Ketu berbaring di tempat tidurnya, dan menatap langit langit. Pikiranya masih melayang-layang memikirkan apa yang terjadi tadi saat makan malam.

"Ketu....Aku suka kamu. Mau jadi pacarku?" tanya NiO. Muka Ketu memerah, pikiranya langsung kacau, tapi walaupun begitu ia bisa memberikan NiO jawaban.

"Tidak!" jawab Ketu tegas. "Maaf tapi tidak. Bukanya kamu tidak menarik atau apa, tapi kita baru kenal satu sama lain beberapa hari."

"Sudah kuduga." balas NiO.

"Apa maksudmu?" Tanya Ketu.

"Aku sudah tau kau tidak akan menolaku. Bahkan saat pertama kita bertemu, aku sudah bisa menebak siapa yang kau suka. Perempaun berambut pink itu kan?" Tanya NiO.

"I..Iya." jawab Ketu pelan. "Tunggu! apa kau cuma menjahiliku tadi?"

"Tidak! aku benar-benar suka padamu." jawab NiO.

"Ah! makananya sudah datang." kata NiO senang.

Setelah itu mereka makan. Ada rasa kecanggungan dari mereka berdua, tidak.. Hanya Ketu yang merasa canggung. NiO berlaku seperti tidak ada apa-apa yang terjadi. Setelah Selesai makan NiO mengajak Ketu ke luar. Di luar sudah ada 2 mobil, yang satu disupiri oleh Aiko, dan yang satunya lagi disupiri oleh seorang perempuan yang tidak dikenalinya.

"Sampai besok Ketu! jangan tidur malam-malam, kau masih harus menemaniku besok. Aiko akan mengantarmu ke hotel yang sudah disiapkan." kata NiO sambil berjalan ke arah mobil yang ke dua. Ketu memanggil NiO lagi.

"NiO!" panggil Ketu. NiO menoleh. "Bagaimana kamu bisa bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa? "

"Memangnya aku ngapain?" tanya NiO.

"Aku cuma menyatakan perasaanku padamu, kalo kau tidak membalasnya ya sudah. Memangnya kalau kau menolak kita jadi musuhan? tidak kan? lebih baik kau lupakan saja yang tadi aku bilang. Kalau kau besok masih seperti itu, tidak akan seru jalan-jalanya." lanjut NiO. Setelah berjalan beberapa langkah NiO berhenti lagi, kemudian menghadap Ketu.

"Tapi ingat! Aku tidak akan menyerah. Akan ku buat kau suka padaku." lanjut NiO. Kemudian NiO masuk ke mobil kedua.

Setelah mobil NiO pergi, Aiko mendekati Ketu.

"Tuan, ayo ikut saya!" Kata Aiko sopan.

"Aiko! panggil aku Ketu, tanpa pakai tuan. dan kalau bisa tolong jangan terlalu formal denganku, aku tidak enak mendengarnya." balas Ketu.

"Saya pikir, saya tidak akan bisa bertingkah seperti itu terhadap teman nona NiO, tapi akan saya usahakan." balas Aiko masih dengan nada yang sopan.

Aiko menyupiri Ketu sampai sebuah hotel. Hotelnya tidak terlalu megah ataupun mewah, tapi tetap saja membuat Ketu agak kagum. Ini pertama kalinya ia menginap di hotel. Saat masuk ke lobby Aiko mengurus semua urusan resepsi sementara Ketu memperhatikanya karea Ketu tidak tau caranya.

"Besok pagi jam 9 Saya akan menunggu anda di lobby, Nona NiO menyuruh saya untuk menjemput anda jam segitu." Kata Aiko.

"Ok."balas Ketu.
Setelah itu Ketu langsung menuju ke kamarnya, ia mendapat kamar paling bagus di hotel itu. Saat ia masuk ke kamarnya ia sangat terpesona, kamarnya sangat luas dan sangat bagus. TV nya sangat besar, ada sofa, meja makan, kamar mandinya luas, dan kasurnya pun sangat besar. Setelah itu ia langsung berbaring di kasur dan memikirkan apa yang baru saja terjadi. Setelah berfikir agak lama, ia memutuskan untuk mendengarkan nasihat NiO untuk melupakanya saja. Untuk mengalihkan pikiranya, Ketu memutuskan untuk pergi ke minimarket di depan hotel untuk membeli cemilan dan minuman.

Malam itu kondisi jalan lebih sepi dari yang Ketu duga. Daerah tempat hotelnya memang bukan pusat kota, tapi ia mengira di kota sebesar ini malam malam kota akan sangat sibuk, apalagi karena sekarang belum terlalu malam. Ternyata tidak, jalanan sepi, kereta juga jarang lewat.

Di minimarket ia membeli cemilan dan kopi dan membuat kopinya disana. Ia duduk di luar minimarket untuk menikmati cemilan,kopi, dan suasana malam kota yang sepi. Belum sempat Ketu menikmati kopinya, ada seorang laki-laki yang tidak sengaja menyenggol kopinya hingga tumpah.

