terus mama perhatiin” Ucapnya
“Iya Ma” Ucapku
“Jangan iya – iya doang, awas di ulangin, mama lagi baik tuh” ucap Papa yang tiba – tiba nyamber
“Yes Sir, the weather is so nice sir, have a great time sir” ucapku
“Hahahaha” kemudian tawa kami pecah diruangan ini
Saat kami menertawakan hal yang sebetulnya tidak lucu, Chynthia baru saja pulang, dan langsung menyalami mereka, ada yang aneh dengan Chynthia, dia tidak mencoba menyalamiku..
Setelah mandi kemudian aku tidur, tidur di pagi hari memang tidak baik, namun rasa kantuk menyerang jauh lebih penting dari pada sakit di badan
Lupakan sejenak tentang perkuliahan mari kita mengasingkan diri di kamar dan menikmati kesendirian ini, ku buka peralatan DJ ku yang sudah lama tak pernah kumainkan, mungkin high beat akan mampu merubah mood
Lagu demi lagu mulai Cumiakan gendang telingaku, dan tanpa terasa sudah hampir sore, dan perut terasa sangat lapar, entah kenapa kala beat tinggi dan badan ikut bergoyang, tak ada rasa lapar haus dan capek, yang kurasa hanya bagaimana mengikuti beat yang tinggi, atau hanya perasaanku saja yang sepeti ini? Dan hal demikian tidak terjadi pada yang lain?
“Mas, kok kamar di kunci dan nyetel musik kenceng banget sih? Emang mas nggak sadar dari tadi kalo aku ketuk – ketuk pintu kamar mas buat kecilin?” Ucap Claudia yang berdiri di depan pintu kamarku
“Oh, maaf” ucapku singkat, kemudian aku melewatinya dan menuju meja makan, dengan mengambil 2 lembar roti tawar dengan selai strawberry
Saat tengah menyantap roti, Chynthia lewat di hadapanku, ku hiraukan dia, begitupun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, dia terlihat rapih, mungkin dia ada janji dengan temannya, atau mungkin kekasihnya, I don’t know about her? So let she do what she want
“Lu di cariin Theo, kata Theo dia mau ngajak lu buat bikin project kuliah” Ucap Chynthia
“Project? Project apa? Sejak kapan aku dan Theo ada project bersama?” Ucapku
“Bukannya lu satu team di project 02 bareng sama dia?”Ucapnya
“Ngaco, gua belom dapet team, males gua nyarinya, lu kalo mau ngeledek progress project 02 gua mending lu pergi jauh – jauh deh”
“Are you serious? Lalu selama ini Theo bilang kalo ke Apartment Lucas katanya ada project 02 bareng sama Lucas dan lu? Ber 4 sama Nathan” Ucapnya dengan muka bingung
“Oh ya? Lu bisa login akun mahasiswa gua, liat team apa yang tercantum di data gua, masih none loh, gua tau ngapain Theo kesana, dan selama ini lu ga pernah liat kan Theo ngapain diapartment itu? Hahaha lu terlalu bodoh untuk berteman sama dia” ucapku sambil meminum teh ku
“maksudlu? She do it?” Sambil menyilangkan ibu jarinya
“What do you expected? Keep head for imaging, dah lu di tunggu sama om – om lu tuh buat date sana” ucapku
“Ham, lu tuh ngga pernah ngertiin ya? Gua mau lu, bukan om – om dan apapun itu, gua kalo lu nggak badmood gua mau ajak lu kok, hari ini gua mau jalan sama temen – temen SMA gua, gua udah mentok di lu, dan sampai kapan pun gua yakin nggak bakal berubah, meskipun gua tau kelakuan lu itu bajingan, tukang mabok main cewe dugem dan segala lsd yang pernah masuk dalam tubuhlu”
“Tolong lu ngomong gitu liat tempat, lu masih di rumah, kalo Papa atau Mama dengar gua yakin kita bakal bermusuhan seumur hidup, dah sana berangkat gua mau santai dirumah, sambil skype sama Laras”
“Jadiin gua yang kedua ham, gua rela kok, bahkan yang ke seratus pun gua tetap rela”
“berangkat sana, makin ngelantur omongan lu”
Sebelum dia berangkat, dia menghampiriku, tercium aroma parfum dan shampoo yang melintas di hidungku, aku cuman hanya bisa terdiam, Chynthia stunning me with jasmine fragrant, dia mengusap rambutku dan kemudian pergi dengan tas kecilnya
“Mas? Aku dengar semua”
“Dengar apa?”
“Mas dengan Ka Thia”
“Kenapa kita berdua?”
“Aku mau jadi yang berikutnya”
“Anak kecil, mending belajar sana”
Claudia tau tentang Chynthia? So I should give some shitty attention with her too? I shouldn’t maybe, let she fuck her self
Setelah perut terisi dengan sedikit kesombongan aku melangkahkan kaki dan menuruni tangga untuk menuju kamar dan langsung menghubungi Laras
Sekali dua kali tiga kali….. tiga puluh kali… hingga akhirnya.
“Hello, whose there?” ucap seorang yang tak kukenal dari akun skype yang biasa ku hubungi ini
Who is he? Do I Envy? No, im Dendi dude not Envy, siapa dia Laras? Kenapa aku tidak mengenal orang yang mengangkat panggilan skype ku padamu Ras? Dan mengapa bukan kamu yang menerima panggilan ini? Ku telaah lagi, dan ku perhatikan akun yang sedang kuhubungi, benar milik Laras, tapi berbeda orangnya?
“hei dumbboy, im speaking with you, who are you? What ow with my GF?” ucapnya
“Sorry, my bad, I just called wrong account, sorry sir, enjoy your time with your GF sir” ucapku
Oke, mungkin instant karma is real, sorry I mean israel not is real, Laras, ku tunggu penjelasan omong kosong yang akan kau buat – buat atas hal ini, kamu gadis yang bisa membuatku menunggu
“Ah… tau gini gua ikut Thia…”
Kunyalakan komputerku, terlihat Lucas dan Nathan at same party, ah ku setting offline saja steam profileku
Segame dua game, aku main cukup emosional sebagai seorang carry aku bermain terlalu agresif, sehingga banyak throw terjadi, dan tak jarang team ku mengeluh karena aku terlalu deep dive, bahkan dari tower tier 2 ku kejar hingga barrack, tempo permainan begitu tinggi, kill – killed – kill – killed repeat it, Networth selalu turun saat enemy pwned my self, dan networth selalu bertambah saat Konigswood pwned some enemy heroes
Setelah malam aku keluar kamar dan duduk santai di ruang tamu, karena di situ sedang ada papa dan mama sedang asik menikmati acara tv
“Duduk sini mas, dari tadi kamu di kamar aja mas” Ucap mama
“Eng… iya ma”
“Mas, jangan sering – sering di kamar dong kalo di rumah, kan kita jarang bisa kumpul – kumpul bareng begini, apalagi kamu mas, jarang banget dirumah, pergi sama temen terus kalo engga gitu di rumah di kamar terus mama perhatiin” Ucapnya
“Iya Ma” Ucapku
“Jangan iya – iya doang, awas di ulangin, mama lagi baik tuh” ucap Papa yang tiba – tiba nyamber
“Yes Sir, the weather is so nice sir, have a great time sir” ucapku
“Hahahaha” kemudian tawa kami pecah diruangan ini
Saat kami menertawakan hal yang sebetulnya tidak lucu, Chynthia baru saja pulang, dan langsung menyalami mereka, ada yang aneh dengan Chynthia, dia tidak mencoba menyalamiku..
0