"A-Ah! Maaf! Tunggu sebentar, aku belikan lagi." kata laki-laki itu panik.

"Ah! tidak usah." balas. Ketu.

Walaupun Ketu bilang begitu, laki laki tersebut tetap membelikan Ketu kopi lagi. Laki-laki itu baru kira-kira setinggi Ketu berambut oranye yang yang diberdirikan, ia mengenakan ikat kepala merah, kemeja kancing dibuka dengan kaos di dalamnya, dan memakai celana pendek berwarna biru.

"Maaf soal tadi." Kata orang itu sambil tertawa kecil.

"Tidak apa-apa, lagian kau menggantikanya." balas Ketu sambil meminum kopinya.

"Oh iya, perkenalkan! namaku Aim." kata orang itu sambil menjulurkan tanganya.

"Aku Ketu" jawab Ketu sambil menjabat tangan Aim.

"Kau tinggal di sekitar sini?" tanya Aim.

"Tidak, aku disini karena ada urusan, sekarang aku menginap di hotel di sebrang jalan, kalau kamu?" balas Ketu.

"Kalau aku sedang ada kerjaan disini, cuma sekarang belum dimulai, jadi aku jalanjalan dulu." jawab Aim.

"Memang kau kerja apa?" tanya Ketu.

"Pekerjaanku berubah unah terus sih. sekarang pekerjaanku ada hubunganya dengan mayor kota ini, tapi aku dilarang menyebutkan detailnya." jawab Aim.

dilarang memberitaukanya ya? berarti kemungkinan dia salah satu staff keamanan.pikir Ketu. Kemudian Aim melihat jam.

"Sudah dulu ya Ketu. Senang bertemu denganmu, tapi pekerjaanku sebentar lagi mulai." kaat Aim.

"Oh yasudah, memangnya malam ini mayor ada acara apa?" tanya Ketu.

"Malam ini ada acara pemberian penghargaan, kalau kau mau liat disiarkan di TV kok." jawab Aim."Hati-hati Ketu! Malam ini sangat sepi, aku merasa kematian akan menjemput seseorang di hotel itu." Kemudian aim pergi.

"Maksudmu?" tanya Ketu kaget mendengar kata-kata Aim. Tapi saat Ketu melihat ke arah Aim, dia sudah menghilang.

Setelah menghabiskan kopi dan makananya, Ketu kembali ke ke kamarnya. Saat ia naik lift, ia naik bersama seorang perempuan dan seorang laki-laki yang sepertinya pacaran, atau sudah menikah. Yang membuat Ketu kesal adalah si laki-laki memegang-megang daerah privat perempuan itu tanpa mempedulikan ada Ketu di elevator tersebut, si perempuan juga sepertinya tidak peduli ada Ketu di sana. Ternyata kamar mereka ada di lantai yang sama dengan Ketu, bahkan kamar mereka ada di sebelah kamar Ketu. Saat Ketu masuk kamar ia berencana untuk langsung tidur, tapi saat ia sudah berbaring di kasur, terdengar suara-suara yang mengganggu. Suara laki-laki dan perempuan tadi yang ada di kamar sebelah sangat keras hingga terdengar hingga kamar Ketu. Mendengar suara mereka membuat Ketu jadi malu.

Sialan! Sialan! bukanya dinding hotel dibuat kedap suara agar suara-suara saat pasangan melakukan hal seperti itu tidak terdengar ya? kenapa masih terdengar? Kalau begini mana bisa aku tidur. pikir Ketu.

Kemudian Ketu melihat TV, ia mendapat ide untuk menonton TV dan menyetel suaranya keras-keras agar suara dari sebelah tidak terdengar.Karena tidak tau mau menonton apa, ia memutuskan untuk menonton acara yang Aim bilang. Ia tidak hafal daftar saluran-saluran TV jadi dia menghabiskan beberapa belas menit mencari saluran yang benar. Setelah menemukan saluran TV yang benar, terlihat acaranya baru mulai dan mayor sedang membacakan kata-kaat sambutan. Ketu biasanya tidak suka menonton acara-acara seperti ini, tapi entah kenapa malam ini ia merasa ingin menontonya. Acaranya berlangsung normal hingga ada salah satu penerima penghargaan, seorang konglomerat bisnis naik ke atas pangung. awalnya ia berkata dua- tiga patah kata, namun tiba-tiba.

"BANG!" Terdengar suara tembakan.

Orang yang sedang berdiri di panggung itu langsung jatuh seketika, pelurunya menembus tepat diantara ke 2 matanya. semua orang langsung berlari keluar dan kemanan langsung mendekati ke arah panggung. Setelah itu acara tersebut di putus. Ketu terkejut dengan apa yang terjadi. Ia berfikir apa ini yang dibilang Aim tadi? tapi ia bilang kematian ada di hotel ini. Pikiran Ketu dibingungkan dengan apa yang baru terjadi. Belum selesai Ketu memikirkanya, ia tersadar pasangan di kamar sebelah sudah tidak berisik. Karena sudah malam, ia memutuskan untuk memikirkan apa yang dimaksud Aim pagi-pagi saja dan langsung tidur.

Keesokan harinya Ketu bangun saat hari masih gelap. Karena di kota ia tidak tau harus latihan bagaimana, ia memutuskan untuk olahraga di gym di hotel tersebut. Saat ia keluar kamar terlihat ada banyak staff hotel berkumpul di kamar sebelah, kamar perempuan dan laki-laki itu. Saat Ketu bertanya kenapa, mereka menjawab ada seorang staff yang melihat pintu kamar mereka terbuka tadi, dan saat ia melihat isinya ada seorang laki-laki yang sudah tidak bernyawa dan sedang dalam keadaan telanjang, ia juga melihat dompet laki-laki itu terbuka dan tidak ada isinya. Saat Ketu melihat ke dalam terlihat kondisi laki-laki itu yang sangat aneh. Tubuhnya kering seperti semua cairan dari dalam tubuhnya disedot keluar.

Ini..perbuatan Succubus.Apa ini yang dimaksud Aim? pikir Ketu.

Setelah itu polisi datang untuk menginvestigasi. Semua orang disana ditanya-tanya tentang laki-laki tersebut termasuk Ketu. Setelah polisi menanya-nanyai Ketu, Ketu akhirnya boleh pergi. Namun, saat dia melihat jam sudah jam 8, ia langsung kembali ke kamar dan langsung bersiap-siap untuk pergi. Saat sudah jam 9 Ketu langsung turun ke lobby dan terlihat Aiko sudah menunggu.

"Ketu apa anda sudah sarapan?" tanya Aiko sopan.

"Belum sih, tadi pagi ada masalah, jadi aku belum sempat sarapan." jawab Ketu.

"Bagus kalau begitu. Nona NiO sudah menuggu anda." balas Aiko.

Aiko membawa Ketu ke sebuah restoran di pinggir pantai. Saat Ketu masuk restoran terlihat NiO sudah menuggu disana. NiO melambaikan tanganya untuk memanggil Ketu.

"Bagaimana malammu Ketu?" tanya NiO.

"Buruk, kemarin malam ada masalah di kamar sebelah, dan tadi pagi aku ketarik ke masalah itu." jawab Ketu. "Kalau kamu bagaimana?"

"Kau nonton berita pagi tidak Ketu?" tanya NiO. Ketu menggelengkan kepalanya.

"Kemaren malam ada pembunuhan di acara pemberian penghargaan. Jadi hari ini penjagaan di kota diperketat dan tempat-tempat banyak yang tutup. JAdi rencanaku gagal semua deh! " lanjut NiO kesal.

"Jadi hari ini kita mau kemana?" tanya Ketu.

"Kemarin kau bilang kita baru kenal beberapa hari kan? Habis makan akan kubuktikan kau salah." jawab NiO.

Setelah makan Ketu dan NiO pergi ke sebuah hotel di dekat restoran tadi. Hotel itu adalah hotel paling mewah yang ada di Axiom-5. Di luar hotel telihat banyak mobil dengan tulisan Yamada Industries.

"Mau ngapain kita disini?" tanya Ketu sambil masuk lobby hotel.

"Kita mau bertemu seseorang." jawab NiO senang.

Setelah itu mereka naik lift hingga lantai paling atas. Saat lift terbuka terlihat sebuah ruangan yang sangat luas yang sangat mewah. Di ruangan itu hanya ada 1 orang, dari belakang terlihat rambutnya panjang yang berwarna putih. Orang itu sedang melihat ke arah luar jendela.

"Itu kau NiO" tanya orang tersebut.

Dari suara orang tersebut Ketu tau orang itu laki-laki dan sudah lumayan tua. Suaranya terdengar sangat familiar bagi Ketu... Terlalu familiar hingga tubuhnya merinding.

"Aku bawa Ketu yah!" jawab NiO senang.

"Oh! Ketu!" balas orang tersbut sambil memalingkan mukanya ke arah Ketu.

Terlihat dia sudah tua sekitar 70 tahunan, rambutnya putih, mukanya terlihat baik, dan ada tato di mata kirinya dari alis hingga pipi. Setelah Ketu melihat mukanya Ketu sadar siapa itu, seluruh badan Ketu langsung bergetar dan matanya mengeluarkan air mata.

"Kakek?" tanya Ketu.

Orang itu adalah tetangga Ketu saat kecil yang selalu mengurusnya yang sering ia panggil kakek. Kemudian Ketu tersadar 1 hal lagi dan melihat ke arah NiO.

"Nat? Natasha?" tanya Ketu.